Jika dulu aku mendengarkan nasihat Bapak,mungkin ini semua tidak akan terjadi nasi sudah menjadi bubur.
"Bengong, aja mikirin apa sih, Kak? kayla ikut duduk di samping kakaknya.
"Kayla! Bikin Kakak jantungan, aja," omelku.
"Habis, dari tadi Kay lihat, ngelamun aja kayak ada yang pikirkan," tanya adiknya.
"Eng-Gak, gak mikirin apa-apa,kok," elaknya dengan memasang senyum yang dipaksakan.
Siti berusaha menyembunyikan masalah yang Ia hadapi di hadapan keluarganya, semoga pernikahan ini menjadi akhir dari masalah.
**
Hari yang di nanti-nantikan akhirnya tiba, di kediaman Pak Fandi sudah banyak orang yang datang membantu, semua bahan yang di olah dari pihak laki-laki, ada daging, beras, dan lainnya.
""Jam berapa, calon suami mu datang, Siti? Tanya ayahnya.
"Kurang lebih, pukul 11.00 siang Pak, kenapa? Tanya Aiti balik.
"Cuma, mau mastiin aja," kenapa tidak boleh mengundang aparat setempat, ta Nak?
Tanya Pak Fandi yang merasakan ada kejanggalan.
"Karena, hanya nikah siri, Pak," seraya menundukkan wajahnya.
"Terus, surat-surat yang Bapak urus itu, bagaimana? mengintrogasi anaknya.
"Simpan, saja Pak jika sewaktu-waktu dibutuhkan tinggal ambil aja," jawabnya menenangkan bapaknya.
"Hufff, apa kamu sudah pikirkan semuanya, masih ada waktu sebelum terlambat? Nasihat untuk terakhirnya.
"Tidak, Pak Siti audah pikirkan ini matang-matang, Siti siap dengan konsekuensinya," berkata tegas untuk meyakinkannnya.
"Ya, sudah Bapk hanya bisa mendo'akan untuk putri Bapak, semoga pilihan kamu benar,"ungkapnya dengan tulus.
"Amiin, Pak, mengaminkan do'a Bapak
**
Aku duduk di kursi kamar ini menghadap ke cermin, nampaklah wajahku yang cantik hasil mak up.
"Cantik, banget pengantinya," kata mua nya sambil merapikan hijabku.
"Bukan, saya yang cantik tapi hasil muanya yang bikin saya cantik," ungkapku merendah.
"Saya, hanya menambah polesan dikit saja, emang mbaknya sudah cantik,"pujinya.
"Daah, selesai tinggal nunggu di panggil saja," sambil menatap hasil keejaannya.
Tok Tok Tok
"Kak, pengantin laki-lakinya sudah datang," Suara Kayla di depan kamar.
"Yaa!! jawabku lantang agar terdengar dari luar kamar.
"Mba, minta tolong di bukain pintunya! Pinta ku memohon.
"Baik, Mba," wanita itu langsung membuka handel pintu.
Cekllleek
"Mari, Mba itu kakaknya sudah selesai," sambil menunjuk ke arah yang di maksud.
"wuiih, cantik banget Kakak, jadi iri? ledeknya.
"Hust! Masih kecil cari ilmu dulu, jangan kaya Kakak! menoyor kening adiknya.
"Aaw, sakit Kak," mengusap-usap keningnya.
"Kak, Kayla juga mau di dandani, biar cuantik, hihihi," pintanya sambil nyengir.
"Mba, kasih polesan dikit buat adik, saya! meminta muanya.
Tak butuh waktu lama mereka berdua sudah selesai di rias tinggal menunggu dipanggil saja.
Tok Tok Tok
"Masuk, jawab kami dari dalam kompak.
Ceklek
Pintu terbuka, nampak Ibu berdiri di depan kamar.
"Sudah, siap belum? Sembari berjalan masuk.
"Sudah, Bu itu lihat pengantinnya, cantik banget," menujuk ke arahku.
"Masyaallah, anak Ibu cantik banget," bangga melihat anaknya.
"Kakak, aja yang cantik," sambil memanyunkan bibirnya protes.
"Kata, siapa? Anak Ibu semuanya cantik, kecuali Abang kamu dan Adikmu," jawab terkekeh.
Jadi ingat mas Sakir, abangku yang sedang merantau di luar pulau beserta keluaga kecilnya.
"Jadi, ingat mas Sakir, Bu," Mata Siti mulai berkaca-kaca.
"Sudah, sudah jangan sedih, ayo sudah di tunggu di depan," Ibu mencoba mengalihkan perhatian.
Di depan, calon pengantin laki-laki sudah datang, nampak dua buah mobil sudah parkir di pinggir jalan,karena halamannya sudah di pasang tenda.
Dari dalam mobil keluar calon pengantin prianya yang di gandeng seorang wanita yang sangat cantik, modis, dan elegan, di susul beberapa orang lainya, mereka beejalan mendekat.
"Iring-iringan pengantin tadi berjalan menuju pelataran rumah Pak Fandi dan disambut dengan penuh gembira, mereka masuk dan duduk di tempat yang sudah di sediakan oleh tuan rumah.
"Maaf, bisa langaung dimulai? Tanya Pak Penghulu.
"Bisa, Pak, silahkan," Pak Fandi bersiap-siap untuk menjadi walinya.
Zidni menjabat tangan Pak Fandi untuk mengucapkan ijab Qabulnya, yang disaksikan dua orang saksi.
"Saya nikahkan engkau dengan anak saya Siti Nirhayati binti Bapak Fandi Irawan dengan mas kawin seperangkat alat shalat dan uang tunai sebesar dua puluh juta rupiah dibayar tunai.
"Saya terima, nikah dan kawinnya Siti Nurhayati binti Bapak Fandi Irawan dengan seperangkat alat shalat dan uang sebesar dua puluh juta rupiah, dibayar tunai! ucapnya lantang.
"Bagaimana, para saksi sah? Tanya Pak Penghulu.
"Saaaaah, kompak para tamu undangan menjawab.
"Alhamduliilaah,"ucap syukur Semuanya.
Di dalam kamar Siti yang sedang duduk mendengarkan acara Ijab Qabulnya. Tak terasa ia pun menitikkan air matanya.
"Permisi, Pengantinnya di suruh keluar sekarang! Seseorang datang menyampaikan maksudnya.
"Ya, kami segera kesana," jawab seseorang dari dalam.
Siti berjalan keluar kamar didampingi Ibu dan Adikknya menuju ke depan.
Di depan sana para tamu terutama pengantin prianya sudah tak sabar menunggu keluarnya pengantin wanitanya.
Zidni sudah gelisah menunggu, matanya terus menatap ke belakng.
"Sabar, mas sebentar lagi juga keluar," Goda Pak Penghulu.
"I iya, Pak, jawabnya malu karena ketahuan.
"Waah, cantik banget pwngantinnya," suara orang-orang memujinya.
Zidni menoleh, nampaklah istri barunya itu sangat cantik dengan kebaya putih yang dipakainya, sampai tak sadar jika yang ditatapnya sudah berdiri di depannya saat ini.
"Sekarang, kamu sudah sah menjadi istrinya menurut syari'at agama. Ayo segera sematkan cincinnya,
Zidni segera menyematkan cincin di jari manisnya Siti begitupun sebaliknya Siti juga melakukan hal sama, dan segera mencium punggung tangan suaminya.
"Sekarang, tugas Bapak selesai, Bapak serahkan anak ku kepadamu, Zidni. Jika kami sudah tak cinta kepada anak saya, kembalikan dia dengan baik-baik karena Ia kamu bawa dalam keadaan baik, nasihatnya.
"Terimaksih, Pak saya akan menjaga dan mencintai anak Bapak sepenuh hati, janjinya seraya menoleh ke samping.
"Selamat, ya akhirnya kalian menikah juga dan siap untuk menjadi adik madu ku, tiba-tiba suara perempuan itu agak keras.
Semua orang yang hadir di situ pada bisik-bisik setelah mendengar tadi.
"Ternyata, Siti itu pelakor ta, gak nyangka kita punya tetangga pelakor," seorang ibu-ibu berbaju biru.
"Iya, aku juga baru tahu, tahu gini malas aku datang," suara ibu yang berbaju hijau menimpali.
"Sudah, tenang semuanya, boleh di jelaskan ini? Pak RT mencoba menyelaraskan sebenarnya.
"Iya, Pak RT dan ini Tatik istri saya," jawab Zidni jujur.
"Tapi, tenang semuanya karena saya akan membawa Siti istri saya ke rumah saya," terangnya.
" Bagus, mah kalau begitu, biar kampung kita bersih tidak ada pelakor," jawab Ibu-ibu.
"Huuu, dasar kecil-kecil sudah jadi pelakor!! Cemooh para tamu.
Siti sudah tidak tahan lagi mendengarnya, iapun menangis sesenggukan, menyesalpun tiada guna, tak kuasa mendengarnya iapun lari ke kamar.
"Dek, mau kemana kamu, sayang? Zidni akan segera mengejarnya akan tetapi sebuah tangan mencegahnya.
"Kamu, puas sudah mempermalukan Siti di depan umum! Desisnya dengan mata berkilat.
"Aku, hanya ngomong fakta, mas kenapa kamu marah? Zidni tak menanggapi ucapan Istri pertamanya Ia langaung mengejar Siti ke dalam.
"Maaf, bapak bapak, Ibu ibu semuanya tenang, kita lanjutkan acaranya yaitu makan makan.
"Ogah, banget makan di tempat pelakor, mending pulang,"salah satu warga bicara sinis yang di sambut oleh waraga lain.
Pak Fandi dan Keluarga sangat malu, tapi mau bagaimana lagi kenyataannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
yanto bonsai
ceritanya kaya nyata banget thor,jadi mewek😭😭
2023-07-20
0
Puji Lestari Putri
Wuih, jadi terinspirasi.
2023-07-19
0
Ayano Kouji
Kalau soal bikin cerita, thor pasti juara!
2023-07-19
0