Anna berjalan menyusuri jalanan menuju rumah, ia sengaja tidak menaiki angkutan umum supaya bisa lebih menenangkan pikirannya. Alvin juga sudah pulang, tadinya orang itu menawarkan mengantar pulang Anna, tapi Anna menolaknya dengan alasan ingin sendiri.
CLAKK.. Anna rasakan ada yang mengenai hidungnya setelah dia meraba ternyata tetesan air hujan sudah mulai turun. Anna sedikit berlari lari kecil dan meneduh di bawah pohon, agar terlindung dari hujan, setelah Anna melihat arloji kecil di tangannya ternyata waktu sudah menunjukkan pukul enam sore. mamah pasti mencari ku! Pikir Anna dalam hati. Anna memutuskan meneruskan perjalanan pulang ditengah hujan yang mulai menderas dan membasahi tubuhnya.
Ia rasakan tubuhnya menggigil karna hembusan angin dan air hujan yang terus mengguyur tubuhnya. Pikiran Anna sekarang benar benar kacau, ternyata rasa sakit itu belum hilang. Tanpa disuruh air mata Anna mengalir lagi bercampur dengan tetesan air hujan. Apalagi jika ada sesuatu yang membangkitkan kenangan ia bersama revan seperti saat ini hujan, hujan benar benar bisa memulangkan kenangan.
Saat ia melamun dia tersentak kaget karena ada klakson yang terus menerus memanggilnya. Ternyata ada sebuah motor yang berhenti disampingnya tapi Anna tidak memperdulikannya dan terus berjalan melaluinya.
"Hei.. apa kau tuli!" teriak si pengendara.
Anna menengok kebelakang dan ternyata itu Alvin. kenapa dia disini? pikir Anna.
"Apa yang kamu lakukan? Kenapa kau basah basahan?'' Bentak Alvin. Anna hanya terdiam tak menjawab pertanyaannya."Apa kamu menangis lagi?"Lanjutnya.
"Kenapa kakak mengikuti ku??" Tanya Anna
"Aku tidak mengikuti mu, aku pikir kau sudah pulang" bantah Alvin." Cepat naik!" suruhnya.
" Aku tidak mau,aa..aku bisa sendiri!". Bibir Anna bergetar karena kedinginan.
" Cepat naik!!" Nada suara Alvin mulai meninggi seperti biasanya.
" Aku tidak mau" Tegas Anna lagi. Anna berlari menjauhinya.
Alvin tidak tinggal diam dia mengejar Anna lalu menarik tangan Anna mencengkram nya dengan erat." Aw..lepaskan sakit!'' jerit Anna.
" Aku bilang naik ya naik, apa kau tidak dengar!" bentak Alvin pada Anna. " Kau pikir ini tidak hujan? apa kau gila hah? Kau keras kepala, apa kau juga akan bunuh diri hanya gara gara patah hati!" Tambahnya.
Anna menarik tangannya lalu mendorong Alvin menjauh."Aku bilang aku tidak mau, kau pikir kau siapa? Apa kau tidak mengerti, aku ingin sendiri hanya sendiri. Kenapa kau terus memaksaku?". Ucap Anna seraya berlari menjauhinya.
Suasana hatinya benar benar kacau terlebih setelah kejadian itu lalu Alvin terus membentaknya dan juga malah memaksanya semua itu membuatnya kesal dan geram. Tapi Alvin tidak mengikutinya lagi.
*******
" Anna apa yang kamu lakukan, kenapa kamu basah kuyup?" Tanya Ibunya.
" Tidak, aku hanya kehujanan".
"Iya tapi kamu bisa naik kendaraan umum atau apa, dan lihat sekarang jam berapa! Kamu habis dari mana?"
Anna mendengus kesal lagi-lagi ia mendapatkan bentakan hari ini, selalu saja sial.
"Mah.. aku tau aku pulang telat, tadi ada yang harus aku selesaikan. Sudah, aku mau mandi!" jelas Anna sembari melengos pergi.
*******
Crss..crss..crss suara samar itu mengusik keheningan malam ini. Anna menggulirkan matanya melihat ke arah jendela yang separuhnya tertutup tirai. Diluar sana hujan mendera, tetesannya menerpa kaca dan menimbulkan suara berisik yang sedari tadi mengusik, memikirkan kejadian kejadian yang Anna alami membuat air matanya meleleh lagi menetes menyusuri pipinya, Anna ingat mimpi yang sebelumnya ia impikan rasa sakit yang membuatnya terus menangis. Mungkin mimpi itu pertanda baginya bahwa akan ada rasa sakit. Setelah Alvin membawanya pergi Anna tidak tahu apa yang terjadi pada Revan dan Nayya, tapi Alvin sudah menyelamatkannya dari keadaan yang membuatnya hancur, yah, dia benar benar hancur saat itu.
Setelah Anna pikir-pikir dia merasa salah pada Alvin karena sudah membentaknya tadi, walaupun dia sering membentak Anna. Anna tau maksud dia baik, tapi tadi suasana hatinya benar benar tidak baik. Mungkin besok dia harus meminta maaf padanya.
Saat Anna mengotak ngatik ponselnya, ternyata ada 15 Miss call dari Revan. Anna tidak menyangka Revan menghubunginya berkali kali, ya, dari tadi memang ia sama sekali tidak menyentuh ponselnya Anna tidak tahu kalau Revan menghubunginya.
Anna menarik selimutnya lebih atas dan meringkuk didalamnya, sebentar dia membenarkan posisi tidurnya agar lebih nyaman.
******
"Arrggh.."
Alvin salah, kali ini ia bersikap salah lagi Alvin pikir kenapa ia harus berurusan dengan gadis itu? Kenapa ia harus peduli padanya? Apa urusan gadis itu dengannya? Kenapa ia jadi begini? Gadis itu telah membuat Alvin jengkel.
Alvin bangkit dan berteriak ,nafasnya terengah, jantungnya berdegup kencang, Alvin menepuk nepuk kepalanya berharap menghilangkan kepingan kejadian tadi, ia benar benar terasa aneh kenapa ia jadi berubah, kenapa harus peduli? Aneh ini sungguh aneh untuknya.
"Tidak.. aku harus bersikap seperti biasa!" Alvin meyakinkan hal itu dalam dirinya.
Waktu menunjukan pukul 01:00 baiklah, ia belum bisa tidur. Entahlah pikirannya semakin tidak karuan sekarang, Alvin keluar dari kamar tidurnya dan melenggang menuju dapur ia membuka kulkas dan mencari cari sesuatu di sana. Tidak ada apa apa, hanya ada air mineral, ia mengambil sebotol air itu lantas meminumnya perlahan.
Alvin kembali berjalan ke kamarnya dan menjatuhkan dirinya ke atas ranjang, menatap langit langit kamarnya. Sepertinya ia merindukan sesuatu, sesuatu yang sebelumnya tak pernah dirindukannya. Ia benar benar gelisah dia juga tidak tahu apa yang membuatnya segelisah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments