Eits.. Jangan salfok dulu sama judul episode kali ini yaa.. Nggak ada adegan 18+nya. Tapi author tetap sisipkan romansa disini kok. 🥰
***
Berpamitan dengan teman-teman pondokan putri. Semua orang sahut-sahutan mewawancarai Yasmeen. Jangankan mereka, dirinya sendiri masih belum percaya. Tadi pagi dia masih seorang gadis, sekarang sudah menjadi istri orang.
Apa saja yang harus dilakukan oleh seorang istri? Yang Yasmeen tahu hanya seputar menyiapkan minuman dipagi hari, menyendokkan suami hendak makan dan menyiapkan pakaiannya.
Setelah meninggalkan pondokan yang hanya berjarak beberapa meter dengan 'kamar baru'nya. Yasmeen menemui Ummi Siti yang sedang menidurkan Abdul di bale-bale samping rumah. Dengan membawa baju ganti, mukena dan peralatan mandinya.
"Neng, sudah dibawa baju gantinya? "
"Sudah Ummi.... "
...
...
"Ummi Yasmeen teh bingung nanti ngomong apa sama mas Arya, ngapain saja Yasmeen yang hanya berduaan sama mas Arya.. Yasmeen malu.."
"Yasmeen.. Mas Arya sudah halal untuk Yasmeen. InsyaAllah Mas Arya orang yang baik. Benar-benar jodoh yang Allah kirim untuk Yasmeen",
"Ummi, Yasmeen juga belum kabari Om.. Pasti Om kaget".
" Biar nanti Abah yang bicara dengan Pak Rudolf ya Neng. Sudah sana Yasmeen masuk. Suami Yasmeen masih di ruang tengah sama Abah."
Yasmeen masuk menuju ruang tengah, tapi langkahnya terhenti tepat di depan pintu yang menghubungkan dapur dengan tempat mereka bicara. Arya yang kebetulan duduk menghadap ke arahnya melempar senyum yang sangat manis kearah Yasmeen. Yasmeen kikuk. Ternyata kehadirannya juga disadari oleh Abah yang justru duduk membelakangi arah kedatangan Yasmeen.
"Yasmeen..? ". Tebak Abah.
" Ya Abah... "
"Sudah jam 10 malam, waktunya semua istirahat supaya nanti bisa tahajud. Yasmeen antar suaminya ke kamar ya? "
"Iya Abah.. "
Arya pamit undur diri. Sungkem pada Abah. Abah menepuk pundaknya, kemudian Arya beranjak mengikuti Yasmeen. Sepertinya mereka berdua telah membicarakan sesuatu yang serius.
Di depan pintu kamar mereka saling canggung. Sejujurnya Arya pun canggung, namun karena usianya yang jauh lebih matang ia lebih bisa membawa diri.
"Mas mau ke kamar mandi dulu, Yasmeen masuk duluan ya.. "
"Iya Mas Arya.. "
Yasmeen menebahi kasur, merapikan spreinya. Tentu saja kamar pengantin ini tidak dihias. Tidak seperti kamar pengantin yang pernah Yasmeen lihat saat membantu tetangga hajatan. Tapi itu tidak penting, mengendalikan perasaan gugupnya lah yang lebih penting.
"Assalamu'alaikum.. " Arya masuk dengan bulir-bulir air bekas wudhu yang menetes diantara jambang dan janggutnya. Titik-titik air di dahi dan bulu alisnya seperti seperti pemandangan yang sangat menyejukkan. Tampan sekali.
"Waalaikumsalam.. "
"Kita sholat dua rakaat dulu. Yasmeen masih ada wudhu? "
"Ada mas Arya.. Yasmeen selalu wudhu sebelum pergi tidur"
Lalu mereka sholat dua rakaat. Untuk sujud syukur atas takdir yang Allah berikan. Sepasang pengantin baru ini tak bisa menahan haru. Wujud kebahagiaan mereka tertumpah berupa tetesan-tetesan air mata syukur. Yasmeen mencium tangan Arya untuk kedua kalinya.
Mereka lalu duduk di tepian ranjang. Yasmeen masih mengenakan baju lengkap dengan kerudungya. Arya menatap dirinya begitu dalam dengan durasi yang cukup lama.
"Arabella Yasmen.. Saya Arya, suamimu", bisik Arya dengan suara yang lembut.
" Ya Mas Arya.. Yasmeen.. Yasmeen malu sekali", Yasmeen menelungkupkan kedua tangannya menutupi wajah.
"Mas Arya tau.. Yasmeen gadis yang baik. Yasmeen tidak pernah sembarangan bersentuhan dengan laki-laki"
"Tapi.... Mas Arya suami Yasmeen. Sekarang tidak ada batasan aurat antara Yasmeen dengan Mas", jelasnya dengan mantab.
Yasmeen menggigit bibir bawahnya. Memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya yang sejak tadi lebih banyak tertunduk untuk memandang sosok pria dihadapannya. Arya meraih kedua tangan Yasmeen dan menggenggamnya. Membimbing tubuhnya hingga mereka saling berhadapan.
"Yasmeen, boleh mas Arya izin melihat rambut Yasmeen? "
Yasmeen tak memberikan jawaban. Wajahnya kembali tertunduk, entah apa yang dilihatnya dibawah sana.
"Sayang? "
Yasmeen menoleh, panggilan itu serasa melumerkan hatinya. Yasmeen mengangguk pelan. Arya tersenyum.
"Boleh kerudungnya Mas buka sekarang? "
Yasmeen mengangguk. Bibirnya seakan mengatup rapat, berat untuk sekedar mengeluarkan kata 'ya'.
"Bismillah", Arya meraih kepalanya, membelai rikma yang masih terbungkus kerudung itu. Dia menyadari bahwa sang istri belum sepenuhnya redha..
"Yasmeen sayang.. Istri mas Arya yang cantik dan sholeha. Mulai sekarang, semua yang Mas lakukan ke Yasmeen insyaAllah bernilai ibadah. Yasmeen ridha Mas izin melepas kerudungnya? "
"Iya Mas Arya", Suaranya bergetar menahan tangis. Dia tahu bahwa dirinya sudah halal bagi laki-laki dihadapannya saat ini. Tapi rasanya tak semudah itu untuk memulai.
"Bismillah.. " Tak terhitung berapa kali 'Bismillah' setiap kali Arya menyentuh dirinya. Dilepasnya kerudung Yasmeen, kemudian bandana rajutnya, lalu dilepasnya juga ikat rambut Yasmeen. Terjuntai rambutnya yang panjang sepunggung, pirang dan bergelombang. Lehernya jenjang dengan kulitnya yang putih kemerahan, skin tone orang Belanda asli.
"MasyaAllah, cantik sekali istri Mas", kali ini Arya yang hampir tak kuasa menahan haru. Takdir ini seperti hadiah terindah yang Tuhan persiapkan setelah penantian Arya yang panjang.
Di giringnya kepala Yasmeen untuk merebah di dadanya yang bidang. Di kecupnya kening gadis bule itu. Ini seperti pelukan rindu antara sepasang kekasih. Rindu pada kenyamanan yang telah lama didambakan. Yasmeen tak kuasa membendung air matanya yang tiada henti berlinang. Arya membiarkannya menumpahkan semua rasa yang ingin ia luapkan sepuas yang Yasmeen mau. Sesekali dibelainya rambut Yasmeen yang panjang kecoklatan. Sesekali di kecupnya ubun-ubun Yasmeen.
"Ssst.. Sayang. Sudah ya.. Nanti mata Yasmeen bengkak", Yasmeen makin terisak. Disekanya dengan lembut air mata Yasmeen yang berlinang di sudut mata.
"Sayang tau, apa yang dilakukan pengantin baru di malam hari? "
"Apa mas?", tanya Yasmeen polos.
"Apa yang sedang kita lakukan sekarang?", Arya balik bertanya.
"Kita sedang berduaan di dalam kamar",
Arya tersenyum hingga kedua matanya hampir terpejam. Namun dia masih terus mengorek sampai dimana kepolosan istrinya ini.
"Lalu apa yang lagi yang harus dilakukan pengantin baru di dalam kamar? "
Yasmeen menggeleng..
"Sayang.. mas akan ajari Yasmeen sesuatu yang harus dilakukan pengantin baru. Nanti, kalau mas rasa Yasmeen sudah siap, bukan malam ini"
"Malam ini Yasmeen harus tidur di sini, dipelukan Mas Arya", terangnya seraya tangannya menunjukkan tempat istrinya berbaring, yaitu di dadanya.
Yasmeen tersenyum malu, manis dan lugu sekali. Bagaimana tidak? Yasmeen yang baru berusia 18 tahun. Tak mengenal sosial media, tidak akrab dengan smartphone. Dan mereka terpaut usia 20 tahun. Belum pernah membayangkan sama sekali adegan seperti ini
Malam itu mereka bercerita tentang beberapa hal. Tentang kehidupan masing-masing, tentang pertemuan mereka, tentang pernikahan yang mendadak ini. Hingga Yasmeen terlelap dalam pelukan Arya. Arya yang merasa beruntung kini bisa sepuasanya memandangi wajah bidadari desa itu. Mimpi apa dirinya semalam? Sekarang gadis cantik ini milik dia seutuhnya.
Terimakasih sudah membaca setiap episode. Dukung author yaa.. Lanjutkan membaca episode selanjutnya ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Kookies_cokelate
Aaaakkkk mleyoootttt pake ijin segalaaaak
2023-07-30
0
Kookies_cokelate
Dari judulnya gw udah berharap loh thor 😌
2023-07-30
0
Riri_awrite
iy Thor😂
2023-07-28
0