Flora mulai bercerita mengenai hari yang di laluinya yang terasa begitu berat. Tanpa sadar Flora kembali menitikkan air matanya di depan ibunya, padahal selama ini dia berusaha keras untuk tetap menjadi gadis kuat dan tegar ketika di hadapan ibunya.
Waktu dengan cepat berlalu, kini siang telah berganti malam. Flora terus berada di rumah sakit untuk menemani ibunya. Merasa sedikit bosan berada di ruangan rawat Ibunya, Flora pun menyempatkan dirinya mencari udara segar di taman rumah sakit.
Akan tetapi, Flora segera mengurungkan niatnya ketika dia tidak sengaja mendengar percakapan beberapa dokter yang bertugas malam saat itu. Dimana dalam pembicaraan tersebut berkaitan dengan dia dan ibunya.
“Apa kau sudah mendengarnya? Katanya pasien koma yang berada di ruangan nomor 25 akan di pulangkan besok, karena sudah hampir empat bulan lebih tidak bisa melunasi biaya perawatannya,” ujar salah satu dokter itu pada temannya.
“Bukankah itu sangat berbahaya untuk pasien itu sendiri?” tanya temannya yang sedikit terkejut saat mendengar berita tersebut.
“Tentu saja! Pasien koma membutuhkan alat pendeteksi detak jantung, selang makanan dan juga oksigen untuk mempertahankan kehidupannya. Namun, jika di pulangkan begitu saja maka pasien harus melepaskan semua peralatan medis itu,” terang dokter sebelumnya.
“Dan bisa di pastikan kita tidak akan bisa mengetahui bahwa jantung pasien itu akan berhenti atau tidak ketika peralatan itu terlepas dari tubuhnya,” sambungnya.
“Aku dengar anaknya sampai menjual diri untuk membayar pengobatannya, tapi kenapa masih saja belum bisa terbayarkan?” sahut temannya lagi.
“Entahlah, kalau gossip itu aku tidak begitu mempercayainya! Di Mataku sepertinya dia wanita yang baik,” ujar dokter tersebut.
“Sudahlah, sebaiknya kita bekerja sekarang! Kenapa malah jadi ikut bergosip begini,” ujar temannya mengingatkan tugas yang harus mereka kerjakan sebagai seorang dokter.
Flora yang mendengar pembicaraan kedua dokter tersebut hanya bisa menangis dalam diam. Sebagai seorang anak dia tidak bisa membiarkan ibunya meninggalkan dirinya begitu saja dari dunia yang kejam ini. Disela isak tangisnya, Flora kembali teringat dengan penawaran yang Kane katakan sebelumnya.
“Hiks, … Haruskah aku menerima tawaran dari Ceo mesum itu?” gumam Flora yang masih merasa ragu.
“Apa yang kau ragukan lagi, Flo! Ibu lebih penting dari dirimu sendiri dan ini hanya kontrak sebagai kekasihnya, bukan istrinya! Jadi, tidak akan terjadi masalah apapun untuk ke depannya. Kau harus menemui Ceo mesum itu besok pagi!”
Flora mengatakan itu pada dirinya sendiri dan dengan kasar menghapus sisa air mata di wajahnya.
Suara deru ombak besar begitu terdengar jelas di telinga. Kemudian, suara alunan music DJ juga terdengar di alunan kapal pesiar mewah. Terlihat beberapa remaja laki-laki dan remaja perempuan tengah berdansa mengikuti alunan music DJ yang semakin keras terdengar.
“Kau harus memutuskan di antara Stella dan Shia siapa yang harus kami lemparkan ke laut?”
Kemudian, terdengar suara seorang remaja laki-laki yang tengah mendesak temannya untuk segera mengambil keputusan atas pertanyaannya. Sedangkan remaja yang lainnya seolah mendukung permainan tersebut.
“Kita lihat apakah Kane akan membuktikan cintanya kepada Stella atau kesetiaannya sebagai sahabat Shia?”
Remaja laki-laki lainnya ikut bersuara membuat sosok remaja bernama Kane semakin bingung.
“Hentikan! Permainan ini sangatlah tidak lucu, apa kalian lupa kita sedang di tengah lautan.”
Seorang remaja laki-laki lainnya berjalan mendekat dan mengingatkan teman-temannya untuk berhenti.
“Alah, … Jangan dengan dengarkan dia! Kane cepat putuskan!” desak remaja laki-laki yang sebelumnya memberikan pilihan.
“Tentu saja, Shia! Karena aku tidak mungkin membahayakan Stella-ku!”
Kane langsung saja membopong tubuh Shia, gadis itu terlihat sangat ketakutan dan berusaha untuk memberontak. Tapi remaja bernama Kane itu sama sekali tidak menggubrisnya dan tetap melemparkan tubuhnya ke laut lepas.
Dia melakukan itu hanya untuk bermain dan bercanda saja. Namun siapa sangka, langit yang awalnya tampak berwarna biru cerah seketika di kelilingi awan hitam pekat.
Angin dan ombak besar mulai menggoncang kapal pesiar mewah itu. Kilatan petir menyertai derasnya hujan yang yang mulai turun. Semua remaja yang sebelumnya asyik berdansa seketika terlihat sangat ketakutan dan panik melihat tubuh gadis bernama Shia itu semakin tergulung ombak.
“Shia, ….”
Teriak Kane yang dengan berderai air mata, dia berniat untuk melompat dan menyelamatkan gadis itu. Namun, sebuah genggaman tangan menariknya, hingga akhirnya kedua bola mata Kane terbuka dengan keringat yang membasahi seluruh tubuhnya dan air mata yang sudah mengalir begitu saja.
“Haaah, … Haaah, … Haaah, …”
Deru napas pria bernama Kane itu tersengal-sengal begitu bangun dari mimpi buruknya. Air matanya tidak bisa berhenti mengalir, hatinya terasa sangat sesak dan pikirannya menjadi sangat kalut.
Meski setiap malamnya dia lalui dengan mimpi buruk yang selalu berulang, tapi tidak membuat sosok pria tampan bernama Kane itu menjadi terbiasa.
“Sudah sepuluh tahun lamanya dan, ...”
“Aku memimpikannya lagi, tapi kali ini terasa kejadian itu baru terjadi kemarin,” gumam Kane dengan tatapan kosongnya.
“Shia, … Maafkan aku!” ucapnya penuh penyesalan.
Setelah cukup menenangkan hati dan pikirannya, Kane kemudian beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan keluar dari kamarnya. Dia meraih salah satu kunci motor sport koleksinya dan memutuskan pergi ke arena balapan.
Kane send:
“Temui aku di arena balap sekarang!”
^^^Kevin send:^^^
^^^“Kenapa? Apa kau bermimpi tentang kejadian itu lagi?”^^^
“Jangan banyak tanya!”
^^^“Okay!”^^^
Sebelum melajukan motor sportnya, Kane mengirim pesan kepada beberapa kontak nama yang ada di dalam ponselnya. Tanpa menunggu adanya balasan dari Jaxon, Kane langsung menarik gas dan motor yang di naikinya seketika melesat menuju tujuan yang dia inginkan.
Sebab Kane sudah tahu bahwa Jaxon pasti akan langsung menemuinya di lokasi yang dia katakan tanpa banyak tanya seperti Kevin.
Kini tibalah Kane di arena balapan yang lokasinya tidak jauh dari kediamannya. Sembari menunggu kedatangan orang yang dia perintahkan untuk datang, Kane pun melajukan motor sportnya dengan kecepatan super tinggi selama beberapa putaran.
Kane pun menghentikan aksinya, ketika melihat orang yang dia tunggu sudah berada di arena balap sambil menatapnya. Terlihat dua orang pria yang seumuran dengan Kane masih mengenakan piyama tidurnya.
“Ouh, … Kalian berdua sudah datang?” tanya Kane tanpa raut wajah berdosanya sembari melepaskan helm yang dia kenakan.
Bukannya menjawab salah satu dari pria itu malah balik bertanya, “Apa kau memimpikan kejadian saat itu lagi?”
“Vin, Bukankah kau sudah tahu bahwa sejak saat itu setiap malamku selalu di hantui mimpi buruk yang sama,” ujar Kane terlihat raut wajah lelahnya, karena tidak ada yang bisa membuatnya merasa lelah kecuali dengan mimpi buruknya akan kejadian di masa lalunya.
Bersambung, ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fahmi Ardiansyah
temannya itu yg sengaja mendorong Kane agar mau melemparkan shia ke laut.karna takut rahasianya terbongkar.
2024-11-17
0
dina firara
Kane tega bener dah kalo emang mimpi nya itu kejadian yg sebenarnya
2024-05-19
0
Asih Ningsih
mengapa kane harus mau memilih klu keadaan yg membahayakan skrg dia yg sellu di hantui perasaan brsalah.
2024-05-04
0