* * *
"Goedemorgen Darling.." (Selamat pagi, sayang.)
"Goedemorgen Om Tampan.."
" Hoe gaat het met je?" (Apa kabar?)
"Alhamdulillah Yasmeen baik Om. Om ada dimana sekarang?", jawabnya kurang bersemangat.
"Auckland..(kota di pulau utara Selandia Baru)".
"Gorgeous.. Om bahagia hari ini?" Yasmeen menyelimur.
"Peri cantik Om tidak sedang baik seperti biasanya, betul?" Om Rudolf, satu-satunya keluarga Yasmeen yang masih ada. Usianya separuh abad dan masih lajang. Seorang pemeluk agama Katolik.
"Yasmeen sedang bahagia Om, trust me.. Hanya sedang nggak enak badan. Yasmeen selalu mendoakan kebahagiaan Om juga"
"Ah.. Why? Apakah banyak kegiatan disana?"
"Mungkin karena Yasmeen rindu Om..", rengeknya.
"Darling, Om akan segera mengunjungimu jika urusan Om sudah selesai",
"Baiklah Om, tolong jaga kesehatan Om disana.. See you Om.. Yasmeen mau sholat dhuha"
"Sure.. See you darl",
Yasmeen meletakkan ponselnya di laci meja. Dengan kaki yang dibalut band dia jalan sambil tertatih menuju mushola panti.
* * *
Suara motor Abah Yahya terdengar memasuki pagar panti. Hari sudah hampir Dhuhur, Yasmeen dan dua gadis panti di dapur. Menyiapkan makan siang untuk semuanya. Meski hanya sambil duduk, tenaga Yasmeen tetap berguna bagi teman-teman. Dia memetik i daun dan gagang kangkung.
Terlihat dari jauh Abah Yahya berbincang dengan seorang pemuda di saung dekat kolam ikan. Dapur mereka separuh terbuka. Sehingga bisa melihat suasana di luar.
"Yasmeeeenn.. itu teh Aa' ganteng bukan? Bisik Hanifah, greget.
Yasmeen berhenti memetiki kangkung, mengamati baik-baik benarkah itu dia. Atau hanya halusinasi sebab dia selalu membayangkan Arya sejak awal berpapasan.
"Kalo benar itu Mas Arya mah berarti dia teh sengaja kesini biar ketemu untuk yang ketiga kalinya" bisik Yasmeen pada dirinya sendiri.
"Tapi dari mana Mas Arya tau Yasmeen tinggal disini? Ah pasti kemarin teh ngobrol sama Ummi dan Bu Kades. Atau Mas Arya lihat Yasmeen keluar dari panti waktu Yasmeen nyari Izza?", bisiknya mengarang bebas.
Pukul 11.30 WIB, adzan Dhuhur kali ini berbeda suaranya. Ini bukan suara Abah Yahya. Suaranya merdu dan candu sekali. Apakah ini benar-benar suara Arya? Yasmeen belum mengenali suara ini. Sejak pertama Yasmeen bertemu dengan Arya, dia hanya mendengar suaranya satu kali.
"Assalamualaikum.." waktu dia berpamitan dari rumah sakit. Yasmeen menerka-nerka. Benarkah ini suara pria tampan itu? Ah.. jika benar, berati dia modus. Dia memang sengaja ingin menemui Yasmeen. Kepalanya dipenuhi banyak pertanyaan yang dibumbui rasa suudzon.
Mushola di panti ini juga digunakan oleh warga sekitar untuk shalat jama'ah. Kain pembatas antara jama'ah laki-laki dan perempuan setinggi 2 meter. Tidak ada celah untuk sekedar mengintip ke sebelah. Usai shalat berjamaah Abah Yahya, Ummi Siti dan seluruh anak panti makan siang bersama di ruang tengah rumah Abah. Ruangannya luas, tanpa kursi. Semua duduk melingkar, lesehan. Begitu setiap hari. Mereka biasa makan pun dengan berjamaah, satu nampan besar untuk 4 orang. Seperti cara makan di pesantren.
Pucuk dicinta, urap pun tiba. Kakung yang Yasmeen petiki tadi dimasak urap-urap oleh Ummi Siti. Maksud author disini adalah : ternyata benar, pria yang sedari tadi bersama abah adalah Arya.
Diajaknya Arya makan bersama oleh abah. Mereka berdua terlihat begitu akrab. Saking tak bisa mengontrol gerak tubuhnya, Yasmeen tak fokus pada makanan di depannya. Terasa kenyang hanya dengan memandangi urap-urap di hadapannya.
"Ini benar-benar pertemuan ke 3", batin Yasmeen.
"Dia sengaja bukan? Memang dia ingin menemui ku"
Selesai membereskan semua, anak-anak panti bergegas qailullah (tidur siang). Karena tidur siang juga salah satu sunnah yang Rasullullah ajarkan. Tapi siang itu abah membuat pengecualian pada Yasmeen. Abah meminta Yasmeen menunda tidur siangnya dan bergabung duduk bersama Arya dan Ummi Siti.
"Yasmeen, ingat dengan Aa' ini?" Tanya Abah Yahya.
"Ingat Abah.." Yasmeen yang tak berani memandang semua orang, duduk sambil terduduk. Sementara jantungnya berdegup tak beraturan.
"Abah sejak kemarin mau berterimakasih sama nak Arya. Tadi, pagi-pagi sekali Abah ke rumah Pak Kades mau menemui Pak Kades dan nak Arya. Ternyata kata Pak Kades nak Arya sudah pamit pulang" Terang Abah.
Arya yang duduk bersila disamping Abah juga hanya bisa tersenyum dan sesekali menunduk. Namun berkali-kali menatap Yasmeen begitu dalam. Ummi Siti yang mengamatinya menyadari ada something antara kedua orang ini.
"Setelah dari rumah Pak Kades, Abah lanjut berangkat ke kota, mau cari pakan Ayam. Di dekat jembatan perbatasan ada mobil berhenti. Abah turun dari motor, eh nggak nyangka ternyata ini toh yang Abah cari.. Masih jodoh Abah ini Allah pertemukan di jalan. Biar bisa bilang Terimakasih", lanjut Abah.
Jantung Yasmeen serasa berhenti ketika Abah mengucap kata 'Jodoh'. Lagi-lagi ternyata ini bukan pertemuan yang direncanakan. Ini murni skenario Allah.
Saat itu secara bersamaan, dua insan ini sedang bergetar dalam frekuensi yang sama. Frekuensi yang sama dengan kata 'jodoh'. Bukankah kita akan menarik segala sesuatu yang sama dengan diri kita? (Law of atraction).
"Jadi malam ini nak Arya, menginap di sini sampai mobilnya selesai diperbaiki. Nanti biar tidur di kamar tamu. Karena aki mobilnya mati. Mobilnya harus nginap di bengkel, sampai dipanggilkan derek tadi. Mungkin karena jalanan sini pabalieut ya Nak Arya jadi mobilnya lelah?", canda Abah.
Padahal mobilnya B*W X1 yang sangat terawat. Jalan perbukitan seperti ini sudah medannya. Hampir tidak mungkin mogok hanya karena dipakai melewati tanjakan-tanjakan kecil. Sepertinya Allah memang menakdirkan mereka bertemu kembali.
Yasmeen malu pada dirinya sendiri yang sudah mengira Arya dengan sengaja menemuinya ke panti. Yasmeen malu mengira Arya hanya modus untuk bertemu dengannya lagi.
"Apakah benar kami berjodoh Yaa Allah? " Saat ini dirinya adalah satu-satunya teman baik untuk curhat dan menjawab curhatannya sendiri.
"Yasmeen, ada yang mau diucapkan pada Nak Arya?" Tanya Abah mengagetkan sekali.
"I.. Iya Abah"
"Mas Arya, terimakasih sudah membantu Yasmin", rasanya panggilan 'Mas' lebih cocok dengan namanya.. 'Arya'.
"Kembali kasih.. Syafakillah ya Yasmeen", jawab Arya dengan bibirnya dihiasi senyuman yang teduh.
"Yasudah, sekarang Yasmeen silakan tidur siang."
"Nuhun Abah.. Mangga"
Yasmeen beranjak dari tempat duduknya, dia lupa kakinya masih terkilir. Belum tegak badannya berdiri, badannya menjadi oleng. Semua yang di ruangan reflek ingin menangkapnya dan semua kalah cepat dengan Arya. Walau jarak mereka terhalang posisi duduk Abah, tapi sepertinya cinta memberikan energi lebih. Arya bukan Edward vampir twilight, tapi dia secepat kilat tepat waktu menangkap tubuh Yasmeen sebelum jatuh ke lantai.
"Pelan-pelan saja, kakimu masih sakit?", Arya membantunya berdiri.
Apa? Lagi-lagi terjadi kontak fisik yang tak direncanakan. Perasaan Yasmeen semakin tak karuan.
"Ehm.. Neng, hati-hati atuh", Abah terbatuk dengan klasik.
Ummi Siti segera membopong dan membantu Yasmeen ke kamar. Arya malu tapi senang, skornya 2-0 sekarang.
* * *
Matahari telah tenggelam sempurna. Hari ini ba'da magrib tidak ada kegiatan karena Abah sudah buat janji temu dengan pak Kades bahwa kang Surya mau datang.
Mereka datang bertiga dengan bu Kades. Lalu duduk di ruang tengah. Yasmeen dipanggil. Bawaan mereka banyak sekali. Ada parcel buah-buahan, sembako, sampai bantal love.
"Jadi begini Abah, maksud kedatangan kami kesini yang pertama mau mengantar Surya untuk meminta maaf kepada neng Yasmeen dan keluarga Abah", pak Kades membuka pembicaraan.
"Benar Abah, Surya benar-benar mohon maaf. Sama sekali tidak menyangka sampai terjadi kecelakaan seperti kemarin", sahut Surya.
"Alhamdulillah. InsyaAllah permintaan maaf Nak Surya kami terima. Begitu juga dengan Yasmeen. Abah sudah bicara kemarin, Yasmeen sudah memafkan Nak Surya. Benar neng?", tanya Abah.
"Sudah Abah.. kang Surya, tolong jangan diulangi. Semoga kang Surya teh mau rajin ngaji lagi biar lebih paham adab", jawab Yasmeen.
"Iyah.. iyah Neng. Akang mau. Mau Ngaji lagi ka Abah ya Bah? Kalo Akang ngaji, Yasmeen teh mau nikah sama Akang?", berondong Surya.
Alis Yasmeen berkerut, menelan ludah. Pundaknya naik turun tanda nafasnya memburu. Rasa ingin di cubitnya ginjal Surya dengan tang.
"Maaf Kang, Yasmeen enggak bisa.."
"Kenapa atuh Neng? Yasmeen teh mau kuliah dulu? Biar Akang yang biayain yah Ambu yah?", preman pengangguran itu menoleh pada ibunya.
Sesungguhnya Pak Kades dan Bu Kades pun dengan setengah hati mengantar Surya ke sana. Sebab Surya pasti akan mengungkapkan keinginannya untuk melamar Yasmeen. Sementara Bapak dan Ibu Kades menyadari bahwa gadis itu tidak berkenan.
" Bukan begitu Kang Surya.. Yasmin teh.."
"Apa Neng? Akang mah siap menuruti permintaan Yasmeen", Surya masih semangat memberondongnya.
"Akang pasti terima?" Tanya Yasmeen.
"InsyaAllah Akang terima Yasmeen lahir dan batin", jawabnya cengengesan sambil menoleh ke Pak Kades dan Bu Kades.
"Maaf pisan Kang.. Yasmeen teh sedang suka sama orang lain". Jawab Yasmeen mengagetkan semua orang.
"NAON?!" (Apa?!)
"SAHA BUDAK YANG ENENG SUKA?! SI WILDAN ANAK PNS TE'A?" (Siapa Eneng? Siapa anak yang Eneng suka? Wildan si bocah PNS itu?) Surya reflek, tak kuasa menahan volume suaranya yang ingin meninggi.
"SURYA! Yang sopan Atuh jang!" ,bentak Pak Kades.
"Hampura nyak Abah.." lanjut Pak Kades.
Abah Yahya hanya tersenyum teduh sambil mengangguk. Tangannya mengisyaratkan 'tidak apa-apa'.
Suasana menegang. Surya seakan menahan amarah, napasnya memburu, giginya beradu. Dengan bola matanya bergerak ke kanan kiri, dadanya penuh ingin memuntahkan kata-kata kasar namun dia setengah mati menahannya.
"Eneng tau? Hari ini teh Akang berniat bicara Ka Abah untuk melamar Eneng. Ingin meminta Eneng. Nggak mau tau! Akang teh maunya sama Eneng!", teriak Surya yang hatinya setengah remuk.
"Maaf Akang.. Yasmeen enggak bisa. Yasmeen teh tidak cinta sama sekali ka Akang" . Yasmeen mulai gemetar, bulir bening dari matanya merembes. Dia ketakutan, dia tak terbiasa mendengar teriakan.
"Cinta teh bisa dibangun Neng, yang penting Akang teh tanggung jawab. Pasti Akang menafkahi Yasmeen dengan berkecukupan. Ya Kan Ambu?", ucapnya yang selalu ingin dibela.
"Yasmeen teh suka sama orang lain Akang! Tadi Akang kan bilang, bisa menerima.. bisa mengerti..", tangis Yasmeen pecah.
"Sudah.. sudah.." Ummi Siti menenangkan Yasmeen.
"Secara perhitungan usia, Eneng memang sudah boleh menikah. Abah dan Ambu adalah orang yang merawat Yasmeen, tapi kami bukan walinya. Jadi semua keputusan Abah serahkan pada Yasmeen", terang abah.
Semua terdiam beberapa saat. Bapak dan Ibu Kades tak banyak berkata-kata. Tiba-tiba Surya nyeletuk.
"Kalo begitu Akang nggak akan berhenti ngejar Eneng sampe Eneng mau nikah sama Kang Surya", ancam si preman pasar.
"Surya.. ulah gitu jang. Belajar mengendalikan diri", jawab Abah.
"Mohon maaf Abah, mohon maaaaaafff sekali atas kelakuan Surya", balas pak Kades.
"Pokoknya tekad Surya teh sudah bulat! Sebelum janur kuning melengkung, Yasmeen teh masih mungkin jadi milik Akang"
"Yasmeen akan menikah dengan laki-laki yang benar-benar Yasmeen cintai Akang! Mohon Akang mengerti!", tangis Yasmeen semakin menjadi. Gadis yang polos ini hatinya lemah dengan ancaman.
"TUNJUKKEN ORANG YANG YASMEEN SUKA KA AKANG! SAHA BARUDAK TEA?" (Kasih tau siapa orang yang Yasmeen suka ke Akang. Siapa bocahnya?
*Ceklek* suara pintu dibuka. Semua menoleh ke asal suara.
"SAYA ORANGNYA!", pemilik suara adzan itu mengagetkan semua hadirin.
"Nak Arya?", ucap Abah dan Ummi serentak.
"Den Arya?", pak Kades dan bu Kades tak kalah kompak.
"Mas Bos?", Surya tak mau ketinggalan memberi respon syock.
Pria dengan tinggi 183cm itu melangkah ke arah tempat musyawarah. Mengenakan kaos basic warna putih, celana cargo coklat muda dan mengalungkan scarf dilehernya. Arya permisi ke Abah dengan isyarat mengatupkan kedua tangan untuk bergabung.
"Maaf Abah saya izin bergabung. Boleh Arya mohon sesuatu pada Yasmeen?", izin Arya.
"Silakan jika ada yang penting untuk disampaikan Nak Arya", jawab Abah.
"Yasmeen apakah surat Mas masih disimpan?"
Yasmeen mengangguk.
*******************
Bersambung
Terimakasih sudah membaca sampai bab ini, dukung author ya ☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Kookies_cokelate
Kaget bangetttt wehhhhh
2023-07-30
0