Chapter 5 - Makan Malam

Abi berlari mengelilingi rumah mencari keberadaan Sean. Tapi cowok itu tidak menemukan gadis itu. Andai saja bunda dan kakak-kakaknya ada di rumah, pasti lebih mudah mencari Sean. Tapi sayangnya mereka semua tidak ada di rumah. Bundanya pergi bersama Farhan ke restoran untuk meeting dengan klien dari luar negeri. Sedangkan Novan, cowok itu sudah pasti ada di basecamp bersama teman-temannya.

"Ahh kemana sih?!" gerutu Abi frustasi.

Ketika Abi sudah hampir putus asa. Sean datang sambil menggendong seekor kucing.

"Abi." panggil Sean.

"Astaga Sean! Darimana aja sih?! Aku kan udah bilang tunggu disana jangan kemana-mana!" omel Abi dengan raut wajah khawatir bercampur lega karena Sean baik-baik saja.

Sean tersenyum lugu menunjukkan deretan giginya. Lalu menunjukkan kucing di gendongannya kepada Abi. "Abi, ini apa?" tanya Sean.

"Darimana kamu dapat kucing itu?" Abi malah balik bertanya.

"Kucing?"

"Iya, itu namanya Kucing. Hewan yang bisa jadi peliharaan." jawab Abi menjelaskan tentang hewan yang yang ada di gendongan gadis di depannya itu.

"Ahh, sejenis seals?" tanya Sean.

Abi mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Sean. "Seals? Anjing laut?? Yakali Anjing laut dipelihara? Gak boleh lah!" sahut Abi kebingungan. "Udah, taruh itu kucingnya. Jadi makan atau nggak?" tanya Abi.

"Makan ini aja." ucap Sean sambil menatap kucing di gendongannya.

Abi refleks menepuk kepalanya mendapatkan jawaban nyeleneh dari Sean. Cowok itu langsung mengambil kucing di gendongan Sean dan melepaskannya. "Kita nggak boleh makan kucing. Dosa."  jawab Abi. Mata Abi melirik kaki Sean. Kaki gadis itu terlihat lecet-lecet. "Ayo ganti baju, aku pinjami baju sama sandalnya bunda terus kita ke restoran." kata Abi sambil menarik tangan Sean kembali masuk ke dalam rumah.

*

Abi mengajak Sean ke restoran kepunyaan bundanya. Gadis itu benar-benar seperti anak kecil yang terkagum-kagum dengan semua yang dia lihat. Mulai dari tadi ketika di perjalanan Sean mengagumi lampu-lampu jalan. Suara peluit polisi. Balon. Gadis itu kagum hanya karena hal-hal kecil.

"Mau makan apa?" tanya Abi sambil menunjukkan menu makanan.

Sean tidak menjawab. Melainkan, gadis itu sibuk melihat langit-langit restoran yang tergantung lampu ruangan yang sangat besar. Gadis itu mengalihkan perhatian dari lampu, kemudian menatap sebuah akuarium yang ada di salah satu sisi restoran.

"Sean?" panggil Abi. Karena Sean masih tidak menjawab, Abi mengikuti kemana arah tatapan Sean.

"Kok bisa ikan hidup disana?" tanya Sean.

"Ya bisa lah, ikan kan memang hidup di air." jawab Abi.

"Itu ada airnya? Kok nggak kelihatan?" tanya Sean lagi.

"Ada, airnya di dalam akuarium." jawab Abi. "Sini pilih makanannya. Katanya lapar." kata Abi menyuruh Sean segera memilih menu makanan. Setelah Sean menunjuk salah satu makanan, Abi segera memesannya.

Lalu mereka makan bersama. Diluar dugaan Abi, gadis itu makan dengan cara yang sama seperti ketika makan di penginapan. Tidak menggunakan peralatan makan, melainkan langsung memegangnya dengan tangan. Hal itu mengundang perhatian para pengunjung restoran.

"Hei." Abi memegang tangan Sean agar gadis itu berhenti makan dengan cara seperti itu.

"Apa? Aku mau makan." Sean menatap Abi sebentar dan berusaha melepaskan pegangan tangan Abi karena dia ingin memakan makanannya lagi.

"Nggak usah, aku suapi aja." kata abi sambil membersihkan tangan Sean yang kotor menggunakan tissue. "Aku harus mengajarinya menggunakan sendok dan garpu nanti sesampainya di rumah." batin Abi sambil menyungging senyum tertekan.

Dengan sabar dan telaten Abi menyuapi Sean hingga makanannya habis. Sedangkan gadis itu menoleh kesana kemari terlihat terheran-heran dengan semua yang dia lihat.

"Udah selesai. Mau pulang atau jalan-jalan dulu?" tanya Abi.

"Jalan-jalan!" sahut Sean dengan cepat.

"Yaudah ayo." ajak Abi.

Sean beranjak dari tempat duduknya dan berjalan keluar restoran. Sedangkan Abi celingak-celinguk mencari pelayan restoran. "Mbak! Uang makanannya minta bunda saja besok!" teriak Abi yang mengundang perhatian seluruh pengunjung restoran. Setelah mengatakan itu Abi berlari menyusul Sean.

"Mentang-mentang anak bos ya gitu tuh." gumam salah satu pelayan sambil tertawa gemas.

Di luar sana Sean sudah menunggu di dekat mobil. Gadis itu mengamati kendaraan yang berlalu-lalang. Sean beralih mendongak ke atas terlihat papan iklan yang besar di salah satu sisi gedung.

"Sean!" panggil Abi.

"Abi! Kenapa bisa ada orang di atas sana?" tanya Sean sambil menunjuk papan iklan.

"Huh? Orang?" Abi melihat apa yang ditunjukkan gadis itu kemudian tertawa kecil. "Itu cuma iklan." jawab Abi sambil mengacak gemas rambut Sean.

"Iklan itu apa?" tanya Sean lagi.

"Kamu ini baru keluar dari gua kah?" tanya Abi balik.

"Enggak, baru keluar dari laut." jawab Sean dengan jujur.

Tapi tentu saja Abi tidak percaya. Cowok itu menganggap Sean hanya bercanda. "Iklan itu fungsinya buat mempromosikan sesuatu. Bentuknya macam-macam. Nah kalau yang kamu lihat itu, dalam bentuk video singkat." jelas Abi.

"Video itu apa?" gadis itu bertanya lagi.

Abi menghela napasnya. Cowok itu merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan handphonenya. Dibukanya kamera depan dan di arahkannya ke arah Sean. Ditekannya tombol rekam video. Setelah video jadi cowok itu menunjukkannya kepada Sean.

"Ini namanya Video." kata Abi.

"Kenapa aku sama kamu ada disana? Bisa keluar nggak?" tanya Sean sambil mengetuk-ngetuk handphone Abi.

"Ya itu namanya Video. Yang ada di dalam sana nggak nyata. Cuma gambar aja. Yang asli ada disini." terang Abi.

Abi mengambil handphonenya dan memasukkannya ke dalam jaket. "Sekarang masuk ke mobil dulu. Katanya mau jalan-jalan, nanti dirumah aku tunjukin ini lagi." kata Abi sambil menunjuk saku jaketnya.

Abi membukakan pintu mobil agar gadis itu bisa masuk. Tapi sebelum Sean masuk, Abi menghentikan gadis itu. "Tunggu! Sandal kamu kemana? Kok nggak pakai?" tanya Abi.

Sean mengedip-ngedipkan matanya. Kemudian menoleh ke arah restoran dan menunjuk meja tempat mereka duduk tadi. "Disana." jawab gadis itu.

"Yak aish.. Kenapa dilepas astagaa.. Aku ambil sandalnya dulu. Kamu tunggu disini jangan kemana-mana lagi! Kalau ilang disini aku susah nyarinya!" perintah Abi sebelum meninggalkan Sean. Tapi baru tiga langkah dirinya pergi, cowok itu kembali ke Sean dan menarik gadis itu kembali masuk ke restoran untuk mengambil sandalnya yang ketinggalan.

"Katanya disuruh tunggu?" tanya Sean.

"Ilang lagi berabe nanti." jawab Abi sambil memasangkan sandal ke kaki Sean. "Nah udah, ayo." ajak abi sambil menggandeng tangan Sean keluar dari restoran.

Para pelayan restoran yang memang sudah sangat dekat dengan keluarga bosnya bisik-bisik melihat tingkah anak bosnya itu.

"Mas Abi bisa sweet gitu ya kalau sama pacarnya." kata salah seorang pelayan.

"Biasanya agak selengan." sahut pelayan yang lain sambil tertawa.

"Ahh ngarep banget punya cowok kayak Mas Abi." ucap pelayan yang paling muda diantara mereka.

"Sudah punya cewek dia. Mas Farhan noh jomblo akut, deketin sana." sahut pelayan lain yang juga seumuran dengannya.

"Idih, ogah. Bisa beku gue di dekat tuh gunung es."

...***...

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

Sunrise🔆

Sunrise🔆

Seruuu bgt Thor ceritanya, ayo up banyak²

2023-07-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!