Tidak makan waktu yang lama, Suci telah selesai mengganti jilbabnya. Hatinya begitu senang, tapi seketika menjadi takut lagi karena akan berhadapan dengan guru yang telah masuk ke kelasnya. Ia melihat jam tangannya dan menghitung ada sekitar dua puluh menit ia terlambat masuk ke kelas. Lalu apa nanti alasannya jika ditanyai.
Suci menjadi gelisah. Ia pun perlahan mengintip dari pintu. Ia ingin memastikan seseram apa guru yang memasuki kelasnya. Namun, hatinya langsung lega melihat guru yang duduk di sana adalah guru yang tadi menolongnya. Setidaknya guru tersebut mengetahui alasan dirinya terlambat masuk ke kelas. Jadi, dia tidak perlu takut akan di marahi.
Suci langsung mengetuk pintu. Lita yang masih menjelaskan beberapa peraturan dikelasnya berhenti berbicara begitu mendengar suara ketukan pintu. Lita mengenal siswi itu. Lita menyuruhnya untuk masuk. Namun, Lita menyuruh Suci untuk memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Nama saya Suci Permata Wijaya. Saya tinggal di komplek Panorama Asri", ucap Suci malu-malu.
Semua teman-teman sekelasnya tahu jika komplek yang di sebutkan Suci tadi adalah komplek orang-orang elit. Lalu apa yang membuat Rangga begitu membenci Suci. Jika biasanya kakak kelas tidak suka dengan siswi yang jelek, cupu dan miskin. Lalu Suci anak orang kaya, wajahnya cantik dan kulit yang terlihat seputih salju.
"Di antara kalian ada yang tau kenapa Suci sampai terkena telur mentah? Tadi, saya sudah tanya tapi sepertinya Suci tidak mau menjawabnya", tanya Lita yang sangat ingin tahu.
Kelas tetap hening, tidak ada yang ingin menjawab pertanyaan Lita. Mereka masih mengingat ancaman dari kakak kelas mereka tadi. Suci juga ikut diam. Dia terus menunduk. Tapi, ia sangat yakin tidak akan ada yang berani menjawabnya.
Namun, sayang seseorang di antara teman-temannya mengangkat tangan. Ia bernama Siska dan ia akan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Suci. Semua heran dengan keberanian Siska. Padahal Siska bisa saja akan di hukum berat oleh kakak kelas tadi. Semua siswa lainnya hanya menunduk ketakutan.
Apalagi Suci, jantungnya langsung berdegup kencang karena ketakutan. Suci melihat ke arah Siska dan menggelengkan kepalanya sambil menampilkan wajah sedihnya. Biar bagaimana pun Suci akan tetap kena hukuman walaupun temannya yang mengadu. Siska tersenyum senang melihat Suci yang ketakutan. Ia sangat Suka melihat Suci yang akan kena hukuman lagi oleh kakak-kakak kelasnya. Bukan ia tidak peduli dengan dirinya. Sebab dia sudah menyiapkan alasannya.
"Suci dikerjai sama kak Rangga, bu", jawab Siska.
Tubuh Suci terasa lemas saat Siska mengadu pada Lita. Suci menyayangkan sikap Siska yang tidak kasihan pada dirinya. Suci tidak mengerti apa maksud temannya itu. Kalaupun sengaja ia terlalu gegabah.
"Kalau begitu saat bel istirahat nanti kalian berdua ikut dengan saya ke kantor. Suci kamu duduk sekarang!" ucap Lita pada Siska dan Suci.
Suci melihat seluruh meja sudah di tempati. Tapi, ada satu meja lagi di sudut ujung. Padahal Suci berharap dia mendapatkan tempat duduk paling depan. Karena masalah tadi, jadinya Suci mesti berlapang dada duduk di paling belakang.
Lita kembali lagi meneruskan yang sempat terhenti lagi. Ternyata Lita adalah wali kelas di kelas tersebut. Lita menerangkan peraturan-peraturan yang harus para siswa patuhi di sekolah ini.
***
Bel istirahat pun berbunyi. Seperti yang telah dibilang Lita, Suci dan Siska ikut ke kantor guru. Lita menyuruh keduanya untuk menunggu sebentar. Lalu Lita menyuruh seorang siswa untuk memanggil Rangga datang ke kantor guru. Suci sudah hampir kehilangan kesadaran dengan semua yang telah dan akan dihadapinya. Baru sehari ia bersekolah tapi, sudah mendapatkan berbagai hal buruk. Suci tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya di hari berikutnya.
Suci sangat heran melihat Siska yang begitu tenang. Apa yang sebenarnya Siska rencanakan? Sampai ia setenang ini.
"Kenapa kamu mengadu sama Bu Lita? Kita akan dikerjai sama kak Rsngga dan teman-temannya nanti", tanya Suci yang ingin tahu alasan Siska sebenarnya.
"Kita? Kamu aja kali", jawab Siska sambil tersenyum mengejek.
"Tapikan kata kak Rangga.... ", belum lagi Suci selesai.
"Udahlah, kamu tidak perlu tau. Kamu lihat aja nanti", potong Siska percaya diri.
Ternyata dugaan Suci benar. Siska sengaja melakukan hal ini padanya agar Rangga bisa menghukumnya lagi. Tapi, apa yang akan Siska lakukan nanti sampai dia percaya diri sekali tidak akan ikut dihukum, pikir Suci.
Tidak lama kemudian, Rangga datang dan bergabung dengan Siska dan Suci. Wajah Rangga sudah seperti singa yang ingin menerkam mangsanya. Seketika Suci menunduk takut dengan tatapan tajam dari Rangga.
"Rangga, apa maksud kamu memecahkan telur di kepala Suci. Kamu bisa saya laporkan ke kepala sekolah! Disini sekolah tempat belajar. Bukan tempat ajang untuk sok jago!", ujar Lita yang geram dengan sikap siswa yang suka sok berkuasa.
"Ibu tahu dari mana? Ini cuma salah paham kok Bu", jawab Rangga berpura-pura bingung.
"Siska yang bilang. Emangnya Suci salah apa sama kamu? Kamu ini, laki-laki kok suka nyakiti perempuan. Seandainya kamu punya adik perempuan, kamu rela adikmu diperlakukan seperti itu?", ucap Lita lagi.
Ucapan Lita sangat mengena pada Rangga. Angga semakin geram pada Suci. Semua kesialannya akibat Suci. Ia tidak ingin mendapatkan hukuman. Itu sama saja akan mempermalukannya dan akan merusak image nya.
"Bu, Ibu salah paham. Saya gak bermaksud untuk mengerjai Suci. Ini cuma permainan aja kok", jawab Rangga santai.
"Permainan apa yang kamu maksud?" tanya Lita penasaran.
"Em, itu karena dia kalah dalam permainan tebak-tebakan. Makanya dia mendapat hukuman. Gitu Bu", jelas Rangga berbohong.
"Kamu tidak sedang mengada-ngada kan Rangga? Lagian kalau memang begitu, saya tidak setuju dengan hukuman yang kamu lakukan pada Suci. Ini sudah di luar batas Rangga!", lanjut Lita menasihati.
Mereka bertiga hanya diam mendengar perkataan Lita. Dalam diam itu mereka punya pikiran masing-masing. Suci dengan ketakutannya pada Rangga. Siska merasa senang melihat Suci yang ketakutan. Dan Rangga dengan rasa dendamnya pada kedua siswi itu.
"Suci, Siska apa benar seperti itu? Apa Rangga berkata benar?" tanya Lita lagi.
"Iya bu benar", jawab Siska lebih dahulu.
Suci kaget dengan pengakuan Siska. Namun, Angga tersenyum mendengarnya. Suci benar-benar tidak menyangka Siska telah mempermainkannya. Lalu, bagaimana dengannya? Apa yang harus dikatakannya? Suci berpikir bahwa dia memang seharusnya menyetujui alasan Rangga. Mungkin bisa melepaskannya dari hukuman.
Lita terus memandangi Suci. Menunggu jawaban darinya. Suci harus rela di perlakukan tidak adil agar ia terhindar dari kejahatan Rangga yang lainnya.
"Benar bu yang di katakan kak Rangga", jawab Suci lesu.
Lita seperti tidak percaya dengan perkataan ketiga siswa di hadapannya. Mereka seperti berbohong menyembunyikan sesuatu. Tapi, ketiganya sudah mengatakan kesepakatan. Pada akhirnya Lita hanya meminta Rangga meminta maaf pada Suci. Dan dengan berat hati Rangga berpura-pura minta maaf.
"Tunggu pembalasanku Suci!"
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
💞Amie🍂🍃
Maaf kak, enternya itu gak kejauhan kah?? maap saran aja🙏🙏🙏
2024-01-13
1
Senajudifa
kok suci takut banget lawan suci... aku mampir thor sekalian fav dulu
2024-01-10
1
auliasiamatir
tu siska kasih cabe setan bibir ya lebih seru kek nya thor
2023-09-07
3