“Dasar bocah nakal! Sekali lagi kau menggoda atau mempermainkan aku, kau akan mendapat akibatnya lebih buruk lagi dari ini,” ujar Kane yang sebenarnya tidak rela melepaskan jewerannya itu.
“Iya, tapi tidak janji!” gumam Carol sembari memegangi telinganya yang masih terasa sakit.
“Aish, … Kau ini!” geram Kane dengan kelakuan gadis kecil itu yang entah memiliki keberanian dari mana bisa mempermainkan dirinya seperti kakaknya sendiri.
“Eehh, … Tunggu dulu, Tuan! Sepertinya anda melewatkan sesuatu yang sangat penting dari informasi yang sudah saya dapatkan dengan susah payah itu!” seru Carol sembari menghindari tangan Kane yang berniat menjewernya lagi.
“Apa? Bagian mana yang aku lewatkan?” desak Kane agar Carol segera menunjukannya.
“Di sini, Tuan!”
Carol lalu menunjukan tulisan yang terlihat sangat kecil di bagian kertas paling bawah. Tentu saja Kane akan melewatkan bagian tersebut, karena tulisannya yang begitu kecil dan bahkan di bagian paling bawah pula yang hampir menyatu dengan garis pembatas yang Carol buat.
“Sialan kau bocah! Cepat baca sendiri apa yang tertulis di sana,” perintah Kane yang sudah sangat gemas ingin menjitak kepala Carol saat itu juga, tapi Kane menahannya karena menganggap Carol masih anak kecil.
“Di sini tertulis bahwa Flora sempat menghilang selama beberapa tahun. Lalu pada tahun yang sama dengan menghilangnya Shia di laut saat itu, Flora kembali di temukan oleh Ibunya dalam keadaan hilang ingatan sepenuhnya,” terang Carol yang kali ini serius menjelaskan.
Sebab dia tahu bahwa wanita bernama Shia sangat berarti di kehidupan Tuannya. Sehingga dia tidak bisa mempermainkannya seperti biasanya.
“Kemudian, pada berkas kesehatannya juga menjelaskan hal yang sama bahwa Flora mengalami Amnesia! Bukankan semua kebetulan ini begitu sempurna, apalagi Tuan mengatakan bahwa mereka memiliki bekas luka yang sama persis,” sambung Carol seolah membukakan sebuah harapan untuk Tuanya.
“Sayangnya, saksi kunci dari semua teka-teki ini hanyalah Ibunya. Tapi dari yang kita ketahui, Ibunya saat ini tengah terbaring koma di rumah sakit selama dua tahun terakhir karena kecelakaan kerja,” ujar Carol lagi.
“Keputusan Tuan memang sudah sangat tepat untuk menempatkan wanita bernama Flora itu di samping kita! Sehingga kita bisa membuktikan apakah dia memang Shia atau bukan,” ujar Kevin yang ikut bergabung dalam pembicaraan itu.
“Selain itu, jika Ibunya bisa sadar dari koma maka semuanya akan terungkap siapa Flora sebenarnya,” sambungnya.
“Benar! Aku pun merasa bahwa Nona Flora adalah Shia,” imbuh Jaxon siapa sangka ikut bersuara.
“Kita akan membuktikannya sendiri selama enam bulan ini,” gumam Kane yang juga sependapat dengan mereka semua.
“Sebelum itu, Kevin kau urus tentang masalah biaya pengobatan Ibunya! Carikan rumah sakit dan dokter terbaik untuk menyembuhkan Ibunya itu. Jika Flora memang bukan Shia, setidaknya dia mendapat imbalan yang akan janjikan,"
"Dan jika Flora memang benar Shia, maka itu akan menjadi imbalan yang pantas untuk ibunya, karena telah menyelamatkan Shia-ku!” terang Kane yang langsung di setujui oleh yang lainnya.
“Baik, Tuan! Saya akan mengatur semuanya mulai besok,” sahut Kevin.
...****************...
Sedangkan disisi lain, wanita yang tengah menjadi topik pembicaraan mereka kini telah tiba di rumah sakit dengan keadaan kacaunya dan masih melekat jas mahal milik Kane di tubuhnya.
Semua perawat yang melihat kedatangan Flora dengan mengenakan sebuah jas mahal dengan brand ternama langsung saja bergosip ria. Apalagi di tambah dengan keadaan Flora yang kacau dengan mata sembabnya.
Pasalnya semua yang bekerja di rumah sakit tahu sekali bagaimana miskinnya Flora dan keluarganya, biaya perawatan ibunya selama hampir empat bulan di rumah sakit belum kunjung di lunasi. Dan sekarang Flora malah datang dengan menaiki sebuah mobil mewah edisi terbatas.
“Lihatlah, sepertinya dia sudah menemukan pria tua kaya untuk di jadikan sugar daddy agar bisa melunasi biaya rumah sakitnya yang sudah menggunung,” bisik perawat satu dengan yang lainnya.
“Iya, sepertinya begitu! Karena dia gagal menggoda Dr. Oliver, maka dari itu dia mengganti target dengan menggoda pria tua yang kaya,” sahut temannya sengaja sedikit menaikkan nada bicaranya seakan ingin Flora mendengarnya.
Tentu saja, Flora bisa mendengarnya dengan sangat jelas karena jaraknya dengan para perawat itu juga sangat dekat. Bahkan Hunter juga bisa mendengarnya dengan jelas, sehingga dia merasa sedikit khawatir atas perubahan wajah dari wanita yang katanya sudah menjadi kekasih Tuan mudanya itu.
“Nona, apakah ada masalah?”
Hunter mencoba menanyakan keadaan Flora, begitu dia melihat wajah murung wanita yang di ikutinya sejak dari perusahaan Tuannya.
“Aah, … Tidak ada apa-apa! Terima kasih sudah mau menanyakan keadaanku!” ucap Flora yang langsung membungkuk sebagai tanda terima kasihnya dan memilih mengabaikan gossip para perawat itu seperti biasanya.
“Baiklah, sebaiknya anda tidak perlu mendengarkan gossip murahan seperti itu, Nona! Mungkin mereka hanya iri kepada anda,” balas Hunter yang tidak mau terlalu terlibat dengan urusan orang lain, tapi sebaiknya dia melaporkannya saja pada Tuannya.
“Iya, aku tidak begitu memperdulikannya!” ucap Flora dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya.
Akan tetapi, begitu berbalik dan berhadapan langsung dengan para perawat yang tadi menggosipkannya raut wajah Flora seketika berubah dingin dan datar. Terlihat kemarahan dari wajah cantiknya, Flora menatap dengan tajam kedua perawat yang membicarakannya itu dan melewatinya begitu saja.
“Dasar tidak ada kerjaan ‘yah begitu! Mungkin contoh perawat yang tidak berguna di rumah sakit ini, makanya kerjaannya hanya menggosipkan orang terus,” sindir Flora ketika melewati kedua perawat tersebut.
“Wanita ****** itu, _...”
“Sudahlah ini rumah sakit tempat kita bekerja, jangan membuat onar atau kita malah kena akibatnya?” ujar temannya mengingatkan agar tidak bertindak gegabah.
“Bagaimana kalau kita laporkan saja pada manager rumah sakit ini tentang apa kita lihat barusan! Aku yakin kali ini manager pasti akan langsung menyuruh wanita jalan itu memindahkan ibunya ke rumah sakit lain,” bujuknya lagi yang memiliki rencana untuk membalas sindiran dari Flora.
“Kau benar! Mari kita lakukan seperti itu saja,” sahut temannya itu yang tentunya sangat setuju.
...****************...
Sedangkan Flora sendiri kini sudah berada di ruangan dimana Ibunya tengah terbaring koma. Seperti hari biasanya, Flora akan memandikan Ibunya dengan handuk kecil sambil menceritakan hari yang di laluinya dan mengingat kembali perlakuan Ceo perusahaan tempatnya melamar pekerjaan yang melecehkan dirinya saat wawancara.
“Ibu, hari ini Flo tidak berhasil mendapatkan pekerjaan yang sangat bagus! Flo, tidak mau menjadi seperti wanita murahan di luar sana. Ceo perusahaan besar itu bahkan menawarkan hal yang cukup gila, tapi Flo juga membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibu,” lirih Flora dengan wajah tertunduk.
Bersambung, ......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fahmi Ardiansyah
iya dgn keadaan yg terdesak akhirnya Flo menerima tawaran itu demi ibunya yg sakit.
2024-11-17
0
Asih Ningsih
terima aja entar lama2 ceo itu akan jatuh cinta ama kmu flo.
2024-05-03
0
Asih Ningsih
memang mulut tak brtulng melihat baru makai jas aja udh ghibah
2024-05-03
0