Gadis Udik

Pagi yang dingin, Sandra menarik kembali selimutnya dan hendak kembali tidur ketika ia melihat jam dinding di kamarnya masih menunjukkan pukul empat pagi, masih ada sedikit waktu untuk tidur sebelum memasak dan berangkat bekerja pikir gadis itu. Ya, sudah hampir satu minggu ini Sandra bekerja disebuah restoran sebagai waiters berkat bantuan kakak Nurul yang juga pernah bekerja di sana,namun saat ini kakak Nurul sudah menikah dan ikut suaminya pindah keluar kota sehingga dia harus berhenti bekerja, karena Nurul melanjutkan kuliah, Nurul mengajukan Sandra supaya bisa menggantikan kakaknya, Nurul tau betul jika sahabatnya sangat membutuhkan pekerjaan.Kakaknya menyetujui itu, karena tidak mungkin juga Nurul bekerja part time ketika awal masuk kuliah,pasti dia sibuk dengan kuliahnya.

Sebenarnya Sandra merasa iri dengan Nurul namun dihapusnya perasaan buruk itu, dia cukup tau diri dan sangat berterimakasih kepada sahabatnya itu. Paman Joni dan bibi Nani bukanlah orang kaya namun mereka hidup berkecukupan, meski Bibi Nani hanya bekerja sebagai guru TK dengan penghasilan tak seberapa Paman Joni adalah guru SMA yang berpengaruh di daerah itu dan mempunyai usaha sampingan yaitu menyewakan rumah kontrakan meski hanya beberapa. Maka tak heran jika mereka ingin Nurul menjadi guru juga dan sekuat tenaga membantu anaknya untuk mewujudkan cita-cita nya itu,terlebih ketika Dean kakak Nurul yang lebih memilih bekerja setelah lulus SMA dan sekarang telah menikah dengan laki-laki pilihannya. Nurul pun tau itu dan dia tak ingin membuat ayah dan ibunya kecewa lagi, sehingga dia berusaha agar bisa menjadi seperti yang orangtuanya inginkan, karena dirinya juga memang ingin sekali menjadi seorang guru dan mengajar seperti yang dia bayangkan sejak kecil.

Kembali ke Sandra, matanya kembali tertutup rapat namun dia sudah tidak bisa tidur lagi, kantuknya hilang karena udara yang begitu dingin. Dia berusaha mencari posisi ternyaman untuk tidur,miring kanan, miring kiri,meringkuk, tapi percuma saja dirinya sudah tidak mengantuk lagi.

Dibukanya matanya lebar-lebar, ia menatap langit-langit kamarnya.. pikirannya kembali menerawang terbang.. Andai saja dia dilahirkan dari orang tua yang berada , pastinya saat ini dia sudah menjadi salah satu mahasiswa seni , punya banyak teman baru dan menyandang gelar sebagai mahasiswi. Sandra terus melamun dan berkhayal,, bayangan menjadi mahasiswi berhasil membuatnya melupakan dinginnya pagi itu.

"San, Sandra, bangun nak" Suara ibunya menghentikan lamunannya.

"Ya Bu, Sandra sudah bangun" balas Sandra.

Sandra beranjak dari tempat tidur dan melangkah keluar menemui ibunya, dilihatnya ibunya susah bersiap diluar rumah sibuk dengan tas kantong berisi sayur mayur yang akan dia jual lagi. Sandra ikut membantu dan mengambil tas-tas besar belanjaan ibunya dan ikut menatanya di atas gerobak sayur milik ibunya.Udara diluar sangat dingin ,tubuhnya sedikit menggigil namun ditahannya rasa itu , ia tetap bersemangat membantu ibunya, ibu yang telah melahirkan dan merawatnya,yang kini tak lagi muda namun masih begitu lincah dan semangat.

Sandra tau ibunya bangun sejak pukul dua pagi dini hari dan pergi ke pasar berbelanja sayur untuk dijualnya lagi ,hal itu sudah ibunya lakukan sepuluh tahun terakhir sejak Sandra berusia delapan tahun lebih, ketika ibunya merasa Sandra sudah mampu dan berani di rumah sendiri sehabis pulang sekolah.

" Sudah nak, biar ibu lanjutkan sendiri pekerjaan ibu, ambil sayur ini dan masak sana gih, nanti keburu bapakmu bangun belum ada sarapan" pinta Bu Lastri.

" Baik Bu, " Sandra menuruti perintah ibunya dan bergegas ke dapur dengan membawa sayur dan ikan yang sudah ibunya berikan.

Memasak bukanlah hal sulit untuk Sandra, sejak kecil dia sudah terbiasa melakukan pekerjaan satu itu, Bu Lastri sering mengajari Sandra memasak sehingga ketika dia berkeliling berjualan sayur Sandra bisa melakukannya sendiri dan tidak harus menunggunya pulang ketika Sandra lapar dan ingin makan.

Dengan cekatan Sandra memasak dan menyajikannya dimeja dapur ,lalu dia beranjak pergi untuk mandi dan berangkat bekerja karena matahari sudah mulai bersinar menghangatkan udara dingin pagi itu.

Setelah mandi dan berganti pakaian ,Sandra celingukan mencari ibunya,wanita yang di carinya sudah tidak ada, gerobak sayur milik Bu Lastri juga sudah tidak terlihat.

"Mungkin ibu buru-buru takut pelanggannya lama menunggu kalau kesiangan" gumam Sandra

Dilihatnya jam dinding di rumahnya,

"Gawat sudah jam enam pagi, bisa-bisa aku terlambat lagi." Gumam Sandra.

Sandra segera ke dapur hendak mengambil sarapan untuk ayahnya, namun dilihatnya sang ayah sudah berada di dapur sedang sarapan.

Sandra tersenyum melihat ayahnya sudah membaik dan sudah bisa sarapan sendiri, dua hari yang lalu penyakit paru-parunya kambuh,untung saja waktu itu ada Pak Wijaya yang kebetulan sedang berkunjung dan segera membawa ayahnya ke rumah sakit.Tentu saja, semua biaya dan obat-obatan semua Pak Wijaya yang menanggung,itu menjadi beban tersendiri untuk Sandra dan keluarganya. Karena meskipun miskin mereka tidak suka merepotkan apa lagi sampai berhutang budi kepada orang lain, namun Pak Wijaya begitu kukuh ingin membiayai biaya rumah sakit Pak Imam. Belum lagi bantuan yang sudah-sudah, Pak Wijaya sering menyuruh sopirnya untuk mengantar obat-obatan Pak Imam yang memang tidak murah, kadang juga buah-buahan dan hadiah untuk Pak Imam dan keluarga. Sandra sampai pusing bagaimana caranya bisa membalas kebaikan Pak Wijaya atau bagaimana lagi caranya menolak bantuan dari Pak Wijaya tanpa menyinggung atau menyakiti perasaan beliau.

"Sandra.... " Pak Imam mengagetkan lamunan Sandra.

"Kenapa hanya berdiri dan tersenyum ? ayo temani bapak sarapan.." Ajak Pak Imam.

" Ah bapak ngagetin Sandra saja," Ucap Sandra sambil mengerucutkan bibir manisnya.

"Bapak sudah baikan ? Bagaimana keadaan bapak ?" Lanjut Sandra.

"Makannya jangan suka melamun,apa lagi menghayal,

bapak sudah sehat,kamu tidak perlu khawatir, dah ayo sarapan ." Pak mengajak putri semata wayangnya sarapan lagi.

Namun Sandra terburu-buru, jam di dinding terus berputar hari semakin siang, Sandra khawatir dia akan terlambat lagi karena jarak tempat kerja Sandra sangat jauh, butuh waktu dua jam untuk sampai ke restoran tempat dia bekerja karena restoran itu terletak di tengah kota sedangkan rumah Sandra berada di perkampungan di daerah pinggiran kota itu.

" Sandra nanti saja pak, sudah siang takut terlambat, gak enak sama yang lain." ucap Sandra.

" Tapi kamu harus sarapan dulu, setidaknya makanlah sedikit, perjalanan kamu gak dekat lho." Pinta Pak Imam lagi.

"Gak pak, nanti Sandra sarapan di sana saja, bapak jangan lupa habis sarapan minum obatnya" Sandra mendekati Pak Imam dan berpamitan mencium punggung tangan lelaki tua itu.

"Baiklah terserah kamu saja,tapi hati-hati dijalan"

"Siiiaap boss" Sandra tersenyum penuh semangat sambil mengangkat tangannya dan hormat kepada ayahnya, ayahnya tersenyum melihat tingkah putrinya.

Sandra hendak melajukan sepeda motornya ketika sebuah mobil mewah berwarna hitam masuk dan parkir dihalaman rumahnya. Pak Wijaya turun dari mobil itu setelah sopirnya membukakan pintu mobil. Pak Wijaya tersenyum dan menghampiri Sandra yang sudah nangkring di atas sepeda motornya.

" Pagi nak, sudah mau berangkat kerja ya ? sapa Pak Wijaya.

" Iya Pak, bapak ada di dapur sedang sarapan," Timpal Sandra, dia tau pasti ayahnya yang dicari.

"Gimana keadaannya, kebetulan bapak belum sarapan dari rumah , boleh bapak ikut sarapan ??" Goda Pak Wijaya.

"Tentu saja boleh Pak, Pak Wijaya masuk saja,pasti bapak sangat senang, Sandra pamit dulu" Ucap Sandra dengan sopan.

Makan di rumah Sandra bukanlah hal yang baru untuk Pak Wijaya, dia sangat suka dengan masakan Sandra maupun Bu Lastri yang menurutnya sama-sama enak.

Setelah melihat Pak Wijaya masuk kedalam rumah, Sandra segera pergi berlalu, kali ini dia melajukan sepeda motornya dengan cepat, matahari sudah mulai meninggi, itu artinya dia pasti terlambat lagi.

Sampai diparkiran Sandra berlari terburu-buru hendak masuk kedalam restoran.

Bruuukk......!!!

Tiba-tiba tubuh Sandra sedikit terpental kebelakang, dia tidak sengaja menabrak seseorang.

"Aahh,, ma ma af saya ti...ti dak sengaja ..." Ucap Sandra terkejut.

Laki-laki didepannya menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Sandra berusaha berdiri dengan sempoyongan.

"Sekali lagi saya minta maaf tuan, tadi saya terburu-buru" ujar Sandra.

"Dasar Udik kampungan !! " Laki-laki itu menghardik dan berlalu meninggalkan Sandra masuk kedalam restoran terlebih dahulu.

Sandra masih tertegun di tempatnya namun segera tersadar dan berlari hendak berganti baju mengenakan seragam waiters di ruangan belakang restoran.

Sandra berganti baju sambil mengomel tidak jelas.

" Dasar laki-laki aneh, ganteng-ganteng kok gak punya sopan santun, ada yang minta maaf kok malah ngatain orang sembarangan, dasar orang kaya sombong," Gerutu Sandra.

"Semoga saja aku gak ketemu laki-laki seperti itu lagi"

Omelan Sandra masih berlanjut hingga dia selesai berganti baju dan bergegas ke dapur restoran dengan takut,karena jelas kali ini dia terlambat lagi. Firasat buruk menyelimuti hatinya.

"Bu Henny kepala restoran di sana pasti marah lagi" Tebak Sandra.

Dan benar saja begitu Sandra masuk kedalam dapur Bu Henny sudah menunggunya dengan wajah tidak ramah dan bibir cemberut. Sandra berjalan perlahan sambil menundukkan kepalanya.

" Alasan apa lagi sekarang ? kamu tau ini sudah pukul berapa ? Sandra, saya menghargai Dean yang menitipkan kamu disini, saya tahu Dean orang baik dan pekerja keras, dia juga sangat menghargai waktu, dia pekerja yang profesional, tapi jangan harap saya bisa lebih bersabar lagi jika kamu seperti ini terus setiap hari ! " Sentak Bu Henny.

" Maaf bu, rumah saya jauh jadi........" Sandra belum menyelesaikan kalimatnya namun Henny segera memotongnya, kedua alisnya diangkat seakan tak puas dengan jawaban Sandra.

" Rumah jauh bukan alasan, sudah berulang kali saya jelaskan, dan kamu sudah tahu peraturan bekerja disini dan sudah setuju dengan hal itu, hargailah waktu dan hargailah kebaikan orang yang telah memberimu kesempatan berkerja disini" Jelas Bu Henny.

Sandra semakin menunduk dan menyesali kebodohannya. Harusnya dia lebih rajin dan bangun lebih awal agar tidak terlambat bekerja dan juga tidak membuat kak Dean malu karenanya. "Harusnya, harusnya dan harusnya........ Oh Sandra kenapa kamu begitu bodoh", batin Sandra.

Sandra tak bergeming dia pasrah dengan apa yang akan dilakukan Henny kepadanya , ini baru seminggu dan ini ketiga kalinya dia terlambat masuk bekerja. Teman teman Sandra semua melirik ke arahnya, ada yang kasihan,ada juga yang terlihat sebal,mungkin saja mereka pagi itu disuruh apel pagi terlebih dahulu karena Sandra.

"Saya tidak mau hal ini terulang lagi , ini peringatan terakhir dari saya, saya harap kamu ......"

"Pecat dia !! "

Tiba-tiba sebuah suara masuk kedalam dapur,semua orang menengok ke arah asal suara tersebut. Mereka melihat seorang laki-laki muda bertubuh tinggi, berkulit putih memakai kemeja rapi,kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana yang ia kenakan.

" Tu....tuan muda " Bu Henny tersentak, kemudian menunduk kepada laki-laki itu.

Sedangkan Sandra sangat terkejut,kedua matanya terbelalak,jantungnya berdetak lebih cepat, karena laki-laki itu adalah laki-laki yang tadi dia tabrak diparkiran.

" Jangan, jangan pecat saya..." Kaki sandra terasa lemas, tadi Sandra berdoa supaya tidak bertemu laki-laki itu lagi, namun nyatanya sekarang dia harus memohon kepada laki-laki yang menghinanya tadi agar tidak dipecat,biar bagaimanapun Sandra sangat membutuhkan pekerjaan.

Gambaran wajah kecewa kedua orang tuanya yang lelah dan keriput terlihat jelas, dia ingin sekali kedua orang tuanya berhenti bekerja dan menikmati hari tua mereka.Tak terasa air mata Sandra jatuh membasahi pipinya.

" Henny, kamu tidak dengar ? pecat gadis udik ini,dan suruh dia pergi dari sini ! " Laki-laki itu tidak menghiraukan Sandra. Tatapan matanya begitu dingin , sama sekali tidak menghiraukan Sandra yang sudah berkeringat dingin dan ketakutan.

" Tapi tuan ... " Sergah Bu Henny.

"Saya tidak mau punya karyawan yang tidak disiplin dan tidak menghargai waktu,terlebih gadis udik yang ceroboh seperti ini !!" Kata laki-laki itu.

" Baik tuan, tapi apa boleh saya berbicara sebentar dengan tuan ? " Kanjut Bu Henny.

Laki-laki itu tak menyahut, dia hanya mengangguk dan pergi ke ruang kerjanya, Henny mengikutinya dari belakang.

Setelah mereka tak terlihat semua saling berpandangan dan berbisik-bisik, mereka tidak tahu siapa laki-laki itu.

Sandra terduduk dengan lemas,dia bingung harus bagaimana, kalau dia pulang nanti,dia takut melihat wajah kedua orang tuanya sedih,dia juga malu kepada Nurul dan keluarganya yang sudah membantunya mendapatkan pekerjaan, terlebih jika kak Dean sampai tahu jika dia dipecat ketika baru bekerja seminggu.

Di ruangan yang berbeda, terlihat laki-laki muda duduk di sebuah kursi di belakang meja kerja.Disusul oleh Bu Henny kepala karyawan di restoran tersebut.

" Aku harap kau akan membicarakan hal yang penting dan tidak membuang waktu ku dengan percuma" Kata laki-laki itu.

" Baik tuan muda, tuan muda saya rasa berilah sedikit kesempatan untuk gadis tadi" Ucap Bu Henny.

Laki-laki itu mengerutkan kening tatapan matanya terlihat tidak senang.

"Kenapa aku harus memberinya kesempatan ? Kau sendiri yang tadi bilang jika dia sudah berulang kali melakukan kesalahan yang sama ? " Laki-laki itu terlihat bingung dan tidak suka.

"Benar tuan, namun saya hanya ingin menggertak nya saja, sebenarnya anak itu masih terlalu muda dibandingkan dengan karyawan yang lain, mungkin jiwa mudanya yang membuatnya belum mampu berfikir dan bertanggung jawab sebaik yang lain, saya memberikan kesempatan terakhir juga karena kinerja anak itu sangat baik dan gesit dibandingkan dengan yang lain, dia juga tidak pilih-pilih pekerjaan, apapun dia kerjakan termasuk membantu temannya meski itu bukanlah pekerjaannya. Dan saya juga pernah mendengar kalau ayahnya sakit-sakitan, sebelum berangkat kerja anak itu merawat ayahnya dulu, untuk itu saya harap tuan muda mempertimbangkan lagi keputusan tuan, berilah gadis itu kesempatan lagi" Bu Henny berusaha membujuk laki-laki itu.

Meski galak Bu Henny adalah orang yang baik dan bijaksana, karena pekerjaannya lah dia harus bersikap tegas dan ditakuti agar semua karyawan mentaati segala peraturan yang ada.

Laki-laki itu tak bergeming, dia menatap Henny dengan serius.

"Baik, aku beri gadis itu kesempatan terakhir, tapi ingatkan kepada gadis udik itu untuk tidak melakukan kesalahan sedikitpun. Dan lagi, aku memberikan kesempatan ini bukan karena gadis itu seperti yang kau ceritakan, tapi karena aku menghormati kamu karena kamu adalah kepercayaan ayahku dan kesetiaan kamu selama ini untuk restoran ini "

Bu Henny mengangguk paham dan mengucapkan terimakasih.

" Kalau begitu tuan, mari saya perkenalkan dengan para karyawan" Lanjut Bu Henny.

" Tidak,kau saja ,aku sudah hilang mood karena gadis udik itu, ambilkan berkas kemajuan restoran ini saja, aku akan mempelajarinya" Perintah laki-laki itu.

Bu Henny mengangguk dan meninggalkan ruangan itu.

"Baik tuan ."

Bu Henny kembali ke dapur, bisik-bisik pun segera terhenti, suasana mendadak hening, mereka semua segera berdiri dan berbaris.

Sandra mengikuti teman-temannya sambil terus menunduk, dia pasrah saja karena kemungkinan ia bisa tetap bekerja disitu sangatlah mustahil.

" Kalian pasti heran dan bingung siapa pria tadi, langsung saja saya perkenalkan, beliau adalah Tuan Alfian, Alfian Putra Wijaya, anak dari pemilik restoran ini yang mulai hari ini memegang kendali atas restoran ini, dan saya ingatkan,tuan muda tidak suka dengan kesalahan sedikitpun yang terjadi dan tidak mudah untuk mentolerir sekecil apapun kesalahan itu,jadi berhati-hatilah saat kalian bekerja,tuan juga sangat disiplin jadi bekerjalah sebaik mungkin jika ingin tetap bekerja disini."Jelas Bu Henny.

"Dan kau !!! Henny menunjuk Sandra, Sandra yang menunduk tidak tahu akan hal itu hingga temannya menyenggol bahunya dan mendongak kearah Bu Henny.

" Ii ... i iyaa,sa ya Bu " Sandra tergagap menatap Bu Henny dengan takut dan pasrah.

"Ya,, kamu Sandra, bersyukurlah tuan muda hari ini masih berbaik hati memaafkan mu, mulai hari ini bekerjalah lebih disiplin dan jangan melakukan kesalahan lagi ! "

Kata-kata Henny seketika membuatnya tak percaya,dia tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya seperti anak kecil,hampir saja dia berlari dan memeluk Bi Henny namun ia urungkan.Dia masih bisa mengontrol dirinya.

" Terimakasih bu, terimakasih banyak " ucap Sandra, dia tak bisa berkata lagi.

Bu Henny hanya diam tak menyahut dan memerintahkan kepada semua karyawan baik koki maupun waiters agar segera melakukan pekerjaan masing-masing.

Semua karyawan membubarkan diri dan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing termasuk Sandra. Dengan riang dia melakukan pekerjaannya masih dengan perasaan tak percaya atas keberuntungannya.

Episodes
1 Gadis Pemimpi
2 Awal Mula
3 Sarapan Pagi
4 Gadis Udik
5 Kekesalan Alfian
6 Indekost
7 Hari yang Melelahkan
8 Pagi yang menjengkelkan
9 Teman Baru
10 Kedatangan Pak Wijaya
11 Perjodohan ??
12 Kau Menyebalkan !!
13 Siapa bilang ? Kau ini manis !
14 Bimbang ?
15 Gilaaaaaaangg !
16 Kencan yang Gagal
17 Kecewa
18 Makan malam bersama Nurul
19 Mendung di hari cerah.
20 Pesan Dari Bapak
21 Malam yang sulit untuk semua
22 Rencana Alfian
23 Tamparan dari Sandra
24 Curiga
25 Hari Pertunangan
26 Belanja
27 Belanja 2
28 Tak Terduga
29 Istirahat Di Rumah Sandra
30 Kacau
31 Perpisahan
32 Kembali Bekerja
33 Merebut hati
34 Jangan Bandingkan Aku
35 Makan malam
36 Pikiran Masing-masing
37 Alasan Menikah
38 Cincin pernikahan
39 Surat Pranikah ?
40 My First Kiss ??
41 KESAL
42 Berusaha Meminta Maaf
43 Keributan !
44 Berhenti Bekerja.
45 Pernikahan Dimajukan !
46 Panggilan Untuk Alfian
47 Hari Pernikahan
48 Kedatangan Gilang
49 Membuka Kado Pernikahan
50 Dasar Gadis Udik !
51 Pertengkaran Lagi Dan Lagi !
52 Nasehat Dias
53 Berdua di dalam kamar !
54 Kanapa Harus Marah ?
55 Pulang ke Rumah Pak Wijaya
56 Neta yang Kesepian
57 Berdebat Dengan Arkha !
58 Pertemuan Yang Menyedihkan.
59 Menyukai Sandra ??
60 Berkeluh Kesah Kepada Nurul
61 Alfian yang Berubah
62 Dia Di Takdirkan Bukan Untukmu !
63 Apakah Orang Kaya Semuanya Begini ?
64 Pertemuan Yang Tidak Di Sengaja!
65 Sedikit Lebih Dekat Dengan Arkha.
66 Bertengkar Lagi !
67 Jika Iya Pertahankan... Jika Tidak Maka Lepaskanlah !
68 Karena Kamu Berbohong !
69 Mengobrol Dari Hati ke Hati Dengan Papa.
70 Ada Apa Dengan Alfian ?
71 Ketahuan Intan dan Salsa !
72 Maafkan Aku
73 Perkara Cupang !
74 Rumah Ibu
75 Bu Lastri Di Larikan ke Rumah Sakit
76 Kepergian Ibu Lastri.
77 Duka Yang Mendalam.
78 Rahasia yang Terkuak
79 Ingin Berpisah
80 Kedatangan Gilang
81 Mengatakan yang Sebenarnya
82 Aku Harus Bagaimana ?
83 Kembali ke Kota
84 Kerokan
85 Rencana Pindah ke Apartemen
86 Kembali Kuliah
87 Bertemu Dengan Dokter Tian Lagi !
88 Hari Pertama Tinggal di Apartemen
89 Mencari tahu perasaan Sandra
90 Di Jemput Gilang
91 Kamu Cemburu ?
92 Nurul dan Arkha
93 Acara Amal Bersama Dokter Tian
94 Gagal Lagi !
95 Acara Kecil-kecilan di Apartemen
96 Ketakutan Nurul
97 Mengunjungi Nurul.
98 Di Cuekin Alfian
99 Masih Merajuk
100 Tragedi Di Mall
101 Kebenaran Yang Terkuak
102 Menemukan Sandra
103 Kembali ke Apartemen
104 Menyatakan Perasaan
105 Obrolan Perempuan
106 Tian Ingin Bertemu
107 Permintaan Maaf Dokter Tian
108 Tamu Tak Terduga
109 Rencana Licik
110 Alfian Yang Plin Plan
111 Reisa Memanfaatkan Keadaan
112 Mengunjungi Butik
113 Sandra Terharu
114 Alfian Menginginkan Seorang Anak
115 Amarah Bu Reisa
116 Hati yang Terusik
117 Makan Malam Di Rumah Gilang
118 Lagi dan Lagi
119 Ke Mall Bersama Intan Dan Salsa
120 Terbongkarnya Rahasia Sandra
121 Murka !!
122 Gilang Berkunjung Ke Butik
123 Semakin Runyam
124 Aku Belum Bisa Memaafkannya
125 Panik
126 Mencari Sandra
127 Saling Meminta Maaf
128 Cerita Masa Lalu
129 Pikiran Gilang
130 Membantu Bibi Nani
131 Isi Hati
132 Malam Yang Berbeda
133 Menjenguk Fahri
134 Reisa Yang Terkejut
135 Kembali Bekerja
136 Musibah Rena
137 Penyesalan Yang Terlambat
138 Pesan Dari Gilang
139 Maaf Jika Cintaku Sedikit Egois
140 Mungkin Ini Teguran Dari Tuhan
141 Hama Pengganggu
142 Kembalinya Rena
143 Malam Pertunangan Gilang
144 Malam Pertunangan Gilang(2)
145 Rencana
146 Pagi Yang Mengejutkan
147 Hinaan Dari Alfian
148 Masuk Angin
149 Cerita Arkha
150 Kabar Mengejutkan
151 Di Rumah Sakit
152 Rumah Baru
153 Izinkan Aku
154 Pencarian
155 Pesan Misterius
156 Tingkah Aneh Sandra
157 Panik
158 Kegilaan Rena
159 Merasa Bersalah
160 Ketahuan
161 Keputusan Pak Wijaya
162 End ( Berziarah ke Makam Bapak dan Ibu.)
163 * PENGUMUMAN*
Episodes

Updated 163 Episodes

1
Gadis Pemimpi
2
Awal Mula
3
Sarapan Pagi
4
Gadis Udik
5
Kekesalan Alfian
6
Indekost
7
Hari yang Melelahkan
8
Pagi yang menjengkelkan
9
Teman Baru
10
Kedatangan Pak Wijaya
11
Perjodohan ??
12
Kau Menyebalkan !!
13
Siapa bilang ? Kau ini manis !
14
Bimbang ?
15
Gilaaaaaaangg !
16
Kencan yang Gagal
17
Kecewa
18
Makan malam bersama Nurul
19
Mendung di hari cerah.
20
Pesan Dari Bapak
21
Malam yang sulit untuk semua
22
Rencana Alfian
23
Tamparan dari Sandra
24
Curiga
25
Hari Pertunangan
26
Belanja
27
Belanja 2
28
Tak Terduga
29
Istirahat Di Rumah Sandra
30
Kacau
31
Perpisahan
32
Kembali Bekerja
33
Merebut hati
34
Jangan Bandingkan Aku
35
Makan malam
36
Pikiran Masing-masing
37
Alasan Menikah
38
Cincin pernikahan
39
Surat Pranikah ?
40
My First Kiss ??
41
KESAL
42
Berusaha Meminta Maaf
43
Keributan !
44
Berhenti Bekerja.
45
Pernikahan Dimajukan !
46
Panggilan Untuk Alfian
47
Hari Pernikahan
48
Kedatangan Gilang
49
Membuka Kado Pernikahan
50
Dasar Gadis Udik !
51
Pertengkaran Lagi Dan Lagi !
52
Nasehat Dias
53
Berdua di dalam kamar !
54
Kanapa Harus Marah ?
55
Pulang ke Rumah Pak Wijaya
56
Neta yang Kesepian
57
Berdebat Dengan Arkha !
58
Pertemuan Yang Menyedihkan.
59
Menyukai Sandra ??
60
Berkeluh Kesah Kepada Nurul
61
Alfian yang Berubah
62
Dia Di Takdirkan Bukan Untukmu !
63
Apakah Orang Kaya Semuanya Begini ?
64
Pertemuan Yang Tidak Di Sengaja!
65
Sedikit Lebih Dekat Dengan Arkha.
66
Bertengkar Lagi !
67
Jika Iya Pertahankan... Jika Tidak Maka Lepaskanlah !
68
Karena Kamu Berbohong !
69
Mengobrol Dari Hati ke Hati Dengan Papa.
70
Ada Apa Dengan Alfian ?
71
Ketahuan Intan dan Salsa !
72
Maafkan Aku
73
Perkara Cupang !
74
Rumah Ibu
75
Bu Lastri Di Larikan ke Rumah Sakit
76
Kepergian Ibu Lastri.
77
Duka Yang Mendalam.
78
Rahasia yang Terkuak
79
Ingin Berpisah
80
Kedatangan Gilang
81
Mengatakan yang Sebenarnya
82
Aku Harus Bagaimana ?
83
Kembali ke Kota
84
Kerokan
85
Rencana Pindah ke Apartemen
86
Kembali Kuliah
87
Bertemu Dengan Dokter Tian Lagi !
88
Hari Pertama Tinggal di Apartemen
89
Mencari tahu perasaan Sandra
90
Di Jemput Gilang
91
Kamu Cemburu ?
92
Nurul dan Arkha
93
Acara Amal Bersama Dokter Tian
94
Gagal Lagi !
95
Acara Kecil-kecilan di Apartemen
96
Ketakutan Nurul
97
Mengunjungi Nurul.
98
Di Cuekin Alfian
99
Masih Merajuk
100
Tragedi Di Mall
101
Kebenaran Yang Terkuak
102
Menemukan Sandra
103
Kembali ke Apartemen
104
Menyatakan Perasaan
105
Obrolan Perempuan
106
Tian Ingin Bertemu
107
Permintaan Maaf Dokter Tian
108
Tamu Tak Terduga
109
Rencana Licik
110
Alfian Yang Plin Plan
111
Reisa Memanfaatkan Keadaan
112
Mengunjungi Butik
113
Sandra Terharu
114
Alfian Menginginkan Seorang Anak
115
Amarah Bu Reisa
116
Hati yang Terusik
117
Makan Malam Di Rumah Gilang
118
Lagi dan Lagi
119
Ke Mall Bersama Intan Dan Salsa
120
Terbongkarnya Rahasia Sandra
121
Murka !!
122
Gilang Berkunjung Ke Butik
123
Semakin Runyam
124
Aku Belum Bisa Memaafkannya
125
Panik
126
Mencari Sandra
127
Saling Meminta Maaf
128
Cerita Masa Lalu
129
Pikiran Gilang
130
Membantu Bibi Nani
131
Isi Hati
132
Malam Yang Berbeda
133
Menjenguk Fahri
134
Reisa Yang Terkejut
135
Kembali Bekerja
136
Musibah Rena
137
Penyesalan Yang Terlambat
138
Pesan Dari Gilang
139
Maaf Jika Cintaku Sedikit Egois
140
Mungkin Ini Teguran Dari Tuhan
141
Hama Pengganggu
142
Kembalinya Rena
143
Malam Pertunangan Gilang
144
Malam Pertunangan Gilang(2)
145
Rencana
146
Pagi Yang Mengejutkan
147
Hinaan Dari Alfian
148
Masuk Angin
149
Cerita Arkha
150
Kabar Mengejutkan
151
Di Rumah Sakit
152
Rumah Baru
153
Izinkan Aku
154
Pencarian
155
Pesan Misterius
156
Tingkah Aneh Sandra
157
Panik
158
Kegilaan Rena
159
Merasa Bersalah
160
Ketahuan
161
Keputusan Pak Wijaya
162
End ( Berziarah ke Makam Bapak dan Ibu.)
163
* PENGUMUMAN*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!