Episode 2

Farel mencoba menenangkan diri terlebih dahulu dan memberanikan diri untuk berbicara kepada ibu nya itu.

"Coba katakan ada apa? Kenapa kelihatan nya kamu sangat gugup?"

"Jihan hamil Bu, dia mengandung anak ku dan aku harus menikahi dia."

"Bagus dong kalau begitu, sebaiknya kamu langsung segera menikahi dia."

Farel kaget dengan kata-kata ibu nya, dia berfikir kalau ibu nya akan marah namun ternyata tidak sama sekali.

"Ibu mengijinkan aku menikahi Jihan?"

"Ibu sudah lama bilang kalau kamu sangat cocok dengan Jihan, ibu sangat setuju kamu menikah dengan Jihan."

"Tapi bagaimana dengan Elena? Aku sudah berbicara dengan nya namun dia tidak setuju."

"Biar ibu saja yang berbicara dengan dia, kalau dia tidak mau di madu kenapa tidak cerai saja?"

"Aku sangat mencintai Jihan Bu, tapi mau bagaimana pun Elena adalah istri pertama ku."

"Sudah tidak perlu mengkhawatirkan istri mu, dia adalah wanita mandul yang tidak bisa memberikan anak kepada kamu dan dia selama ini hanya menjadi benalu di kehidupan mu."

Keesokan harinya seperti biasa Elena menunggu suami nya namun suami nya pulang terlalu larut malam sehingga dia ketiduran di sofa.

Berhari-hari dia tidak berbicara dengan suami nya. Mereka memang tinggal satu rumah namun tidak berbicara, Elena mencoba berbicara namun Farel tidak menanggapi nya.

Keesokan paginya..

"Elena.. Elena.." panggil Bu Rosa.

"Ibu.."

"Dari mana saja kamu? mertua datang namun tidak di sambut!"

"Maaf Bu, aku lagi menjemur pakaian."

"Ada apa yah Bu, tidak biasanya ibu ke sini?"

"Kenapa? Apa saya tidak boleh datang ke rumah anak saya sendiri? ingat yah kamu di sini hanya menumpang saja."

"Bukan seperti itu," ucap Elena.

"Saya mau membicarakan hal serius kepada kamu."

"Kebetulan sekali Ibu ke sini, aku tidak memiliki waktu mau datang ke rumah ibu, aku juga mau menyampaikan sesuatu."

Bu Rosa menghela nafas panjang.

"Saya sudah tau kamu mau mengadukan anak saya kan?"

"Iyah bu."

"Saya menyetujui anak saya menikah dengan Jihan, kamu juga harus menyetujui nya karena itu demi kebahagiaan Farel."

"Bu.. Aku tidak mau di madu."

"Kalau begitu kamu bercerai saja dengan Farel, apa susahnya? Toh juga kamu tidak bisa memberikan Farel keturunan dan sekarang anak Farel sudah di kandungan Jihan."

"Saya tidak ingin banyak basa-basi, saya tunggu jawaban kamu dua hari ini."

Setelah itu Bu Rosa pergi.

Belakangan ini Elena sudah tidak tidur memikirkan hal itu, di tambah lagi banyak sekali tanda-tanda perselingkuhan suaminya itu yang di ketahui nya dan dia juga menyelidiki hubungan mereka yang membuat nya sangat sakit.

Dua hari kemudian..

"Sayang kita perlu bicara."

Sebelum berangkat bekerja Elena menahan suami nya.

"Ada apa? saya sudah telat."

"Apa kamu tidak berniat mau membatalkan rencana kamu untuk menikah? Aku bisa berusaha memberi kan kamu anak, kita bisa ke dokter."

"Ke dokter menghabis kan uang banyak, kamu pikir ke dokter murah?"

"Tapi hubungan kita tidak mungkin berakhir seperti ini, aku sangat mencintai kamu."

"Maaf Elena, aku tetap akan menikah Jihan, kalau kamu tidak menerima nya kamu bisa pergi."

Elena menggeleng kan kepala nya.

"Sayang aku tidak bisa berpisah dengan kamu, aku mohon jangan menceraikan aku."

"Baiklah aku akan mengijinkan kamu poligami. Tapi kamu bisa janji kan kalau kamu akan Adil?" tanya Elena.

Farel tidak menjawab nya dia langsung pergi.

Beberapa hari setelah nya Farel membawa Jihan ke rumah nya.

"Sayang... nanti kalau kita sudah menikah aku mau tinggal di sini," ucap Jihan kepada Farel.

Elena keluar dia melihat suami dan Jihan sudah datang.

"Tidak bisa! Ini adalah rumah saya dengan Farel."

"Oh iya Elena, saya hanya memiliki rumah satu dan rumah ini cukup besar kalau di tinggali untuk dua orang, jadi Jihan dan calon anak aku akan tinggal di sini."

"Tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian, semua keputusan ada di tangan ku."

Jihan tersenyum menang. Sementara Jihan benar-benar sangat cemburu melihat Farel dan Jihan sangat romantis.

melihat farel mengelus perut Jihan, mencium nya membuat hati nya sangat hancur.

Tidak berselang lama dari kedatangan Jihan acara pernikahan mereka di umumkan.

Cika datang mengantar kan undangan itu ke Kakak Ipar nya.

"Kakak yang sabar yah, aku tau kakak pasti sangat terpukul melihat ini."

Elena menangis di pelukan Cika yang selalu menguat kan dia.

"Aku tidak bisa membantu kakak, aku minta maaf, aku tidak berhasil melarang mereka menikah."

"Kamu tidak salah dek, ini kesalahan kakak."

"Kenapa kakak tidak memiliki bercerai saja? Kenapa kakak tidak meninggalkan kak Farel? Semua orang di sini sudah sangat jahat kepada kakak."

"Kakak sangat mencintai Farel, tidak semudah itu untuk bercerai dek."

"Ya ampun kak, kalau seperti kakak akan tersiksa."

"Kakak pasti kuat, kakak bisa menghadapi semua nya."

Tiba di hari pernikahan...

"Kamu jangan membuat kekacauan di sana!" ucap Fika yang tiba-tiba menarik tangan Elena dengan kasar setelah sampai di acara.

Elena tidak menjawab nya.

"Kenapa kau harus datang ke sini? kenapa tidak menangis saja di kamar."

"Aku tau kenapa kamu tidak mau bercerai, karena kamu takut tidak bisa makan kan? karena selama ini kamu hanya membutuhkan uang kakak ku."

"Kak Fika ngomong apa sih! Lepaskan!" Cika membawa Elena masuk ke dalam.

"Tidak perlu terlalu di pikirkan pembicaraan kak Fika tadi, ayo kita duduk."

Elena terlihat sangat sedih, wajah nya sudah sangat sembab namun di tutupi oleh makeup yang membuat nya terlihat sangat cantik dan Cika lah yang membuat nya cantik hari ini.

"Lebih cantik Kak Elena dari Jihan, kenapa kak farel memilih wanita pelakor itu sih?" ucap Cika.

"Ssttt jangan berbicara seperti itu, mau bagaimana pun dia juga adalah Kakak ipar kamu."

"Enggak! Aku tidak menyukai nya, dari awal aku sudah tidak suka kepada nya."

Acara di mulai, pengantin datang.

Elena berusaha untuk Terus tersenyum di saat mereka sudah sah menjadi suami istri.

"Aku tidak pernah berfikir dan aku tidak pernah mimpi akan datang ke acara pernikahan suamiku sendiri, masa depan tidak ada yang tau seperti apa," batin Elena.

Fika dan Bu Rosa tersenyum bahagia melihat Elena tersakiti, walaupun Elena tersenyum dia tidak bisa menutupi wajah nya yang sedih.

"Sekarang posisi ku di ambil oleh Jihan, tapi aku tidak akan menyerah, aku akan membuktikan kalau aku adalah istri yang baik," ucap Elena dalam hati.

Sepanjang acara Elena menjadi wanita yang berpura-pura bahagia, di balik makeup nya ada wajah yang sangat sedih, dia tidak tahan melihat keromantisan mereka dia tidak bisa menahan air mata nya lagi dan berlari keluar.

Namum saat berlari keluar tidak sengaja dia menabrak pria yang seperti nya tamu undangan yang baru saja datang di malam hari.

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

si elena ini bodoh banget ya ,mau aja menyakiti diri sendiri dengan alasan cinta ,sudah nikah tidak memberi tau orang tua nya di kampung ,durhaka sama orang tua Ahir nya dapat karma kan ,kuliah udah lulus bisa kerja apa kek ,mau aja di madu ,bodoh sekali kamu elena ,terima lah nasib lho ,😓

2023-07-07

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!