Episode 5

Kalau di bandingkan Elena lebih dekat dan akrab kepada Radit dari pada Farel kakak laki-laki nya itu.

Berhari-hari Elena harus menahan rasa cemburu, menahan rasa amarah ketika melihat suami nya bermesraan bersama Jihan.

"Elena!!!!" panggil Jihan yang di lantai bawah. Elena mendengar teriakan Jihan membuat nya panik dia langsung berlari ke bawah hampir saja jatuh dia melihat Jihan yang berdiri di samping meja makan.

"Kenapa kamu manggil aku? apa terjadi sesuatu?"

"Masih nanya lagi! Apa kamu lupa kalau aku sedang hamil? aku harus makan makanan yang bergizi, kenapa kamu masak makanan yang berminyak seperti ini!"

Elena terdiam sejenak. "Kalau kamu mau makan yang bergizi kamu bisa masak sendiri."

"Aku lagi hamil, tidak bisa masak!"

"Kalau begitu kamu pesan saja di luar."

"Ada apa ini ribut-ribut? Kenapa dari tadi sangat berisik sekali?" Farel datang.

"Ini loh sayang, kamu tau kan aku gak boleh makan pedas sama berminyak seperti ini, tapi Elena malah masak ini."

"Aku yakin seperti nya Elena sengaja agar aku makan dan janin aku kenapa-napa."

"Kamu jangan percaya Farel, aku sama sekali tidak tau kalau Jihan tidak bisa makan seperti ini."

"Iyalah kamu gak tau, kamu kan tidak pernah hamil," Tiba-tiba saja Bu Rosa datang.

"Sudah jangan membuat banyak alasan, setiap hari saja kamu membuat masalah sebaiknya kamu masak untuk Jihan."

"Tapi aku.."

"Lakukan! Ini perintah dari ku, anak yang di kandungan Jihan adalah anak ku."

Elena yang tidak berani menantang suami nya akhirnya dia menginyakan dan langsung ke dapur.

"Kamu gak apa-apa kan nak? Kamu harus hati-hati pada perempuan mandul itu, bisa jadi saja dia melakukan cara untuk membuat kamu keguguran," ucap Bu Rosa.

Hampir setiap hari Bu Rosa datang dia selalu ikut campur dengan urusan rumah tangga anak nya itu.

Hari-hari berlalu sehingga tidak terasa sudah satu bulan Farel menikah dengan Jihan.

"Kenapa sampai sekarang Elena belum keluar dari kamar?" tanya Jihan karena melihat rumah masih berantakan dan juga belum ada sarapan.

"Sayang aku berangkat kerja dulu yah, kamu jaga diri baik-baik."

Farel mengelus perut Jihan dan setelah itu pergi.

"Tok!! Tok!! Tok!!"

Ketukan pintu kamar Elena.

"Elena ini sudah siang, kenapa kamu masih di kamar? aku sangat Lapar!" teriakan Jihan dari balik pintu.

Elena yang kurang enak badan t terganggu oleh suara teriakan Jihan.

Dia membuka pintu dan melihat Jihan.

"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu baru bangun jam segini?" tanya Jihan.

"Justru aku yang harus marah karena kamu berteriak di depan kamar ku."

"Kok kamu jadi nyalahin aku sih? kenapa kamu tidak masak? rumah juga sangat berantakan!"

"Ingat yah aku di sini adalah istri pertama dan aku bukan pembantu yang menjadi pelayan kamu!"

"Oohh begitu. Kalau seperti ini aku akan mengadukan sifat kamu ke Farel agar kamu di ceraikan!"

Tiba-tiba Elena mendorong Jihan di bagian dada dan tidak terlalu kuat namun Jihan jatuh ke lantai.

"Aaaa!!!"

"Elena! Kenapa kamu mendorong Jihan?" tiba-tiba Fika datang.

"Sakit... Sakit..." Jihan membuat sandiwara yang membuat Elena sangat muak melihat nya.

Sampai di rumah sakit pinggang Jihan hanya terbentur.

"Kamu tunggu sebentar yah sayang, aku keluar dulu."

Farel langsung menarik tangan Elena keluar.

"Sakit Farel, lepas kan!"

"Kamu memang sengaja yah membuat Jihan keguguran?" ucap Farel sambil menggenggam kuat pergelangan tangan Elena.

"Dia yang memulai nya terlebih dahulu, dia yang membuat aku kesal."

"Apapun itu alasan nya kamu tetap salah? Kenapa kamu harus mendorong nya? Sudah berapa kali kamu mencoba untuk membunuh janinnya."

"Aku tidak ada niat seperti itu!"

"Elena! Kalau kamu melakukan hal seperti ini dan tidak mematuhi perkataan ku dan juga Jihan aku akan menceraikan kamu!"

Mendengar itu Elena menggeleng kan kepala nya.

"Aku mohon jangan, aku sangat mencintai kamu, aku bisa membuktikan kalau aku bisa memberikan kamu keturunan."

Tangan Elena di lepas oleh Farel dan menatap nya dengan tatapan yang sangat tajam sekali.

"Jangan coba-coba untuk mengulangi nya lagi!"

"Jangan sampai saya melihat wajah kamu di sini!" Farel pun kembali masuk ke dalam.

Elena menghela nafas panjang, mencoba untuk selalu tegar.

"Ekhem-ekhem!!" tiba-tiba Radit berdiri tidak jauh dari Elena.

Elena melihat ke arah Radit, dia bingung Radit menatap siapa, dia melihat ke sekitar tidak ada siapapun di sana.

"Apa kamu lupa kepada ku?" tanya Radit.

Elena menatap wajah Radit, dia mencoba memperjelas ingatan nya karena wajah itu begitu tidak asing.

Elena menggeleng kan kepala nya.

"Saya adalah Radit, rekan kerja Pak Zuki."

Elena tetap tidak tau, namun nama itu sangat tidak asing karena nama itu sering sekali di sebut oleh almarhum pak Zuki.

"Maaf, saya minta maaf karena tidak mengingat anda."

"Tidak masalah, kita hanya bertemu tiga kali."

"Tiga kali? saya sama sekali tidak mengingat nya."

"Saya pernah hadir di acara pernikahan kamu dengan Farel, dan kedua di pernikahan Farel yang kedua dan kamu tidak sengaja menabrak saya."

Elena langsung mengingat kejadian itu dia segera minta maaf tidak enak hati dan menawarkan ganti rugi.

"Kamu tidak perlu ganti rugi, cukup ingat saja wajah saya."

Elena Heran dengan Radit yang seperti mengenali nya lebih banyak.

"Oh iya ini kartu nama saya," Radit memberikan kartu nama nya kepada Elena.

"Tunggu, Bapak adalah pemilik perusahaan NTK Group?" tanya Elena.

"Benar, saya dengar kamu menolak untuk bekerja di perusahaan saya satu tahun yang lalu, kalau kamu membutuhkan pekerjaan kamu bisa menghubungi saya."

Elena semakin heran dengan Radit kenapa dia bisa tau.

"Baiklah kalau begitu saya rasa pembicaraan kita sudah cukup, saya juga harus segera kembali."

"Tunggu pak."

Radit berhenti dia menoleh ke arah Elena. "Ada apa?"

Elena seketika bingung mau mengatakan apa, akhirnya dia menggeleng kan kepala nya dan membiarkan Radit pergi.

Elena kembali ke rumah dia duduk termenung di tempat tidur nya sambil melihat kartu nama Radit.

"Aku sudah tidak memiliki uang, Farel juga tidak pernah memberikan aku uang, apa sebaik nya aku bekerja saja? Aku juga harus mencari kesibukan agar tidak selalu merasakan sakit hati seperti ini."

Keesokan harinya Elena memutuskan untuk datang ke perusahaan itu.

"Sebenarnya kita mau kemana sih kak?" tanya Cika karena Elena meminta bantuan Cika.

"Kakak ingin mencari pekerjaan," ucap Elena.

"Kenapa kak? Apa kak Farel tidak memberikan uang lagi?"

"Kamu tau sendiri Farel tidak pernah memberi kan uang kepada kakak."

"Ya sudah kalau begitu, aku akan mendukung dan membantu kakak mencari pekerjaan."

Terpopuler

Comments

Eka Rianti

Eka Rianti

elena tolol 🤣🤣🤣

2023-07-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!