Hari di mana yang aku tunggu-tunggu telah tiba, waktu menujukkan pukul 13.30 aku sudah menyiapkan segala keperluannya untuk tinggal di kota, kata Asti tidak usah bawa baju banyak-banyak karena di sana akan mendapatkan baju kerja dari bos.
Hanya tas berukuran tanggung yang kubawa dan tas salempang kecil,tak lupa uang yang aku ambil dari celengan.
"Bapak, Ibu Siti pamit dulu, ya," belum berangkat saja aku sudah rindu.
"Ya, hati-hati kamu di sana, nak,"suara Bapak parau.
"Ibu, Siti minta do'anya ya, Bu," aku memeluk Ibu erat ada rasa berat untuk meninggalkannya.
"Di sana, jangan keluyuran kemana-mana,ingat jaga marwah kamu! Pesan Ibu sebelum pergi.
"Kay, kakak pergi dulu, ya? Jaga Bapak sama Ibu! Tanyaku seraya memeluknya dia terlihat lesu.
"Jangan, lupa kakak kabari kami,"Seraya mengusap ingusnya yang keluar karena menangis.
"Ya, kakak janji akan beri kabar kepada kalian semua," jawabku sembari mengurai pelukannya.
Tit Tit Tiiit
Kami yang sedang melow terkejut mendengar klakson mobil rupanya jemputan ku sudah datang, aku segera keluar rumah untuk melihatnya disusul oleh yang lain.
Di depan rumah sudah terlihat sebuah mobil berwarna merah cantik sekali, dari pintu depan sebelah kiri keluar Asti yang sangat cantik dengan dres warna hitam selutut berjalan menghampiri ku.
"Hai, sapanya sambil melambaikan tangannya.
"Asti, cantik banget ya, kak? Kayla berbisik sambil menyenggol dengan siku.
"Ya, Kay," jawabku pelan tapi masih bisa didengar oleh Kayla.
"Gimana, dah siap semuanya, kan? Tanyanya sambil memperhatikanku.
"Sudah, As tinggal berangkat saja," jawabku seraya melihat penampilanku.
"Oke, Bapak Ibu,Siti gue bawa dulu, kalian tak usah khuwatir, Siti pasti bakal betah di sana," Asti minta ijin kepada Bapak dan Ibunya Siti.
"Kalau begitu, Siti pamit pak bu, Kayla jagain Bapak sama Ibu," aku mencium tangan kedua oramg tua ku.
"Assalamu'alaikum, melambaikan tangan sambil melangkah yang terasa berat.
Kami berjalan mwnuju mobil yang terpakir di tepi jalan, Kulihat Asti langsunglangsung membukakan pintu mobil untuk ku.
"Ayo, Sit masuk, lo di belakang gue di depan, ok? Serunya
Untuk pertama kalinya aku naik mobil, ketika masuk dalam mobil langsung tercium aroma pengharum yang sangat menyengat, maklum anak kampung.
"Sudah, siap Sit? Tanya Asti memastikan bahwa tidak ada yang ketinggalan.
Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan.
Tit Tit Tit
Suara klakson mobil yang aku tumpangi tanda mau berangkat, aku membuka kaca mobil ingin melihat mereka yang terakhir.
"Hati-hati,kamu di sana, ya," pesan Ibu sebelum aku pergi.
Aku tak dapat berkata hanya mengangguk saja, mataku mulai mengembun.
Mobil yang aku tumpangi akhirnya pergi meninggalkan rumahku, aku menoleh kebelakang sakin lama semakin tak terlihat oleh mata.
"Lo, gak usah sedih, Sit? Rupanya Asti melihatku dari kaca spion diatasnya.
"Ya, As," jawabku pelan sambil menunduk karena malu ketahuan menangis.
Lama-lama kepala ku pusing karena tak biasa naik mobil ber AC yang membuat badan ku tersa semakin dingin, perutku juga tersa kaya diaduk-aduk.
"Lo, kenapa Sit, mabuk? Asti menoleh ke belakang.
"Maaf," hanya itu yang mampu ku ucapkan.
"Nanti, lama-lama lo juga terbiasa,kaya gue, ya gak say? Asti menanggapinya dengan candaan.
"Sekarang, bawa tidur aja biar gak pusing! Titahnya lagi.
"Hem, aku tak banyak lagi merespon ucapannya.
Kusandarkan kepalaku mencoba untuk memejamkan mata hingga tanpa terasa masuk ke alam mimpi, hingga tanpa ku sadari berapa lama aku tertidur dalam perjalan ketika ada yang menggoyang-goyangkan badan ku.
"Sit, bangun kita dah sampai," suaranya yang berusaha membangunkan dengan tangannya.
"Eh, sudah sampai, ya maaf aku ketiduran," jawabku sambil mengerjabkan mata.
Aku masih bingung, ini tempat apa banyak lampu kerlap kerlip menghiasi gedung yang menjulang tinggi, aku berusaha merapikan anak rambut yang menutupi wajah ku.
"Ayo, turun," Asti turun lebih dulu akupun menyusulnya.
"Ini dimana Asti? Kok rame banget," aku terkagum-kagum melihat pemandangan di sekitar.
"Oh, ini Jogja, itu yang ramai disana Malliobro, nanti aku ajak jalan -jalan kesana, gimana? tawarnya.
"Beneran, As kamu memang teman terbaikku," girangku.
"Ayo, masuk kita sudah ditunggu sama bos," ajak Asti masuk kedalam sebuah bangunan yang sangat indah seperti yang ada di TV, sekarang aku bisa melihatnya.
Kami memasuki halaman yang sangat luas berjalan mengikuti langkah Asti yang sepertinya sudah hafal dengan tempat ini, beberapa saat kemudian sampailah di pintu bangunan ini.
Ting Nong Ting Nong
Asti memencet bel rumah yang ada di samping pintu.
Cekleeek
Pintu terbuka, nampak seorang wanita setengah baya muncul dari balik pintu.
"Eh, mbak Asti masuk mbak sudah di tunggu sama, Nyonya," sambutnya ramah kepada kami.
"Ayo, Sit," ajak Asti masuk ke dalam rumah mewah ini.
Kami masuk mengikuti langkah Ibu Ibu tadi untuk menunjukkan dimana bos, yang di sebut tadi, terus berjalan menyusuri ruangan demi ruangan hingga tiba di sebuah ruangan sangat nyaman sekali, disana terlihat Ibu-Ibu yang sedang duduk menyilangkan kaki sambil membaca koran.
"Permisi, Nya ini mbak Asti dengan temannya sudah datang,"wanita tadi memberitahukan kedatangan kami.
Ku lihat wanita itu meletakkan korannya i meja kecil di samping sofa, dan perlahan melepaskan kaca mata yang bertengger di hidungnya.
"Kamu, sudah datang," tanyanya sambil memperhatikan ku.
"Iya, bos dan ini temanku yang aku sebutkan kemarin lewat telpon.
"Nama, kamu siapa? Tanyanya datar tanpa ekspresi.
"Siti, Bu," jawabku menunduk tanpa berani menatapnya.
"Pernah, kerja di mana? tanyanya lagi terus menatap intens.
"Belum, pernah Bu,"jawabku jujur tanpa ada yang aku tutup -tutupi.
"Tunjukkan, di mana kamarnya, Bi! Tunjuknya kepada Bibi tadi.
"Baik, Nya," jawab bibi tadi sembari mengajakku.
"Maaf, Bu apakah saya diterima kerja? tanyaku penasaran.
"Besok, kamu sudah mulai kerja, nanti biar Asti yang menyiapkan semuanya, sekarang kamu istrahat biar di antar sama, Bibi.
"Terimaksih, Bu saya permisi dulu,"aku segera pergi mengikuti Bibi tadi menuju kamar yang di tunjukkannnya tadi.
Sedangkan Asti masih berada di sana bersama Ibu pemilik rumah ini entah apa yang dibicarakannya.
Akhirnya aku tiba di sebuah kamar yang lumayan besar, Bibi membuka pintu dengan kunci yang di ambil dari kantong bajunya.
Cekleek
Pintu terbuka nampak lah sebuah kamar yang cukup besar di dalamny juga terdapat ranjang yang di lengkapi dengan kasur busa yang sangat empuk bernuansa putih, juga ada meja riasnya, kamar mandinya juga di dalam.
"Silahkan, Mbak ini kamarnya, saya permisi dulu," Bibi yang mengantar pamit undur diri.
"Makasih, Bi, senyumku mengembang melihat desain kamar ini.
Sepeninggal Bibi tadi, aku langaung bersih-bersih di kamar mandi, setelah selesai aku ingin istirahat biar besok siap untuk bekerja, tak lama akhirnya aku tertidur juga karena lelah dalam perjalan.
**
Entah sekarang jam berapa ketika aku terjaga, sayup - sayup ku dengar suara adzan, ku coba mengerjabkan mata mengumpulkan nyawa, kulirik jam di dinding menujukkan pukul 04.30 berarti waktunya untuk bangun melaksanakan kewajibanku.
Setelah semua selesai aku yang hendak ke luar kamar mendengar suara pintu di ketuk dari luar.
Tok Tok Tok
"Mbak, ini Bibi," suara yang terdengar di luar itu Bibi.
"Ya, Bi sebeentar, segera ku buka pintu kamar.
"Mbak, sudah di tunggu di meja makan,"Bibi memberi tahu kalau aku sudah di tunggu.
"Baik, Bi," akupun menutup pintu kamar dan berjalan mengikutinya.
Sesampai di meja makan, di sana semua orang sudah berkumpul hanya tinggal menungguku saja.
"Silahkan, duduk di kursi yang masih kosong! Titah Ibu pemilik rumah ini.
Aku hanya mengangguk, sebagai tanda mengiyakan perintahnya, tak ingin membuang waktu aku segera mengambil tempat duduk yang telah di sediakan, ku lihat di antara semua orang di meja makan Asti nampak ada nampak di sini juga.
Setelah semua selesai makan mereka pergi meninggalkan meja makan, tinggallah aku, Ibu dan Asti.
"Asti, kamu beri tahu apa pekerjaan dia! perintahnya sambil menunjuk ke arah ku.
"Baik, Bos, Asti patuh dan langsung mwnghampiriku.
"Ayo, As ikut Gue," dia berjalan sambil melambaikan tangan.
"Ya, jawabku singkat sambil terus berjalan mengikutinya.
Sampailah di sebuah ruangan seperti kamar tapi ukurannya lebih kecil.
"Sekarang, kamu ganti baju, ini! Asti mwnyerahkan bungkusan itu kepada ku.
Aku menerima bungkusan itu dan membukanya, nampak sebuah baju kerja tapi kok bawahannya seperti kurang bahan.
"As, kok bawahannya sepwrti ini,"tanyaku heran.
"Itu, baju kerja, cepat pakai nanti Gue antar lo ke tempat kerja, hari ini, aku tunggu di luar.
Aku mencoba baju pemberian Asti, ketika memakai roknya terlalu pendek merasa kurang nyaman dengan apa yang aku pakai.
Aku berjalan ke luar dari ruangan ini, dengan memakai baju pemberiannya.
"Asti, apa tidak ada yang lain," tanyaku sambil menutupi pahaku yang ter ekspos.
"Dah, gak usah banyak tanya, ayo Gue antar lo ketempat kerja sekarang.
Setelah beberapa menit sampailah di sebuah bangunan yang sangat ramai dengan pengunjung.
"Ini, tempat apa? Tanyaku penasaran dengan tempat ini.
"Ini, ni salon, lo akan kerja disini, patuhi atasan lo, jangan sampai bikin kecewa, Bos, ingat itu! Ancamnya.
"Baik, As, aku tak dapat berkata banyak tentang semua ini yang sangat ganjal.
Kami segera masuk ke dalam bangunan ini, aku terus beejalan mengikuti langkah Asti yang terasa cepat.
"Nces, ini karyawan baru, lo arahin dia agar patuh dengan peraturan di sini.
"Ok, siap baby," orang yang kaya ba*c* itu menjawab dengan tangan gemulainya.
"Dah, Gue tinggal dulu,hati-hati lo di sini," Asti segera pergi meninggalkan aku sendiri.
"Hai, Nces ada yang baru, gak? Tanya orang yang tiba-tiba sudah berada di depan kami.
"Beres, Om, tapi jangan lupa ininya," Inces orang kaya b\*nc\* tadi menjawab sambil jari tangannya mengasih kode.
"Ok, aku tunggu secepatnya! pergi sambil mengibaskan tangannnya.
"Hai, lo sini," Inces memanggilku
"Ya, jawab ku gugup tetapi tetap mendekat walaupun agak, gimana.
"Tadi, ada pelanggan lo yang melayaninya, ini semua perlengkapannya, di kamar atas no 11!! Dia memberikan alat untuk spa.
"Tapi, Saya tidak- belum selesai aku bicara untuk menolaknya.
"Gak, ada tapi-tapian cepat laksanakan! matanya mendelik menatap ku.
Aku hanya mengangguk dan mengambil perlengkapan yang di berikan tadi membawa ke tempat yang di maksud, sampai di depan kamar no 11 aku ragu, berusaha positif tingking aja.
Tok Tok Tok
Aku mengetuk pintu terlebih dahulu takut orang yang di dalam sedang apa.
"Masuk!! Terdengar suara orang fari dalam kamar.
Ku buka pintu, tampaklah pemandangan yang belum pernah aku lihat selama ini.
"Cepat, masuk sudah terlalu lama aku menunggu," Nadanya yang agak sedikit marah karena keterlambtanku.
"Baik, Tuan," aku masuk dan menutup pintu, aku bingung harus mulai dari mana dulu.
"Kamu, anak baru, ya? Tanyanya lembut tidak seperti tadi.
"Iya, maaf Tuan, jawabku sambil menunduk karena orang ini terus menatapku tanpa berkedip.
"Ok, sekarang laksanakan tugasmu! Dia langsung merebahkan tubuhnya di tempat yang di sediakan.
Aku berjalan mendekatinya, perlahan ku oleskan scrub keseluruh tubuhnya ku balurkan dengan pijatan pijatan untuk merilekskan, tap terkejut dibuatnya.
"Aaw, tangan ku reflek menepis tangan orang ini menyetuh pahaku.
"Kenapa, biasa aja, kamu tidak tahu ini tempat apa? Dia melihatku dengan tatapan yang, iih sangat jijik.
"Maaf, Tuan saya tidak bi-sa," jawabku terbata.
"Asal kamu, tahu aku sudah membayar kamu mahal, kalau kamu sampai mengecewakanku, akan aku tuntut kamu dan kembalikan uangku!! Dia mengancam dengan menunjuk ke wajahku.
Aku hanya bisa menangis meratapi nasibku, ternyata ini yang dimaksut sal\*n\+\+ Asti, ternyata dia yang.....Arrrrgh aku tertipu, kaki ku lemas tak bertenaga.
"Atau, kamu aku jadikan istri, gimana? Tanya laki-laki itu sambil duduk.
"Tapi-, ku tatap wajah laki-laki itu, memang sangat tampan walaupun sudah berumur, aku bingung jika menolak dapat uang dari mana.
"Berapa, uang yang anda keluarkan, Tuan? Ku beranikan bertanya?
"Lima puluh juta, kamu mau bayar? dengan terseyum miring.
Akhirnya dengan kesepakatan aku bersedia untuk menjadi istrinya walaupun jadi yang ke dua, dengan syarat aku ingin di belikan motor, ia pin menyanggupi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
yanto bonsai
keren abis
2023-07-20
0
yanto bonsai
lanjut thorr
2023-07-17
0
Sena Kobayakawa
Gak pernah kepikiran plot twist-nya seunik ini! 🤯
2023-07-17
0