Chapter 4 - Interogasi

Sean mengangguk dan menurut dengan apa yang dikatakan oleh Abi. Gadis itu mengikuti Abi ke kamar bundanya.

"Nah, kamu bisa istirahat disini. Aku keluar dulu." kata Abi.

Tapi sebelum Abi keluar Sean memanggil namanya, membuat tubuh cowok itu langsung mematung.

"Abi..." panggil Sean dengan lembut.

Suara Sean yang lembut nan merdu menembus telinga Abi. Jantung cowok itu mendadak berdetak tidak beraturan. Abi berbalik melihat ke arah Sean.

"Kenapa?" tanya Abi.

Gadis itu tersenyum tipis. "Ma-makasih.." ucap Sean dengan kaku. Di dalam hatinya gadis itu sangat benci tersenyum seperti ini, karena murah senyum adalah sifat seorang mermaid yang sudah sejak dulu menjadi musuhnya. Ingin sekali rasanya Sean menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya sebagai seorang Siren yang kejam. Tapi di hadapan Abi, dia malah ingin terlihat baik.

Abi terpaku selama beberapa detik melihat senyum manis Sean. Cowok itu belum pernah melihat senyuman semanis itu sebelumnya. Ya! Abi terpesona melihat senyuman Sean.

"Abi?"

"Ah iya, sama-sama. Kamarku di sebelah kamar ini. Pintu warna hitam. Kalau perlu sesuatu bilang saja." ucap Abi yang hanya di angguki oleh Sean. Setelah mengatakan hal itu Abi segera keluar dari kamar bundanya.

BLAM!

Cowok itu berdiri mematung di depan pintu kamar bundanya. Jantungnya berdegup dengan kencang. Pipinya terasa panas. Di telinganya masih terngiang suara lembut Sean yang memanggil namanya. Abi baru tersadar dari lamunannya setelah Farhan menoyor kepalanya.

"Kesambet tahu rasa." celetuk cowok dingin itu.

"Kayaknya gue memang kesambet bang." sahut Abi ngawur.

Farhan menarik adiknya agar mengikutinya ke kamar Novan. Dua cowok itu berniat menginterogasi adiknya. Di kamarnya sudah ada Novan yang duduk di ranjang sambil bermain handphonenya. Ketika kedua adiknya masuk ke kamar, cowok humoris itu segera menaruh handphonenya.

"Kenapa sih?" tanya Abi sambil menggaruk kepalanya.

"Tuh cewek siapa?" tanya Novan.

"Darimana asalnya?" tanya Farhan.

"Kenapa bisa sama lo?" tanya Novan.

Abi memasang ekspresi wajah datar mendapatkan pertanyaan seperti itu dari kakaknya. "Kalian lagi nginterogasi gue?" tanya Abi balik dengan ekspresi wajah terheran-heran.

"Nggak gitu, tapi tuh cewek cakepnya diluar nalar njirr. Kayak nggak realistis cakepnya tuh!" celetuk Novan heboh.

"Ceritain lengkapnya!" perintah Farhan yang duduk di meja belajar kakaknya dengan mata fokus ke handphonenya.

Abi mendengus kesal. Kemudian cowok itu menceritakan semuanya secara detail. Mulai dari malam hari dia melihat petir di tengah laut. Hingga pagi harinya dia menemukan gadis itu dalam keadaan telanjang bulat terdampar di tepi pantai. Sampai akhirnya di ajaknya gadis itu pulang.

"Bisa kebetulan gitu ya?" tanya Novan.

"Tuh cewek aneh." cetus Farhan.

Abi dan Novan kompak menoleh dan bertanya kepada saudaranya itu. "Aneh gimana?" tanya mereka.

"Serba hijau." jawab Farhan singkat, bahkan matanya masih fokus dengan handphonenya.

Abi diam sebentar memikirkan maksud dari kakaknya itu. Setelah beberapa saat dia baru sadar, yang dimaksud kakaknya adalah warna rambut Sean yang hijau gelap berkilauan, dan bola mata Sean yang berwarna hijau emerald. Dipikir-pikir memang aneh ada seseorang yang memiliki rambut dan bola mata berwarna hijau di negara ini. Kecuali dia orang dari negara lain.

"Bule kali." kata Abi asal.

"Nahh tuh! Mungkin aja dia bule jatuh dari kapal terus terdampar di pinggir pantai." sahut Novan.

"Bisa gitu jatuh terus jadi telanjang?" tanya Farhan lagi.

Abi dan Novan saling memandang kemudian menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal karena bingung mendengar pertanyaan Farhan. Benar juga, kalau cuma terjatuh dari kapal mana mungkin bajunya bisa hilang semua.

"Tahu ah, bingung gue." celetuk Abi.

"Sampai kapan dia disini?" tanya Farhan kepada Abi.

"Gatau juga, kayaknya sampai ketemu keluarganya." jawab Abi.

"Lo kenapa sih? Kayaknya sensi bener sama tuh cewek?" tanya Novan sambil memicingkan mata melihat Farhan.

Farhan diam sebentar. "Karena dia aneh." jawab Farhan apa adanya.

"Njrr kalau cuma gara-gara warna rambut sama matanya hijau, mata lo sendiri juga hijau tolol!" semprot Novan.

Ya memang benar, keluarga Rajakshaa memiliki warna mata yang langka. Contohnya saja Farhan yang memiliki warna mata hijau cerah keturunan dari ayahnya, sedangkan Abi dan Novan memiliki warna mata biru muda keturunan dari bundanya.

*

Malam harinya Abi sedang menyusun buku-bukunya di rak karena sudah tidak dipakai untuk belajar. Itu adalah kebiasaan Abi, selama satu semester penuh meja belajarnya akan berantakan dengan buku-buku dan alat tulis lainnya. Abi baru akan membereskannya setelah ujian semester.

Ketika sedang membereskan buku-bukunya, tiba-tiba terdengar sesuatu yang seperti menabrak pintu kamarnya.

"Apaan dah?" gumam Abi.

Cowok itu meletakkan buku-bukunya, kemudian berjalan ke arah pintu dan membukanya. Abi terkejut melihat Sean yang berdiri di depan pintu sambil memegangi keningnya.

"Loh? Sean? Kenapa?" tanya Abi khawatir.

"Sakit.." jawab gadis itu.

Abi diam sebentar. Diturunkannya tangan Sean yang menutupi keningnya. Terlihat kening gadis itu yang memerah seperti bekas terbentur benda keras.

"Kamu tadi nabrak pintu?" tanya Abi sambil menunjuk pintu kamarnya.

Sean mengangguk dengan wajah polosnya.

Melihat gadis itu mengangguk, hampir saja tawa Abi pecah. Tapi cowok itu masih bisa menahannya. Abi menggandeng Sean mengajaknya masuk ke kamarnya dan menyuruhnya duduk di sofa.

"Lain kali kalau mau masuk itu pintunya dibuka dulu." ujar Abi.

"Gak ngerti caranya." jawab Sean.

Abi tertawa kecil menanggapi gadis itu, kemudian kembali merapikan buku-bukunya yang masih berserakan. "Kenapa nyari aku?" tanyanya sambil merapikan buku.

"Lapar." jawab Sean.

Seketika Abi menoleh ke arah gadis itu. Dia baru ingat, sejak tadi siang gadis itu belum makan apapun. Cowok itu menghela napas, di dalam hatinya dia mengumpat kepada dirinya sendiri bagaimana dia bisa lupa akan hal itu.

"Yaudah, bentar lagi aku ajak kamu makan. Aku selesaiin ini dulu." ucap Abi sambil menunjukkan bukunya.

Sean hanya mengangguk. Gadis itu memperhatikan Abi yang sibuk merapikan buku-bukunya. Karena bosan memperhatikan Abi terus menerus, gadis itu beralih mengamati kakinya. Saat ini dia mempunyai sepasang kaki, bukan ekor lagi. Terbesit di pikirannya bagaimana keadaan teman-temannya di laut sana. Apa Dewi Laut masih murka? Ditengah-tengah lamunannya tiba-tiba Abi jongkok di depannya.

"Heh! Kok bengong? Kenapa?" tanya Abi.

"Nggak apa-apa. Udah selesai?" tanya Sean balik.

"Udah. Ayo keluar cari makanan." ajak Abi sambil mengulurkan tangannya.

Dengan senang hati gadis itu menerima uluran tangan Abi. Mereka turun dari tangga bersama. Sean sudah lebih pandai berjalan dari sebelumnya. Itu kelebihan makhluk sepertinya, yaitu cepat mempelajari sesuatu.

"Kita mau kemana?" tanya Sean.

"Cari makanan Sean, tadi kan aku udah bilang." jawab Abi.

Ketika sudah sampai garasi, Abi baru menyadari sesuatu. Cowok itu melihat tubuh Sean dari atas sampai bawah. Gadis itu masih memakai pakaian Rania tadi pagi. Tank top hitam dan hot pants berwarna pink.

"Gila, mana mungkin gue ajak dia keluar dengan pakaian seperti ini?" batin Abi.

"Kenapa Abi?" tanya Sean bingung.

"Tunggu sebentar. Jangan kemana-mana!" perintah Abi. Setelah mengatakan itu Abi segera berlari kembali masuk ke kamar bundanya untuk meminjam gaun bundanya. Tapi setelah kembali Sean sudah tidak ada di garasi.

"SEAN!!"

...***...

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

დ .•*””*•𝕽𝖎𝖑𝖞𝖞𝖆•*””*•.დ

დ .•*””*•𝕽𝖎𝖑𝖞𝖞𝖆•*””*•.დ

Tanya teruss, kayak polisi aja lu bang😂

2023-07-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!