Memulai langkah awal untuk jadi mencolok.

Pesawat angkasa ku, ukuran nya sangat besar setara dengan satu kota. Orang-orang di dunia ini tak tahu bahwa ini sebuah Pesawat angkasa. Mereka mengira ini Naga, karna bentuk nya besar dan fantastis. Pesawat angkasa milik ku berwarna putih berlas hitam, dengan kepala segita menggelembung terus sampai kebadan. Sayapnya dikiri kanan, tak memiliki ekor di bagian belakangnya. Saat ini pesawat angkasa ku sedang di perhatikan oleh si Gadis penyihir di luar penghalang milik pesawat ini.

"Analisis!"

Lambang sihir muncul mengelilingi penghalang yang menyelubungi pesawat angkasa ini.

Didalam kapal aku melebarkan mata, terkejut dengan yang kulihat di layar Visual besar.

"Eh, sesuatu muncul dengan banyak mengeliling penghalang? Apa itu?"

Gadis gemoy jadi cemas melihat itu. Dia berbalik menatap ku dengan wajah tegang nya, berkata padaku dengan cepat.

"Kapten, ini adalah lambang sihir!"

"Lambang sihir? Jadi begitu ya, ternyata ada seorang Penyihir ..." Ujarku memegang dagu ku.

Dihati aku memikirkan sesuatu. "Apa kapal angkasa ku akan baik-baik saja? Tak mungkin dia menembuskan penghalang ini ... Tapi, tunggu dulu!"

Aku menyadari sesuatu, dimana ini situasi yang ku mau.

"Bukannya, sekarang adalah saat nya menunjukan diriku di hadapan mahluk yang sudah sampai kesini ..."

"Unity, munculkan Kamera sekarang!"

*Tenet!

Layar tipis berbentuk kubus yang melayang di hadapan ku menampilkan wajah ku.

*Desh!

Pelan memainkan rambut ku dengan jari tangan, lalu tersenyum sedikit malu-malu.

"Aku terlihat meyakinkan ..."

Tubuhku saat ini menjadi Pria berumur 16 tahunan, tubuh ini merupakan Karakter game yang ku gunakan di akun game ku.

"Aku Ghost Game!"

Rambut ku memiliki warna pudar ungu kehitaman dengan pupil mata ungu muda seperti Berlian.

"Aku akan menemui si penyihir!"

Semua yang ada di pesawat langsung memandangiku dengan kaget.

"Eh, seriusan Kapten?" Gadis di kanan ku, dia adalah bawahan yang bertugas menjaga kesehatan.

"Apa yang ada pikirkan?" Gadis di kiri ku mengeluh kebawah.

"Aku punya tujuan, makanya aku mau menemuinya ..."

Gadis di kananku menatap datar, wajah nya yang cantik malah membuat dia terlihat mempesona. Yah, itu wajar tak Elf yang jelek.

"Apa benar begitu? Aku tak mau kau sampai kenapa-kenapa ..."

"Gak bakal kenapa-kenapa kok?! Ini merupakan kesempatan bagiku untuk berkenalan dengan sosok penyihir. Aku akan menyambutnya dengan kedatangan ku yang keluar dari pesawat pada pintu depan."

Gadis di kiri ku mengangkat rambutnya di sisi yang membuat telinga nya tampak, dia berucap dengan sayup matanya. "Aku takkan mengizinkan mu, Kapten ..."

"Ha?"

Aku menolak mendengar nya dan berjalan menunju keluar dari ruangan ini.

"Aku tak butuh izinmu!"Kataku menegaskan nya.

"Astaga, kenapa anda begitu keras kepala?!" Dia mengikuti ku.

Aku memasuki ruangan menuju pintu keluar depan.

*Tenet!

Muncul sebuah papan kotak tipis yang melayang di hadapan ku, itu adalah hologram pada pemindai.

*Deshhh!

Wajah ku di sensor dengan cahaya lalu muncul tanda contreng di papan kotak itu.

"Ah, beruntung sistem nya pakai pendeteksi wajah jadi ga perlu ngetik lagi buat ngisi kode keamanan nya ..."

Aku merentangkan tangan.

*Teng! Teng! Teng!

Menempel baju besi robot di tubuhku, sekarang aku sudah mirip dengan Ironman.

"Unity , apa kau di sana?" Tanyaku.

Suara terdengar. "Yah, aku disini ..." Asal suara dari baju robot yang ku kenakan.

"Sip, berati sudah siap!" Ujarku meregangkan tubuh.

Aku tertawa dengan wajah mesum di depan pintu yang terbuka satu persatu.

"Hahaha, aku tak sabar melihat diriku jadi terkenal ... Kira-kira apa julukan ku nanti ya?"

"Anda sangat aneh, Tuan! Jangan tunjukan wajah seperti itu tiap kali dapat kesempatan untuk menjadi mencolok namun malah gak sesuai expetasi ..."

Aku memucat memegang kepala. "Jangan kau buat aku mengingat nya, Unity!"

Seketika Unity terdiam, dia tak membalas ucapanku.

*Duk!

Seorang terhiyal di depan pintu, si Gadis yang merupakan otak dari diriku di kapal ini. Gadis disisi kiri ku, Rambut Oren dan pupil mata Oren. Aku biasa memanggilnya Unity, tapi kita panggil saja dia Logicia.

"Kapten!" Teriaknya dengan wajah terhiyal hiyal nafasnya.

"Syukurlah, aku masih sempat!" Mengelap keringat nya.

Aku menoleh dengan helm robot sudah menutup kepala ku.

"Tidak, kau terlambat!" Ujarku tertawa kemudian lalu melambai.

*Dush!

Pintu terbuka dan aku keluar di depan pesawat ku.

Logicia jadi mengencangkan matanya dan berteriak.

"Kapten, tunggu!"

*Tesh!

Dia Logicia memasang baju robot juga lalu berlari ke arahku yang ada di luar.

Aku menoleh kearahnya di belakang.

"Kenapa kau malah ikut?!"

"Kita harus kembali, anda tau ini tidak masuk akal langsung menemui Musuh!"

Dia menarik tangan ku, dan berjalan kearah pintu.

"Hei, berhenti!" Ujarku menarik lepas tangan ku yang di genggam nya.

"Coba kau turuti aku dulu, hanya sebentar saja ..."

Dia menatap ku tanpa suara, diam sejenak seperti berpikir. Lalu, dia mengela nafasnya.

"Baiklah, tapi jika ada bahaya aku harap langsung mundur!"

"Siap!" Ujarku memberi hormat di dahi.

Dia mengeluh kebawah. "Kenapa kapten malah memberi hormat padaku?"

Aku berteriak kesal ke arahnya. "Itu karena kau yang jadi Kapten! Perintah ku di bantah mulu, ku tanya Kau kapten atau Aku?"

Dia sepertinya diam, aku tahu expresi yang di tunjukan nya di balik helm robot itu. Pasti sekarang, dia menunjukan expresi datar.

"Tuan, lihat si Penyihir mengangkat tangannya!"

Aku menoleh kebelakang dengan wajah cemberut. "Kau mengalihkan pembicaraan ..."

"Tujuan kita apa?" Logicia bertanya.

"Oke-oke, aku paham Unity!" Aku menjawabnya.

"Baguslah, kalo kapten paham ..." Dia memperhatikan si Gadis penyihir.

Menepuk bahuku yang sedang mengoceh kearahnya menjelaskan apa tujuanku.

"Kapten! Kapten!"

Aku berhenti bicara lalu berbalik kearah tangan nya menunjuk.

"Kau kenapa sih?!"

*Busyghhhhh!

Bola api besar 2 kali lipat pesawat.

"Wahhh!" Tatap ku dengan mulut terbuka.

Dia menarikku, Logicia tampak cemas dan langsung mengajak ku masuk ke kapal angkasa.

"Kapten, kita harus mundur bisa saja bahaya!"

*Tenet!

Aku menekan tangan kanan ku, lalu menoleh ke arah si Logicia. Aku kemudian berkata pada tangan kanan ku, dimana suara itu terhubung ke Ruang Kendali kapal. Aku berbicara dengan seseorang sebut Senja, gadis berambut pendek dengan warna coklat muda itu bertugas menganalisis senjata dan sejenisnya.

"Hey, apa analisis mu tau apa itu?" Tanyaku padanya melalu lengan robot dengan terhubung di Piture Call, kemampuan ini Voice chat di game dulu sewaktu aku menginstal Apk discord dan menggunakan nya di Akun kun sehingga bisa memakai Voice chat meskipun Game itu tak ada Fiture Voice chat nya.

"Itu sebuah Api besar biasa saja, Kapten ..."

Aku lalu menunjukan nya di depan Logicia.

"Kau dengarkan?"

Logicia menyilang tangan dan menoleh kesamping. Dia terlihat kesal, tampaknya jika dibuka Helm itu maka akan terlihat wajah nya cemberut.

"Baiklah, aku akan terima untuk sekarang!"

Aku tertawa dengan wajah tak enak. "Hahahaha, baguslah kalo begitu ..."

*Dentum!

Bola Api besar di lempar si gadis penyihir sehingga mengelilingi seluruh penghalang saat terhempas.

*Dushhhhhh!

Aku yang melihat itu hanya bisa berkata dengan wajah terpelongo.

"Wow!" Ujarku mengencangkan mata lalu menoleh ke si Logicia.

"Dia sudah menyerang, sekarang giliran ku kan?"

Si Logicia memasang wajah tak sedap. "Anda mau apa? Aku merasa akan sesuatu yang buruk dari ucapanmu, Kapten ..."

"Unity, buka penghalang!"

Seketika si Logicia terkejut. "Ha, apa?!"

"Kapten, apa kau serius?!" Ujarnya menggoncang tubuhku dengan pegangan tangan nya di ke 2 bahuku.

Aku menatap keatas sambil mengeluh. "Ha-ah, kenapa kau terus bertanya?"

"Sudahlah, aku akan ambil alih dari sini!" Ujar suara di armor robot ku.

Aku menjadi tersenyum di balik helm robot ku.

"Hahaha, sudah ku tunggu sedari tadi!" Ujarku bersemangat.

*Tenet!

Seketika penghalang menyelubungi pesawat angkasa hilang.

Aku menatap kearah atas dengan senyuman lebar.

"Aktifkan, Speaker nya Unity!"

Si Logicia melihat itu memencet helm robot nya dan nampak lah wajah nya di balik kaca helm. Dia memasang wajah pusing melihat tingkah ku sedari tadi.

"Astaga, anda selalu sulit ditebak Kapten!"

Aku mengacungkan jempol. "Serahkan saja padaku!"

Aku lalu berkata kearah nya si Gadis yang sedang berdiri diatas lambang sihir, tepatnya di udara.

"Oi, siapa kau beraninya menyerang kapal angkasa ku?"

Dia si penyihir langsung mencari asal suara.

"Siapa bicara?" Ujarnya celingak-celinguk.

Lalu matanya teralih kearahhku.

"Yah, aku yang bicara!"

Dia mengencangkan matanya. "Ada orang? Diatas kepala Naga?"

Aku mengeluh kebawah. "Ini bukan naga tapi pesawat dasar bodoh!"

Dia memegang dagunya. "Pesawat?"

*Tes!

Dia berjalan mendekat padaku dengan lingkaran sihir yang muncul satu persatu sebagai tangga.

"Pesawat itu apa?"

Aku menjawab nya. "Seperti kapal kalian yang hancur ..."

Dia menatapku dengan wajah terkejut, sesaat tepat dihadapanku.

"Oh, jadi itu mirip dengan Nerta!"

Dia mendekati ku dan melihat ku tepat di depan wajah.

"Aku kira kau mahluk apa, ternyata ini hanya armor besi ya?"

Aku melihat nya di hadapan ku menjadi mundur selangkah.

"Kau, terlalu dekat!"

Dia menyentuh dagunya dengan jari telunjuk beberapa ketukan, sambil berpikir.

"Aku sungguh terkejut tau bahwa ini bukan Naga tapi malah Nerta ..."

Dia menyentuh dadanya dan memperkenalkan diri nya.

"Aku Lioness, seorang Penyihir Terkuat di dunia saat ini ..."

"Salam kenal, aku ..." Terdiam sejenak.

Dalam hatiku seketika panik. "Eh, aku harus pakai nama apa?"

"God, aku butuh nama?!" Ujarku melirik kiri kanan saat berpikir.

"Gunakan saja, nama akun mu?" Ujar suara dari Baju besi robot ku.

"Ah, iya!" Ujarku mengangguk lalu tersenyum.

"Aku Venom, dikenal sebagai Ghost Game!"

Dia menjadi bingung. "Aku tak pernah mendengar nya?"

*Duk!

Aku tertunduk, rasanya ada yang berdarah di dalam.

"Kau benar aku tidak terkenal sama sekali ..."

Aku menjadi terpuruk sekarang.

Si gadis penyihir melihat itu jadi tertawa tak enak.

"Hahaha, maafkan aku ..."

Logicia menyilang tangan nya dan berkata dengan pandangan tajam.

"Kau sudah melihat Kapten dan tau rahasia kapal ini, jangan harap kau bisa pergi dari sini hidup hidup ..."

Dia si gadis penyihir langsung memasang wajah serius dengan tawa meremehkan ucapannya.

"Heh, jadi begitu ... Kau mau membunuhku? Apa kau yakin?"

*Dreteng!

Si Logicia menarik pedang nya, dan lalu mengucapkan kata-kata pedas lagi.

"Mahluk seperti mu mau menentang ku?"

Aku melihat itu jadi memasang wajah tegang. "Unity, kau mengambil bagian ku?"

Dia Logicia menatapku. "Kapten, diamlah sebentar aku sedang berbicara ..."

Aku meneguk liur. "Oke!" Ujarku berkeringat melihat tatapan nya.

Aku mendatar kearah lain.

"Hey, bisa kau hentikan si Gadis Otak itu?"

Armor Robot yang ku kenakan mengela nafasnya.

"Ha,ah, tak bisa diandalkan sekali Tuanku ini ... Tapi, jangan khawatir aku akan mematikan nya dulu ..."

"Mematikan?"

*Dush!

Seketika si Logicia terhentak jatuh kelantai.

"Agh, aku merasa bakalan hilang kesadaran ..." Ujarnya melihat bayangan penglihatan nya kunang kunang.

Melihat itu aku mendekat, berdiri di hadapan si Gadis Logicia.

"Istirahat lah dulu, kau dari tadi menganggu ku .. "

Dia mengangkat tangan mau meraihku. "Tapi, kapten ..."

Aku mengelus kepalanya. "Sudahlah, diam saja dan tidur lah ..."

* Debteng!

Terhempas ke lantai.

Aku lalu mengusap kepala ku, maksudku helm robot ku.

"Nah, sekarang mari kita jelaskan apa yang dimaksud oleh Kru ku tadi ..."

Dia (Gadis penyihir ) memasang wajah tegang.

"Jadi begitu, pertarungan tak bisa di hindari ya?"

"Tidak, tidak, tidak, aku tak mau bertarung karna itu melelahkan jadi aku akan langsung membuat tunduk ..."

"Ha?" Ujarnya kaget dengan ucapanku.

"Unity, gunakan Virus 2 !"

Armor robot ku menjawabnya dengan suara santay.

"Ah, perintah Tuan adalah hal mutlak!"

*Dush!

Semacam gas keluar di sekeliling kami dari sebuah pipa besi.

"Virus 2 adalah Nano robot yang bertanam chip, sehingga itu akan masuk ke tubuhku dan mengendalikan otak mu. Kau takkan bisa menentang perintah ku mulai sekarang!"

Dia tertawa mendengar ucapanku. "Hahahaha, apa kau barusan bilang Sihir budak?"

"Oh, jadi ada sihir itu ya?" Ujarku membalasnya.

Lioness mengulurkan tangannya. "Katakan saja apa tujuan mu menampakan diri? Mana tahu, kita akan jadi rekan tanpa saling bertarung ..."

"Apa kau pikir kau bisa melawan Nano bot ku?" Ujarku memasang ekspresi meremehkan.

Armor robot bicara padaku di telinga dengan Voice.

"Tuan, tampaknya anda harus mendengarkan ucapan gadis itu ... Aneh, tapi ini nyata tubuh gadis itu punya semacam anti body yang gaib banget ..."

"Maksudnya apa?" Ujarku berkata pelan.

"Dia mampu membakar terus menerus Nano bot yang berusaha untuk mengendalikan nya ... Jika bukan karena kemampuan nano bot berkembang biak cepat , aku rasa takkan bisa ..."

"Maksud pasti akan habis nano bot itu? Meskipun, itu jenis Robot nano yang sudah di ubah menjadi mahluk biologis yang mampu berkembang biak secara cepat?"

Unity menjawabnya. "Iya, aku rasa begitu ..."

Aku menjadi tegang seketika. "Oh, sungguh hebat juga nih cewek ..." Ujarku dihati.

"Ha-ah, jika kau mau tau akan ku beritahu ... Sebenarnya, aku punya keinginan untuk menyebar luaskan keberadaan ku ..."

Dia menjadi bingung. "Eh, cuman itu?"

Aku mengangguk. "Iya!"

Dia mengerutkan keningnya. "Kau mau memperbudak ku untuk hal seperti itu? Tapi mimpi mu cukup keren juga ..."

Aku menjadi tersenyum mendengar ucapannya. "Hoh, jadi kau paham ya ..."

"Sebenarnya, aku dulu di kenal sebagai Venom si Ghost Game ... Aku adalah pria yang mampu berada di peringkat 1 hanya dalam hitungan hari ... Namun, tak ada yang tahu wajah asliku ... Itu membuat aku tidak puas karena tak di akui secara keseluruhan ... Aku punya alasan tak menunjukkan wajah, karna banyak yang membenci diriku ... Mereka berkata aku melakukan hal curang, padahal setau ku apa pun yang kau jalani yang terpenting adalah berada di peringkat 1 ... Bukan kah begitu?"

Dia mengepalkan tangannya dengan mata berbinar binar menganggukan kepala.

"Aku tau rasanya jadi seperti itu! Aku paham banget maksudnya!"

Aku menjadi tersenyum dengan raut tak enak. "Jadi kau paham ya, itu harusnya jadi perasaan buruk yang akan selalu membayangi mu saat tidur di malam hari ..."

Dia menggelengkan kepala. "Yah, tapi sebagaian tau diriku ..."

*Duk!

Aku mengecap dada ku. "Penghianat!"

Dia kaget. "Eh, apa ucapanku salah?"

Armor robot mendatar saat bicara. "Tuan, ada jangan membawa bawa perasaan pribadi nanti dikira aneh ..."

Aku menggelengkan kepala. "Astaga ,aku lupa hal itu m..."

"Tapi, tetap saja kesal! Dia jadi terkenal dan di ketahui beberapa orang rupanya sementara aku tak ada yang tahu bahkan setelah mati ..."

Unity. "Ha-ah, sudahlah Tuan ..."

Aku mengusap wajah saat sadar dari sedih dan kembali berbicara santay dengan si Lioness.

"Aku mau mencoba mengendalikan mu, apa boleh?"

Dia tertunduk seketika. "Kah, jadi kau sudah melakukan nya ..."

"Apa kau tak lihat tadi asap keluar di sekeliling kita?"

Dia termenung. "Eh, asap? Tapi dimana lambang sihir budaknya?"

Aku mendatar. "Tak butuh hal begituan Lo ..."

Dia mengerutkan kening. "Apa kau serius? Sebetulnya aku dari tadi masih penasaran, kau tak bisa sihir ya?"

Aku menjawabnya. "Iya ..."

"Eh?" Dia melihat kearah baju armor robot ku lalu kearah pesawat angkasa yang dia berada di atas nya sekarang, "apa jangan-jangan serangan tadi tak ada sihirnya? Maksudku, serangan pada Nerta milik asosiasi kami ..."

Aku mengangguk. "Iya, itu beneran ga ada sihirnya ..."

"Eh,kok bisa?! Apa energi yang bisa mengaktifkan kekuatan besar begitu? Apa mungkin menggunakan Energi tanpa sihir?"

"Bisa kok ..."

Dia menjadi pusing. "Kah, aku tak paham sama sekali!"

Aku tersenyum kearahnya. "Ini simple, energi ku yang ku gunakan semua bersumber dari alam dan di buat dengan usaha tidak dengan sihir ..."

Dia menatap serius lalu berkata. "Aku tetap ga paham, masa iya bisa gitu ... Aneh, ada manusia dunia ini yang tak memerlukan sihir ..."

Aku tertawa padanya. "Yah, itu aku pemilik pesawat angkasa ini ..."

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!