Kekasih Kontrak Tuan Kane
Di sebuah perusahaan besar bernama Sylvester Group, kedatangan seorang pria tampan di ikuti oleh dua pria tampan yang berjalan mengikutinya di belakang seketika langsung di sambut para karyawannya.
Semua karyawannya akan langsung membungkuk memberi hormat ketika pria tampan itu bersama dengan Asisten dan pengawal pribadinya berjalan melewati mereka.
“Selamat pagi, Tuan muda!” sapa para Karyawannya.
Seperti biasa, pria tampan itu akan selalu menebarkan senyuman tampannya pada setiap karyawan yang menyapanya. Begitu juga dengan dua pria tampan di belakangnya yang satu bahkan selalu melambaikan tangannya seolah mereka itu adalah seorang artis terkenal.
Berbeda respon dengan pria tampan yang satunya yang selalu terlihat dingin dan serius, tapi malah berhasil membuat para wanita lebih tergila-gila padanya.
“Wow, … Tampannya, Tuan Kane!” Ingin sekali wanita itu menjerit begitu pimpinannya itu berjalan melewatinya.
“Waaah, … Inilah alasan aku sangat betah bekerja di sini!” Karyawan wanita lainnya ikut menyahut. Bukan hanya itu saja, banyak fangirl Kane yang terus mengeluhkan betapa tampan dan sempurnanya pimpinan mereka itu.
“Bukan Tuan Kane saja yang tampak sangat tampan dan sempurna. Tapi lihatlah, … Betapa kerennya Tuan Jaxon.” Kali ini fangirl Jaxon yang tidak mau kalah membanggakan idolanya itu.
“Aaah, … Tuan Kevin juga semakin hari terlihat semakin tampan.”
Lalu tidak mau ketinggalan fangirl Kevin. Bahkan mereka sering terlibat perdebatan hanya untuk menunjukan siapa yang paling tampan di antara ketiganya. Hingga sebuah suara menyadarkan mereka untuk kembali melakukan pekerjaan masing-masing.
“Yakh, … Sedang apa kalian berdebat di sini! Cepat kembali ke ruangan masing-masing,” teriak seorang pria paruh baya mengingatkan para wanita itu pada pekerjaannya.
Alhasil, perkumpulan para fangirl itu seketika langsung membubarkan diri ke posisi masing-masing.
Siapa yang tidak akan mengenal sosok Kane Serano Sylvester, seorang Ceo muda nan tampan yang memimpin sebuah perusahaan besar dalam berbagai bidang bisnis bernama Sylvester Group.
Bahkan latar belakangan orang tuanya juga tidak main-main, begitu juga dengan dua pria tampan yang selalu mengikutinya.
Kevin Jose Landon merupakan Asisten pribadi yang di tunjuk langsung oleh Kane. Bersama dengan pengawalnya yang bernama Jaxon Ian Tayler.
Selain keduanya merupakan baiknya sejak sekolah, keduanya juga merupakan orang yang paling Kane percaya untuk membantu dirinya dalam melakukan segalanya baik bisnis maupun hal lain di luar itu.
Sosok Tuan muda Kane sendiri tidak seperti kebanyakan Ceo lainnya yang terkesan dingin dan sangat serius. Kane lebih di kenal dengan pemimpin yang ceria, ramah dan peduli kepada para karyawannya.
Begitu juga dengan Kevin yang lebih mirip sebagai seorang artis popular di bandingkan Asisten pribadi dari seorang Ceo besar. Berbeda dengan Jaxon pengawalnya yang terkesan dingin dan serius, tapi hatinya penuh dengan kepolosan.
Kini Kane sudah berada di ruangannya bersama dengan Kevin yang akan menjelaskan semua berkas yang sudah menumpuk di meja kerja Ceo-nya itu. Sedangkan Jaxon berjaga di depan ruangan itu dan masuk ketika di perintahkan oleh Kane.
“Jam berapa rapatnya akan di mulai?” tanya Kane memastikan sembari memeriksa dokumen yang sudah terlanjur ada di tangannya.
“Setengah jam lagi nanti saya akan mengingatkan anda,” jawab Kevin dengan cara bicara dan sikap formalnya.
“Ouh, … Baiklah! Lalu dokumen apa ini?” Kane menunjukan dokumen yang tampak berbeda dari yang lainnya.
“Apa anda lupa bahwa hari ini akan ada rekrutmen karyawan baru,” ujar Kevin sedikit mengingatkan pada pimpinannya itu bahwa dia sudah memberitahunya beberapa hari yang lalu.
“Aaah, … Benar! Tapi kenapa dokumen ini di berikan padaku sekarang? Bukankah seharusnya di serahkan kalau mereka sudah di nyatakan lulus saat wawancara dan tesnya?” Kane butuh penjelasan atas kesalahan meletakan dokumen itu.
“Maaf, sepertinya Tim HRD salah menyerahkan dokumen! Kalau begitu saya akan menyerahkan itu kembali sekaligus mengingatkan agar kejadian ini tidak terulang kembali,” ucap Kevin yang mewakili Tim HRD untuk meminta maaf atas kesalahan tata letak tersebut.
“Baiklah, kau boleh pergi sekarang!” ujar Kane yang tidak ada pertanyaan ataupun penjelasan lagi dan Kevin pun segera keluar dari ruangan tersebut sesuai perintah.
...****************...
Disisi lain, terlihat seorang wanita yang tengah berlari berusaha mengejar bus yang baru saja melaju dari tempat pemberhentian Bus-nya. Beruntung sang supir baik hati, sehingga mau menghentikan Bus tersebut dan membiarkan wanita itu masik.
“Terima kasih, Paman!” ucap wanita itu sembari membungkuk memberi hormat pada sang supir Bus yang baik hati itu yang di balas dengan sebuah senyuman saja.
“Syukurlah, setidaknya aku tidak terlambat untuk wawancara hari ini,” gumam wanita tersebut setelah mendapatkan sebuah tempat duduk di dekat jendela.
“Aku harus mendapatkan pekerjaan ini supaya bisa membayar biaya pengobatan Ibu di rumah sakit,” batin wanita sambil menatap keluar jendela yang menampilkan pemandangan langit yang cerah dengan bunga-bunga bermekaran di tepi jalan yang di laluinya.
Bus kembali berhenti tepat di sebuah perusahaan yang menjulang tinggi dan terlihat sangat mewah dari luarnya. Terlihat sebuah tulisan besar terpampang di depan bangunan tinggi nan megah itu yaitu Sylvester Group.
Wanita itu turun dari bus dan kemudian berjalan sampai di depan pintu masuk perusahaan besar tersebut dan berkata, “Semangat, Flo! Kau harus menjadi karyawan tetap di perusahaan ini.”
Dengan langkah penuh percaya diri, wanita tersebut berjalan masuk ke dalam perusahaan besar tersebut. Tidak lupa dia menanyakan pada resepsionis yang berjaga agar tidak tersesat dan membuang waktu di tempat wawancara.
“Permisi, dimana ruangan untuk wawancara karyawan baru?” tanya wanita itu dengan penuh sopan santun pada petugas resepsionis.
“Aah, … Dengan Nona siapa? Apakah anda membawa salinan surat undangan untuk wawancaranya?” tanya Resepsionis itu sesuai aturan yang berlaku di perusahaan.
“Dengan Flora Levannia dan ini surat undangan wawancaranya,” jawab wanita yang mengaku bernama Flo atau Flora itu.
“Ouh, … Baiklah! Mari ikuti saya,” ujar Resepsionis itu yang berniat mengantar Flora sampai di ruangan yang di maksud.
Karena datang di waktu yang sangat mepet, akhirnya Flora mendapat giliran paling akhir untuk wawancara. Dia harus menunggu hampir dua jam sampai antrian selesai, karena banyaknya calon karyawan yang melakukan wawancara hari itu.
Disaat giliran Flora di panggil, Kane juga baru saja menyelesaikan acara rapatnya yang ruangannya tidak jauh dari ruangan yang di pakai untuk wawancara.
Baik Flora maupun Kane saling berpapasan, Flora tampak membungkuk memberi hormat pada tiga pria tampan berpakaian mahal itu. Lalu masuk ke dalam ruang wawancara, begitu tidak ada tanggapan dari orang di hadapannya.
“Vin! Jax! Aku tidak salah lihat, bukan?” tanya Kane yang masih tampak terkejut dengan apa yang di lihatnya barusan.
Bersambung, .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fahmi Ardiansyah
apa kane mengenal dgn sosok flora.
2024-11-15
0
LENY
SELALU SETIA BACA KARANGAN MU THOR DAN SEMANGAT SELALU LIKE & VOTE HR SENIN👍👍❤
2024-10-16
0
Asih Ningsih
iya mungkin mereka udh pernah melihat flora.
2024-05-02
1