Dunia ini Membuatku Dejavu.

6 tahun berlalu, aku mengetahui dunia ini di kuasai oleh wanita. Maksudku, sulit bagi para Pria untuk jadi seorang berwibawa. Itu adalah hal lumrah, dimana setiap Wanita punya pasangan lebih dari satu. Juga banyak yang menjual belikan budak Pria dari pada penjualan budak wanita. Semua informasi itu ku ketahui dari Unity karena sejak Janji nya 6 tahun lalu. Aku jadi sering pulang pergi ke Pesawat angkasa.

Didunia yang seperti game Otome, yah aku sudah tahu. Ini persis seperti dugaan ku dulu dimana aku melihat Ibuku. Sosok dengan wajah cantik penuh karisma, berambut ungu dan bermata Ruby ungu. Dia adalah salah satu Karakter di game itu, dimana sosoknya menjadi Ratu yang kejam. Mendapat perhatian dari Kekaisaran atas upeti dan jasa yang besar. Sosok Ratu dari Negri boneka bernama VIP yang di kontrol sepenuhnya oleh Kekaisaran.

Game ini juga Vr, tapi aku tak menamatkan nya karena Game berbasis Offline serta Otome Reverse Harem tidak ku suka. Setelah memainkan nya sekali di stage pertama aku langsung keluar dan Uninstall aplikasi nya.

Tak ku sangka, aku akan berakhir rengkarnasi ke dunia Game Otome yang tak kusukai.

Tapi, dalam masa sekarang tampaknya masih belum terjadi hal itu, membuat aku jadi sering cemas. Pria seperti ku yang selalu mendapat sorotan buruk tau sekali rasanya akan sesuatu yang buruk banget, seperti masa depan suram. Aku mula nya berniat mengabaikan hal itu tapi tidak sekarang.

Menjadi anak dari salah satu tokoh jahat, yang akan mati di tangan Heroin. Maksudku, di masa depan aku bakal jadi anak yatim piatu. Sudahlah tak tau siapa Ayah ku yang sebenarnya, malah ada ramalan dengan alur Game seperti itu.

Itu membuat ku cukup depresi selama 6 tahun belakangan.

"Pakaian nya sudah di pakai belum?" Wanita masuk ke kamarku.

Wanita itu bernama Asila Farma, merupakan Putri pertama Kerajaan VIP. Memiliki rambut merah dengan tatapan penuh ambisi, dia adalah sosok Kakak yang tegas menurutku ...

Yah, seandainya dia membuang sifat Overprotektif nya.

"Jangan terlalu sering menggunakan make up berlebihan pada Erlan!" Tatap nya pada Gadis yang mendandani ku.

Dia menatap tajam, gadis yang sedang mendadani ku menaruh alat make up dan bedaknya.

"Kakak Cila, lebih baik kau diam ... Kau itu tak cocok jadi wanita karena memiliki otot hampir di seluruh tubuh mu ..." Menyindir si Asila, Gadis itu tampak terlihat tersenyum setelah mengucapkan hal barusan.

Asila tampak menjadi sangat kesal, tampak genggaman tangan nya yang terlihat keras. Dia menunduk menggigit bibir bawahnya, saat ini dia terlihat sangat emosi.

Aku melihat mereka berdua mulai saling menatap tajam, beradu pandangan sinis. Wajah ku mendatar melihat mereka yang setiap harinya saling menghina. Gadis ini adalah adikku, umurnya 1 tahun lebih muda dari ku. Namanya adalah Kathrina, sosok berlidah tajam dan Narsis.

"Kalian berdua kenapa tidak bisa akur sehari saja ..." Aku mengeluh dengan nafas berat.

Kathrina menatapku dengan tajam begitu juga Kakak Asila. Seperti biasa, mereka mulai melampiaskan nya ke diriku.

"Agh, aku tak berkata apa apa lagi kok ..." Menggigil seketika saat mereka menatapku serentak, aku jadi sangat tegang dan cemas.

Kakak Asila mengeluh kedepan, lalu berkata dengan wajah serius.

"Anak-anak seperti mu tak tahu apapun soal Jabatan, kau sangat narsis sehingga mulut mu itu seperti pisau ..."

Dia lalu menatapku. "Coba lihat Erlan, dia sangat dewasa ... Bahkan, dia rela melakukan hal seperti ini untuk menjadi Putri mahkota meski dia seorang Pria ..."

Aku mendengar itu menjadi tertunduk.

Dalam hati aku merasa terpuruk. "Tajam banget tuh mulut Kakak Cila, apa kau pikir aku mau jadi Gadis ... Kah, ini semua gara-gara Kekaisaran ****** yang akan selalu mengunjungi Kerajaan yang bernaung di bawah kekuasaan nya ... Hari itu dia ingin melihat penerus Kerajaan VIP tapi yah kandidat 2 orang ini tak berguna sama sekali ..."

Aku menatap kearah Asila, sadar akan sesuatu yang di mana Dunia ini memandang sosok gadis tomboy dan kuat seperti nya sebagai Aib. Lalu, menatap kearah si Kathrina gadis kecil imut dan cantik namun bersamaan dengan hal itu dia mendapat gelar sebagai Pencinta sesama jenis padahal aku tahu itu hanya kesalah pahaman. Kathrina yang ku tahu, hanya suka gadis cantik untuk di dandani seperti boneka. Mumpung aku terlihat cantik meski cowok, aku malah jadi bahan boneka boneka nya sejak kecil.

"Ah, sialan ... Aku memang tidak di Banned tapi ini seperti nya Nostalgia banget ... Sama aja kan, aku nyebunyiin identitas kayak dulu ... Kah, aku ga mau begini!" Teriakku dalam hati.

Aku mengucek ucek rambut ku saat berpikir terlalu keras. Itu membuat Kathrina jadi memalingkan pandangan nya sebelum ia sempat membalas ucapan Kakak Asila.

"Wah, jangan dirusak dong rambut nya! Itu sudah ku beri kondisioner loh, make up-nya juga sulit banget di tata tapi sekarang rusak ..."

*Push!

Aku meniup rambut ku yang menutupi wajah. Dengan wajah datar dan make up yang berlepotan aku memasang wajah masam.

"Aku pusing banget!" Kataku dengan raut kerut masam.

Kathrina mendekat dan mengambil kapas. Dia memasang wajah cemas dan panik. Rasanya seperti dia mau menangis tapi aku tak peduli.

"Astaga, kenapa kau merusak usaha keras ku ..." Wajah nya sangat sedih saat mengelapi gincu yang menjalar ke pipi di kanan ku.

Dia mengelap nya pelan lalu menangis. "Hiks!"

Aku sudah tau hal ini akan terjadi. Lalu, pandangan ku beralih ke Kakak Asila yang terus menerus bertingkah cemas. Dia salah tingkah, bukan karena cinta tapi karena cemas.

"Kau baik-baik saja Erlan? Apa kepala mu kena kutukan?! Astaga, apa yang harus Kakak perbuat? Ya dewa, gimana nih?!" Wajah nya sangat khawatir, ingin menyentuhku tapi ragu sehingga hanya bisa salting cemas dari depan pintu.

Pemandangan seperti ini, adalah hal lumrah di kehidupan ku.

"Sialan, akan ku buat Kaisar Marseille merasakan penderitaan!" Ujarku di hati sambil memasang wajah datar.

Setelah itu, aku di dandani ulang. 3 jam kembali berlalu, hanya untuk berdandan saja.

"Ini beneran buat kesal!" Ujarku di depan cermin saat sendirian.

Kathrina mengetuk pintu kamar ku.

* Tok!

"Ayo keluar, Keluarga Kekaisaran sudah tiba di ruang singgasana ..." Suara di luar pintu kamar, Kakak Kathrina seperti menantikan sesuatu.

Aku mengela nafas keluh. "Ha,ah kenapa bisa begini sih?" Tatap ku kebawah dengan raut sedih lalu ...

*Pok!

"Jangan mengeluh lagi, ini sudah terjadi!" Menyemangati diri ku sendiri dengan senyuman percaya diri.

Aku lalu berbalik dan keluar kamar.

Kakak Kathrina menatap ku dengan senyam senyum.

Aku mendatar melihat itu.

"Astaga, semangat ku langsung hilang sekarang ..." Ujarku dihati, lalu aku bergumam pelan, "aku yang bertemu dengan Keluarga Kekaisaran tapi malah dia yang terlihat senang ... Ha,ah, pasti karena dia mengharapkan pujian atas kerja keras nya mendandani ku ..."

Aku menatap dengan wajah datar nan kusam ke arah Adikku Kathrina.

Dia melihat ku begitu menjadi memasang wajah memerah.

"Ke-kenapa?" Ujarnya berkata gagap.

Aku menggeleng kan kepala. "Tak ada apa apa, ciiiiiiii ..." Mengatakannya dengan wajah datar penuh curiga.

Dia berbalik menyembunyikan wajah memerah nya.

"Kalo gak ada apa-apa, ayo pergi ke Ruang singgasana sekarang, jangan buat Keluarga Kekaisaran menunggu mu ..." Ujarnya melangkah dengan senyuman manis.

Aku mengikuti nya dari belakang. "Baik-baik!"

Di jalan seorang Maid mendekati ku, lalu berkata.

"Tuanku, Unity disini! Aku mau melaporkan padamu, Pesawat angkasa diserang ..."

Aku menatapnya dengan wajah datar si Maid itu.

"Apa kau kesulitan?"

Dia menjawabnya dengan tundukan. "Tidak, itu bisa diatasi dengan mudah ..."

Aku mengela nafas keluh. "Baguslah, tapi itu menyebalkan ..."

Aku mengeluh kebawah. "Hah, kenapa mereka gak pernah nyerah si ...?"

Aku menaruh tangan dengan posisi istirahat didepan lalu bertanya dengan wajah datar.

"Kapan mereka akan menyerang kita?"

Maid menyentuh bibirnya lalu diam sejenak. Setelah beberapa menit dia mengangkat dagunya dan berucap.

"Aku memperkirakan nya, kelihatanya sore ini ..."

Mendengar itu aku melirik kearahnya. "Jadi begitu ya ..."

Aku menoleh kearah nya lalu menggerakkan tangan ku.

"Kau boleh pergi!" Mengusirnya dengan gerakan tangan.

Maid itu membungkuk dan berhenti melangkah.

"Baik, Yang Mulia!" Ujarnya terus membungkuk.

Lalu sesaat kemudian si Maid jadi linglung.

"Eh? Kenapa aku disini?" Ujarnya kebingungan.

Aku dengan mata sayup ku berjalan terus mengikuti Adik ku Kathrina yang melihat kearah ku.

"Kakak pernah bilang bahwa dia punya mata-mata di Istana, tapi aku masih bingung ..." Ujarnya memegang dagu setelah melihat kejadian barusan.

Aku menegurnya. "Ada apa Kathrina?" Anggukan kepala saat bertanya.

Dia menggelengkan kepala dan senyum kearah ku menyembunyikan sesuatu.

"Tak ada apa-apa kok ..."

Aku menunduk kebawah. "Yah, tentu dia penasaran dengan yang dilihat nya selama ini tapi maaf saja itu rahasia besar ..."

Aku mengerutkan keningku, dihatiku.

"Ini mengesalkan, harusnya kan Aku ga perlu sembunyi sembunyi lagi ..." Menggertak gigi kemudian saat emosi memuncak di hati.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!