...----------------...
Baru saja Lukas keluar dari Apartemennya, tiba-tiba seorang wanita mendekatinya.
"Lukas" lirihnya dengan nada yang lembut sekali.
Wanita dengan pakaian gaun ketat diatas lutut, rambut tergerai lalu sisanya hanya ada tas di tangannya.
"Oh, ya?" balas Lukas.
Wanita itu tersenyum menatap Lukas.
"Tadi aku ke rumahmu tapi kata Mama, kamu tidak pulang dan aku yakin kamu semalaman tinggal disini." ucapnya.
Lukas menatap dingin pada wanita di hadapannya itu, namanya Salsa wanita yang tahun lalu menyelamatkan Lukas dari sebuah kecelakaan. Lebih tepatnya orang yang mengantarkan Lukas ke rumah sakit.
"Untuk apa kau kemari?" tanya Lukas.
Salsa tersenyum.
"Aku mau sarapan bareng kamu, gimana kalau restoran dekat…"
"Aku sibuk." potong Lukas.
Salsa menahan lengan Lukas.
"Kamu kenapa gini sama aku? Bukannya kita.."
"Jangan menyentuhku! Kau lupa terakhir kali berbuat apa? Kau licik, aku memang berterima kasih atas bantuanmu di masa lalu namun aku tak berniat menggantikan sosok Istriku di hidupku!" ucap Lukas sedikit tajam pada setiap ucapannya.
Salsa tampak kaget melihat wajah Lukas yang dipenuhi amarah.
"Satu lagi, ada baiknya jangan menunjukan wajahmu di hadapanku lagi! Mengingatmu membubuhi obat perangsang dalam minumanku membuat aku jijik melihat wanita sepertimu!" ucap Lukas seraya meninggalkan Salsa sendirian.
Tangan Salsa terkepal cukup kuat, ia tak pernah dihina seperti ini.
•••
Di sisi lain.
Seperti biasanya Gea berangkat ke kantor dengan mobilnya, ia memarkirkan mobil lalu turun bersama tas selempangnya.
"Pagi Gea" lirih Kevin membuat Gea tersentak kaget.
"Oh maaf, aku mengejutkanmu ya?" lirih Kevin merasa beraalah.
Gea tersenyum kecil seraya menggeleng.
"Santai saja, aku hanya sedikit melamun tadinya." ucap Gea.
Kevin mengangguk, keduanya terlihat melangkah bersamaan menuju ke arah kantor.
"Sudah sarapan?" tanya Kevin.
"Tumben tanya begitu, ada apa?" tanya Gea.
Kevin menyerahkan sebuah paper bag ke arah Gea.
"Aku buat sandwich, semoga kamu suka ya." ucap Kevin.
Gea tersenyum menatap paper bag itu.
"Ini ratis?" tanya Gea terdengar bercanda.
Kevin tertawa.
"Jalan sama aku sebagai bayarannya mau?" ucap Kevin.
Gea ikut tertawa juga.
"Ini kita jalankan? Ya udah, ayo kita masuk." ucap Gea menyenggol pelan lengan Kevin.
Candaan itu selesai, keduanya masuk ke arah kantor mereka. Rupanya pergerakan Gea dan Kevin tak lepas dari orang yang kini diminta Lukas untuk memantau Gea.
Di dalam kantor, seseorang dengan sengaja menumpahkan air es ke pakaian milik Gea yang kini memakai kemeja putih.
"Maaf aku tak sengaja." ucapnya namun matanya menatap pada kemeja Gea yang kini menerawang.
Gea sebenarnya merasa sekali kalau pria di hadapannya ini memang sengaja berniat melecehkan dirinya.
"Pak Helmi lain kali pakai matanya!" geram Gea yang sudah tak tahan kalau terus diam menghadapi pria cabul ini.
Helmi menggeram mendengar ucapan Gea.
"Kau!!..."
Kevin datang tepat waktu, ia memberikan jas kerja miliknya untuk menutupi bagian dada Gea yang terekspos karena air tumpah itu.
Tatapan Kevin tajam menatap Helmi.
"Yang sopan pada perempuan Pak, di area sini juga ada cctv nya. Anda tak berniat melakukan pelecehan bukan? Atau anda mau jika saya melaporkan hal ini ke atasan?" tawar Kevin.
Helmi kesal, ia meletakkan kasar gelas ke meja.
"Anak baru saja ngelunjak sekali." ucapnya sinis pada Kevin dan Gea.
Gea menahan amarah di hatinya. Seperginya Helmi, Gea menoleh menatap Kevin.
"Kamu mau pulang aja Ge atau mau pakai kemejaku dulu?" tawar Kevin pada kemeja Gea yang sudah tak mungkin lagi bisa dipakai untuk sementara.
Gea tersenyum melihat Kevin yang ia rasa sangat baik sekali padanya.
"Kamu selalu membantuku Vin, aku tak pernah tahu bagaimana jadinya kalau aku hanya dipindahkan seorang diri di kantor ini. Aku yakin sekali tak lama juga aku malah memilih resign." lirih Gea.
Kevin merapikan jasnya di tubuh Gea.
"Jadi apa jawabanmu, mau pulang atau mau pakai kemejaku?" tanya Kevin lagi.
"Kamu mau aku susahkan lagi? Kalau iya, memangnya boleh aku pakai kemeja mu?" tanya Gea yang sepertinya hanya bercanda.
Kevin mengangguk menarik tangan Gea.
"Aku ambilkan di mejaku, sebentar ya." ucap Kevin.
Tiga puluh menit berlalu, Gea sudah mengganti pakaiannya dengan kemeja milik Kevin yang tampak kebesaran di tubuhnya.
"Kenapa tertawa?" tanya Gea yang baru keluar dari kamar mandi.
"Kamu lucu." lirih Kevin.
"Jelek ya?" tanya Gea.
Kevin menggeleng.
"Cantik" ucap Kevin.
Gea menatap mata Kevin yang memancarkan tatapan tak biasa dan hal itu bisa ditebak langsung oleh Gea.
"Vin" lirih Gea.
"Hm?" balas Kevin.
Gea menghela nafasnya, ia kembali berucap.
"Pulang kantor nanti temani aku ke suatu tempat bisa?" tanya Gea.
Kevin langsung mengangguk.
"Bisa" balas Kevin.
Gea tersenyum, ia langsung pergi meninggalkan Kevin sendirian.
Senyum Kevin terbit, ia mengusap dadanya yang berdetak cukup kencang.
'Santai Kevin, kenapa kau cepat sekali berdebar di dekat Gea. Jangan begini dong, nanti jadi semakin kelihatan kalau kau mencintai perempuan itu cukup lama. Bodohnya kau Vin.' ucap Kevin membatin menahan senyumnya yang salah tingkah.
``````
Waktu terus berjalan hingga sudah saatnya pulang kerja, Gea sedikit bersyukur karena Lukas tampaknya tak mengganggunya hari ini. Gea bahkan berharap kalau Lukas tak mengganggunya saja sampai kapanpun lagi.
"Ge" sapa Kevin yang terlihat antusias.
Gea menoleh menatap sosok Kevin, senyum Kevin kembali terukir.
"Naik mobil kamu aja atau aku?" tanya Gea.
"Terserah kamu Ge, naik mobilku juga boleh. Atau siniin kunci mobilmu nanti aku minta temanku buat nganter ke Apartemen kamu." ucap Kevin.
"Tak perlu Vin, tak enak juga dengan temanmu. Aku bisa…"
"Santai aja Ge, dia baik kok." ucap Kevin.
Gea akhirnya mengangguk setuju.
Kevin menyerahkan kunci beserta alamat Apartemen Gea pada penjaga keamanan.
"Nanti ada orangku yang mengambil Pak." lirih Kevin.
"Iya saya mengerti Tuan muda." ucap Penjaga keamanan itu tampak ramah dengan Kevin.
Kevin menyentuh bahu pria paruh baya itu.
"Pak jangan panggil aku begitu, aku kan sudah bilang kalau aku tak ingin orang tahu tentang ini. Aku sudah nyaman dengan keadaanku yang sekarang." ucap Kevin berbisik.
Penjaga keamanan itu mengerti, ia mengangguk ramah pada Kevin.
Kevin kembali berlari mendekati mobilnya.
"Udah?" tanya Gea.
"Iya udah, ayo masuk Ge. Kita mau kemana ini?" tanya Kevin.
"Bentar Vin, biar aku saja yang menyetirnya." ucap Gea.
"Hahh sungguh Ge?" tanya Kevin.
Gea mengangguk, ia merebut kunci itu dari tangan Kevin.
"Ayo naik." ajak Gea bersama senyumnya.
Kevin akhirnya hanya bisa menurut.
***
Kevin mengernyitkan dahinya saat Gea membawanya ke pasar malam.
"Kamu tak keberatan kan jika aku ajak kesini?" tanya Gea.
Kevin menggeleng.
"Santai saja Ge, aku suka kok" ucap Kevin.
Keduanya keluar dari mobil, akhirnya Gea sedikit merasakan sebuah kelegaan. Ia merasa kembali sedikit hidup menatap keramaian pasar malam itu.
Kini Gea dan Kevin berada di sebuah tempat santai.
"Vin" lirih Gea.
Kevin menoleh.
"Hm?" balas Kevin.
Gea tampak diam sebentar sebelum akhirnya ia berucap.
"Sebenarnya aku pernah menikah." jujur Gea.
Kevin menatap Gea dari samping, seolah ia sama sekali tak keberatan mendengar cerita Gea.
"Pria yang waktu itu memanggilku dengan panggilan 'sayang' dia mantan suamiku." ucap Gea lagi.
Gea menghela nafasnya menikmati angin malam yang terus menerpa wajahnya, kulit putih itu tampak sekali semakin bersinar di malam itu.
Tiba-tiba Kevin menggenggam tangan Gea membuat Gea menatap Kevin, rupanya Kevin sadar kalau Gea hampir menangis menceritakan kisahnya.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Kevin.
"Hmm" Gea mengangguk.
Kevin tersenyum, tangannya dengan berani mengusap wajah Gea.
"Vin, aku hanya…"
BUGH
Tiba-tiba seseorang menghajar Kevin, Gea melotot kaget saat tahu pelakunya.
"LUKAS!" Bentak Gea marah.
Mata Lukas menatap tajam Gea.
"Gila ya Ge? Kau jalan dengan pria lain saat kau masih punya aku?!" sentak Lukas meraih kasar tangan Gea.
Gea muak dengan ucapan Lukas seolah mereka masih memiliki hubungan.
"Lepas!" ucap Gea.
"Ikut aku!" ucap Lukas menarik Gea.
Kevin yang melihat itu segera memukul wajah Lukas membalas perlakuan Lukas padanya.
BUGH
"Sial!" umpat Lukas mengusap sudut bibirnya.
Gea frustasi, ini yang Gea tak mau. Ia tak suka kalau Kevin jadi ikut ke dalam masalahnya, melibatkan pria tak bersalah diganggu oleh Lukas yang tidak punya tempramental yang baik.
"LUKAS CUKUP! APA KAU GILA?!" Teriak Gea saat seluruh orang ramai menatap mereka bertiga.
Lukas tak terima dipukul, ia hendak menghajar Kevin lagi namun kali ini Gea menghadang.
Satu senti saja, pukulan itu mengenai wajah Gea yang tengah terpejam dengan nafas tak beraturan.
Helaan nafas Lukas terdengar, ia kembali menarik Gea ke sisinya.
"Jangan tunjukan tatapan itu pada Istriku! Aku masih sah suami Gea!" ucap Lukas menunjuk wajah Kevin.
Kevin hendak menahan Gea namun Gea menggeleng dengan wajah tersenyum seolah tak ingin Kevin terlalu jauh masuk ke dalam masalahnya yang rumit itu.
"Aku duluan Vin." ucap Gea yang terlihat pasrah ditarik kasar oleh Lukas.
Kevin hanya bisa membuang nafasnya kasar, sedangkan tangannya terkepal cukup kuat.
***
Jalan ramai, Lukas melajukan mobil seperti orang kerasukan. Wajahnya dingin menahan amarah.
"Kita pulang ke rumah." putus Lukas.
"Jangan gila Lukas!! Kita sudah lama berakhir, kenapa kau terus mengusikku? Aku lelah, aku muak dengan tingkahmu!" bentak Gea.
"Diam!" bentak Lukas membuat Gea terdiam.
Gea membuang tatapannya, ia menatap ke samping sedangkan air matanya mulai berjatuhan.
'Ini salah, tidak benar karena aku kembali ke kota ini!' batin Gea.
Tangan Gea mengusap air matanya, isakannya pun bahkan tak bisa tertahan lagi.
Lukas menepikan mobil itu ia menarik Gea lalu memeluknya.
"Jangan menangis sayang, hari ini aku kesal karena seharian kau terus bersama pria itu. Aku hampir gila Ge, aku takut kau jatuh cinta pada pria itu. Aku kacau!" ucap Lukas terlihat frustasi.
Gea menolak pelukan itu namun Lukas semakin mengeratkan nya.
"Berhenti bersikap seperti ini Luk, semakin kau seperti ini aku malah semakin membencimu." ucap Gea.
"Hm tak apa, bencilah aku agar pikiranmu hanya memikirkan tentangku. Itu lebih baik." ucap Lukas terus memeluk Gea.
Gea melemah, ia tak sanggup lagi berkata apapun. Selain muak ia juga lelah sekali dengan sikap Lukas yang sesukanya itu.
Tak lama setelahnya, Lukas melepaskan pelukan itu. Ia melepaskan sabuk pengaman milik Gea, dengan cara cukup kasar Lukas menarik tengkuk Gea lalu menyatukan bibir keduanya.
Gea kembali berontak, Lukas pemaksa sekali. Pria itu gencar ******* bibir Gea dengan cara paksa.
"HAHHH" nafas Gea tengah berkejaran, ia melotot pada Lukas yang tersenyum puas namun tidak setelah Lukas sadar dengan pakaian yang Gea pakai, itu kemeja pria.
Rahangnya kembali mengeras menatap Gea penuh marah.
"Apa kau tidur dengan pria itu?" tanya Lukas dengan nada datar.
Bersambung…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Pembaca Setia
Kevin kyanya org kaya deh
2023-07-21
0