Akibat sebuah gaya

"Eh, ta...pi?" Irham sedikit ragu namun tangannya di tarik Naura memasuki ruangan sempit tersebut.

Naura yang sudah beberapa kali mengikuti foto syoot dan memenangkan kejuaran modeling pun mulai berpose, namun Irham nampak sangat kaku dan tidak pandai bergerak.

Dengan sangat terpaksa, Naura mengarahkan langkah langkah Irham dan meminta pria tersebut memberikan fose sama dengan arahannya, dan berhasil memberikan satu gambar yang sangat bagus.

"Foto itu ungkapan perasaan, coba kamu berfose dengan perasaan kamu." ucap Naura merasa risih memberi arahan pada Irham yang kaku.

Irham mengangguk faham dan menarik pinggang Naura hingga mereka sangat berdekatan, nafas mereka seperti bersatu dalam satu nada dan membuat darah Naura bedesir cepat saat mata mereka beradu.

Hingga akhirnya fose yang menegangkan itupun selesai dan Naura bernafas lega namun tidak di sangka Irham kembali menarik tubuh Naura dan mengecup bibir dan sedikit menggigit bibir bawah Naura hingga membuat Naura memejamkan matanya dan mendorong pria itu dengan kuat.

"Woi! Jaga sikap lo!" ucap Naura kesal menampar pipi pria itu hingga oleg, bahkan anting anting yang di kenakan Irhampun ikut terbawa dan jatuh akibat tamparan Naura.

"Kuplak! Somplak! A...rrgh!" Naura amat kesal dan mendorong pria itu hingga terjatuh dan keluar ruangan sempit itu menuju keluar mall tanpa memperdulikan belanjaan mereka.

"Sial! Kuplak!" Naura makin kesal saat melihat buket yang dia sengaja taruh di atas jok moge itu dan langsung Naura ambil dan menginjak injak bunga itu hingga hancur dan berlalu dengan amarah di dadanya yang menggebu memberhentikan sebuah angkot sebelum akhirnya pergi.

Naura langsung pulang ke rumahnya dan tidak memperdulikan apapun lagi perasaan kacau dan sial meruntuti hatinya dan menjadikannya ingin sekali membunuh pria yang sudah berani melecehkannya itu.

Naura terus menyampaikan sumpah serapah dan marah marah tidak jelas di bibirnya hingga sampai di rumah sang bunda dan mulai mingkem tak bersuara saat melihat bundanya tersenyum di ambang pintu.

..._____________***_____________...

Siang hari itu Irham tengah sibuk dengan pasien pasiennya, sebagai seorang dokter muda dan berasal dari lulusan salah satu Universitas besar di Indonesia membuatnya cukup populer di kalangan Dokter.

Siang itu jam makan siang tiba Irham selayaknya biasa membuka bekal makanan yang biasa dia buat sendiri di pagi hari. Namun siang itu agaknya dewi Portuna tengah berada di pihaknya saat ponselnya berbunyi dan memperlihatkan wajah tidak asing yang selalu membantunya.

"Hallo Ian?" sapa Irham saat sambungan telepon terhubung dan suara Ian nampak lesu.

"Eh Ham, bantuin gue dong!" ucap Ian dengan suara memelas memohon.

"Bantu apa? Gue lagi di RS pasien gue banyak nih!" jawab Irham berusaha membuat nyali Ian sedikit menciut.

"Lu tau kan, gue tiap pagi muntah muntah akibat morning since, gue lemes banget sumpah. Bantuin gue jemput adek gue Naura dong, dia gak bawa motor soalnya motornya lagi di service." ucap lagi Ian masih dengan nada memelas.

'Naura?' batin Irham dengan pipi yang tiba tiba menghangat dan rona merah nampak menghiasi wajahnya.

"Dimana?" tanya Irham tanpa penolakan atau pertanyaan lagi, kesempatan emas semacam itu sama sekali tak ingin dia lewatkan.

Sebuah anting hitam di telinga Irham menjadi lambang kenakalannya, dia juga seorang peminum saat kuliahnya dulu, bahkan sudah terbiasa bergonta ganti pacar dan pasangan sebelum bertemu Naura.

"Di SMA 2, itu tempat sekolah kita dulu!" ucap lagi Ian menjelaskan. Irham mengangguk faham dan tersenyum sekilas memeperlihatkan wajah yang sulit di tafsirkan.

"Oke gue kesana nanti, jam berapa?" tanya lagi Irham memastikan keberangkatannya.

"Jam 3 sore, pake Kurtilas kurikulumnya jadi sore, lu jemput aja jam segitu! Oh ya satu lagi, lu mesti ngaku jadi pacarnya dia kalo lu jemput dia, para setan gangguin dia, gue gak terima!" jawab Ian menerangkan penjelasan andiknya semula pada Irham. Dan menerangkan perasaannya. Sontak saja hati Irham berdegup layaknya petasan yang meledak ledak dan melonjak lonjak kegirangan mendapatkan pesan tersebut.

"Oke, gue jemput!" ucap Irham langsung mematikan telepon dan di waktu istirahatnya dia kembali mempersilahkan para pasiennya untuk kontrol kembali berusaha mengefesiensikan waktu.

Jam menunjukkan pukul 13.30 sedangkan seluruh pasiennya sudah Irham tangani, Irham lantas cek out dan manatap mobil yang sering dia kendarai, dengan perlahan Irham keluar dari area RS dan kembali ke rumah cicilannya di sebuah perumahan sederhana yang dia tinggalinya saat itu.

Dengan senandung lembut Irham menaiki anak tangga menuju kamarnya merasakan perasaan bahagia yang kini menyelimuti hatinya, guyuran air dingin menerpa kulitnya saat siang terik membakar sebagian orang yang tengah bekerja.

Irham bercermin saat dirinya dirasa sudah siap dan melihat sebuah foto yang dia ambil sembunyi sembunyi pagi itu, yaitu foto Naura dengan baju hitam dan jas almamaternya.

"I'm comeing beby.." ucap lirih Irham sekilas mengecup ponselnya dan berlalu ke garasi tempat dia menyimpan kendaraan.

Dengan sengaja Irham memilih sepeda motor yang di persiapkan untuk membonceng perempuan dan terkekeh setelahnya menatap bagaimana nanti ekspresi Naura.

Di jalan Irham mampir ke sebuah toko bunga dan membeli sebuah buket untuk Naura, dan kembali melajukan sepeda motornya dan memelankan kendaraan itu saat menatap bagaimana seorang wanita yang nampak begitu manis memainkan ponselnya dan sesekali menatap ke kiri dan ke kanan.

Ada sebuah gejolak rasa yang amat sulit di tafsirkan kala itu, wajah manis dengan tubuh mungil itu mampu membuatnya jatuh cinta lagi, lagi dan lagi. Tidak tahu sampai kapan cinta itu akan tumbuh namun perasaan itu adalah kali pertama Irham merasakannya meski sebelumnya dia sudah pernah bergonta ganti wanita.

Irham melajukan kendaraannya dan berhenti tepat di depan Naura, rasa gugup jelas dirasakannya kala itu. Karena untuk pertama kalinya dirinya akan berkenalan secara langsung dengan gadis yang sudah dia cintai sangat lama itu.

Hingga beberapa prakata terucap dan Naura yang nampak gelisah nampak jelas di upuk mata Irham hingga akhirnya dia berlalu meninggalkan gerbang sekolah itu. Saat di perjalanan Irham yang dulu sudah terbiasa membonceng perempuan dan dengan sengeja menekan rem dan kupling bersamaan saat lampu merah menyala yang sudah dapat dia perkirakan, dua tonjolan di dada gadis itu mendorong tubuh Irham hingga desiran aneh lagi lagi membuat Irham salah tingkah. Bila tidak tertutup helem mungkin wajah Irham sudah memerah layaknya kepiting rebus saat itu.

"Woi, bisa bawa motor gak si!" ucap Naura seraya mengetuk ngetuk helem Irham, meski tanpa suara namun wajah Irham saat itu amat bahagia, di tambah lagi Ian yang begitu perhatian untuk memberikan waktu lebih lama antara dirinya dan Naura saat meminta Naura membeli rujak untuk kakak iparnya.

Dengan sengaja Irham membawa Naura ke salah satu pusat perbelanjaan yang cukup besar di daerah itu, Irham sempat tersenyum saat menatap wajah terkejut di mata Naura saat baju yang mereka kenakan sama.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Irham ternyata playboy juga nih 😃

2023-07-21

1

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

sudah ku duga, rata2 ya kalau cowok bonceng cwek suka di rem ngedadak gtu biar gunung kembar nabrak punggung 🤣🤣

2023-07-12

1

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥

oalah ternyata pak dokter ini agak playboy dikit ya, jadi Naura dan irham dulu satu sekolah ya

2023-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!