Waktu masih menunjukkan pukul 7 pagi, sedangkan kelas Jihan mulai pukul 9. Ia memutuskan untuk pergi ke kosan Tari. Karena tidak mungkin ia pergi ke hotel lagi atau pulang ke rumah Feri. Jihan pergi menggunakan ojek online, karena ia pergi ke hotel menggunakan mobil Eric.
Saat ia sudah sampai di rumah Tari, ia segera mengetuk pintu. Jihan sengaja tidak memberi tahu Tari terlebih dahulu. Sebenarnya ia juga agak kecewa karena Tari tidak datang ke pernikahannya kemarin. Tapi mungkin, Tari ada alasan mengapa ia tidak bisa datang.
"Siapa si pagi-pagi udah dateng?" Tari membuka pintu kos nya sembari mengucek-ngucek mata.
"Hai Tar!" Ujar Jihan.
"Jihan? Lo Jihan?" Tari kembali mengucek matanya dan berusaha melihat dengan jelas.
"Iya, gue Jihan!" Jihan langsung menerobos masuk kedalam kosan Tari.
"Woi, maen masuk aja lo!" Ujar Tari yang ikut masuk kedalam kosan.
"Hehehe sorry! Abisnya lo lama banget sih nyuruh gue masuknya!" Jihan melihat sekeliling dinding kosan Tari yang dipenuhi oleh foto keluarganya.
"Oh iya Han, maaf ya kemaren gue ngga sempet dateng ke nikahan lo. Soalnya buat dapetin izin dari Pak Subroto susah banget! Niatnya juga gue mau dateng sore abis kelar kuliah, tapi gue ditelpon nyokap suruh pulang soalnya adek gue sakit. Jadinya gue ngga bisa dateng deh! Gue mau ngabarin lo, tapi takut lo sibuk." Jelas Tari.
"Iya gapapa, santai aja Tar! Yang penting sih hadiah nya hahaha!" Balas Jihan sembari tertawa.
"Tenang! Gue udah siapin kok hadiah buat lo. Gue ambil dulu ya?" Tari beranjak dari duduknya dan menuju ke lemari untuk mengambil hadiah untuk Jihan.
"Lah, beneran ada ternyata?" Gumam Jihan.
Setelah mengambil paper bag dari lemarinya, ia segera kembali duduk di dekat Jihan.
"Nih hadiah dari gue! Semoga lo suka!" Tari mengulurkan tangannya untuk memberi hadiah tersebut kepada Jihan.
"Makasih!" Jihan mulai membuka paperbag itu. Dan ia terkejut, ternyata isinya adalah baju haram beberapa setel.
"TARIII!!" Teriak Jihan.
Tari merasa telinganya berdengung akibat dari teriakan Jihan yang begitu kencang. Ia menutup telinganya rapat-rapat.
"Kenapa lo ngasih gue beginian!" Kesal Jihan.
"Abisnya gue bingung mau ngasih lo apa Jihan! Gue searching di Mbah Gugel, katanya hadiah yang paling bagus untuk sahabat yang menikah itu, ya baju itu! Apa gue salah ngasih lo itu?" Tanya Tari.
"Ngga salah sih" Gumam Jihan.
"Tapi gue malu!" Lanjutnya.
"Ngga usah malu kali Han! Wajar namanya juga orang baru nikah. Tinggal gue nih nyusul lo!" Ujar Tari.
"Lo cepet nyusul kek! Biar ngga jomblo terus lo!" Desak Jihan.
"Ya sabar lah! Calonnya aja belom ada gimana mau nyusul?" Ucap tari.
"Eh, Lo semalem udah ngapain aja sama laki lo? Udah begituan belom?" Lanjutnya.
Mendengar perkataan Tari, Jihan jadi teringat kejadian semalam.
"Eng...engga ngapa-ngapain kok semalem!" Jawab Jihan dengan gugup.
"Ngga ngapa-ngapain kok gugup gitu si jawabnya? Gapapa kali kalo ngapa-ngapain juga, kan udah halal." Tari menaikkan alisnya sebelah.
Jihan tidak menjawab, ia langsung mengeluarkan ponsel dari tasnya dan pura-pura sibuk. Saat ia sedang fokus dengan ponselnya, tiba-tiba Eric mengirim pesan kepada Jihan.
\[Eric : Jihan lo dimana?\]
\[Jihan : gue di kosan Tari, kenapa emangnya?\]
\[Eric : nah kan, ketauan lo! Tadi lo bilang sama gue kalo lo ke kampus ya!\]
"Pake keceplosan segala si gue!" Batin Jihan.
\[Jihan : emang kenapa si? Kenapa lo nyariin gue? Kangen?\]
\[Eric : iya gue kangen! Buruan lo pulang ke hotel lah!\]
Pipi Jihan memerah setelah membaca pesan dari Eric. Tari yang melihat pipi Jihan semakin memerah itu pun langsung pura-pura tidak tahu.
"Pasti tu anak lagi chatan sama lakinya." Batin tari.
\[Jihan : gila ya lo! Udah jam berapa ini? Gue bentar lagi mau ke kampus!\]
\[Eric : sebentar doang sayang. Gue juga ngga jadi ke rumah sakit, disuruh libur sama bokap.\]
\[Eric : nanti gue anterin deh ke kampus. Tapi lo ke hotel dulu!\]
"Ngeselin banget sih ni orang!" Gumamnya.
"Udah, turutin aja apa yang diminta suami lo. Dosa tau kalo ngga diturutin!" Ujar Tari.
Jihan hanya menghela napasnya kasar.
\[Jihan : iya, gue ke hotel sekarang!\]
\[Eric : nah, gitu dong! Oke gue tunggu!\]
Jihan tengah bersiap-siap menuju ke hotel. Ia mulai membawa tasnya dan juga paper bag yang diberi Tari. Jihan mulai berdiri dan diikuti oleh Tari.
"Gue balik dulu ya tar?" Ujar Jihan.
"Iya hati-hati! Selamat bersenang-senang istri pak Dokter tampan!" Jawabnya.
Jihan tidak membalas ocehan tari, ia langsung segera berjalan menuju pinggir jalan raya. Jihan sedang mencari taksi saat ini, kalau ia memesan ojol, pasti akan memakan waktu lama.
Ia mulai melambaikan tangannya saat ada taksi yang lewat. Saat ada taksi yang mulai berhenti dihadapan Jihan, ia langsung menaikinya.
\*\*\*
Setelah Jihan sampai di kamar hotel. Ia langsung bergegas masuk kedalam. Ternyata, di dalam sudah ada ayah dan bunda Jihan.
"Ayah, bunda ngapain kesini?" Tanya Jihan sembari mencium punggung ayah dan bundanya.
"Tuh, bunda kamu katanya kengen sama anaknya. Padahal baru aja sehari ditinggal." Jawab Feri yang melihat kearah Jena.
"Yaudah, kalo bunda kangen sama Jihan, Jihan pulang sekarang ya bunda?" Ujar Jihan.
"Eh ngga usah Han. Kan kamu udah punya suami sekarang, kamu harus ikutin kemana pun suami kamu pergi." Tolak Jena.
Eric baru datang dari luar. Ia abis membeli cemilan, karena tidak enak mertuanya datang tetapi tidak ada makanan.
"Maaf lama ya Om Tante? Soalnya pas mau bayar antri di kasir." Ujar Eric sembari mengeluarkan makanan yang ia beli di meja makan.
"Mas Eric manggilnya masih Om Tante aja sih? Bunda sama ayah dong!" Ujar Jena.
"Eh iya maaf ayah bunda, saya suka lupa." Ujar Eric.
"Lupa atau pura-pura lupa?" Ejek Jihan.
"Lupa beneran! Kan belum terbiasa!" Tepis Eric.
"Pengantin baru emang suka berantem terus ya ayah?" Jena melirik ke arah Feri.
"Tau lah Bun. Semoga kalian cepat mengakrabkan diri deh, soalnya ayah ngga sabar mau gendong cucu!" Ujar Feri.
Jihan yang mendengar hal itu langsung melihat ke arah Eric dengan tatapan jijik.
"Tenang aja ayah! Kita semalem udah..." Ujar Eric yang langsung dibekap mulutnya oleh Jihan.
"Jangan bilang-bilang, malu!" Bisik Jihan yang di dengar oleh Feri dan Jena.
Feri dan Jena langsung menahan tawanya.
"Ayah punya kabar gembira buat kalian!" Ujar Feri.
"Apa?" Ucap Jihan dan Eric serempak.
"Ayah mau kalian bulan madu ke Bali sekarang, untuk tiket dan akomodasi pesawat sudah ayah tanggung. Kalian tinggal berangkat aja sekarang." Ucap Feri.
"Hah? Bulan madu?" Jihan terkejut.
"Iya. Kamu siap-siap gih sekarang Han!" Ucap Jena.
"Tapi bunda, Jihan sekarang..." Tolak Jihan yang langsung dipotong oleh Feri.
"Ayah udah urus kuliah kamu. Kamu ngga perlu mikirin kuliah dulu sekarang! Kalian harus bersenang-senang, kan pengantin baru." Jawab ayah dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Siti Khalimah
persiapkan dirimu neng jihan!!!!
2023-09-19
1