Kenapa aku bisa ada disini? Diatas kapal antariksa besar yang mirip dengan kepunyaannya Alien" di Film Sci-fi. Yah, itu karna ini dunia lain ...
Dunia pedang dan sihir harusnya hanya ada di Anime dan Komik. Tapi, seperti nya memang ada.
Lalu, siapa Dewi dan kenapa ada Portal?
Itu sebabnya, aku akan menceritakan nya dari awal. Alasan Dewi itu menyerang kapal angkasa ku yang super duber gede ini.
Akan ku ceritakan!
.
.
.
.
.
.
.
Namaku Nanang Lutfy, om-om umur 25 tahun. Meski seorang om-om aku ini jago Lo,
Jago ngecheat :D
Yah, aku hanya seorang Hikimori yang suka nge-game. Aku bahkan menjuluki diriku sendiri sebagai Hikimori dan aku bangga akan hal itu.
Saat itu, aku sedang menggila menebas musuh dengan wajah tersenyum menyeringai. Aku membawa Karakter yang berasal dari luar game. Apakah kalian tau Rengkarnasi Akun?
"Yah, saat kalian sedang menyaksikan itu!"
Aku tertawa dan menebas orang-orang yang membawa berbagai jenis senapan tempur tapi tak ada satupun peluru yang mampu menggores ku. Itu karna, Aku membawa Akun dari Game Over Power.
"Gak bakal bisa nembus meski kau coba nembak berapa banyak pun, ini tuh Barier Demont God!" Ujarku menatapnya dengan mata kosong lalu menebas dengan ekspresi dingin.
Aku sekarang menebas tanpa mengontrol diriku, saat ini secara otomatis tubuh ku di kendali kan sistem Cheat. Yah, ini seperti otomatis Headshot atau sejenisnya. Disini aku menggunakan pedang jadi, meski pun mengenai sembarang tempat di tubuh mereka akan tetap mati.
Desh, Aku menepis pedang saat tebasan terakhir. Lalu aku melihat sekeliling ku, yang mana orang-orang itu telah siap untuk menyerang lagi.
"Jadi, ini kah serangan gelombang 2 kalian?" Ujarku merasa gak banget dengan mereka yang menyerang kroyokan pada Karakter ku yang sudah berlevel Max.
Apa mereka bodoh?
Aturan di game ini, siapa yang max takkan dapat damage kecuali yang menyerang juga Max. Meski akun ini asal nya dari game lain, tapi sistem yang ku ciptakan sendiri dengan kecerdasan buatan akan mudah menggabungkan nya dengan karakter dari game ini ke karakter ku. Penyalinan seperti ini, akan membuat aturan lama berlaku di game awal dan aturan di game ini juga berlaku. Ini beneran mirip dengan yang kalian saksikan di manga, tapi ini hanya lah Game VR bukan Realitas. Jadi, meski mati kau takkan merasakan sakit. Dengan begitu, aku pun tak merasa perlu ragu menebas dengan kejam.
"Ayo serang kemari!" Ujarku memancing mereka dengan gerakan tangan dan senyuman meremehkan.
Orang-orang yang mengelilingi ku, mereka semua kompak ingin membunuh ku karna sangat geram dengan gaya ku yang sombong tadi.
"Kalian jika tak mau mati, ikuti Aku! Kita harus membunuh hama ini, lalu dengan begitu kita bisa bertahan hidup!" Ujar Pria berjubah hitam.
Aku melihat itu tertawa kebawah. Aku mengarahkan jari telunjuk dengan senyuman merendahkan.
"Kalian berpikir bisa membunuh ku? Meski kalian bersama takkan bisa dasar bodoh!"
Aku tertawa dan membunuh dengan membabi buta. Darah berserakan kearah atas, yang mana saat ini semua orang menyaksikan nya dari Live di tiap Gedung-gedung kota yang ada papan iklan besarnya.
Benar seperti yang ku bilang, ini adalah kejadian langka. Dimana aku tiba-tiba berada di Game saling membunuh. Aku hanya berniat mengacaukan pertandingan dengan cara masuk bermain sebagai Karakter Rengkarnasi dari Game sebelah. Eh, tanpa di duga malah masuk ke Game saling membunuh. Ini sungguh diluar Nurul.
"Aku sudah membunuh banyak dari orang-orang ini ... Seperti yang di katakan Si Dewi berengsek itu, hanya ada satu yang akan menang dari kami semua ..."
Aku melihat kesegala arah saat menebas, yah bisa kulihat bahwa takkan ada yang mampu mengalahkan ku. Sudah kuduga, semua ini omong kosong ...
*Derekkkkkk!
Darah mengalir di rerumputan, aku yang ngos ngosan tampak sangat tegang. Dimana aku melihat telapak tangan ku penuh darah ...
"Astaga, aku seperti monster! Berapa banyak yang kubunuh?" Tanya ku pada diri sendiri.
Sesaat aku melihat kearah depan, tampak seorang gadis tengah menatap ku gemetaran. Dia menangis dengan tubuh menggigil memegang pedang.
"Tolong, jangan bunuh aku!" Ujarnya mundur dengan wajah shock.
Duk, dia jatuh terduduk dirumput.
Aku melihat itu menurun kan pedang kesamping kanan. Menatapnya dengan wajah tersenyum senang.
"Sorry ya, aku ga mau mati juga ..." Ujarku berucap begitu setelah nya aku lari kearahnya dengan pedang yang telah siap menebas.
Dushhhhhh, darah mencurat keatas.
Aku tertunduk dengan lesu namun wajah ku seakan tersenyum dan dadaku berdebar debar.
"Huh, apa ini? Rasa ini seperti nikmat yang telah ku lupa kan ..." Ujarku merasa agak sedikit tegang bercampur aduk dengan perasaan aneh yang muncul di hati.
Apa ini?!
Derekkkkkk, aku menebas kepalanya hingga lepas dengan pedang ku.
-
-
-
-
Dalam waktu 4 jam, aku berhasil membunuh seribu pemain yang terlibat dalam Game membunuh. Dengan wajah nan lesu, berdiri diantara mayat mayat penuh darah. Aku merasakan sesuatu yang berbayang bayang dari pandanganku.
Krekk, suara seperti Tv kabur. Itu terus berulang ulang dengan semua gambar berubah jadi berwarna biru dan hitam putih. Kayak ada yang rusak, pandangan ku seolah Tv yang perlahan lahan mau memadamkan dirinya.
"Apa yang terjadi?" Ujarku meraih raih kedepan.
Aku hanya sedang memastikan saja, apa yang sebenarnya terjadi disini?
Duct, seolah mati seketika. Muncul cahaya sepersekian detik lalu hilang dalam waktu yang sama. Seperti kejutan saat Tv mati.
Setelah itu menyala dan pandangan ku jadi melihat tempat yang berbeda yang awal nya dihutan kini disebuah ruangan.
"Dimana ini?" Tanya ku melihat ada lampu bergantung diatas sana.
Langit langit ruangan dengan gaya estetik, lampu gantung bertingkat dan gambar batik satu jenis.
"Rumah ini, ini berada di kamar?" Teka ku saat ku lihat keadaan sekeliling dengan tubuh yang masih terbaring.
Aku tahu, aku sedang terbaring di kasur dan tak dapat berdiri. Lalu, aku juga melihat ada lemari meja dikanan dan kiri. Yang mana ada banyak sekali Furniture mewah di dalam lemari meja kanan dan dikiri lemari meja nya ada kaca untuk berdandan.
"Uh, ini dimana sih?" Ujarku mengusap kening.
Aku sadar tangan ku terlihat, yang mana itu merupakan tangan bayi mungil.
"Hah, apa yang terjadi dengan tangan ku!" Ujarku merasa tegang dengan mata terbelalak.
"Ughe, akhu khenaoa borbucera Guinea?!" Ujarku memegang pipiku karna kaget dengan yang aku ucapkan.
"Kahahwakk!" Aku berteriak kaget seketika.
Dugghhhh, suara pintu terbuka seketika dari arah depan. Tampak wanita berambut ungu itu datang kearah ku dari arah pintu kamar. Dia menjadi cemas setelah mendengar tangisan ku tadi.
"Ada apa, Nak!" Ujarnya membawakan botol susu dengan wajah cemas , dia tampak sangat khawatir.
Terlihat saat pupil matanya yang ungu membesar. Kemudian dalam sekejap jadi berkaca kaca, seolah dia ingin menangis.
"Jangan berteriak nak, ibu disini ..." Ujarnya mengatakan itu dengan raut sedih.
Aku menyadari sesuatu, didepan ku sekarang adalah seorang gadis newbe dalam hal memiliki Bayi. Dilihat saja aku tahu, dia adalah seorang gadis muda yang nampak tegang dan cemas saat menggendong ku dan mencoba menenangkan ku.
"Gadis ini, dia Ibuku ..." Ujarku menatapnya dan berkata begitu.
Si gadis melihat kearahku dengan tatapan tajam. Itu membuat ku tegang, seketika.
"Eh, ada apa?" Ujarku dihati, wajah ku berkeringat.
Lalu ia, tiba-tiba saja tersenyum manis dengan wajah gemas memandang ku. "Kau sudah pandai berceloteh ya Erlan? Hmmmp, imutnya anak Ibu!" Ujarnya menciumi ku di pipi.
"Ugh, kupikir ada apa?!" Ujarku dihati, dan merasa agak masih tegang sekarang.
Namun, aku jadi dapat info soal umurku dari kalimat yang diucapkan nya tadi. Aku mungkin Bayi yang sudah berumur 2-3 tahun sekarang.
"Dunia lain ya?"
-
-
-
-
Singkatnya, aku melakukan kontak dengan Lioness, aku pun mulai berkerja sama dengan nya. Rencana nya, dia ku minta untuk memberitahukan bahwa Pesawat angkasa milikku bukanlah Naga melainkan Netra yang sama hanya saja ukuran dan tenaga nya lebih besar dan canggih dari Netra mereka. Dengan begitu, takkan ada lagi yang menyerang pesawat angkasa ku. Juga, sebelum berpisah dan dia kembali ke permukaan. Unity ku suruh agar memberikan semacam Rombakan pada tubuhnya si Lioness. Membuat Lioness mampu menampilkan layar Visual, dimana di layar itu ada Poto nya dan para kru di kapal.
"Hah, akhirnya selesai juga masalah ini ... Aku akan menjadi banyak topik di seluruh benua mana pun di dunia ini ..."
Aku bersandar di kursi kapten dengan senyuman puas.
"Tak ada yang menyerang kapal ini dan menjadi terkenal mmm ..."
"Ahhh, apa julukan ku nanti keren ya?" Ujarku menjadi tersenyum senang membayang hal itu.
Lalu aku meregangkan badan setelah meresapi perasaan menyenangkan tadi.
*Krekk!
Aku mengela nafas lega dan puas. "Ha-ah~`"
"Sudah saatnya balik ke Kastil ya kan?" Ujarku mengatakan nya sambil mengangguk tersenyum.
Gadis di kanan ku, panggil dia Farma. Dia adalah Tangan kanan yang bertugas memantau kesehatanku.
"Aku tadi sempat panik saat Kapten mengatakan perintah buka penghalang ..."
Logicia menatap tajam ke arahku. "Aku di buat pingsan oleh Kapten, andai saja aku melihat kejadian nya aku pasti menghentikan itu ..."
"Kau harus memikirkan sesuatu agar Unity sama tidak lagi mematikan mu secara otomatis ..." Ujar nya melirik kearah si Logicia, Farma menyilang tangannya berucap dengan datar.
Logicia mengangguk. "Anda benar, Unity sama memang sulit di tentang tapi pasti ada sebuah chip yang bisa untuk menghalangi nya melakukan kontrol pada kita ..."
Aku menoleh kearah kiri kanan ku, mendengar ucapan mereka membuatku jadi berkeringat.
"Eh, bukankah ini berati kalian ber2 mau memberontak?"
Aku menunduk kebawah dengan wajah suram. "Jika ia, aku bakal kerepotan sekarang ..."
Unity berbicara di depan dalam wujud hologram bola bergelombang.
[ Sekarang apa tindakan Tuanku untuk hal ini? ]
Aku menatap nya dengan wajah sedikit cemas.
"Harusnya ini tugas mu kan ..."
[ Berikan perintahmu, itu yang ku mau! ]
Aku menatap kekiri dan kanan ku, 2 gadis itu masih saling berbicara lalu melihat kearah sekeliling di mana para kru masih sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
"Aku tak tahu harus apa ... Jika bilang aku letih mungkin iya namun sudah lebih 6 tahun menghabiskan waktu bersama mereka ... Aku jadi memikirkan kata-kata ku yang tadi ... Aku merasa buruk, jika aku meminta mu menonaktifkan mereka ..."
[ Sudah kukatakan, ini demi kebaikan anda Tuanku! ]
"Itu benar ..." Ucapku tersenyum melihat 2 gadis ku yang menoleh kearahku.
Logicia berkata. "Kenapa Kapten tersenyum?" Ujarnya bertanya.
Farma tersenyum. "Mungkin emosi cinta telah tumbuh ..."
"Cinta itu tak masuk akal, itu cuman reaksi kimia ..." Ujar nya Logicia mendatar.
"Kau benar, lagian kalo butuh anak tinggal buat bayi tabung di Ruangan Biologis ..." Ucap Farma.
Aku mengeluh kebawah. "Ha-ah, mereka tentu pasti nya tau karna mereka juga Unity ... Ini tak bisa membuat ku berbagai rahasia dengan Unity yang asli karna mereka kan sama ..."
*Duk!
Aku berdiri lalu berjalan sambil melambai.
"Aku akan pulang ke Kastil jadi tolong bantuan nya lagi ..." Ujarku Sampai di pintu keluar ruangan kendali kapal.
*Desh!
Pintu terbuka dan aku meninggalkan ruangan itu.
"Aaaa, padahal aku mau Kapten terus disini ..." Ujar si Farma memasang wajah sedih.
Logicia pun demikian. "Dia punya keluarga ..."
...
Sampai pada lokasi di depan lift, itu adalah sebuah lift yang akan membawaku kembali ke Kastil Kerajaan VIP.
*Tenet!
Wajah di sensor oleh papan kamera di sisi kiri pintu lift.
*Deng!
Muncul papan hologram contreng.
*Desh!
Pintu lift terbuka dan aku masuk kedalam.
"Hah, aku lapar dan pengen makan ..." Ujarku mengelus perut.
Aku lalu melihat kearah tombol di dinding kanan ku yang menampilkan banyak tombol bergambar. Karna ini mirip dengan memilih angka pada lantai mana yang mau di tuju saat menggunakan lift di sebuah gedung. Tapi, ini bukan angka melainkan Nama tempat.
*Tet!
Aku memencet tombol bertuliskan Kerajaan VIP.
Lalu, seketika didalam lift aku berubah jadi data saat lift naik dengan cepat keatas.
*Duk!
Tumpah air dalam tabung, aku keluar di dalam tabung cairan perfum lengket lagi.
"Uhuk-uhuk!" Ujarku terbatuk batuk.
Sekarang aku ada di dalam bengkelku, ini adalah area milik ku di Kastil. Saat ulang tahun ku ke 2 aku meminta diberikan Gudang sebagai hadiah dan Ibuku memberikan nya. Itu adalah gudang harta lama Kerajaan ini.
"Astaga, kepala ku pusing banget ..." Ujarku menyentuh dahi saat bangkit.
Sekarang aku kembali jadi Erlan. Seseorang telah berdiri di depan ku membawa gaun yang harus ku kenakan. Dia adalah Pelayan pribadi ku, namanya Sarah.
"Selamat datang, Yang Mulia!" Ujarnya menunduk memberi hormat.
Aku mengusap kepala ku dan menoleh kesamping menutup sebelah mata ku lalu berucap dengan wajah memerah.
"Aku pulang, Sarah!" Ujarku sedikit tersenyum.
Dia menatapku dengan wajah datarnya. "Aku bawa gaun anda ..."
Aku mengangguk. "Iya, makasih ya ..." Ujarku mengambil gaun itu.
Setelah itu, dia membantu ku memasang kan gaun. Tinggal bagian akhir, yaitu resliting di belakang.
*Terk!
Menarik kuat resleting, Sarah.
"Kah!" Ucapku terkejut tiap kali dia melakukan itu.
Tubuhku sekarang seperti tegap keatas, dan pantat ku condong sedikit kebelakang. Tubuh ramping dan wajah cantik, berambut hitam coklat yang pudar dan bermata ungu muda. Aku telah menjelma menjadi Putri mahkota.
"Sentuhan akhir!" Ujar si Sarah menaruh mahkota kecil diatas kepalaku.
*Deng!
Cahaya keluar di tangannya, itu pastilah sihir.
"Sudah selesai ..." Tersenyum tulus padaku.
Aku melirik keatas kepalaku. "Ah, beneran deh aku harus kembali jadi Putri sekarang ..."
Aku mengela nafas kebawah. "Hah, kembali menjalani kehidupan ku ..."
Sarah tertawa menutup mulutnya. "Saya bersyukur karena bisa tau kebenaran tentang anda setelah jadi pelayan pribadi mu ..."
"Iya, aku juga berharap Kau akan setia padaku merahasiakan nya ... Butlerku, Sarah Fanderfond!"
Dia menundukkan kepalanya dengan wajah serius saat memberi hormat padaku.
"Aku akan selalu disisi anda bahkan aku rela menyerahkan nyawa ku jika itu di perlukan ..."
*Pok!
Aku menepuk ke2 tangan ku.
Lalu, aku tersenyum sambil berkata.
"Iya, itu sudah cukup!"
Berjalan kearah tepi ruangan dimana disitu bersusun lemari besi dengan lampu menyala di tiap pegangan nya. Lemari kotak kotak, yang berisi berbagai macam jenis barang dan bahan yang ku butuhkan.
*Tet!
Aku memencet tombol di salah satu kotak di lemari.
*Desh!
Tanpa kutarik, kotak itu keluar perlahan. Terlihat ada banyak buah serupa Apel. Itu mirip namun berbeda, ini adalah buah dari pohon ajaib yang di temukan oleh Unity di dunia ini. Secara garis besar, buah ini mengandung Hormon wanita. Sehingga, aku bisa berperilaku kayak gadis beneran. Hebatnya lagi, buah mirip apel ini juga mencerdaskan otak ke bagian perilaku. Sehingga, ingatan ku tentang kelas pelajaran dan pelatihan yang lalu semua dapat ku gunakan di sini.
"Ah, sungguh buah ajaib ..." Ujarku menggigitnya.
Tentu saja aku sampai memegang pipiku dan terlihat sangat menyukai rasa buah itu.
"Enaknya, buah ini bukan saja bermanfaat tapi juga sangat enak ..."
Sarah melihat itu jadi mendatar. "Kau terus memakan nya, Yang Mulia ... Apa kau kecanduan buah legenda itu?"
Aku menggelengkan kepala dan bicara saat mengunyah.
"Emngak Kock!" Ujarku lalu meneguknya.
*Gluck!
"Ah, enak banget!" Ujarku menatap buah dengan senyuman dan mata berbinar binar.
Dia melihat itu jadi merasa prihatin. "Kau beneran candu, Yang Mulia ..."
" Rasa nya enak sih, tapi itu gak benar Lo ... Aku memakan nya karna bisa buat feminim dan meningkatkan kecerdasan perilaku ..."
Sarah tersenyum mendengar itu.
"Yah, selama anda tampak bermartabat dan juga mempesona ... Itu gak masalah, bagiku ..." Ujarnya mengatakan itu dengan senyuman tulus.
Aku melihat matanya yang sayup dan wajah lesunya menampilkan senyuman. Baru kali ini aku tahu pesona seorang gadis cantik berwajah datar.
"Maka-sih ..." Ujarku berkata lambat lalu menggigit lagi buah itu.
*Krekk!
Berjalan di lorong istana, dengan di temani oleh gadis pelayan ku Sarah di belakang. Kami menuju taman istana, di tempat itu biasa aku menikmati teh hangat. Sekaligus menghabiskan waktu dengan mendengar laporan dari Unity.
*Drug!
Air di cirat di ke gelas. Aku mengambil gelas dan meminumnya.
"Teh ini nikmat sekali ..." Ucapku mengangguk.
Meja putih, kursi putih, serta atap putih. Tempat ini berada di taman sebuah area minum teh, menikmati waktu sendiri. Di kelilingi berbagai jenis bunga di segala sisi. Banyak kupu-kupu juga merpati. Me time terbaik adalah di tempat ini.
"Ha-ah, indah nya dalam perasaan ku ..." Ujarku merasa lepas segala beban.
Aku lalu menatap ke Sarah yang berdiri memegang cirat teh.
"Unity, apa kau di sana?"
Dia tersenyum dan menaruh cirat. "Yah, aku disini Tuanku ..."
Aku mengangguk. "Baguslah, apa kau bisa laporkan kondisi saat ini?"
Dia menganggukan kelapa nya. "Baik, Tuan ..."
Dia lalu menjelaskan. "Pertama, tampaknya si Lioness sudah di terima laporan nya ... Dia diangkat sebagai sosok yang pertama bertemu dengan Mahluk Suci ..."
"Mahluk suci?" Ujarku bingung.
"Itu adalah gelar anda, di katakan seperti itu karna melihat kemampuan yang diberikan anda kepada si Lioness ..."
Aku menjadi berkeringat, seketika aku tersenyum sambil menutup wajah tegang.
"Yah, itu wajar si ..."
Bagaimana pun, nano bot membuat beberapa perangkat di tubuhnya si Lioness. Jadi, ia bisa menampilkan bukti Poto dengan Layar Visual dijari telunjuk kanan nya. Poto itu adalah kami semua di kapal angkasa bersama dengan si Lioness.
"Ini bakalan jadi masalah kan?" Ujarku menatap tegang dan berkeringat peluh.
Sarah menjawabnya dengan anggukan dan tatapan serius. Ingat, sekarang Sarah di kendalikan kesadaran Unity.
"Tuan benar, sekarang itu jadi masalah baru dimana sudah di mulai sejak anda baru meninggal kan kapal ..."
Aku menepuk keningku. "Terus apa yang Lioness perbuat sekarang?"
"Dia jadi terkenal di IbuKota sihir dan Asosiasi nya di berikan dana oleh Kerajaan sihir ..."
...Aku mengerutkan kening. "Itu bukan sekte melainkan asosiasi ya?"...
"Apa sebenarnya tugas asosiasi milik si Lioness?"
Sarah menjawabnya sebagai Unity. "Tugas Asosiasi itu membunuh Naga langit mahadahsyat namun sekarang berubah jadi Penelitian terhadap Kapal angkasa Suci ..."
"Penelitian?" Ujarku bingung.
Sarah menampilkan semacam layar.
"Situasi saat ini, dimana banyak Netra mencoba terbang lebih tinggi untuk sampai ke Kapal angkasaku ..."
Aku melihat nya di layar, ada ribuan Netra yang sedang mencoba terbang ke kapal angkasa namun selalu gagal. Setiap kapal mendapatkan lambang Burung gagak, yang merupakan Lambang Asosiasi Penelitian Kapal Angkasa Suci.
"Kah, mereka serius beranggapan bahwa menemui ku akan dapat berkah?" Ujarku shock melihat siaran langsung layar itu.
"Gawat, gawat, gawat! Ini sangat mirip sekali dengan situasi itu ..."
Aku mengingat hal kelam lagi, yang mana aku menjadi seorang Gosht game dan di incar oleh para pemain. Ada rumor, jika menemukan identitas asli Gosht game maka bisa jadi terkenal dan disorot ke media oleh pihak game yang terlibat kerugian penurunan pamor karna Gosht game.
"Ini, menakutkan!" Ujarku mengecap rambut dengan mata melebar dan raut cemas banget.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments