tahu goreng

  Setelah perdebatan kecil yang terjadi antar aku dan ibu ika berakhir, aku memutuskan untuk pergi ke kantin. Semoga saja kantin pak joko buka. Aku sangat rindu tahu goreng buatan pak joko.

Sensansi rasa manis dari cabe buatan pak joko memang tidak ada lawan. Ditambah  dengan rasa tahu yang telah pak joko campur dengan adonan. Meimikirkan itu membuat aku tidak sabar untuk segera sampai. Jagan sampai kalah cepat dengan murid-murid lain.

  "Tunggu"suara bas seorang  terdengan dekat dibelakangku. Karena penasaran aku berbalik badan untuk memastikan apakah itu ditunjukkan untuk aku atau orang lain. Malu dong aku jika bukan.

  Ternyata laki-laki yang ada di ruangan bu ika tadi berdiri dibelakangku. Aku melihat sekitar dan menunjuk diriku sendiri untuk memastikan kepadanya. Dia hanya mengangguk sebagai respon. Aku diam untuk mendengar apa yang ingi dia bicarakan. Sembari menunggu aku menatap sekitar dengan dengan

saksama. Tapi kalau boleh jujur aku senang dengan kegiatan seperti ini. Apalagi kalau duduk ditaman sembari nakan tahu paj joko.

Kalau diperhatikan sebenarnya sekolah ini tidaklah buruk amat. Ya kita tahulah tidak ada yang sempurna.Banyak juga siswa-siswi yang berpertasi disini. Sekolah sangat terbuka bagi siswa-siswi yang ingin mengikuti lomba. Tetapi perlu digaris bawahi bawasanya lomba yang harus mengeluarkan dana lebih itu sangat sulit sekolah untuk mengiyakan. Terlebih lagi guru pembimbing yang kurang memberikan ilmunya kepada anak-anaknya.

  aku menatap anak-anak ips yang menatapku sinis. Bukan hanya perempuan tetapi juga laki-laki. Mereka seakan ingin menelanku hidup-hidup. Aku tersenyum  sebagai respon  akan tatapan mereka.

  "Apa?"ujarku untuk mengakhiri drama ini. Bersiaplah Aqila untuk drama yang akan datang.Bukanya menatapku dia malah menatap lantai. Aku melihat ke lantai apakah yang menarik disana tetapi biasa aja tidak ada yang istimewa sama sekali.

  "Ibu sekar minta kita ke perpus jam 11 nanti" setelah itu dia pergi bergitu saja tampa pamit. Dasar laki-laki aneh, baru kali ini aku melihat manusia seperti dia. Yaaa sudahlah lebih baik aku pergi ke kantik pak joko. Awas saja karena dia tahu goreng telah habis.

                         ...............

  Akhhh.. dasar laki-laki aneh. Kalau bukan karena dia pasti sudah bisa merasakan tahu goreng pak joko. Harus tunggu besok lagi untuk merasakan tahu goreng. Lihat saja aku tidak akan datang ke perpus biar tahu rasa dia. Siapa suruh buat aku kesal.

  Aku pergi ke musholah. Biasanya murid-murid jarang kesana. Hanya ada satu atau dua orang yang datang. Apalagi belum masuk waktu sholat.

  Dret...dret...dret

  Aku mengambil hp yang kuletak di dalam kantong seragam sekolah. Terdapat pesan dari bang ihsan. Tumben sekali dia mengirim pesan.

Ihsan akbar athala merupakan alumni. Dia merupakan mantan ketua osis yang selalu menghukumku waktu itu. Tetapi sejak Fauzi yang menjabat hukuman untuk perempuan yang memberikanya adalah wakilnya yakni caca. Mereka merupakan pasangan yang sangat serasi. Banyak orang bertanya-tanya apakah mereka mempunyai hubungan lebih atau tidak. Terlepas dari itu semua aku tidak peduli.

   Ternyata bang Ihsan ada disini. Mungkin ingin mengambil pesanan. Tak lama dia

  "Halo" sapa orang disana dingin sama seperti dulu. Aku membalas sapanya.

"Gue tunggu di kantin" dasar tidak pernah berubah. Selalu saja bicara langsung ke intinya. Tidak pernah mau basa-basi. Tetapi jagan salah banyak orang yang tidak kenal kepada bang ihsan. Sebenarnya bang ihsan baik dan ramah. Tetapi jika ada yang buat kesalahan dia tidak akan segan-segan memberikan tindakan yang tegas.

  Huuu... akhirnya sampai juga di kantin ujung. Tidak terlalu banyak orang yang berkumpul. Mereka kebanyakan datang lalu pergi sehingga para alumni  lebih senang berkumpul disini dari pada kantin depan.

  Di depan pintu masuk aku mendengar suata tawa. Tanpa ragu aku masuk begitu saja. Ternyata bukan hanya bang ihsan tetapi abang dan kak almuni osis yang seangkatan dengan laki-laki itu.

  "Akhirnya orang yang ditunggu datang juga"ujar bang ikal kuat. Hal itu, menarik perhatian mereka untuk melihatku.

  "Sini Aqila"ujar bang ikal sembari menunjuk kursi yang kosong di sebelahnya.

  "Halo bro" ujarku kepada bang ikal setelah duduk dan tos bersama.

"Gila banyak berubah lo ya" serunya tidak percaya.

"Nama juga manusia bang tidak seperti abang tambah kurus aja" suara tawa yang lain terdengar.

"Tu bro, lo itu sudah kaya lidi tahu tidak. Sekali ada angin langsung terbang lo"ujar bang ameng keras. Mereka yang ada di kantin kembali ketawa.

  "keren bang ameng, lanjutkan bakatmu"ujarku sembari tertawa.

  "Tidak asik lo qila"ujar bang ikal cemberus sambil memakan tahu goreng dengan kasar. Aku melihat itu segera mengambil tahu gorenganya. Menjahukan piring dari sang pemilik tagu goreng. 

"He itu punya gue"ujarnya kesal.

"Jangan pilet bang kuburanya sempit" kataku sambil memakan tahu goreng.

"Yang sabar bro ini ujian"ujar bang ameng

"Bukan masalah pilet tetapi ini  makan kesukan gue. Pokonya gue minta ganti rugi"

"Iya minta sama bang ihsan"  sebuah pukulan dari gulungan kertas mendarat dibahuku.  Aku menatap sang pelaku tajam.

"Sakit bang"

"Makanya kalau punya mulut dijaga" ujar bang ikal senang.

"Terserah aku mau pergi ke kelas aja"ujarku badmood. Aku berdiri dengan muka yang merengut. Mereka semua diam menatapku heran. Aku tidak peduli aku rasanya ingin tidur hanya itu.

   " Tunggu"bang ihsan memengan taganku. Aku menatap orang-orang yang ada didalam ruangan. Tetapi ada sesuatu yang ganjil dan kembali menatap tanganku yang dipengan bang ihsan. Sebuah ide hebat terlintas begitu saja di otakku.

  " jagan aneh-aneh qila"ujar bang ihsan yang sepertinya sadar dengan perubahan sikapku. Aku hanya tersenyum sebagai respon.

  "Tidak kok, ada apa bang"

  "Duduklah ada yang ingin kami

katakan"

  "Malas aku mau tidur"ujarku jujur

  "Hanya sebentar"aku merasa ada yang tidak beres. Apalagi sikap bang ihsan hari ini bukan seperti diriny. Seperti berusaha untuk bersikap santai tapi terkesan dipaksa sehingga tidak enak dipandang. Baiklah Aqila kamu hanya perlu ikuti saja permainan mereka dan pura-pura tidak tahu. Tetapi kalau diperhatikan ,sikap mereka tidak seperti biasa.

  "Baiklah"aku duduk kembalia tetapi kali ini didekat bang ihsan. Mereka saling lirik satu dan yang lain. Ini semakin membuatku curiga. Baikalah saatnya kita jalankan rencana kita.

"Kalau tidak ada yang mau dibicarakan aku tidur aja. Ujarku sambil bersandar di tangan bang ihsan. Aku melihat seorang yang tampak tidak senang dengan itu.

   Bang ihsan sediri berusaha mengusirku secara halus.

"Jagan seperti ini"ujar bang ihsan merasa tidak enak. Matanya dari tadi menatap seseorang. Ternyata cukup menghibur juga. Kalau aku tebak sih semua orang juga tidak tahu tentang hal ini.

  "Baiklah"ujarku mengalah. Aku tidak ingin membuat hubungan orang lain retak.

  "Mana dia makalahnya?"tanya bang ihsan.

Aku membuka tas yang memang sedari tadi aku bawa.Isinya hanya map warna merah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!