Namaku Siti Nurhayati,gadis kampung lugu yang tidak mengenal dunia luar, hidup serba pas pasan, aku hanya lulusan SMP dari segi apapun sangat minim dengan ilmu pendidikan.
Suatu hari aku di ajak teman sekolah kerja di kota, katanya enak dapat uang banyak, mendengar uang langsung tertarik tak berfikir panjang pekerjaannya apa?
"Eh, mb Asti makin keren aja, nih? Pulang kapan, mb? Tanyaku.
"Oh, Ssiti kabar gue baik dong, Jawabnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya ingin menunjukkan perhiasannya.
"Em, mbak Asti pasti enak banget kerja di kota, Siti menanggapinya.
"Enak, lh secara gak kaya, kamu! Jawabnya angkuh.
"Iya, sih mbak, jawab siti pelan karena merasa kurang nyaman.
"Em, gimana kalau kamu, ikut kerja sama gue,aja? Tanyanya sambil memainkan kukunya yang lentik berwarna merah.
"Gimana, ya Asti aku sih mau tapi ibu sama bapak? Jawabnya ragu.
"Yaa...,kamu harus pandai bujuk Ibu dan Bapakmu, nanti kalau iya, gue urus semuanya, kamu tinggal siap-siap saja, gimana? Rayu Asti.
"Siti, pikirkan dulu, As nanti aku coba bujuk Bapak sama Ibu, dulu," balasnya sambil memohon.
"Baik, Gue tunggu kabar dari kamu, permisi dulu Gue mau lanjut jalan-jalan, ok bay bay," Asti langsung pergi meninggalkan Siti.
Dikala senja yang indah di peraduannya, semua orang telah pulang dari aktifitasnya, dari pagi sampai sore. Kebiasaan orang kampung setelah habis magrib bercengkerama di ruang keluarga.
"Pak, Bu Siti mau kerja, tanya siti hati-hati.
"Uhuk uhuk, kerja di mana? Tanya Pak Fandi bapaknya Siti.
"Kerja, di kota, Pak", jawabnya jujur.
"Kerja apa? Sama siapa,Nak? Tanya bapak dengan serius.
"B-belum tahu, kerja apa tapi Siti sama Asti, Pak," jawab Siti meyakinkan orang tuanya.
"Asti, temen kamu yang rada"...ucapan bapak tak lagi dilanjutkan.
Seketika di ruangan itu hening tidak ada yang bersuara, bapak menghisap sisa puntung rokok tembakau buatan sendiri sesekali terdengar suaranya mendesah, memikirkan beban hidup.
"Bu,Pak Siti ijin masuk kamar dulu", ditengah heningnya suasana.
"Hm, hanya itu jawaban bapak sedangkan ibu diam saja.
Aku berjalan menuju kamarku yang tak jauh dari tempat kami berbincang, sampai dikamar aku mencoba memikirkan,"apa langkahku ini sudah benar" fikiran ku tak menentu,ada kebimbangan dalam hati antara menuruti hati atau ego.
Kurebahkan tubuhku di ranjang yang hanya beralaskan kasur yang sudah usang, ku coba pejamkan mata untuk mengistirahatkan fikiran yang bagai benang kusut.
**
Pagi yang cerah,matahari sudah menampakan senyumnya,perlahan ku buka jendela yang terbuat dari papan kayu, uadara yang masuk dipagi hari sangat baik untuk paru-paru.
Segera ku bersihkan tempat tidur dan keluar kamar membantu Ibu di dapur.
Di sana nampak Ibu dan Kayla sedang memasak untuk sarapan,jadi aku putuskan membersihkan rumah saja, dari nyapu, mngepel dan mencuci baju.
"Alhamdullah, akhirnya kelar juga", gumamku seraya mengusap peluh.
"Sudah, selesai ya kak? Tanya Kayla.
"Sudah, dek,"jawabku sambil duduk di teras rumah.
"Kak, katanya kakak mau kerja, ya? Tanya Kayla sambil ikut duduk di samping ku.
"Rencana, iya kenapa? Tanyaku balik.
"Em, sama siapa, kak? Tatapannya serius.
"Asti, belum aku jawab sempurna sudah dipotongnya.
"Asti, yang temen sekolah, kakak? Kayla bertanya tanpa lelah.
"Iya, kenapa memang? Tanyaku kesal.
** Tiga hari kemudian Siti pergi ke rumah Asti untuk memastikan tentang penawaran tempo hari.
Tok Tok Tok
"Assalamu'alaikum, Siti mengetuk pintu rumah Asti.
"Wa'alaikumsalam", eeh nak Siti, mari masuk" jawab Ibunya Asti ramah.
"Terimakasih, Bu"jawab Siti sambil mengikuti langkah Ibu paruh baya tadi masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tamu.
"Em, maaf Bu, apa Astinya ada? Tanya Siti lagi untuk memastikannnya.
"Ada, bentar Ibu panggilin, ya" jawabnya sambil berlalu ke dalam.
Aku duduk menunggu Asti menemuiku,kulihat isi di dalam rumah Asti benar-benar sangat luar biasa, vournicernya pun sangat bagus tidak kaleng-kaleng, bahkan sofa yang aku duduki sangat mewah, "Apa sih pekerjaannya Asti, sampe bisa beli barang -barang mewah", gumamku dalam hati.
"Hai, Sit lama nunggu gue ya" tanyanya sambil menepuk pundak ku.
"Astagfirullah, Asti nagagetim aja",aku terkejut mendengar Asti yang tiba -tiba ada di hadapan ku.
"He he, sory Gue gak sengaja, habis lo serius amat, liatin apa, sih? Jawab Asti cengengesan.
"E eh, gak kok, jawab ku malu karena ketahuan.
" Ni, nak Siti minumnya, Ibunya Asti menyuguhkan minuman teh dan juga cemilan.
"Terimaksih, Bu jadi repot -repot segala" jawabku sungkan.
"Tidak apa -apa,nak ya sudah Ibu tinggal masuk, kalian berdua lanjutin ngobrolnya" Ibunya Asti berlalu meninggalkan kami berdua.
"Gimana, dengan tawaran Gue kemarin? Tanya Asti serius.
"A aku bersedia, ikut kamu, As", jawabku mantap.
"Bagus,lah kalau lo mau"jawabnya sambil manggut -manggut.
"Terus, kapan berangkatnya, As? Tanyaku antusias.
"Itu, terserah lo maunya, kapan? Karena semakin cepat semakin lebih baik", Jawab Asti.
"Lusa, bagaimana As? Aku harus siap-siap lebih dulu.
"Gak, papa lo siapnya, kapan? Jawab Asti santai sesekali memperlihatkan perhiasannya.
"Baik, terimaksih ya sudah mau mencarikan ku pekerjaan" Jawab Siti dengan wajah gembiranya.
"Gak, masalah Gue hanya sekedar bantu,lo" jawabnya sambil tersenyum.
"Ya, sudah aku pamit dulu,Asti", Aku hendak berdiri untuk pamit.
"Eh, diminum dulu teh nya, Cegah Asti pada Siti.
"I iya, terimakasih," jawabnya sambil duduk kembali meminumnya.
Akhirnya kami ngobrol lagi kesana kemari, aku bertanya tentang pekrjaannya di sana yang katanya teman-temannya sangat baik, aku pun jadi tidak sabar ingin cepat bekerja seperti Asti, dari hasil dia bekerja Asti dapat membeli apapun.
" Dah, lo gak usah kawatir, lo bakal bisa beli apapun yang, lo mau," Asti meyakinkanku.
"Terimaksih, sekali lagi memang kamu sahabat terbaikku," Jawab Siti karena senang.
"Ok, Jawab Asti tersenyum simpul,seperti ada udang di balik bakwan.
"Aku, pamit dulu sudah sore, nanti Ibu nyariin aku, lagi"Asti bangkit dari duduknya.
"Assalamu'alaikum, salam Buat Ibumu, ya? Asti segera keluar rumahnya Asti berjalan pulang.
"Wa'alaikumsalam, ya nanti Gue sampain," jawabnya.
Siti berjalan pulang dengan hati gembira karena sebentar lagi akan bekerja, Siti sudah membayangkan betapa senangnya, dapat uang banyak.
Tak terasa berjalan Aku sudah sampai di depan rumah, kulihat Bapak duduk di teras sambil menghisap rokok menatap tajam kedatanganku.
"Darimana, kamu Sit? Tanya bapak tanpa basa-basi.
"Em dari rumah teman, Pak",Jawabku menunduk tak berani menatapnya.
"Darimanaaa!!! Tanya bapak sekali lagi lwbih keras sampe aku terjungkit dibuatnya.
"Dari, rumahnya Asti, Pak? Jawabku jujur tak ada yang aku tutup-tutupi.
"Apaaa? Jawab bapak kencang, dengan nafas yang tersengal-sengal.
"Kenapa,memangnya Pak? Aku ingin merubah hidup, Pak? Jawabku meyakinkan bapak.
"Bapak, tidak setuju, kalau kamu kerja ikut Asti! Jawab tegas sambil berlalu masuk ke dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
yanto bonsai
lanjut kak
2023-07-15
0
Indyy Kawaii
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, terimakasih thor❤️
2023-07-14
3
Asnisa Amallia
Berasa pengen langsung jadi karakter di ceritanya, seru banget 👏
2023-07-14
1