BIDADARI BESI

BIDADARI BESI

Awal Mula

Novel baru, dilarang spam promo ataupun boom like, bebas hujat sepuasnya tapi tidak diperkenankan memberikan rating buruk. Novel ini hanya saya publish di Noveltoon, jika menemukan ada ditempat lain, maka laporkan! Itu plagiat.

...--------------------...

Di kota X yang sejuk dan damai, selembar bayangan gelap merambat dengan cepat. Keberadaan sekelompok anggota mafia yang kejam dan licik telah merusak ketenangan yang dulu ada. Namun, target mereka kali ini bukanlah siapa pun, melainkan seorang perwira yang jujur dan berdedikasi. Ketegangan mencapai puncaknya ketika malam turun, dan serangan brutal terhadap rumah besar perwira tak terhindarkan.

Dalam ketidaktahuannya, perwira itu berjalan di sekitar rumah besarnya, terhanyut dalam kesederhanaan hidupnya yang berharga. Sedangkan di balik kegelapan, kelompok anggota mafia yang terlatih merencanakan serangan mereka secara jeli dan tak terlihat. Ketika jam menunjukkan tengah malam, mereka melancarkan penyerangan mereka dengan brutal dan tanpa ampun.

Pertama, sebuah ledakan dahsyat mengguncang langit malam, merobek heningnya malam dan memecah keheningan rumah perwira. Pintu-pintu besi kokoh diguncang oleh kekuatan ledakan tersebut. Sesaat kemudian, pintu utama pun meledak terbuka, memberi jalan bagi pasukan gelap ini.

Duar...

Para anggota mafia memasuki rumah dengan kecepatan kilat, membawa senjata yang mematikan. Dengan pakaian hitam mereka yang serba tertutup, menyusup dengan lincah melalui lorong-lorong yang terangkat di bawah bayang-bayang rumah. Seperti hantu-hantu yang tak terlihat, mereka bergerak tanpa suara menuju ruang keluarga.

Ketika perwira itu menyadari kehadiran mereka, serentetan tembakan peluru melesat ke arahnya, mengoyak jendela dan dinding rumah. Menghindar dari hujan peluru mematikan tersebut, perwira itu berlindung di balik meja besar di tengah ruangan. Dia melawan ketakutannya, mengumpulkan keberanian dan tekad untuk melawan penyerang-penyerang tak terlihat ini.

Perwira itu berusaha memanggil bantuan, tetapi kekerasan dan kekacauan yang tak terelakkan membuat sinyal telepon tak dapat terkirim.

"Ciih! Mau memanggil bantuan? Sudah terlambat!" ucap salah seorang pria berpakaian hitam sambil menodongkan senjata api tak jauh dari kepala perwira itu.

Di dalam ruangan yang dipenuhi dengan aura ketegangan, perwira itu tegak dengan sikap yang tegar. Dia tahu bahwa perkelahian ini tidak bisa dihindarkan. Para anggota mafia Black Scorpion, pria-pria berpakaian hitam yang terkenal dengan kekejaman dan keangkuhannya, telah menyusup ke dalam rumahnya dengan niat yang jelas: untuk menyingkirkan penghalang terbesar bagi kegiatan jahat mereka.

Dalam kegelapan yang mengambang, perwira tersebut menatap lawan-lawannya dengan pandangan tajam. Dia merasakan adrenalin memompa melalui nadinya, menguatkan tekadnya yang tak tergoyahkan untuk melindungi kebenaran dan membawa keadilan kepada mereka yang membutuhkannya.

Tanpa kata-kata, serentetan pukulan dan tendangan saling bertukar dalam perkelahian ini. Ruangan itu seketika menjadi arena tempur di antara cahaya samar-samar yang dipancarkan oleh lentera yang pecah dan terang samar dari sinar bulan yang menembus jendela yang hancur.

Gerakan perwira itu mencerminkan pelatihan yang luar biasa. Dalam setiap serangannya, dia menggabungkan kekuatan fisik dengan strategi yang cerdas. Ia menghindari serangan balasan dengan refleks yang cepat, seolah-olah membaca pikiran musuhnya. Setiap pukulan dan tendangan memiliki maksud yang jelas dan presisi yang mematikan.

Namun, meskipun berjuang sekuat tenaga, perwira itu melihat jumlah musuh yang tak terhitung jumlahnya semakin bertambah. Setiap kali dia menyingkirkan satu musuh, tiga orang lagi muncul untuk menggantikannya. Keberanian dan ketabahan perwira itu diuji dalam pertempuran ini yang terus berlangsung.

Dalam semangat yang terbakar, perwira tersebut menemukan kekuatan baru yang tak terduga. Ia mengingat janji yang ia buat untuk melindungi masyarakat dari ancaman kejahatan. Semangat itu menjadi pusat kekuatan dan tekadanya untuk menghadapi musuh-musuhnya yang kuat.

Perkelahian itu berlanjut tanpa henti, melepaskan dentuman dan suara tulang yang patah, mengisahkan perjuangan antara kebaikan dan kejahatan. Meskipun tubuhnya lelah dan luka-luka, perwira itu tetap bertahan, menolak untuk menyerah pada rasa sakit dan kelelahan.

Akhirnya, dalam waktu yang menentukan, perwira itu menangkap kesempatan yang sempit untuk mengatasi musuh terakhirnya. Dalam gerakan yang penuh keputusan dan kecepatan, ia melumpuhkan anggota mafia terakhir dengan pukulan yang mematikan. Ruangan itu kembali hening, kecuali nafas berat perwira yang mencerminkan keletihan yang mendalam.

Perkelahian yang tidak bisa dihindarkan di rumah perwira itu telah berakhir. Dengan langkah cepat, dia segera berlari kesebuah kamar yang ditempati oleh putri kecilnya, Leona.

Gadis kecil itu baru saja berulang tahun yang kelima beberapa hari yang lalu, namun kali ini dia harus diselamatkan dengan segera, jangan sampai terluka, gadis itu adalah satu-satunya keturunannya, buah hati dan cintanya bersama sang istri.

"Cari dan temukan pria itu! Habisi seluruh keluarganya!" salah seorang pria berpakaian hitam memberikan perintah dengan sangat kejam.

Dia adalah tangan kanan kepercayaan ketua mafia Black Scorpion yang terkenal paling brutal dan tanpa ampun yang bernama Leonard, kali ini kedatangannya untuk melenyapkan salah seorang perwira yang terkenal jujur dan penuh dedikasi.

Beberapa hari yang lalu, perwira itu telah menggagalkan salah satu bisnis yang dimiliki oleh kelompok mafia Black Scorpion, yaitu perdagangan anak-anak dibawah umur, sehingga akhirnya ditetapkan sebagai musuh bebuyutan mereka.

"Lepaskan! Apa yang kalian lakukan? Siapa kalian sebenarnya?" seorang wanita berusia sekitar 28 tahun meronta saat dirinya diseret oleh sekumpulan pria berpakaian hitam.

"Nyonya Adrian Romero! Dimana suamimu?" tanya Leonard sambil menatap wajah cantik dihadapannya.

"Untuk apa kalian bertanya padaku? Jika kalian memiliki kemampuan, cari dan temukan saja dia!" jawab wanita itu, dia tak menunjukkan rasa takut sedikit pun.

"Sayang sekali jika wanita cantik sepertimu harus mati sia-sia! Katakan dimana suamimu? Dan aku akan mengampuni nyawamu," ucap Leonard, tangannya menggenggam beberapa helai rambut wanita itu dan menariknya dengan kencang.

"Ciih! Meskipun aku harus mati, aku tak akan pernah memberitahukan kalian dimana suamiku!" ucap Laura Romero, istri sang perwira. Dia telah siap walaupun harus berkorban nyawa demi untuk melindungi suaminya.

"Seperti yang kau inginkan, nyonya!" Leonard menyeringai sambil mengangkat senjata api yang ada ditangannya.

Dor..

Dor..

Dor...

Dalam 1 gerakan kecil, Leonard melepaskan 3 peluru ke arah istri dari musuhnya itu, dan tepat mengenai kepala, jantung dan ulu hati wanita itu.

Adrian Romero yang mendengar suara tembakan bergegas untuk kembali dan menyelamatkan sang istri, namun gerakannya kalah cepat, karena saat ini ada puluhan pria berpakaian hitam yang telah melesatkan timah panas ke arahnya.

Dor...

Dor...

Dor...

Bruk...

Tubuh perwira itu langsung terjatuh dilantai, setelah mendapatkan penyerangan yang begitu brutal dan menakutkan dari pria-pria berpakaian hitam, darah mengalir dari setiap luka yang berada di tubuhnya. Namun mata pria itu masih terbuka, mulutnya berbicara dengan suara yang gagap dan bergetar.

"Ka-kau a-akan membayar ini semua, ingat itu!" ucapnya sesaat sebelum akhirnya melepaskan nyawa.

"Segera tinggalkan tempat ini!" ucap Leonard pada anak buahnya.

Sementara di tempat yang gelap, seorang gadis kecil berusia 5 tahun melihat dengan mata dan kepalanya sendiri, bagaimana ayahnya dibantai dengan begitu keji oleh sekumpulan pria yang merupakan anggota mafia Black Scorpion.

Dalam hati gadis kecil itu berjanji, bahwa suatu saat nanti setelah dia dewasa dan memiliki kemampuan, pasti akan membalaskan semua penderitaan dan juga kesakitan yang dialami oleh kedua orang tuanya.

.

.

Penasaran dengan ketegangan yang memuncak, warga sekitar mulai menyadari ada sesuatu yang salah. Sorak-sorai kepolisian yang mendekat dan klakson mobil patroli memecah keheningan malam.

Mendengar kedatangan polisi, anggota mafia mulai kehilangan keberanian. Mereka berlarian keluar dari rumah perwira itu menuju mobil yang terparkir dengan jarak yang sedikit lebih jauh dari kediaman milik sang perwira.

"Cepat!"

Terpopuler

Comments

Yura_K🦖(?)

Yura_K🦖(?)

👣

2024-08-04

2

Koni The

Koni The

.

2024-01-30

1

Neneng Zakiyah

Neneng Zakiyah

haiii author..sy mampir.niiihhh sy suka cerita wanita tangguh...🥰🥰

2024-01-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!