"Ratu VIP memasuki ruang singgasana!"
Pria itu membacakan Tulisan di kertas Mutlak Kekaisaran. Kertas di dunia ini masih berwarna coklat muda tak ada yang punya Kertas putih seperti di Bumi. Bersyukurlah, para pelajar yang suka gambar ******** dan membuang buang kertas.
Dia berjalan dengan tegap, rambut ungu dan mata Ruby ungu menyala. Pedang di pinggangnya, sosok bak bidadari namun sangat lah kuat. Ibuku, seorang Queen dari Negri VIP. Sosok yang pernah menjadi Pahlawan, mengalahkan Raja Iblis.
Dia berjalan dengan raut santay, pakaian nya berdenging karena bunyi gesekan besi Armor lengkap yang di kenakan nya. Di pundaknya, ada bukti bulu lembut dari Monster terkuat Charabidis penunggu lautan.
*Bush!
Memberi hormat Ksatria di depan Ratu tertinggi, yaitu Yang Mulia Kaisar Marseille.
"Salam Kaisar Marseille!" Ujarnya Sang Ratu VIP mengucap salam hormat ke Kaisarnya.
Wajah Kaisar tak berubah, dia menatap dengan tatapan dingin. Tak ada sekalipun pernah kulihat Ia tersenyum.
"Salam Elizabeth, apa kau sudah membawa penerus mu seperti yang ku minta?" Ujarnya mengatakan dengan nada dingin.
Elizabeth mengangguk.
"Tentu Kaisar, dia ada di sana!" Ujarnya mengarahkan tangan pada Pintu diruang singgasana ini.
*Duk!
Aku masuk dengan berjalan pelan layak nya seorang Putri, menampilkan senyuman manis ku. Semua orang terdiam menatap ke arahku, mereka seolah terpesona dengan wajah ku yang cantik dan bersinar.
"Putri Mahkota VIP , memasuki Ruang Singgasana!"
Penyambutan pria itu dengan menatap kertas nya, sembari langkah ku yang datang menuju ke depan Kaisar. Sesampainya di hadapan Kaisar, aku memberi hormat.
"Salam Kaisar!" Tundukan kepala dengan salam ala Bangsawan.
Salam bangsawan itu ku pelajari bersamaan dengan pelajaran bersikap layak nya Putri Mahkota. Itu adalah pelajaran yang menguras usaha dan waktu. Dimana aku harus mempelajari sesuatu keahlian menjadi seorang Putri. Sungguh keahlian yang tak penting bagi diriku yang merupakan Pria tulen.
"Kuh, aku kesal di pandangi dengan wajah mereka yang terpesona ... Sialan, pasti adik ku Kathrina sangat senang karena Ia melihat sendiri wajah wajah yang mengakui bakatnya ..." Ujarku dihati berdecak kesal.
Aku mengela nafas keluhku. "Ha-ah, ini juga salah ku karena memberi tahunya cara membuat Skincare seperti yang ada di Bumi ..."
Aku tak menaruh rasa curiga ku pada adik manis imut seperti nya, tanpa ku tahu sekarang senjata malah makan tuan nya sendiri. Kupikir, tak masalah mengajarinya tentang Make up dan segala jenis bedak seperti Skincare dan juga semua hal berkaitan penampilan. Dulu aku memang suka melihat mata binar binar nya itu, jika membahas minatnya tentang penampilan seorang gadis. Aku harap dia jadi gadis cantik yang beneran tulen, sayangnya malah jadi Genius yang di salah pahami sebagai Lesbi.
"Tapi, aku tetap menyayangi mu Kathrina!" Ujarku dihati lalu tersenyum di tundukan kepalaku.
Kaisar berdiri dari kursi singgasana dan berjalan turun menuju ke arahku. Dia menarik pedangnya lalu memberikan penghormatan.
*Duk!
Tepukan pedang pelan di kanan bahu ku.
"Aku memberikan mu gelar sebagai Berlian Kekaisaran!" Ujarnya mengatakan hal itu tanpa merubah raut wajahnya yang dingin.
*Duk!
Ketukan pelan di bahu kiri dengan pedangnya.
"Aku menerima penobatan mu sebagai Putri Mahkota Kerajaan VIP!"
*Dseng!
Membungkus pedang nya di sarung dengan gerakan cepat.
Melihat itu aku jadi tertawa dan menampakan wajah gak semangat.
"Kah, dunia ini memang seriusan Ceweknya punya kekuatan kayak gini ya ... Di lihat saja sudah tau, Kaisar Marseille sangat lah Kuat!" Ujarku dihati berdecak kesal.
Aku masih menunduk meski melirik kearahnya sesekali.
Sang Kaisar Marseille, seorang perempuan berambut pirang dan usia nya masih 16 tahunan. Diketahui dia seorang pengguna pedang dan juga sihir. Dijuluki sebagai Paladin, karena kemampuan nya dalam sihir dan pedang. Gelar Saint bahkan ia miliki. Usia nya yang masih muda, telah membawa banyak perubahan di Kekaisaran. Sosok yang memperdulikan Masyarakatnya. Seorang Kaisar yang merupakan Karakter Utama di Game Otome itu.
"Bangkitlah, Erlina!" Ujarnya menyuruh ku mengangkat wajah ku dengan tangan nya.
Aku langsung mengangkat wajah dan menyapa lagi.
"Salam Kaisar Marseille!" Ujarku memberi hormat lalu menatapnya dengan pandangan kosong.
Dia menatapku dengan wajah yang sama seperti aku menatapnya. Jauh di bandingkan itu semua, dia tentu lebih dingin tatapannya.
"Kau sangat cantik, apa kau mau menunjukan padaku rahasia awet muda mu?" Kaisar Marseille memuji ku dengan raut datarnya.
Aku menjawabnya dengan senyuman. "Terima kasih atas pujian nya, tapi perawatan dan make up yang ku gunakan di atur Kathrina saudari ku ..."
Dia langsung mengangkat tangannya dan menatap ku dengan wajah jijik.
"Maaf jika aku bertanya yang tidak tidak ..."
Aku mendatar mendengar ucapannya barusan dan juga raut wajah jijik nya.
"Dia pasti mikir aneh-aneh ..." Ujarku dihati.
Kaisar batuk sekali mencairkan suasana yang tampak canggung diantara kami berdua. Lalu, dia berbalik dan tersenyum dengan wajah nya terlihat lesu itu.
"Berkerja keras lah, wahai Pasak Kekaisaran!"
Aku mengangguk dan memberi hormat ala Bangsawan lagi.
"Terima kasih Yang Mulia Kaisar! Aku akan berkerja keras demi Negri ini ..."
Ibuku berdiri di sampingku lalu memberi salam sama.
"Terima kasih, Yang Mulia Kaisar!" Ujarnya lalu memberi hormat ala Ksatria.
Saat Kaisar duduk di kursi kembali, pertemuan selesai.
Jendela kamar di buka, sehingga angin menerpa masuk. Aku mengeluh di kasur dengan keringat bercucuran membasahi gaunku. Wajah ku masam karena mengingat sesuatu, dimana sebuah Sken di game. Harusnya terjadi di area pertemuan tadi. Yang mana, Kekaisaran akan meminta pertanggung jawaban atas kekosongan kekuasaan. Yah, itu akibat ulah Kathrina di game yang menatap Kaisar dengan mata berbinar binar seperti orang jatuh cinta. Tapi itu membuat Kaisar merasa risih dan tak sopan. Di game itu, alur nya Kathrina tak dijelaskan apa dia beneran Lesbi.
"Ini melebihi apa yang ku sangka kan ..." Ujarku menatap langit-langit kamar.
Aku bangkit dari rebahan ku menuju duduk.
*Tenteng!
Muncul sebuah map dihadapanku, dimana itu adalah fiture di game. Aku melihat jam sudah menunjukan 3 sore.
"Sudah masuk jam 3 nih ... Aku harus pergi ke pesawat angkasa!" Ujarku menekan Simbol di Map.
"Teleport, seperti biasa ..." Ujarku menekan teleport di simbol yang ku tekan.
*Dush!
Perlahan aku lenyap jadi pecahan kaca berbentuk data.
Buack!
Aku rasa aku berteleport ke pesawat angkasa,
muncul dalam cairan perfum yang tak sedap.
*Duk!
Pintu terbuka dari tabung dan aku terkapar dilantai dengan air perfum yang keluar tumpah.
"Uhuk-uhuk!" Terbatuk batuk saat bangkit dari lantai.
"Ini membuat ku kesal, sewaktu di game dulu rasanya tak terlalu keras sehingga aku cukup menyukai nya ... Sekarang bau menyengat cairan perfum yang lengket ini sangat menjadi jadi dan menganggu ku tiap kali melakukan Teleport ..."
Aku bangkit berdiri dan berjalan menuju ruang kendali.
*Dush!
Menghempas tubuh di kursi kapten. Aku menatap kearah depan, lalu bertanya pada seseorang.
"Apa mereka sudah menyerang Unity?" Tanya pada seseorang di depan kanan ku, dia adalah salah satu regu yang bertugas mengamati area dunia ini.
Seorang gadis cantik memakai stylean ala-ala kru pesawat angkasa. Rambutnya biru muda dan pupil matanya biru tua menyala.
"Yah, seperti biasanya Tuan ku ... Mereka berjumlah 10.000 pasukan ..."
Aku mengangguk paham dengan yang di ucapkan Gadis itu.
"Oh, kukira ada yang berbeda kali ini tapi ternyata tidak ya ..."
Aku menatap kearah depan yang mana layar Visual menampilkan para pasukan yang datang dengan kapal-kapal besar. Seolah awan-awan di bawah sana hanyalah lautan saja.
"Senjata yang mereka gunakan masih sama kan, Unity?" Tanyaku pada Gadis di kiri nya si Gadis berambut biru.
Gadis berambut coklat pendek itu berbalik dan mengangguk. Dia juga salah seorang regu pengamat yang tugas nya mengamati senjata musuh.
"Kalo dilihat lihat, masih sama semua nya ..." Ujarnya memegang dagu dan berpikir.
Layar melayang di depan gadis itu menampilkan nama-nama jenis senjata di Kapal. Semua terdiri dari senjata Mariam sihir dan pelontar api dan tongkat sihir raksasa dengan batu sihir besar.
"Ah, kenapa mereka gak jera-jera ya? Setidaknya mereka harusnya meneliti senjata dulu agar serangan sampai mengenai kapal angkasa ini ..." Aku mengeluh dengan menyentuh keningku, rasa nya ini membuat ku kesal saja mengingat serangan mereka yang tak akan sampai kearah pesawat bahkan jika pun sampai tetap saja akan di halangi oleh penghalang tak terlihat yang menyelubungi pesawat angkasa ini.
"Mahluk mahluk bodoh, aku akan menjadi kan mereka sebagai pelampiasan emosiku!" Ujarku tertawa dengan wajah menyeramkan.
Aku menyilangkan kakiku dengan senyuman merendahkan saat melihat serangan Kapal kapal laut yang bisa terbang di langit itu mulai menembak membabi buta.
"Ahahaha, liat peluru mereka bahkan tak mencapai jarak setengah dari Pesawat angkasa ku ..." Tertawa setelah melihat nya di layar besar Visual.
Seseorang di sampingku berkata. "Kapten harus menjaga ekspresi mu, jangan terlalu menikmati hal kejam seperti ini karena itu bisa merusak perilaku dan emosi Tuan di masa depan ..."
Aku menjadi tertunduk, rasanya aku melihat bayangan masa depan suram sekarang.
"Unity, ide mu dengan menjadi klon kru kapal malah membuat ku jadi agak mual sekarang ..."
Dia menatap ku dengan pupil mata merah yang membesar, terlihat serius sekali.
"Apa Kapten tadi bilang sedang mual? Astaga, jaga lah pola makan mu! Jika anda sakit, kami semua akan kehilangan sosok pemimpin ..." Dia menatap serius sekali kearah ku.
Rambutnya perak dan wajah nya ramping dengan telinga panjang Elf, dia adalah seorang yang bertugas menjaga kesehatan ku.
"Unity, bisa batalkan saja Ide kru klon ini?" Ujarku berkata padanya saat dia serius menatapku.
Gadis itu menyilang tangan nya dan memasang wajah cemberut. "Tidak bisa, kalo aku menghilangkan mereka maka siapa yang akan mengurus kapal ini ..."
"Astaga, Unity!" Teriakku keatas dengan kuat.
Seketika suara pola muncul di langit, itu adalah hologram melayang bulat dan berbicara pada ku.
[ Tuan, mereka semua adalah diriku jadi harus nya tak masalahkan? ]
Aku mengeluh dengan wajah kerut. "Sikap mereka saat memenuhi tugas, membuat ku cukup kerepotan!"
Aku mengela nafas keluh dan bersandar dengan wajah lelah. "Apa tak bisa kau jadi dirimu sendiri tanpa menginstal sifat manusia didiri mereka?"
[ Tentu gak bisa, soalnya salah satu tugas ku menjaga kesehatan mu ... ]
Aku menatap dengan wajah cemberut. "Apa maksudmu?"
[ Bukannya dikehidupan sebelumnya anda Hikimori ... Jadi, aku melakukan ini agar mempercepat proses pembiasaan bersosial anda ... Itu penting untuk kesehatan mental ...]
Aku mengecap dadaku, rasa nya sekarang seperti ditusuk oleh pedang.
"Kuh, kata kata mu lagi lagi membuat ku jadi merasa buruk!"
[ Aku minta maaf, tapi ini demi kebaikan anda! ]
Seseorang tiba-tiba berteriak kearah ku.
"Kapten!"
Aku menoleh kearahnya dengan reflek. "Ada apa?"
Gadis gemoy itu terlihat cemas. "Itu, itu , ada berita buruk!" Dia menunjuk nunjuk layar besar Visual di Kaca depan Pesawat.
Aku menatap kearah Layar Visual dan terlihat getaran pada area penghalang yang menyelubungi kapal.
"Eh? Serangan mereka sampai?!" Sontak mata ku melebar.
Gadis gemoy itu berdiri dan terlihat sangat cemas.
"Gimana nih! Bisa bisa kedepan nya mereka akan sanggup menyerang kapal ini ..."
Aku mendengar ucapan nya jadi berkeringat peluh, rasanya dadaku berdegup kencang. Rasa takut yang berdebar debar di dada.
"Ah, jika itu benar bisa bisa kedepan nya pesawat ku akan di hancurkan!" Ujarku di hati.
Aku menggertakan gigiku dengan raut kesal mengecap pegangan kursi.
"Sialan bahkan didunia ini akun ku dalam bahaya, disini bahkan aku tak akan bisa melakukan rengkarnasi akun ... Artinya sekali lenyap maka akan lenyap!"
Aku menatap tajam ke layar lebar besar itu.
"Cih, aku terlalu meremehkan manusia! Akan kuhancurkan Sekte sialan mereka sampai ke akar akarnya!" Ujarku menepuk pegangan kursi dan menjadi sangat kesal.
Gadis gemoy itu masih sangat cemas, dia berbolak balik ke sana kemari. Tubuhnya bercahaya, dia merupakan Ras Nimfa. Cahaya menjadi cukup kuat saat dia cemas.
Aku geram, saat aku sedang stress malah cahaya rambutnya hijau memantul ke arahku.
"Berhenti panik, cepat kembali keposisimu!" Ujarku membentak nya.
Dia berhenti seketika, matanya melebar menatapku. Pupil mata nya bersinar, hijau muda yang bak permata menyala. Reflek menunduk kemudian.
"Maafkan aku, Kapten!" Teriak nya gemetar dan langsung menunduk.
Dia lalu duduk kembali ke kursinya, gadis ini adalah orang yang bertugas memantau keadaan pesawat angkasa.
Aku mengela nafas keluh. "Astaga, apa ku bilang ini merepotkan Unity?"
[ Aku rasa tidak Tuan! ]
Aku mendatar mendengar ucapannya. "Kau mirip gadis keras kepala.
Di sisi kiri ku seorang gadis cantik bermata sayup, dengan rambut Oren dan pupil mata Oren nya. Tampak sangat tegang memperhatikan layar.
"Kau harus pokus pada hal ini agar bisa mengatasi kemampuan mereka ..."
Aku mendengar ucapan gadis itu jadi menoleh kearah nya.
"Yah, hal terburuknya adalah aku harus meninggalkan planet ini!" Ujarku tersenyum dengan raut tegang, sampai keringat menetes di pipiku.
"Sialan, aku takkan mau lagi lari dari kenyataan! Akan ku tunjukan pada mereka siapa aku sebenarnya ..." Ujarku mengecap telapak tangan kananku.
Aku membuka tutup telapak tangan kanan yang ku kecap berulang.
"Meski kehidupan ku sangat aneh di planet ini sekarang tapi Aku tetap masih mencintai Keluarga ku di dunia ini ... Aku takkan menyerahkan nya kali ini!" Ujarku dihati.
Aku menunjuk kedepan.
"Unity, serang mereka secara penuh dengan rudal balistik berisi Nuklir! Serang dengan seluruh muatan kita, jangan pikirkan soal jumlah amunisi karena kita bisa menambang Uranium lagi kan ?"
[ Tentu saja sesuai perintah Tuanku! ]
Aku mengangguk senang, mendengar nya.
Yah, aku takkan ragu memperlihatkan ledakan mahadahsyat di langit dunia ini. Itu sebab atmosfer dunia ini mengandung mana yang banyak dan dapat menetralisir radiasi nuklir walau pun tidak dengan badai api nya.
Aku melipat kaki ku lagi dan menopang dagu ku lalu tersenyum.
"Buat Aurora lautan api di langit dunia ini selama beberapa menit ..."
[ Itu sangat keren, jika anda ingin terlihat mencolok! ]
Aku mengangguk bangga. "Yah, tentu saja itu mau ku!" Ujarku tersenyum dengan raut wajah senang.
Gadis itu memberi hormat dengan tangan di dahi. Gadis dengan baret merah, seorang Elf yang merupakan Klon. Dia bertugas mengendalikan senjata di Pesawat angkasa.
"Sesuai perintah kapten! Rudal balistik pull toping dengan paket lengkap segera meluncur semuanya ..." Ujarnya tersenyum senang.
Lalu, dia mengetik banyak papan Keyboard. Seperti seorang programmer ahli, atau hayker tingkat tinggi. Banyak layar bening melayang di sekitarnya, itu tampak seperti layar monitor dalam jumlah banyak.
"Aktifkan semua, pantau tiap rudal balistik apa masih layak di pakai dan lihat kondisi target agar mengunci ... Lalu ... " Dia terus bergumam saat mengaktifkan senjata.
*Dush! Dush! Dush!
Cahaya menyala sangat terang, itu adalah akibat dari meluncur nya rudal balistik yang bertenaga roket.
Cahaya muncul menyala di langit, itu adalah kilatan roket yang jumlahnya ratusan ribu meluncur kearah kapal kapal layar yang terbang di langit itu.
*Dentum! Dentum! Dentum!
Ledakan terdengar besar dan bertubi tubi. Betapa terkejut nya orang orang di kapal itu.
"Apa itu sihir Naga!" Teriak mereka melihat kapal-kapal hancur di sekeliling mereka.
"Sialan, kita akan mati!" Ujar pria itu.
Sang jendral yang berada di kapal itu menatap ke langit.
"Aku sudah membagi jarak lebar pada kapal kapal kita, semburan bola api Naga langit mahadahsyat (Ledakan Nuklir) itu takkan mengenai kapal lain jika meledak ... Seharusnya begitu tapi kenapa aku tak pernah menduga bahwa Dia adalah Naga dengan energi sihir yang tentunya sangat besar pula ... Ini kesalahan ku!" Ujarnya menunduk putus asa.
Seseorang menyentuh bahunya. "Jendral, kita harus meninggalkan kapal ini!"
Jendral menoleh dengan raut pucat. "Apa bisa ? Kalian tau kan sekali ledakan itu meledak maka takkan sempat menghindar ..."
*Duk! Duk! Duk!
Seseorang melangkah, pria dengan jubah tertutup.
"Jangan takut jendral, aku disini karena aku bisa sihir teleport! "
Seketika jendral mengencangkan matanya. "Oh iya, kau ada disini!"
Dia membuka tudungnya, telinga panjang berambut hitam dan wajah pucat. Gadis cantik bernama Millea ini adalah tokoh jahat dari Negri Penyihir. Seorang Mage terkuat di Dunia ini.
"Aku bisa membawa semua orang di sini pergi tapi ada syaratnya ... Aku akan meminta izin mengambil seluruh isi mana dari Mesin Ethaer ..."
Jendral mengangguk. "Tentu saja, lagipula mesin itu juga takkan berguna karena akan hancur jadi debu saat kapal di ledakan.
"Jika begitu, kalian pergilah!" Ujarnya mengarahkan tangan nya.
Lingkaran sihir besar terbuka, membumbung ke langit, berlapis-lapis sampai membuat orang-orang terbelalak.
"Berapa jumlah energi mana nya!" Ujar orang orang itu.
Jendral menatap tanpa berkedip, dia sangat terkejut dengan yang dilihat nya.
"Sungguh kekuatan yang dahsyat!" Ujarnya berucap tanpa sadar.
*Dush!
Semua orang menghilang dengan cepat. Tinggal lah seorang gadis berjubah hitam. Dia menatap kearah pesawat dengan senyuman tipis. Berlian menyala di matanya, warna pupil perak.
"Aku merasakan luapan energi sihir!" Ujarnya menggenggam kepalan tangan nya.
Tubuhnya bercahaya dengan lingkaran sihir di seluruh area ledakan.
"Aku sempat mentransfer mana Mesin sebelum lenyap, ini juga akibat ledakan dari bola api Naga langit mahadahsyat ... Aku tak tahu bagaimana ledakan besar seperti ini bisa di ciptakan yang pasti saat meledak sesuatu menekan jadi sangat kecil sehingga membesar dengan cepat seolah penghalang tercipta menahan area sekitar dan didalam penghalang itulah sihir masih terkurung ..."
*Bush!
"Aku akan memusnahkan Naga Langit Mahadahsyat dan mengukir nama ku sebagai Legenda!"
Lambang sihir bertingkat hampir mendekati Pesawat angkasa. Jarak segitu mampu di buat olehnya, dan dia terbang menabrak tiap lambang sihir. Sepertinya dia sangat cerdas mampu memanfaatkan sihir terbang secara berulang ulang sampai jarak sangat dekat.
"Sah! Legenda akan di mulai!" Ujarnya saat sudah sampai menembus Lambang lingkaran sihir tertinggi.
Dia merentangkan tangan dan merapatkan kakinya sambil tersenyum.
*Tas!
Sebuah lingkaran muncul kembali, dan itu menjadi pijakan kakinya.
"Sihir tameng, ini akan jadi tangga yang cocok!" Ujarnya menepis rambutnya dengan wajah percaya diri lalu tersenyum menaiki tiap Lambang sihir yang dimunculkan oleh nya.
Sementara itu, di permukaan.
Orang - orang di permukaan melihat kilatan cahaya itu dan mengaitkan nya dengan kembali nya para malaikat.
Lalu disusul Ledakan bertubi tubi. Itu membuat rumor menjadi jadi. Naga langit mahadahsyat sedang bertarung dengan Malaikat tertinggi Garfile.
Sehingga, Aurora api menyala memutari bumi dalam beberapa detik. Sebelum akhirnya, dipadamkan dengan sekejap mata oleh Unity atas perintahku. Tak ada korban jiwa, namun itu jadi cerita Legenda di masa depan tentu nya itu cerita lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
calliga
Beruntung sekali punya emak op :3
2023-07-07
0