Bab 5

Gea memundurkan tubuhnya, tangannya memberontak kala Lukas terus menekan seolah ingin mematahkan lengan milik Gea.

"Sakit Lukas!" ucap Gea.

Lukas mulai melemah melihat air mata Gea.

"Kalau begitu jawab aku, kemeja siapa yang kau pakai ini?" tanya Lukas.

Gea menatap Lukas.

"Kevin, aku meminjamnya. Pakaianku basah." ucap Gea.

Lukas menghela nafasnya, ia mengusap lembut pipi Gea agar menghilangkan tetesan air mata Gea.

"Maaf ya karena telah berpikir hal tak baik tentangmu, kita akan pulang." ucap Lukas kembali memasang sabuk pengaman Gea.

Gea memilih menatap ke arah lain membiarkan Lukas mengemudikan mobil itu.

Sekitar 30 menitan berlalu, mobil milik Lukas berhenti di kediaman mewah. Gea menoleh menatap Lukas.

"Lukas kau sudah gila? Untuk apa kau membawaku kemari? Lukas berhenti!" sentak Gea.

Lukas malah tersenyum membalas tatapan Gea.

"Mama pasti juga sangat ingin bertemu denganmu." ucap Lukas.

"Lukas cukup! Apa kau tak paham dengan semua ucapanku? Kita sudah bercerai dan berakhir, kenapa kau masih terjebak pada masa lalumu? Tolong turunkan aku." bentak Gea.

Lukas tak peduli, ia berhenti di depan rumah mewah itu lalu keluar dari mobil.

"Turunlah Ge." ucap Lukas.

Gea turun, setelahnya ia hendak pergi namun tangannya ditahan oleh Lukas lagi.

Gea frustasi sekali melihat tingkah Lukas.

"Lukas!" lirih Gea sangat lelah.

Tampak Lukas menarik Gea ke sisinya.

"Kita baik-baik saja Ge, semuanya hanya salah paham." lirih Lukas.

Gea mendorong Lukas agar menjauh dari dekatnya.

"Kau itu tak mengerti Lukas, bukan ini yang aku mau! Aku sangat membencimu, bersama denganmu membuatku merasakan Luka yang pernah aku rasakan. Kenapa kau menyakitiku begini? Tolong Lukas, tolong lepaskan aku." mohon Gea sangat rapuh.

Lukas bisa melihat wajah Gea, selain lelah wajah itu juga menampilkan raut kehilangan semangatnya.

"Kau tak mencintaiku lagi?" tanya Lukas.

"Iya." jawab Gea.

"Satu tahun ini apa kau pikir aku tak terpukul melihat kau menghilang Ge?" tanya Lukas.

"Aku tak peduli tentangmu lagi, bagiku kau hanya masa lalu dan itu tak akan pernah berubah." ucap Gea menatap mata Lukas dengan yakin.

Lukas menggeleng.

"Bohong." balasnya.

Gea mencengkram kuat pakaian milik Lukas, ia hanya ingin Lukas sadar dan menjauh dari hidupnya. Kini mereka bukanlah siapa-siapa lagi, keduanya hanya orang asing.

"Kau tak akan pernah tahu luka seperti apa yang aku simpan sendirian! Apa kau datang saat aku melahirkan? Kecelakaan, terserah jika itu memang menjadi alasanmu. Aku melahirkan sendirian di atas meja operasi dan yang kudapatkan hanya kabar meninggalnya calon Anakku, kau dimana sialan? Dimana?" tanya Gea yang kini memukuli dada Lukas.

Ia membenci Lukas, ia sudah terlalu kecewa pada pria yang kini berada di hadapannya.

Wajah Putranya yang sudah tiada kembali terkenang diingatan Gea.

"Aku sudah bilang saat itu kan? Aku sudah katakan kalau aku kesakitan perut, tapi kau tak berniat untuk pulang dari pesta perusahaanmu! Bagaimana caranya aku memaafkanmu Lukas, bagaimana?" cerca Gea yang kembali terisak.

Gea tertunduk, kepalanya menyatu dengan dada bidang Lukas.

"Aku selalu merasa bersalah atas kematian Putraku sendiri, wajah pucatnya selalu terkenang dalam benakku! Aku membencimu Lukas, aku sangat membencimu!" tekan Gea, ia lelah dengan semua ini.

Lukas terdiam mendengar semua penuturan dari Gea. Hingga terdengar suara seseorang wanita.

"Lukas?" lirihnya.

Lukas masih terdiam, wanita itu mendekat ke arah keduanya.

Gea menjauh dari sisi Lukas, ia menoleh menatap Mama dari Lukas.

"Gea?" ucap Mantan mertuanya itu.

Gea mengangguk dengan wajah tersenyum paksa, tampak wanita itu meraih tubuh Gea lalu memeluknya sangat erat.

"Kamu kemana saja sayang? Mama kaget saat tahu kamu menghilang." lirihnya dengan helaan nafas yang terdengar lega.

Gea tak merespon apapun, ia terlalu muak dengan kehidupannya sendiri.

Bersambung…

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***