"Maksud kamu kamar kita akan menjadi milik Jihan?" tanya Elena.
"Ya lebih tepatnya seperti itu, itu adalah kamar utama, kamar yang memiliki fasilitas lengkap dan juga cukup luas karena Jihan hamil jadi dia butuh kamar yang bagus."
Elena menghela nafas, dia mau marah namun semua nya percuma.
"Aku sudah bilang kalau kamu harus adil, apa ini yang namanya Adil? Masih banyak kamar lain yang kosong!"
"Kurang adil bagaimana? Aku masih mengijinkan kamu tinggal di rumah ini."
"Sayang aku sangat lelah, aku mau istirahat." ucap Jihan.
"Sebaiknya kamu segera membersihkan kamar itu dan membawa keluar barang-barang kamu."
Elena tidak bisa berkata-kata lagi akhirnya dia menuruti perintah suami nya itu.
"Pantesan saja selama ini kamu sangat betah di sini, fasilitas yang lengkap, kamar yang bagus, suami yang Tampan dan kaya raya," ucap Jihan yang baru saja masuk ke dalam kamar.
Elena menoleh ke arah Jihan.
"Kenapa kamu menatap ku seperti itu? Mulai dari sekarang kita akan menjadi saudara di sini," ucap Jihan.
"Kenapa sih kamu tidak minta cerai saja? Percuma saja kamu menjadi istri dari Farel karena sekarang aku lah wanita yang di cintai nya."
"Kamu juga seorang perempuan, namun kenapa kamu sangat tega melakukan ini kepada sesama perempuan?"
"Karena aku mencintai Farel, aku ingin bersama Farel."
"Oh iya, kamu yang sabar yah, karena setiap hari kamu akan melihat aku bersama Farel yang bermesraan."
"Ini rumah ku, kamu tidak ada hak melakukan apapun di sini."
Jihan tertawa melihat Elena.
"Elena.. Elena.. Apa sih yang kamu harapkan lagi dari Farel? Dia sudah menjadi suami ku, dan keluarga nya satu pun tidak ada yang menyukai wanita mandul dan miskin seperti kamu ini."
Mendengar itu hati Elena begitu sakit sekali, tidak bisa berkata lagi akhirnya dia memutuskan untuk segera keluar dari kamar itu.
Setelah dia membersihkan kamar baru dan menata barang-barang nya dia membuka pintu kamar nya karena suami nya mengetuk.
"Malam ini kamu akan tidur di sini kan?" tanya Elena sambil tersenyum.
"Selama Jihan hamil aku akan menemani Jihan, oh iya kamu masak makan malam sana."
"Baiklah."'
Elena memasak di dapur setelah selesai dia menata makanan nya di atas meja.
Dia menunggu suami nya turun. Namun ternyata Jihan ikut turun bersama nya.
"Kamu makan dulu yah agar anak kita sehat."
"Iyah sayang."
Kali ini Elena bisa melihat Farel yang benar-benar sangat baik kepada Jihan dan sangat romantis bahkan Jihan makan di suapin oleh nya.
Elena masih berusaha untuk kuat dan melanjutkan makan nya.
Setelah selesai makan dia langsung ke kamar.
"Elena.. kamu pasti kuat, kamu tidak boleh menyerah."
Tiba-tiba handphone nya berdering.
"Halo kak, aku di depan rumah."
Cika datang dan berdiri di depan rumah.
Elena mau keluar. Sebelum dia keluar seperti biasa dia ijin kepada suami nya terlebih dahulu yang duduk sendirian di ruang tamu.
"Humm aku pergi dulu yah," ucap Elena dia sudah bingung harus manggil apa kepada suami nya itu.
"Pergi lah, kenapa kamu harus bilang kepada saya?"
Elena keluar dia melihat Cika.
"Cika apa yang kamu lakukan di sini malam-malam? Kamu mau membawa kakak kemana?"
"Sudah, ayo ikut saja."
"Cika, kakak kurang enak badan."
"Aku tau kakak di rumah pasti sangat pusing, aku mau ngajakin jalan-jalan malam."
Akhirnya Elena mau dia masuk ke dalam mobil Cika.
Tidak beberapa lama akhirnya mereka sampai di taman kota yang sangat jarang dikunjungi oleh mereka berdua karena lumayan jauh.
"Tumben banget sih kamu ngajakin kakak keluar seperti ini?" tanya Elena.
"Aku selalu ngajakin kakak, tapi kakak selalu saja menolak karena kak Farel tidak mengijinkan nya."
Elena tersenyum. "Malam ini kakak tidak boleh memikirkan masalah apapun itu, pokoknya kakak tidak boleh sedih ayo kita masuk ke dalam dan bermain di pasar malam."
Elena mengangguk, Cika lah yang selalu menghibur nya.
Sementara di tempat lain, di apartemen mewah duduk lah Pria yang bertubuh kekar tidak memakai baju dan hanya memakai celana pendek karena baru saja selesai mandi.
Saat mau mengumpulkan pakaian kotor nya tidak sengaja dia melihat jas nya yang beberapa hari lalu di tabrak seseorang.
"Sudah lama tidak bertemu dengan nya, akhirnya bertemu lagi," ucap Radit sambil tersenyum tipis.
Keesokan harinya...
"Om Radit ngapain ke sini?" tanya Cika yang baru saja sampai di kampus hendak masuk ke dalam kelas namun ternyata tidak sengaja berpapasan dengan Radit bersama Sekretaris nya.
"Pagi Cika," sapa Radit. Cika mengangguk.
"Om ke sini ada urusan sama pengurus universitas."
"Oohh tentang itu, aku lupa kalau sekarang om lah yang mengurus nya. Tapi biasanya sekertaris Om yang datang, tumben-tumbenan Om sendiri yang datang?" tanya Cika.
"Hum rasa penasaran kamu sangat tinggi, apa kelas kamu sudah mau di mulai?"
"Masih lama Om."
"Kalau begitu ayo temanin Om sarapan di kantin."
Cika mengangguk.
"Aku dengar Om ada di luar negeri, kenapa tiba-tiba Om ada di Jakarta?"
"Cerita nya panjang, sekarang kamu jelas kan kenapa kakak kamu menikah lagi?" tanya Radit.
Cika langsung memasang wajah sedih, dia menggeleng kan kepala nya.
"Aku juga tidak tau Om, mbak Jihan mengandung anak kak Farel karena mereka sudah berpacaran di belakang kak Elena."
"Kenapa Bu Rosa tidak melarang nya?"
"Ibu sangat membenci kak Elena karena menganggapnya kak Elena mandul dan tidak bisa memberikan kak Farel keturunan dan di tambah lagi Ibu selalu berfikir kalau kak Elena adalah benalu di kehidupan kak Farel."
"Kejadian ini sudah berapa lama?" tanya Radit.
"Aku tidak tau pasti nya, hanya saja selesai Ayah meninggal semua orang membenci kak Elena dan menuduh kak Elena yang tidak becus menjaga Ayah."
"Om tau sendiri kan kalau Kak Elena adalah kesayangan Ayah, dia lebih menyanyangi Elena dari pada anak nya sendiri begitu juga dengan kak Elena sangat sayang pada ayah, tidak mungkin kak Elena melakukan itu."
Radit terdiam mendengar itu.
"Om kemana saja? Kenapa kematian Ayah Om sama sekali tidak datang? kenapa Om membiarkan Ayah meninggal secara misterius seperti ini?" tanya Cika.
"Om ada pekerjaan di luar provinsi yang sama sekali tidak bisa di tinggal. Om juga Melakukan ini demi Ayah kamu, namun ayah telat tau kalau Ayah kamu sudah meninggal."
Elena menangis. "Setelah Kepergian ayah tidak ada kebahagiaan di rumah, Ibu selalu bergonta-ganti pasangan dan membawa nya ke rumah, begitu juga dengan kak Fika yang semakin jahat dan pergaulan nya sangat bebas. Di tambah lagi kak Farel yang tidak lagi perduli kepada kak Elena."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments