* * *
Semua orang menunggu respon Yasmeen. Tak disangka, dia mengeluarkan secarik kertas dari saku tuniknya. Ternyata dia selalu membawa surat itu kemanapun. Arya tersentuh, menyadari bahwa ternyata surat itu begitu penting bagi Yasmeen. Diserahkannya surat itu pada Abah Yahya. Isinya masih sama :
Assalamualaikum..
Saya Arya. Kita sempat berpapasan kemarin. Ini pertemuan kedua kita. Jika Allah mempertemukan kita untuk yang ke 3 kalinya, mungkin kita ditakdirkan berjodoh.
Waullahualam
Syafakillah
Arya Permana Aji
"MasyaAllah...", Abah tertegun.
"Jadi Nak Arya dengan Yasmeen sudah pernah saling bicara sebelumnya?", lanjut Abah.
"Belum Abah..kami belum pernah saling bicara kecuali kemarin, saat Abah persilakan"
"Surat ini saya titipkan pada teman Yasmeen yang merawatnya saat di rumah sakit. Karena saya tidak ada kesempatan untuk sekedar menegur Yasmeen. Mohon maaf Abah..", terang Arya.
Semua orang yang ada di ruangan pada saat itu terheran. Termasuk Surya yang sempat akrab selama Arya tinggal di rumah pak Kades. Begitu mudahnya dua insan saling jatuh cinta tanpa saling berkata-kata.
"Yasmeen.. Jadi apakah maksudnya laki-laki yang Yasmeen sukai adalah Nak Arya?" Tanya abah.
"Bb.. Benar Abah.." ,Yasmeen menghadapkan wajahnya kebawah tak ada keberanian untuk menatap semua orang. Terutama Arya.
Entahlah.. Sejak awal rasanya semesta begitu kompak menjodohkan mereka. Dari pertemuan pertama yang hanya simpangan di jalan, dipertemukan di pasar dalam tragedi kecelakaan. Hingga pertemuan ketiga, Abah sendiri yang mengantar Arya untuk bertemu Yasmeen.
"Baik, karena banyak saksi bahwa nak Arya dan Yasmen saling menyukai. Dan nak Arya memang harus tinggal di sini untuk beberapa waktu hingga mobilnya selesai diperbaiki. Abah tidak ingin ada fitnah.
Abah menyarankan kepada Nak Arya dan Yasmeen untuk segera di nikahkan saja", tutur Abah yang lagi-lagi mengagetkan semua hadirin.
"Saya setuju Abah, saya sebagai Kades disini bersedia menjadi saksi pernikahan den Arya dengan neng Yasmeen".
"BAPAAAKK.. Kumaha iyeu teh?" Surya syok, namun tak bisa berbuat apa-apa kecuali menyaksikan ke-uwu-an ini. Pak Kades, Abah dan Arya tiga sosok yang cukup disegani oleh preman pasar itu.
Papi Yasmeen sudah meninggal dalam kecelakaan bersama saat Yasmeen masih kecil. Kedua orang tuanya wafat dalam keadaan sudah mualaf. Sedangkan Rudolf, adik kandung dari Papi Yasmeen adalah pemeluk Katolik. Sehingga dia tidak bisa menjadi wali nikah bagi Yasmeen. Abah Yahya lah sebagai wali hakim, juga penghulu yang bisa menikahkan Yasmeen.
"Bagaimana nak Arya? Malam ini juga kami nikahan nak Arya dengan Yasmeen secara agama. Setelah ini sambil mengurus semua persiapan, nak Arya dan Yasmeen bisa menikah resmi?"
"Baik Abah, saya bersedia menikahi Yasmeen hari ini juga. Malam ini juga".
"Bagaimana Yasmeen?" ,tanya Abah.
Yasmeen memberikan kontak mata pada Ummi Siti. Ummi Siti membalasnya dengan anggukan.
"Yasmeen.. Yasmeen siap Abah."
* * *
Malam itu seusai shalat isya berjamaah. Arya menikahi Yasmeen secara sirih. Semua anak panti diminta menghadiri pernikahan sederhana yang sangat mendadak itu. Untuk jamuannya hanya memesan sate kambing dan gulai di depot lingkungan desa. Seadanya namun haru.
"Saya terima nikah dan kawinnya Arabella Yasmeen binti Herbert Van Wilson dengan mas kawin uang sebesar dua juta rupiah dibayar TUNAI"
"Bagaimana saksi, Sah?"
"SAH!", jawab Pak Kades mantab.
"Alhamdulillah..", semua hadirin serentak mengucap hamdalah dan mendoakan pengantin baru.
Pak Kades orang yang sangat legowo. Beliau sangat menyadari bahwa Yasmeen tidak bisa dipaksa perasaannya untuk bersama dengan putranya, Surya.
Semua prosesi nikah malam itu hanya diabadikan dengan smartphone Arya. Yasmeen yang tidak biasa bersentuhan dengan laki-laki begitu kikuk saat pertama kali mencium tangan suaminya.
Tangis haru Ummi pecah, sadar akan melepas anak gadis yang diasuhnya sejak 13 tahun lalu. Serta pelukan adik-adik panti membuat malam itu semakin syahdu.
Setelah semua perhelatan usai. Kini saatnya Arya mengabari kedua orang tuanya bahwa dirinya sudah menikah. Tak sempat meminta izin dari awal sebab semua begitu mendadak, begitu mendesak. Arya tidak dapat mengelak. Lagipula laki-laki tidak memerlukan wali untuk menikah meski begitu restu orang tua tetaplah penting. Arya sangat yakin bahwa Mama Papanya pasti akan redha dengan gadis sebaik dan lugu seperti Yasmeen.
"Assalamualaikum.. Mamah.."
"Waalaikumsalam Nak.. Arya sudah pulang? Sudah sampai di apartemen Nak?", tanya suara di seberang sana, Mamah Arya.
"Mamah.. Arya masih di kawasan kebun teh. Papah ada Mah?"
"Ada Nak, mau ngomong sama Papah? Arya baik-baik aja kan Nak?"
"Alhamdulillah Arya sehat Mah dan sedang dalam keadaan yang bahagia. Mah, Arya mau ngomong bertiga sama Papah",
"Ini Mamah loud speaker ya. Ada apa sih Nak? Mamah deg-degan jadinya",
"Mamah, sebelumnya Arya mohon maaf yang sebesar-besarnya sama Mamah dan Papah"
"Ada apa ini Nak?" Papah mengambil alih pembicaraan.
"Pah.. Mah.. Arya sudah menikah. Arya barusan menikahi seorang gadis dari desa ini"
"MASYAALLAH.. YAA ALLAH kenapa mendadak sekali? Apa putra Mamah difitnah berbuat zina disana?"
"Astaghfirullah Mamah.. Mamah kenal Arya kan? Mamah paling mengerti Arya laki-laki seperti apa."
"Terus gimana Naakk.. kenapa mendadak sekali? Mamah kaget Nak Mamah kageeettttt..", terdengar suara ditelepon melirih dan diselingi isak tangis. Sang ibunda masih belum memahami apa yang terjadi. Arya menceritakan semuanya pelan-pelan.
"Mamah, Papah.. sekali lagi Arya mohon maaf untuk keterlambatan Arya meminta restu Mamah dan Papah. Pah.. Mah.. Arya menikah dengan niat dan cara yang baik. Dan insyaAllah menikahi gadis yang tepat. Bukannya Mamah ingin Arya segera menikah lagi?"
"Iya nak, Mamah ingin.. Mamah ingin putra mamah satu-satunya bahagia setelah sekian lama",
Satu jam lebih lamanya mereka berbincang. Berakhir dengan keridhoan dari kedua orang tua Arya. Setelah melakukan Video Call dengan keluarga Abah dan juga menantu baru mereka, Yasmeen. Arya meminta bantuan kedua orangtuanya untuk menyiapkan dokumen-dokumen agar segera bisa menikahi Yasmeen secara sah hukum negara.
"MasyaAllah.. cantik sekali mantu Mamah. Kapan Arya bawa pulang mantu Mamah?".
"Insyaallah segera ya Mah..", jawab Arya.
"Besok, kita yang jemput Arya sama mantu kita ya Mah?", lanjut Papah.
* * *
"Neng.. malam ini Yasmeen nggak tidur dengan Izza dan Sulis lagi. Tapi tidur di kamar tamu dengan suami Eneng. Dengan mas Arya", ummi Siti mengarahkan.
"Tapi mi, Yasmeen masih malu. Yasmeen gugup setiap dekat mas Arya", terangnya.
"Bismillah, niatkan ibadah ya neng? Hayuk siap-siap barang neng yang mau dipindahkan ke sana. Ummi benar-benar nggak menyangka Yasmeen menikah secepat ini"
"Yasmeen juga mi. Yasmeen bahagia tapi juga merasa belum siap dengan kenyataan uang yang terjadi hari ini",
"Jodoh, rejeki dan maut sudah diatur oleh Allah nak. 13 tahun Yasmeen bersama kami di sini, sebentar lagi Yasmeen harus ikut dengan suami kemanapun dia membawa Yasmeen", tangis ummi pecah juga.
"Mi, Yasmeen belum siap meninggalkan ummi dan pergi bersama laki-laki yang baru Yasmeen kenal", Yasmeen memeluk wanita paruh baya yang begitu dicintai selayaknya seorang ibu, netranya basah. Perasaannya tak mampu dilukiskan dengan kata-kata.
* * *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Kookies_cokelate
Emaknya kaget woyyy thorr
2023-07-30
0
Riri_awrite
aku baca sampe bab ini dulu, Kak.
besok balik lagi
2023-07-25
0