Anna berjalan di sebuah jalan panjang tak berujung diselimuti kabut yang menghalangi pandangan banyak sekali pepohonan lebat di samping jalan ini, setelah dia temukan jalan setapak dia terperosok kedalam lubang, terjatuh hingga dia menangis karena rasa sakit yang tidak berhenti.
KRINGG.... Anna terbangun dengan nafas yang memburu dan keringat yang membasahi keningnya, Yah,dia mengingat mimpinya. Apa maksud mimpi ini? Tanyanya dalam hati.
Seperti biasa Anna bersiap untuk pergi ke sekolah.
****
'DARR'... Anna tersentak kaget saat melamun di kelas. "Syeil apaan sih? kaget tau".
"Maaf deh, abis kamu ngelamun terus mikirin apaan sih?".Tanya Syeila
"Kamu bilang tadi di kantin, Revan ngajak ketemuan sama kamu dan katanya ngga akan berbohong lagi, harusnya kamu happy dong!"lanjutnya
"Iya aku senang kok!"Jawab Anna datar
"Terus kenapa melamun?"
"Ya gak apa-apa!"Jawab Anna.
"kalau ada apa-apa bilang ya!" suruh nya lagi.
"Iya iya bawel".
****
Hari ini akan jadi hari bahagia untuknya. Setidaknya itulah yang Anna pikir sejak semalam. Perasaan yang berbunga bunga. Menanti hari saat akhirnya bisa bertemu dengan Revan. Meskipun dalam mimpi terlintas sesuatu yang buruk.Tapi ini indah. Semuanya indah dan ia bahagia, Itu cukup baginya. Sepulang sekolah Anna menunggu dia, di tempat biasa mereka bertemu di taman sekolah.
Saat dia sedang mengotak ngatik ponselnya terdengar suara langkah mendekatinya, Anna menengok kearah suara itu dan memang benar itu Revan.
" Revan!"Anna lantas berdiri saat duduk di bangku taman. Revan menghampirinya dan memeluknya sesaat.
"Aku rindu sama kamu.."ucap Revan lembut.
"Aku juga.." jawab Anna riang. "Kamu kemana aja sih?" lanjutnya, Seraya duduk kembali.
"Maaf yah, aku sibuk ada urusan yang harus aku selesaikan!" tegasnya.
"Urusan apa??"Tanya Anna heran. Ia bermanja-manja pada Revan.
"Ada pokoknya, beberapa urusan keluarga."
Mereka berbincang bincang tentang hubungannya, dan beberapa masalah lainnya. Saat mereka sedang asyik mengobrol tiba tiba ada seseorang mengejutkannya. Orang itu menepuk bahu Revan lalu langsung menutup mata Revan dengan kedua tangannya dari belakang. "Coba tebak,siapa aku sayang!" ucap orang itu.
Revan langsung melepaskan tangan itu. Dan gadis itu juga langsung mencium sebelah pipi Revan.
"kamu? Kenapa kamu ada disini?"Tanya Revan kebingungan. Dia menengok kearah gadis itu, Revan terlihat sangat panik.
"Ini kejutan buat kamu loh!"kata Gadis itu ceria.
Anna seperti pernah melihat Gadis itu. Yah, dan sekarang Anna ingat, Gadis itu yang pernah Anna tolong di bis waktu itu, dia bernama Nayya. Gadis itu memakai seragam yang berbeda, Anna yakin dia tidak satu sekolah dengan Revan.Tapi apa maksud semua ini. sayang, apa sayang ? Tanya Anna dalam hati. beribu ribu pertanyaan berkecamuk dalam hatinya.
"Ehh..siapa dia yang?" Tanya Nayya pada Revan, dia sepertinya baru menyadari keberadaan Anna Tapi Revan hanya diam saja tak menjawab pertanyaan itu.
Revan menunduk dan keningnya berkerut seperti sedang mencari cari alasan. Di saat Anna sedang menelisik wajah gadis itu, Nayya juga seperti sedang menelisik wajah Anna.
"Kamu Anna kan?" Tanya Nayya ragu.
"Revan, apa maksud semua ini ?" Anna tak menjawab pertanyaan Nayya dan ingin tahu langsung penjelasan semua ini dari Revan.
"Eum.... Anna... sebenarnya aku....eumm... aku..". gumam Revan tak jelas
"Aku pacarnya Revan , Revan memang Anna itu siapa kamu?"sela Nayya, suaranya terdengar tinggi seperti dia ingin menjelaskan statusnya dengan Revan.
"Pacar??". Anna mengernyit heran, tanpa segan Anna langsung menampar pipi Revan dengan keras.
" Jadi ini yang kamu sebut urusan penting selama ini heh!" bentak Anna sembari berdiri dan mendorong Revan.
Saat Anna melihat Nayya, Gadis itu seperti kebingungan. Tapi Anna tak memperdulikannya.Tanpa sadar pandangannya mulai kabur terhalang cairan bening. Rahangnya mulai mengeras tak sanggup lagi berbicara. Tapi tiba tiba ada seseorang menarik tangannya dengan cepat dan membawanya pergi dari tempat itu.
Sementara Revan hanya memandangi kepergian Anna dengan seseorang, Nayya menatap Revan lekat lekat ''Revan jawab aku siapa Anna?''.
'' Dia...dia... dia pacarku.!'' Katanya terbata bata serta memalingkan wajahnya menghadap yang lain.
'' Jadi kau selingkuh!'' tuduh Nayya, matanya melotot pada Revan.
'' bu.. bu..bukan begitu tapi kau selingkuhanku!''. Jelas Revan gagap dengan nada pelan.
''Apa?.. dasar kau bajingan!'' Mata Nayya membulat setelah mendengar penjelasan Revan. PLETAK.. satu tamparan keras meluncur untuk kedua kali di pipi Revan.
'' Kita putus!'' lanjut Nayya sembari pergi meninggalkan Revan.
'' Nay, tunggu!'' Revan mengejar Nayya untuk menjelaskannya lagi.
****
Saat Anna melihat punggung tegapnya tidak salah lagi itu Alvin.
''Lepaskan aku.'' Titah Anna. '' Lepas.lepas!..''.
Alvin tak mendengarkan ucapan Anna, Anna sedikit memberontak. Tiba tiba lelaki itu berhenti berjalan Anna tak sengaja menabrak punggungnya.
'' Aw..kenapa kau tiba tiba berhenti? Lepaskan aku..!''. suara Anna memelan, Isak tangisnya mulai terdengar.
Tapi bukannya dilepaskan dia malah menarik Anna lebih dekat dengannya. Sekarang Alvin mendekap Anna,dia berontak lagi dalam pelukannya.
'' Apa yang kamu lakukan?'' lirih Anna, tapi dia hanya terdiam. Anna tak sanggup saat rasa sakit itu datang menerpanya lagi ketika mengingat kejadian itu.
Dia menumpahkan semua tangisannya didalam pelukan Alvin.''kenapa kamu jahat Revan?''. Lirih Anna.
Alvin mengusap usap kepala Anna dengan pelan, Gadis ini memang menyebalkan tapi waktu ia melihat bahwa gadis ini di berdaya oleh lelaki ia jadi geram. Bukan karena suka tapi Alvin tidak suka jika laki-laki menyakiti perempuan dengan cara selingkuh. Tetapi Alvin harus bersikap seperti biasa jutek, dan tak peduli, tapi kali ini tidak, sedikit peduli tidak apa-apakan? Pikir Alvin.
Alvin memeluk Anna dengan erat tapi seperti bukan paksaan terkesan melindungi. Anna menggigit bibir bawahnya mencoba Menahan isak tangisnya.
'' Sudahlah lupakan semuanya..!'' ucap Alvin, sembari melepaskan pelukannya. Alvin mengusap kedua pipi Anna dengan ibu jarinya mencoba menghapus air mata Anna yang sedari tadi keluar.
Anna merasa belum bisa bicara sepenuhnya, kedua matanya terasa sembab akibat menangis. Anna mengalihkan pandangannya melihat sekeliling ternyata Alvin membawanya kesebuah taman bermain untuk anak anak tak jauh dari sekolah, Alvin menarik tangan Anna lalu membawanya kesebuah ayunan kosong.
''Sudah, jangan nangis lagi!" sahut Alvin."kamu tuh jelek jadi tambah jelek tau!'' lanjutnya.
" Aku tidak peduli" jawab Anna singkat
Beberapa saat mereka terdiam hanya ada suara decitan besi yang saling bergesekan.
" Kamu masih memikirkannya?" Tanya Alvin.
Anna mengangkat sebelah alisnya sembari melirik Alvin sekilas. " Memikirkan apa maksudmu?". Anna balik Tanya.
" Hei.. aku yang bertanya kenapa kamu malah balik nanya??"tegasnya, nada suara Alvin terdengar agak meninggi.
"Hari ini kau terlalu banyak berbeda kak!''. Balas Anna pelan.
''Hari ini kau juga banyak nangis!". Baliknya
" Memang masalah buatmu?".
"Yah..tidak juga, cuma akhirnya kamu tau semuanya! Aku jadi lega" jelas Alvin dengan nada cueknya.
Anna melirik Alvin dengan mengerutkan keningnya."Apa maksudmu??" Tanya Anna heran.
Mereka berdua bermain ayunan dengan laju yang pelan. Pandangan Anna beralih memperhatikan taman bermain ini. Biasanya di sore hari taman ini dipenuhi anak anak yang sedang bermain, tapi sekarang tidak, mungkin dikarenakan langit yang sedari tadi sudah mulai mendung. Anna pikir sore ini akan cerah, secerah suasana hatinya sebelum bertemu dengan Revan tapi, langit seperti mengerti perasannya yang kelabu.
"Aku tanya apa maksudmu?"Anna mengulangi pertanyaannya, sembari menyipitkan matanya dan menatap Alvin lekat lekat.
"Iya..akhirnya kamu tau semuanya" jawabnya datar.
Anna mengernyit heran, lalu dia menarik nafasnya dalam dalam dan mengeluarkannya dengan pelan seakan tau apa yang dimaksud Alvin, Anna melirik Alvin sesaat.
" Hah?? Ha ha.. jadi selama ini kamu udah tau semuanya dari awal". Anna tertawa hambar, menunduk menutupi wajahnya dengan sebelah tangan.
Oh, jadi begitu, dia sungguh merasa bodoh sementara Anna mencintainya, Revan ternyata mencintai orang lain. Sementara Anna mengerti perasaanya, ternyata Revan tidak. Sementara Anna memegang janji itu, Revan bahkan sudah melupakannya. Jadi selama ini, dari awal Anna tak tahu apa-apa. Malah terbuai dan mempercayai atas kebaikan Revan, tanpa tahu yang Revan berikan itu bohong. Menyedihkan betapa sengsaranya Anna atas cinta ini.
"Bagaimana kamu bisa tau hal ini? Kenapa kamu juga tidak pernah bilang? Kenapa kamu menyembunyikannya? Kenapa, kenapa?"suara Anna terdengar pelan, dia memalingkan wajahnya menghadap yang lain. Anna menahan air mata yang mendadak muncul.
Diam sejenak, Alvin menghela nafas."Yah, aku pernah melihat kamu bertemu dengannya, dan di hari yang sama aku juga melihat dia bertemu dengan orang yang berbeda."kata alvin." Oh ya, kamu Tanya kenapa aku tidak memberitahumu? Aku tak mau dianggap perusak hubungan orang, dan aku yakin kamu tidak akan percaya padaku." Tambahnya.
Anna melirik Alvin sebentar dan kembali menunduk, Alvin benar kalaupun dia memberitahunya, ia tidak mungkin langsung percaya pada Alvin. Anna termenung mendengar semua jawabannya Alvin, jujur Anna tak sanggup lagi berbicara.
" Ayo kita pulang, sebentar lagi sepertinya akan hujan!"Ajaknya.
"iya" sahut Anna pendek.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments