Kekesalan Alfian

Alfian.......

Laki-laki muda,tampan ,dan tentu saja ... berpendidikan. Tahun ini dia baru saja menyelesaikan kuliahnya di luar negeri dengan hasil cumlaude. Alfian pulang ke tanah air dan bergabung di perusahaan milik ayahnya.

Meski begitu, Alfian tidak serta merta mendapatkan kedudukan atau posisi yang bagus di perusahaan itu. Sang ayah ingin mendidik anak nya mandiri, dan berhasil sukses karena usahanya sendiri. Karena itulah Alfian ditugaskan oleh ayahnya untuk mengelola salah satu anak cabang restoran yang ia miliki. Meski hanya anak cabang, restoran yang di kelola Alfian merupakan restoran terbesar di kota itu. Alfian adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dia memiliki satu adik laki-laki yang masih kuliah dan satu adik perempuan yang masih duduk di bangku SMA. Sebagai kakak tertua dia selalu dituntut sempurna oleh sang ayah agar bisa menjadi panutan bagi kedua adiknya, Alfian sudah tidak memiliki ibu,sang ibu sudah meninggal sejak dia kecil karena kecelakaan. Hal itu semakin membuatnya harus menjadi laki-laki yang kuat agar adik-adiknya bisa bersandar kepadanya, terlebih karena ayah mereka terlalu sibuk dan sering pergi keluar kota mengurus bisnisnya.

Sore itu sepulang dari restoran Alfian langsung pulang ke rumah. Setelah memasukkan mobil kedalam garasi, dia langsung masuk kedalam rumah dan langsung ke kamarnya dilantai atas.

Alfian menjatuhkan dirinya di ranjang yang empuk, dilihatnya langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

"Ini terlalu mudah,hanya mengelola restoran di kota kecil seperti ini tidak akan sulit, papa terlalu meremehkan ku , kalau hanya untuk mengelola anak cabang restorannya, tidak perlu jauh-jauh mengirimku kuliah di luar negeri" Pikirir Alfian.

Tiba-tiba dia mengingat kejadian tadi pagi di restoran.

" Gara-gara gadis udik itu, seharian mood ku buruk sekali, lagi pula aku tak habis pikir, kenapa restoran ternama bisa menerima karyawan kampungan itu, cantik tidak,tinggi juga tidak ,kulit......oh my God .... gadis kampung berkulit gelap , ceroboh dan tidak disiplin, sepertinya aku harus mengganti persyaratan bagi para karyawan yang hendak bekerja di restoran" Gumam Alfian.

Alfian kemudian bangun dan melangkahkan kakinya ke kamar mandi. Ingin sekali dia segera keramas membasahi kepalanya dengan air dingin agar kepalanya terasa segar.

Tak lama setelah itu datang seorang pelayan mengetuk pintu kamarnya. Alfian membuka pintu dan melihat seorang pelayan berdiri didepan pintu.

"Maaf tuan muda, tuan besar sudah menunggu tuan di ruang makan, kata tuan beliau ingin makan bersama dengan tuan muda" Kata pelayan itu.

" Bilang aku akan menyusul, aku mau ganti baju dulu" Alfian kemudian menutup kembali pintu kamarnya dan berganti baju, melemparkan handuknya diatasi ranjang dan segera turun kebawah menemui ayahnya.

Di meja makan, dilihatnya ayah dan kedua adiknya sudah menunggunya, Alfian memilih duduk diseberang ayahnya, kedua adiknya melirik ke arahnya, sepertinya ada sesuatu yang tidak baik akan terjadi....

"Ehem...... !! " Pak Wijaya ayah Alfian memulai pembicaraan diruang makan tersebut.

"Bagaimana hari pertama mu bekerja Al, ? " Tanya beliau.

Semua mata memandang kearah Alfian.

Alfian tak bergeming,dan tengah sibuk mengunyah makanannya. Dia sama sekali tak menghiraukan pertanyaan ayahnya. Melihat reaksi Alfian yang diam saja Pak Wijaya sedikit kesal,namun beliau tahan karena beliau tak mau ada pertengkaran lagi dengan putra pertamanya itu.

"Apa ada masalah ? Henny sama sekali tidak memberitahu apapun."

"Apa kau perlu bantuan ? " Lanjut Pak Wijaya.

Alfian meletakkan sendok dan garpunya , terlihat jelas kekesalan di wajanya.

"Tidakak ada. " Ketus Alfian.

"Lalu ?" Tanya Pak Wijaya.

"Apa pa, apa papa pikir Al tidak mampu mengurus restoran sekecil itu ? bahkan orang biasa pun mampu melakukannya, tidak ada gunanya Al kuliah jauh-jauh keluar negeri kalau akhirnya hanya di tempatkan disana. Al mau kerja di kantor pusat. " Akhirnya terlontar juga kekesalan yang dirasakan Alfian.

" Bukan begitu Al, sudah berulang kali kita membahas hal ini, papa hanya ingin kamu memulai merintis karir dari bawah, papa tau kamu mampu, tapi berilah contoh yang baik kepada adik-adikmu, papa ingin kamu sukses karena usaha kamu tanpa embel-embel bantuan papa" Tegas Pak Wijaya.

Namun Alfian yang keras kepala tetap merasa ayahnya tidak adil, Alfian selalu merasa jika ayahnya hanya perduli dengan kedua adiknya, sejak kecil ayahnya selalu memaksakan kehendak dengan dalil jadilah contoh yang baik untuk adik-adiknya. Alfian merasa muak, ia selalu merasa menjadi boneka ayahnya yang harus menuruti semua kemauan ayahnya.

" Kurang cukup kah selama ini Al menuruti semua kemauan papa ? Demi papa Al tinggalkan hobby dan cita-cita Al, demi papa Al pergi keluar negeri dan meninggalkan Arkha dan Neta, sekarang setelah Al pulang dengan hasil yang memuaskan dengan mudah papa hanya memintaku mengurus restoran kecil itu dan tidak memberikan kesempatan kepadaku bekerja di kantor pusat, kantor papaku sendiri.... !!!! Al berkata dengan suara keras.

"Ini tidak adil bagiku" Lanjut Alfian.

Dia menggebrak meja dan pergi meninggalkan ruangan itu.

Arkha dan Neta hanya bisa diam dan melihat kakaknya pergi. Arkha yang cuek ikut berdiri dan meninggalkan ruangan itu juga, selera makannya hilang tiba-tiba. Dia tidak membela ayahnya tapi juga tidak menyalakan kakaknya.

Neta yang ketakutan diam membisu ditempatnya, dia tau jika kakak pertamanya itu marah akan berakibat keseluruh penghuni rumah, terlebih ayahnya.

" Pa,, Neta sudah kenyang " Ucap gadis cantik itu.

"Apa papa baik-baik saja ?, maafkan kak Al tadi, kakak pasti sedang ada sedikit masalah saja, sedikit emosi, mungkin besok, kak Al akan membaik setelah istirahat malam ini" Neta si bungsu berusaha menenangkan ayahnya.

Dibandingkan kedua anak lelakinya Neta lah yang paling dekat dan memahami ayahnya. Meski usianya masih belia, dialah yang paling dewasa diantara mereka. Sikap Neta yang dewasa dan penyabar itulah yang membuat Pak Wijaya selama ini tegar , Putrinya selalu mengingatkan dirinya kepada mendiang istrinya. Hanya Putrinya yang bisa menghibur dan memahami ayahnya.

Didalam kamar , Alfian masih terlihat tegang menahan amarahnya, dicengkeramnya kedua sisi meja di kamarnya dengan erat, bayangan akan empat tahun yang lalu masih teringat dengan jelas.

Setelah lulus SMA ingin sekali dia melanjutkan kuliah di fakultas yang sama dengan Rena , kekasihnya waktu SMA dulu, cinta pertama Alfian,hingga akhirnya hubungan itu kandas ketika ayahnya mengirimnya kuliah keluar negeri.

Rena gadis cantik yang periang itu tidak mau menjalin hubungan jarak jauh.Menurutnya itu terlalu sulit, baginya tidak mudah menahan rindu dan saling menjaga kepercayaan, terlebih menunggu selama empat tahun tidaklah sebentar.

Kemudian Rena memutuskan hubungan mereka secara sepihak,meski Alfian sudah berusaha meyakinkannya.

Sejak itu Alfian memendam rasa kecewa dan sedih , itulah alasan terbesar kenapa dia marah kepada ayahnya, karena ayahnya lah dia kehilangan cintanya,cinta pertamanya, karena ayahnya lah dia merasakan kekecewaan yang sampai detik ini belum bisa dia hilangkan.

Neta masuk kedalam kamar Alfian yang tidak dikunci, meski takut dia berusaha memberanikan dirinya,toh dia kakaknya tidak mungkin kakaknya akan menyakitinya.

Disentuhnya pundak sang kakak sambil tersenyum, berusaha menyembunyikan ketakutannya.

Alfian sedikit terkejut dan menoleh.

"Kakak, apa aku menggangu ?" Tanya Neta.

"Tidakak, ada apa ? " jawab Alfian.

Meski masih marah Alfian tidak bisa kasar kepada adik perempuannya itu, ia berkata selembut mungkin agar adiknya tidak takut.

Mendengar kakaknya menjawab dengan lembut, Neta semakin berani dan senang.

"Kak Al, aku merindukan kakak, sudah lama kita tidak bertemu, sejak pulang dari luar negeri kakak sibuk terus" Ucap gadis itu dengan polos.

Dia mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang apa yang terjadi diruang makan tadi,takut kakaknya yang keras kepala itu marah lagi, lagi pula dia benar-benar merindukannya.

Alfian berdiri dan memeluk adiknya, emosinya meredam seketika ketika melihat wajah polos adik kesayangannya.

"Kakak juga merindukanmu, kakak juga punya oleh-oleh buat kamu, sebentar kakak ambilkan" Kata Al.

Alfian berjalan ke arah koper yang belum dibuka sejak dia kembali beberapa hari yang lalu. Didalam koper itu terdapat beberapa oleh-oleh yang sengaja dia beli untuk adik-adiknya.

Alfian kembali dan membawa sebuah tas selempang kecil bermerek berwarna peach untuk adiknya ... Neta tersenyum bahagia menerima tas itu, dipeluknya lagi sang kakak.

"Terimakasih kak, ini bagus sekali ....." Ucapnya sumringah.

Al tersenyum melihat tingkah polah adiknya. Kemudian Alfian dan Neta asik mengobrol, bernostalgia dan menceritakan pengalaman masing-masing selama mereka tidak bertemu. Hingga malam semakin larut, Alfianpun menyuruh adiknya itu kembali ke kamarnya dan tidur. Neta menuruti perintah kakaknya, sebelum pergi meninggalkan kamar kakaknya dia tersenyum lagi , sang kakak mengusap kepala adiknya dengan penuh kasih sayang.

"Sudah sana tidur,besok sekolah ! " Perintah Alfian.

Neta mengangguk dan bergegas pergi keluar dari kamar Alfian.

Setelah Neta pergi Alfian menguap hingga keluar air mata di kedua pinggir matanya. Tubuhnya terasa sangat lelah dan letih, karena memang dia kurang istirahat sejak pulang dari luar negeri.Tak lama setelah itu dia terlelap dan sejenak melupakan semua amarahnya.

Episodes
1 Gadis Pemimpi
2 Awal Mula
3 Sarapan Pagi
4 Gadis Udik
5 Kekesalan Alfian
6 Indekost
7 Hari yang Melelahkan
8 Pagi yang menjengkelkan
9 Teman Baru
10 Kedatangan Pak Wijaya
11 Perjodohan ??
12 Kau Menyebalkan !!
13 Siapa bilang ? Kau ini manis !
14 Bimbang ?
15 Gilaaaaaaangg !
16 Kencan yang Gagal
17 Kecewa
18 Makan malam bersama Nurul
19 Mendung di hari cerah.
20 Pesan Dari Bapak
21 Malam yang sulit untuk semua
22 Rencana Alfian
23 Tamparan dari Sandra
24 Curiga
25 Hari Pertunangan
26 Belanja
27 Belanja 2
28 Tak Terduga
29 Istirahat Di Rumah Sandra
30 Kacau
31 Perpisahan
32 Kembali Bekerja
33 Merebut hati
34 Jangan Bandingkan Aku
35 Makan malam
36 Pikiran Masing-masing
37 Alasan Menikah
38 Cincin pernikahan
39 Surat Pranikah ?
40 My First Kiss ??
41 KESAL
42 Berusaha Meminta Maaf
43 Keributan !
44 Berhenti Bekerja.
45 Pernikahan Dimajukan !
46 Panggilan Untuk Alfian
47 Hari Pernikahan
48 Kedatangan Gilang
49 Membuka Kado Pernikahan
50 Dasar Gadis Udik !
51 Pertengkaran Lagi Dan Lagi !
52 Nasehat Dias
53 Berdua di dalam kamar !
54 Kanapa Harus Marah ?
55 Pulang ke Rumah Pak Wijaya
56 Neta yang Kesepian
57 Berdebat Dengan Arkha !
58 Pertemuan Yang Menyedihkan.
59 Menyukai Sandra ??
60 Berkeluh Kesah Kepada Nurul
61 Alfian yang Berubah
62 Dia Di Takdirkan Bukan Untukmu !
63 Apakah Orang Kaya Semuanya Begini ?
64 Pertemuan Yang Tidak Di Sengaja!
65 Sedikit Lebih Dekat Dengan Arkha.
66 Bertengkar Lagi !
67 Jika Iya Pertahankan... Jika Tidak Maka Lepaskanlah !
68 Karena Kamu Berbohong !
69 Mengobrol Dari Hati ke Hati Dengan Papa.
70 Ada Apa Dengan Alfian ?
71 Ketahuan Intan dan Salsa !
72 Maafkan Aku
73 Perkara Cupang !
74 Rumah Ibu
75 Bu Lastri Di Larikan ke Rumah Sakit
76 Kepergian Ibu Lastri.
77 Duka Yang Mendalam.
78 Rahasia yang Terkuak
79 Ingin Berpisah
80 Kedatangan Gilang
81 Mengatakan yang Sebenarnya
82 Aku Harus Bagaimana ?
83 Kembali ke Kota
84 Kerokan
85 Rencana Pindah ke Apartemen
86 Kembali Kuliah
87 Bertemu Dengan Dokter Tian Lagi !
88 Hari Pertama Tinggal di Apartemen
89 Mencari tahu perasaan Sandra
90 Di Jemput Gilang
91 Kamu Cemburu ?
92 Nurul dan Arkha
93 Acara Amal Bersama Dokter Tian
94 Gagal Lagi !
95 Acara Kecil-kecilan di Apartemen
96 Ketakutan Nurul
97 Mengunjungi Nurul.
98 Di Cuekin Alfian
99 Masih Merajuk
100 Tragedi Di Mall
101 Kebenaran Yang Terkuak
102 Menemukan Sandra
103 Kembali ke Apartemen
104 Menyatakan Perasaan
105 Obrolan Perempuan
106 Tian Ingin Bertemu
107 Permintaan Maaf Dokter Tian
108 Tamu Tak Terduga
109 Rencana Licik
110 Alfian Yang Plin Plan
111 Reisa Memanfaatkan Keadaan
112 Mengunjungi Butik
113 Sandra Terharu
114 Alfian Menginginkan Seorang Anak
115 Amarah Bu Reisa
116 Hati yang Terusik
117 Makan Malam Di Rumah Gilang
118 Lagi dan Lagi
119 Ke Mall Bersama Intan Dan Salsa
120 Terbongkarnya Rahasia Sandra
121 Murka !!
122 Gilang Berkunjung Ke Butik
123 Semakin Runyam
124 Aku Belum Bisa Memaafkannya
125 Panik
126 Mencari Sandra
127 Saling Meminta Maaf
128 Cerita Masa Lalu
129 Pikiran Gilang
130 Membantu Bibi Nani
131 Isi Hati
132 Malam Yang Berbeda
133 Menjenguk Fahri
134 Reisa Yang Terkejut
135 Kembali Bekerja
136 Musibah Rena
137 Penyesalan Yang Terlambat
138 Pesan Dari Gilang
139 Maaf Jika Cintaku Sedikit Egois
140 Mungkin Ini Teguran Dari Tuhan
141 Hama Pengganggu
142 Kembalinya Rena
143 Malam Pertunangan Gilang
144 Malam Pertunangan Gilang(2)
145 Rencana
146 Pagi Yang Mengejutkan
147 Hinaan Dari Alfian
148 Masuk Angin
149 Cerita Arkha
150 Kabar Mengejutkan
151 Di Rumah Sakit
152 Rumah Baru
153 Izinkan Aku
154 Pencarian
155 Pesan Misterius
156 Tingkah Aneh Sandra
157 Panik
158 Kegilaan Rena
159 Merasa Bersalah
160 Ketahuan
161 Keputusan Pak Wijaya
162 End ( Berziarah ke Makam Bapak dan Ibu.)
163 * PENGUMUMAN*
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Gadis Pemimpi
2
Awal Mula
3
Sarapan Pagi
4
Gadis Udik
5
Kekesalan Alfian
6
Indekost
7
Hari yang Melelahkan
8
Pagi yang menjengkelkan
9
Teman Baru
10
Kedatangan Pak Wijaya
11
Perjodohan ??
12
Kau Menyebalkan !!
13
Siapa bilang ? Kau ini manis !
14
Bimbang ?
15
Gilaaaaaaangg !
16
Kencan yang Gagal
17
Kecewa
18
Makan malam bersama Nurul
19
Mendung di hari cerah.
20
Pesan Dari Bapak
21
Malam yang sulit untuk semua
22
Rencana Alfian
23
Tamparan dari Sandra
24
Curiga
25
Hari Pertunangan
26
Belanja
27
Belanja 2
28
Tak Terduga
29
Istirahat Di Rumah Sandra
30
Kacau
31
Perpisahan
32
Kembali Bekerja
33
Merebut hati
34
Jangan Bandingkan Aku
35
Makan malam
36
Pikiran Masing-masing
37
Alasan Menikah
38
Cincin pernikahan
39
Surat Pranikah ?
40
My First Kiss ??
41
KESAL
42
Berusaha Meminta Maaf
43
Keributan !
44
Berhenti Bekerja.
45
Pernikahan Dimajukan !
46
Panggilan Untuk Alfian
47
Hari Pernikahan
48
Kedatangan Gilang
49
Membuka Kado Pernikahan
50
Dasar Gadis Udik !
51
Pertengkaran Lagi Dan Lagi !
52
Nasehat Dias
53
Berdua di dalam kamar !
54
Kanapa Harus Marah ?
55
Pulang ke Rumah Pak Wijaya
56
Neta yang Kesepian
57
Berdebat Dengan Arkha !
58
Pertemuan Yang Menyedihkan.
59
Menyukai Sandra ??
60
Berkeluh Kesah Kepada Nurul
61
Alfian yang Berubah
62
Dia Di Takdirkan Bukan Untukmu !
63
Apakah Orang Kaya Semuanya Begini ?
64
Pertemuan Yang Tidak Di Sengaja!
65
Sedikit Lebih Dekat Dengan Arkha.
66
Bertengkar Lagi !
67
Jika Iya Pertahankan... Jika Tidak Maka Lepaskanlah !
68
Karena Kamu Berbohong !
69
Mengobrol Dari Hati ke Hati Dengan Papa.
70
Ada Apa Dengan Alfian ?
71
Ketahuan Intan dan Salsa !
72
Maafkan Aku
73
Perkara Cupang !
74
Rumah Ibu
75
Bu Lastri Di Larikan ke Rumah Sakit
76
Kepergian Ibu Lastri.
77
Duka Yang Mendalam.
78
Rahasia yang Terkuak
79
Ingin Berpisah
80
Kedatangan Gilang
81
Mengatakan yang Sebenarnya
82
Aku Harus Bagaimana ?
83
Kembali ke Kota
84
Kerokan
85
Rencana Pindah ke Apartemen
86
Kembali Kuliah
87
Bertemu Dengan Dokter Tian Lagi !
88
Hari Pertama Tinggal di Apartemen
89
Mencari tahu perasaan Sandra
90
Di Jemput Gilang
91
Kamu Cemburu ?
92
Nurul dan Arkha
93
Acara Amal Bersama Dokter Tian
94
Gagal Lagi !
95
Acara Kecil-kecilan di Apartemen
96
Ketakutan Nurul
97
Mengunjungi Nurul.
98
Di Cuekin Alfian
99
Masih Merajuk
100
Tragedi Di Mall
101
Kebenaran Yang Terkuak
102
Menemukan Sandra
103
Kembali ke Apartemen
104
Menyatakan Perasaan
105
Obrolan Perempuan
106
Tian Ingin Bertemu
107
Permintaan Maaf Dokter Tian
108
Tamu Tak Terduga
109
Rencana Licik
110
Alfian Yang Plin Plan
111
Reisa Memanfaatkan Keadaan
112
Mengunjungi Butik
113
Sandra Terharu
114
Alfian Menginginkan Seorang Anak
115
Amarah Bu Reisa
116
Hati yang Terusik
117
Makan Malam Di Rumah Gilang
118
Lagi dan Lagi
119
Ke Mall Bersama Intan Dan Salsa
120
Terbongkarnya Rahasia Sandra
121
Murka !!
122
Gilang Berkunjung Ke Butik
123
Semakin Runyam
124
Aku Belum Bisa Memaafkannya
125
Panik
126
Mencari Sandra
127
Saling Meminta Maaf
128
Cerita Masa Lalu
129
Pikiran Gilang
130
Membantu Bibi Nani
131
Isi Hati
132
Malam Yang Berbeda
133
Menjenguk Fahri
134
Reisa Yang Terkejut
135
Kembali Bekerja
136
Musibah Rena
137
Penyesalan Yang Terlambat
138
Pesan Dari Gilang
139
Maaf Jika Cintaku Sedikit Egois
140
Mungkin Ini Teguran Dari Tuhan
141
Hama Pengganggu
142
Kembalinya Rena
143
Malam Pertunangan Gilang
144
Malam Pertunangan Gilang(2)
145
Rencana
146
Pagi Yang Mengejutkan
147
Hinaan Dari Alfian
148
Masuk Angin
149
Cerita Arkha
150
Kabar Mengejutkan
151
Di Rumah Sakit
152
Rumah Baru
153
Izinkan Aku
154
Pencarian
155
Pesan Misterius
156
Tingkah Aneh Sandra
157
Panik
158
Kegilaan Rena
159
Merasa Bersalah
160
Ketahuan
161
Keputusan Pak Wijaya
162
End ( Berziarah ke Makam Bapak dan Ibu.)
163
* PENGUMUMAN*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!