Leona

Anggota mafia Black Scorpion bergerak dengan cepat keluar dari kediaman milik perwira Adrian Romero, mereka menerobos kegelapan kemudian masuk kembali menuju mobil mereka dan melesat dengan membelah jalanan ibukota. Sementara beberapa menit kemudian polisi beserta warga yang tinggal tak jauh dari kediaman yang ditinggali oleh perwira itu pun akhirnya berdatangan satu persatu.

Mereka bisa melihat dengan mata dan kepala sendiri keadaan rumah yang hancur dan berserakan, sepasang pemilik rumah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa, dengan darah yang terus mengalir dari tubuh keduanya.

Leona terduduk disudut ruangan, pandangan gadis kecil itu terlihat kosong bahkan saat ini wajahnya terlihat begitu dingin, tidak satu tetes air mata pun jatuh, meski saat ini puluhan orang berdatangan untuk mengurusi jenazah kedua orang tuanya.

"Leona.." panggil seorang pria yang bernama Daniel, dia merupakan rekan kerja sekaligus sahabat terbaik ayahnya.

Gadis kecil itu melirik sekilas, kemudian kembali memalingkan mukanya, seolah tak ingin diganggu oleh siapapun.

"Lebih baik Leona ikut om, rumah ini sudah tidak aman lagi." ucap Daniel sambil mengulurkan tangannya, namun gadis kecil itu hanya menggelengkan kepalanya. Meskipun saat ini statusnya telah menjadi seorang anak yatim piatu, dia tak akan pernah membebani hidup siapapun.

Apalagi kematian yang menimpa kedua orang tuanya terlibat dengan sebuah kelompok besar mafia yang sangat berpengaruh di kota X, sehingga siapapun yang berani menampung Leona di kemudian hari, pasti akan mendapatkan nasib yang tak jauh berbeda dengan yang dialami kedua orang tuanya saat ini.

.

.

Sementara di tempat lain, seluruh anggota mafia Black Scorpion yang diberangkatkan menuju rumah perwira itu akhirnya kembali dengan membawa keberhasilan, wajah mereka terlihat sumringah sambil terus menyunggingkan senyuman di hadapan bos besar mereka yang saat ini duduk di sebuah kursi putar.

"Kami sudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bos dengan sangat baik, perwira itu saat ini telah berpindah alam, sehingga kita tak perlu lagi merasa was-was di masa depan." ucap Leonard.

Pria berusia 48 tahun yang merupakan ketua mafia Black Scorpion mengerutkan dahinya mendengar laporan yang diberikan oleh salah seorang kepercayaannya itu, dengan suara yang sangat dingin dia pun segera bertanya, "Lalu di mana barang bukti yang didapatkan oleh perwira itu? Apakah kalian menemukannya?"

Anggota mafia Black Scorpion saling berpandangan, sepertinya mereka lupa poin terpenting dari tugas yang diberikan oleh bosnya saat ini, tak hanya untuk melenyapkan perwira yang bernama Adrian Romero, melainkan mengambil kembali bukti yang telah dimiliki oleh perwira itu.

"Maafkan kami bos, saat kami baru menyelesaikan misi tiba-tiba saja polisi berdatangan ke tempat kejadian, sehingga kami harus melarikan diri dengan sangat cepat agar tidak tertangkap." jawab Leonard kembali sambil menundukkan wajahnya.

Plak...

Sebuah tamparan menggema diruangan itu, ketua Black Scorpion sepertinya begitu murka dengan kecerobohan yang dilakukan oleh anak buahnya. Apalagi mereka juga tidak memperhitungkan cctv yang berada dijalan maupun di rumah milik Adrian Romero.

"Dasar bodoh! Harusnya kalian mencari bukti-bukti itu, sebelum keluar dari sana! Aku tidak mau tahu, secepatnya kembali ke rumah itu dan ambil semua barang bukti yang dimiliki oleh Adrian Romero, sehingga kelak di masa depan tidak ada satu orang pun yang berani mencari masalah dengan anggota kelompok mafia kita." ucap bosnya yang bernama David.

"Baik bos."

Akhirnya anggota mafia itu pun menganggukkan kepalanya, mereka menyetujui perintah yang diberikan oleh bosnya itu tanpa banyak bicara. lagi pula tidak akan sulit untuk mencari barang bukti itu, karena pemilik rumah saat ini sudah tak ada lagi. Apalagi mereka tidak memiliki seorang anak pun, terbukti dari tidak adanya foto yang terpasang di dinding rumah milik perwira itu.

Suasana pemakaman Adrian Romero dan Laura Romero terasa begitu menyedihkan, meskipun dilakukan secara militer, namun isak tangis dari kerabat dan juga sahabat kedua orang itu terdengar sangat nyaring.

Berbeda dengan Leona yang hingga saat ini bahkan tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun, gadis kecil itu tetap bergeming di tempatnya. Dia seolah berubah menjadi seorang yang tidak memiliki hati, atau masih syok karena bencana yang menimpa keluarganya.

Sejak kedua orang tuanya meninggal dunia, Leona bahkan tidak mengganti pakaian yang digunakannya, dia masih tetap menggunakan baju tidur yang sama seperti sebelumnya.

Tanpa sepengetahuan siapapun, gadis itu memegang sebuah benda yang sangat kecil, benda itu diberikan oleh ayahnya saat menyembunyikan dia di suatu tempat agar tidak ditemukan oleh anggota mafia Black Scorpion.

Bahkan Adrian Romero memberikan sebuah surat kepada Leona agar tidak mempercayai siapapun, kedatangan anggota mafia itu sudah pasti diberitahukan oleh seseorang, sehingga mereka mengetahui siapa sebenarnya orang yang mendapatkan tugas untuk mengawasi dan juga memata-matai seluruh kegiatan yang dilakukan oleh kelompok itu.

Ujung mata Leona memperhatikan satu persatu para pelayat yang datang, hingga akhirnya matanya menatap tajam ke arah beberapa orang pria yang saat ini mulai berdatangan ke rumahnya. Gadis kecil itu sangat yakin jika pria-pria itu merupakan orang yang telah membuat kekacauan di rumah besarnya dan melenyapkan kedua orang tuanya.

Kedua tangan gadis kecil itu nampak mengepal dengan gigi yang gemelutuk, amarah dan dendam terlihat dari sorot matanya yang tajam. sedikitpun dia tidak menurunkan pandangannya dari pria-pria yang baru saja datang, apalagi mereka terlihat begitu mencurigakan, seolah mengawasi situasi di rumah itu untuk mencuri sesuatu yang berharga.

Leona telah menyimpan semua barang-barang penting milik kedua orang tuanya di dalam sebuah tas lusuh sesuai perintah dari sang ayah, sehingga saat dia keluar dari rumah nanti, tidak akan ada satu orang pun yang mengetahui jika gadis kecil itu membawa banyak sekali barang berharga bersamanya.

Dengan cepat gadis itu pun segera berjalan menuju ke dapur, diam-diam dia pun membuka kembali surat yang diberikan oleh sang ayah sebelum meninggal.

"Leona, jika terjadi sesuatu pada ayah, pergilah ke kota A, ambil seluruh barang berharga milik ayah dan ibu didalam gudang, tepat pada kotak nomor 3 masukan pada tas lusuh. Dan ingatlah! Jangan pernah mempercayai siapa pun."

Leona meremas surat itu, dengan cepat gadis kecil itu pun membakarnya tanpa sepengetahuan siapapun. Dia telah bertekad untuk meninggalkan kota X yang penuh dengan kepahitan, dan akan memulai kembali kehidupan barunya di kota A.

Sementara anggota mafia Black Scorpion saat ini berusaha untuk mengobrak-abrik kembali kediaman milik perwira Adrian Romero, tanpa sepengetahuan orang-orang, Leona telah keluar dari rumah itu dengan bermodal pakaian dan juga tas yang lusuh. Penampilannya tidak memperlihatkan jika dia merupakan anak orang kaya, saat ini gadis kecil itu lebih terlihat seperti gembel.

Perjalanan dari kota X menuju ke kota A membutuhkan waktu 8 jam menggunakan kereta, Leona dengan sabar menunggu keberangkatan meskipun saat ini hatinya terus berdebar merasakan takut, kalau-kalau ada salah seorang anggota mafia Black Scorpion yang mengikuti dirinya.

"Suatu hari nanti, aku pasti kembali ke kota ini dan membuat perhitungan dengan mereka," ucap Leona sambil melangkahkan kakinya masuk kedalam kereta.

Terpopuler

Comments

Neneng Zakiyah

Neneng Zakiyah

kaya nya.seru.niih ceritanya...

2024-01-14

2

HNF G

HNF G

sptnya kl umur 5th terlalu kecil utk anak berpikiran spt itu, blm nalar. kl 10 th lbh memungkinkan.

2024-01-06

4

May Tanty

May Tanty

kerren cerita nya mendebar kan hati

2023-12-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!