“Aku datang ke sini untuk mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak! Bukan untuk di perlakukan seperti pelacur murahan,” teriak Flora dengan mata memerah menahan tangisnya yang kian memuncak.
“Jadilah kekasih kontrakku dan aku akan membayarmu sepuluh kali lipat dari gaji karyawan biasa di sini!”
Tanpa pikir panjang Kane menawarkan pada wanita yang ada di hadapannya saat ini sesuatu yang semakin membuat Flora marah.
“Apa kau sudah gila, Hah? Atau kau memang seorang Ceo mesum? Berapa banyak karyawanmu yang kau perlakukan seperti ini, Hah?” berang Flora yang kini lelehan cairan bening sudah meluncur dengan bebasnya tanpa bisa dia kendalikan lagi.
“Berapapun yang kau minta aku akan memberikannya! Asal kau menjadi kekasih kontrakku selama 6 bulan!”
“Apapun yang terjadi, aku harus selalu menempatkan wanita ini berada di sisiku!"
Kane sama sekali tidak memperdulikan cacian penuh kebencian yang Flora peruntukan untuk dirinya. Dia hanya focus memikirkan cara untuk menempatkan Flora agar tetap berada di sisinya. Setidaknya sampai dia benar-benar memastikan apakah wanita bernama Flora itu benar Shia atau bukan.
“Bajingan gila sialan!” umpat Flora yang langsung beranjak dari tempat duduknya dan meraih tas yang dia bawa untuk pergi dari ruangan itu sambil memegangi pakaiannya yang kini tidak berbentuk.
“Tunggu! Bukankah kau sedang membutuhkan banyak uang untuk biaya rumah sakit Ibumu yang sedang koma!” seru Kane yang seketika menghentikan langkah kaki Flora.
“Bukan urusanmu,” tukas Flora dengan kemarahannya yang semakin memuncak dan kembali melanjutkan langkah kakinya.
“Aku akan pastikan biaya pengobatan Ibumu tetap berjalan sampai dia sembuh, bahkan meskipun kontrak 6 bulan yang aku janjikan telah selesai aku akan tetap membiayai pengobatan Ibumu!”
Kane kembali berseru dengan sebuah bujukan yang kali ini sepertinya tidak mampu Flora untuk menolaknya. Sebab alasan dia ingin menjadi karyawan di perusahaan Sylvester Group karena gajinya yang cukup besar dan bisa mengurangi biaya rumah sakit setiap bulannya.
Namun, Flora yang merasa telah di lecehkan oleh Kane tentunya tidak bisa menerimanya begitu saja. Apalagi dia menggunakan Ibunya sebagai kesepakatan, hal itu membuat Flora merasa semakin terhina.
Dia tidak memperdulikan apapun lagi dan kembali melangkahkan kakinya, tetapi cekalan tangan Kane kembali berhasil menghentikan langkahnya.
“Tunggu! Kau bisa memikirnya lebih dulu tawaranku. Jika kau setuju datanglah kemari untuk membuat kesepakatannya,” ujar Kane.
“Tidak akan pernah!” Flora menepis tangan Kane dari tubuhnya dengan kasar.
“Aku akan tetap menunggu keputusanmu di sini!” ujar Kane bersikeras.
“Dan maafkan atas perbuatan tidak senonoh yang aku lakukan barusan. Kenakan ini untuk menutupinya,” ucap Kane terlihat penyesalan dari sorot matanya.
Flora tidak menolaknya, sebab dia menyadari bahwa pakaian yang dia kenakan sudah robek dan tidak bisa menutupi bagian pakaian dalamnya.
Tanpa mengatakan apapun lagi pada Kane, Flora pun pergi begitu saja dalam keadaan mata sembab dan pakaian yang berantakan. Bahkan beberapa orang yang melihatnya terus menatapnya dengan penuh tanda tanya dan sedikit bergosip.
“Perintahkan Hunter untuk mengikutinya!” perintah Kane yang langsung di laksanakan oleh Kevin dengan mengirim sebuah pesan teks pada Hunter, supir pribadi Kane sekaligus salah satu orang kepercayaannya.
Begitu ruang wawancara itu tertutup, Kane terlihat jelas menghela napasnya dengan berat. Dia mendudukkan dirinya pada salah satu kursi yang ada di sana.
Kemudian, Kane tiba-tiba kembali beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pergi meninggalkan ruangannya. Kevin dan Jaxon pun segera mengikutinya, jujur dia tidak tahu lagi apa yang tengah Kane pikirkan saat ini.
Bukan ruangan Ceo yang menjadi tujuan Kane, melainkan ruang keamanan di perusahaan tersebut. Ternyata Kane pergi untuk menemui seseorang yang bertanggungjawab atas semua cctv yang ada.
Tentunya dia meminta mereka untuk menghapus rekaman di saat dia merobek pakaian Flora sekaligus tujuan yang yang ingin dia perintahkan pada seseorang di sana.
Caroline Alexandra, seorang wanita yang lebih muda 10 tahun dengan Kane merupakan Hacker terbaik di negara tersebut. Karena itulah Carol di percaya oleh Kane untuk bertanggung jawab pada Tim keamanan di perusahaan maupun dalam klannya. Selain itu, Carol juga merupakan penembak jitu terbaik dalam klannya.
“Apakah kau datang karena menginginkan informasi tentang wanita yang bernama Flora Levannia itu?” Carol memang paling hobi mempermainkan dan menggoda Kane.
“Apa kau sudah menghapus semua rekaman di ruangan itu?”
Kane harus memastikan hal yang lebih penting dahulu, karena jika rekaman itu tersebar nama baik keluarganya yang akan di pertaruhkan. Carol tampak menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut.
“Kerja bagus! Lalu berikan informasi yang kau dapatkan itu,” perintah Kane meminta Carol menyerahkannya secara baik-baik.
“Hahahaa, … Bukankah tadi tontonan yang menarik? Bagaimana kalau dia ternyata memang bukan Shia?” goda Carol yang membuat seketika raut wajah Kane berubah semakin kesal.
“Kalau begitu jelaskan saja apa informasi yang sudah kau dapatkan tentang dia?” Kane mencoba untuk tidak terpancing dengan permainan Carol.
“Tidak mau! Aku, _... Yakh, apa yang mau kau lakukan padaku!” teriak Carol yang langsung terkejut ketika Kane langsung menggendong tubuhnya dan berjalan menuju ke arah jendela yang terbuka lebar.
“Okay, aku akan memberikannya padamu! Jadi cepat turunkan aku!”
Carol tahu persis pemikiran seperti apa yang saat ini ada di kepala Tuannya, sebelum dia benar-benar di lemparkan dari jendela di lantai 24 sebaiknya dia mengalah saja. Kane pun langsung menurunkan tubuh Carol dan wanita cantik nan mungil itu segera berlari kembali duduk di kursi kerjanya.
“Ini! lihatlah sendiri,” ujar Carol sembari menyerahkan setumpuk informasi tentang Flora Levannia yang berhasil dia retas.
“Bagaimana mungkin mereka orang yang berbeda? Tapi kenapa luka di bahunya bentuknya sama persis dengan luka yang di miliki Shia, bahkan ada tahi lalat kecil juga di bawah luka tersebut?” Kane sungguh tak percaya dengan semua informasi yang Carol dapatkan.
“Vin, kerahkan beberapa orang untuk menyelidikinya lebih dalam lagi! Karena aku yakin Flora adalah Shia yang aku kenal,” perintah Kane dia akan mencari informasi lain yang tidak bisa Carol gapai melalui komputernya.
“Baik, Tuan!” sahut Kevin yang langsung melakukan apa yang di perintahkan oleh Tuannya.
“Tuan! Saya kembali,” ujar Jaxon begitu masuk ke dalam ruangan tersebut.
“Ouh, … Kau sudah kembali! Bagaimana dengan kekasih Tuan muda kita ini? Apakah sudah menyuruh Hunter untuk mengantarnya dengan aman dan selamat sampai tujuan?”
Carol kembali menggoda Kane, sontak pria tampan itu langsung menjewer telinganya.
“Auwh, …. Tolong lepaskan, Tuan! Ini sakit sekali, ...” pinta Carol sembari memegangi telinganya yang terasa sakit akibat tarikan keras dari tangan Kane.
Bersambung, .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fahmi Ardiansyah
mungkin orangnya' sama tpi pasti ada alasannya klu flo itu adalah shia yg hilang ingatannya akibat dia di lempar ke laut
2024-11-17
0
Asih Ningsih
apa jgn2 itu kembaran shiaa ya.atau shia lg hilng ingatannya.
2024-05-02
0
Firanty Ranty
hmmm...apa mungkin shia mengalami amnesia 🤔🤔🤔
2024-04-25
0