Anna menjalani harinya seperti biasa. Bangun pagi, pergi ke sekolah, belajar, bermain dengan teman. Pulang ke rumah bercengkrama dengan ibunya, bermain gadget atau mengerjakan PR, lalu pergi tidur mengharapkan hari esok lebih baik.
'' Kringgg... kring... kringg.."
Suara jam weker, yang membangunkan Anna dari tidur. Sebentar dia melirik jam itu ternyata waktu menunjukan pukul 5:00 pagi, ia menggeliat sekedar meregangkan otot ototnya yang kaku lalu ia beranjak dari ranjang.
Membersihkan diri, memakan sarapan yang disiapkan ibunya di meja makan, setelah itu berangkat ke sekolah.
Di tengah hiruk pikuk suasana bis di pagi hari,Anna menghela nafas dalam dalam. Sebenarnya ini pertama kali Anna menggunakan bis. Sambil menunggu bis ini sampai, tatapannya tertuju pada seorang gadis yang dari tadi dibuntuti oleh seorang lelaki. Dan tiba-tiba lelaki itu mengambil tas si Gadis. Dengan sigap Anna langsung mengalihkan kakinya lalu menyodorkannya ke sisi kursi dan."BRUGGGHT" lelaki itu tersungkur jatuh, orang-orang dalam bis langsung membawanya keluar setelah itu menghakiminya.
"Terima kasih, kalau tidak ada kamu mungkin tasku sudah dibawa lari olehnya!'' kata si Gadis pada Anna yang berdiri dihadapannya.
Anna tersenyum "Iya sama-sama..bukan apa-apa kok,tadi itu hanya kebetulan saja"
"Namaku Nayya.. kamu siapa?" tanyanya sambil mengulurkan tangan.
Anna menjabat tangan itu."Aku Anna Gurviena panggil saja Anna".
Nayya tersenyum lebar tangannya membetulkan tas yang ia gendong.
" Sekali lagi terima kasih ya!"
Anna membalas senyumannya lalu mengangguk kecil. Tadi itu gerakan spontan, Anna sendiri masih tidak percaya ia bisa menolong orang dari pencuri. Dulu Anna juga pernah dicuri waktu ia sedang berbelanja alhasil ponsel lamanya hilang waktu itu, Anna tidak bisa apa-apa selain teriak minta tolong.
CKIITT.... Mendadak bis berhenti, Anna layangkan pandangannya melihat sekeliling, ternyata ini sudah sampai di halte tujuannya, dia turun dari bis dan berjalan sebentar menuju sekolah.
"Sampai juga akhirnya.."Gumam Anna
Ia berjalan ke lorong kelasnya dan berdoa dalam hati supaya tidak bertemu dengan laki-laki waktu itu, dari lubuk hati yang paling dalam Anna mengaku punya salah padanya karena tidak sempat minta maaf secara tulus, tapi jika laki-laki itu tidak bersikap ketus pada Anna, ia juga akan minta maaf dengan tulus.
"Pagi Anna.."Sapa Syeila saat Anna memasuki ruang kelasnya dengan wajah berbunga-bunga.
"Pagi!"
Anna menyimpan tas di meja kedua tempat duduknya, ia tersenyum lebar pada Syeila tapi temannya tidak bisa mengartikan senyum itu.
"Kenapa?"Tanya Syeila heran.
Anna menghentikan senyumnya dan menatap Syeila dengan serius.
"Kau harus tahu Syeila, tadi aku menyelamatkan seseorang, Tidak. lebih tepatnya membantu seseorang dari pencuri."
Syeila mendengarkan apa yang Anna katakan tanpa berkata kata menunggu Anna melanjutkannya.
Anna menelan ludahnya lalu mulai bercerita dengan logat drama.
"Saat itu seorang Gadis dibuntuti oleh lelaki didalam bus, aku cukup penasaran apa yang akan dilakukan oleh lelaki itu,maka dari itu aku memperhatikannya. Dan kau tahu? Lelaki itu mengambil paksa tas si gadis lalu berlari keluar." Anna menyipitkan matanya lalu menyeramkan suaranya."Sebelum lelaki itu keluar, aku membuatnya jatuh dengan kakiku. Dan saat itu pula aku jadi seorang pahlawan! Selesai."
Kening Syeila berkerut."Tunggu, jadi dari tadi kamu bercerita setelah itu membanggakan dirimu!"
Anna menggaruk garuk kepala yang tentunya tidak gatal."Yah, kurang lebih seperti itu. Tapi Syel seharusnya kamu bangga loh!"
"Sebagai sahabat aku bangga kok."Kata Syeila sambil terkekeh.
Kemudian Syeila jadi penasaran dan memberikan banyak pertanyaan lebih detail tentang cerita yang Anna berikan, Anna juga dengan senang hati menjawabnya. Tidak lama setelah kami mengobrol terdengar sesuatu berbicara.
Bel sekolah berbunyi dengan sangat kencang menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai.
*****
Sudah waktunya istirahat Anna dan Syeila menuju ke kantin, setelah pelajaran matematika dan fisika tadi cukup menguras energinya dan sekarang mereka akan menambah energi untuk pelajaran selanjutnya nanti.
Melewati lorong sekolah, mata Anna tertuju kepada sebuah lapangan melihat kumpulan anak lelaki sedang memperebutkan bola basket dengan gagahnya. Tapi apa ini? Sebuah bola melayang dan menimpa kepala Anna. Ya Tuhan rasanya sakit sekali! Dengus Anna dalam hati.
Anna memegang kepalanya meringis kesakitan. Baru kali ini ia merasa penglihatannya melayang seperti ini.
"Anna, kamu baik-baik saja kan?"Tanya Syeila cemas, ia juga membantu mengusap-ngusap kepala Anna.
"Aduh Syel, gimana baik-baik saja sakit nih!"Ringis Anna.
Seorang lelaki menghampiri Anna untuk mengambil bolanya dan juga meminta maaf dengan cara jalannya yang keren.
"Hei kak, kalau main bola tuh pakai mata dong. Jadi kena orang sakit tahu!" gerutu Anna pada pemuda yang menghampirinya, dan saat itu juga tubuh Anna menegang ia baru menyadari bahwa laki-laki itu orang yang Anna tabrak kemarin.
Alvin mengambil bola yang tergeletak dibawah, ia menatap Anna dengan datar tanpa ada senyuman sedikitpun."Hei main basket tuh pakai tangan bukan pakai mata!" kata Alvin sisnis kakinya melangkah lagi kelapangan.
Mata Anna melebar ia membungkam mulutnya sendiri, sepertinya ia salah berbicara. Jangan jangan lelaki yang bernama Alvin itu mau balas dendam gara-gara kemarin Anna menabraknya. Anna mendengus kesal lalu mengajak Syeila ke kantin supaya Anna bisa meminum sesuatu yang dingin agar hatinya yang panas ini berubah menjadi dingin.
Mereka duduk di bangku kantin sambil menunggu makanan yang telah mereka pesan, tidak lama setelah pesanan mereka siap, dua orang lelaki kakak kelasnya datang lalu duduk bersama mereka.
"Kita boleh duduk disini kan? Soalnya bangku kantin penuh" sahut Diki meminta persetujuan.
Anna memangku kepala dengan sebelah tangannya menunduk mengaduk-ngaduk makanannya tidak jelas sama sekali tidak menyadari kehadiran seseorang.
Sejenak Syeila melirik ruang kantin ini dan ternyata benar memang penuh.
" Iya." Syeila mengangguk kecil.
Syeila memakan spagethi dengan ragu, melihat teman yang ada di sampingnya cuek bebek, ia merasa malu saat makan ada dua orang lelaki dihadapannya. Anna masih sama melamun entah apa yang sedang dipikirannya.
Pikiran Anna masih belum dingin, sedang memikirkan cara untuk membalas dendam pada lelaki yang telah menimpanya dengan bola tadi. Kemarin ia Cuma menabraknya tidak terlalu keras, tetapi pembalasan lelaki itu sungguh mengejamkan.
"Heh,, kamu kenapa tidak bertanggung jawab?" Alvin melipat kedua tangan didada memperhatikan perempuan yang ada didepannya itu, dan menyudutkan pertanyaan itu untuk Anna.
Suara keras itu menghentikan lamunan Anna, ia menoleh pada seseorang yang berbicara itu. Lagi-lagi Anna kaget karena lelaki itu ada dihadapannya.
Mendengar pertanyaan itu Anna spontan menjawabnya,karena dia tau pertanyaan itu untuknya.
"Iya maaf, kemarin aku sedang terburu-buru!" Anna menatapnya sebentar lalu mengalihkan pandangannya kebawah sambil mengaduk ngaduk makanannya tak jelas.
"Tapi kemarin kamu pergi begitu saja!" suara Alvin meninggi.
'' Tapi aku kan sudah minta maaf kak!" Jelas Anna.
"kamu itu menabrakku lantas menyindirku!'' Bentak Alvin sembari berdiri dari kursinya
"Aku tau, makanya aku minta maaf" Anna juga berdiri lantas menjawabnya dengan gaya membentak juga. Lelaki ini begitu menyebalkan bagi Anna, apa dia tidak sadar kalau dia tadi menimpa Anna dengan bola basket.
Diki dan Syeila Cuma menatap mereka bergantian, Diki bingung melihat mereka tiba tiba bertengkar, dia tak tahu apa apa atas permasalahan mereka.
" Anna sudah!" Sela syeila.
Alvin menatap Anna lekat lekat," Kau tidak tahu apa-apa!''. Ia lantas pergi
'' Alvin tunggu!'' teriak Diki lalu berlari mengejar Alvin.
"Hei apa maksudmu? Hei.."Tanya Anna berteriak. "Dasar aneh..!"
Beberapa orang orang di kantin melihat kejadian itu, mereka saling berbisik tapi tidak terlalu ingin tahu permasalah Anna. Yang jadi masalah adalah ia telah membuat perempuan di kantin geram karena lelaki yang mereka sukai dan menurut mereka tampan yaitu Alvin Dirgantara, dibentak oleh seorang Anna.
Yah, setelah beberapa hari sejak kejadian itu, Anna sedikit memperhatikan Alvin hanya sedikit yah. Ternyata laki-laki itu cukup populer dikalangan perempuan. Anna melirik wajah-wajah perempuan di kantin terlihat geram pada Anna bahkan tidak sedikit yang melotot, tapi harusnya mereka tahu bahwa Alvin duluan yang membentak Anna.
" Anna tenanglah! Kau tidak apa apa?'' Syeila mengusap ngusap punggung Anna pelan, sembari menyuruhnya duduk kembali.
Anna terdiam, ia menghela nafasnya berkali kali agar lebih menenangkan emosinya laki-laki itu telah membuat Anna naik darah.
" Kenapa dia marah marah sih? Aku kan tidak sengaja menabraknya. Dan apa maksudnya aku tidak tahu apa-apa?". Gerutu Anna.
" Sudahlah".
******
Anna berjalan menyusuri koridor sekolah dia melirik jam kecil di tangannya.
"Sekarang waktunya kenapa dia belum ada?" tanyanya dalam hati. Dia menunggu seseorang di bangku taman sekolah, Syeila dari tadi sudah pulang, tapi beberapa orang ada yang belum pulang mungkin karena ada pelajaran tambahan atau lainnya.
Sementara ia menunggu terdengar bunyi ponsel membuyarkan lamunannya.Ternyata ada telepon, langsung dia angkat karena itu dari orang yang Anna tunggu-tunggu.
"Halo!'' sapa Anna riang.
"Halo sayang, aku minta maaf belum bisa ketemu sekarang, tadi aku pulang duluan ada hal yang harus aku urus, sekali lagi maaf ya sayang mungkin besok kita ketemu, aku ngga bisa lama lama sudah dulu ya!" ucap si penelpon
"Tapi..." belum sempat Anna bicara dia sudah mematikan telponnya. Hati Anna benar-benar kecewa.
Lima bulan belakangan ini Anna menjalin hubungan dengan Revan, hubungan mereka baik-baik saja tapi tiga minggu terakhir ini dia mulai berubah Anna tak tahu alasannya kenapa. Padahal dia yang membuat janji tapi dia juga yang mengingkari, semua ini membuatnya kesal. Dia tak pernah perhatian lagi, Anna selalu menelponnya tapi Revan tidak mengangkatnya.
******
"Brugggg..."
Anna menjatuhkan tubuhnya pada ranjang, dia rasakan seharian ini dia lelah. Anna tidak mau memikirkan persoalan yang kini menghadangnya, seraya menutup mata dia ingin melepaskan semua masalah itu, tapi baru saja dia metutup matanya untuk tidur siang tiba tiba suara ponselnya itu datang lagi mengganggu tidurnya. Sambil menutup mata dia gerakan tangannya meraba raba sperai mencari sumber suara itu, setelah dia angkat.
"Halo mau apa lagi sih!" bentaknya,terbawa emosi.
"Biasa aja kali,kenapa kamu marah marah sama aku?" Tanya Syeila.
Anna membuka matanya lalu membungkam mulutnya dengan sebelah tangan.
"Ups Syeila ya..maaf maaf kupikir orang yangg tadi menelponku!"Jelas Anna dengan nada menyesal.
"Memangnya siapa yang tadi nelpon?".
"Tidak, aku lagi tidak mau membahasnya. Ada apa Syeil?." Jawab Anna datar.
"Oh ya, Anna main ke rumahku yah. Soalnya kita-kan tadi dapat tugas, kita kerjakan sama-sama saja!"ajaknya
" Tapi aku lagi males Syeil."Desah Anna
"Yah Anna, please please please ya. Aku mohon!" pinta Syeila sangat memohon. Anna jadi tidak tega untuk menolaknya lagi pula jika mengerjakan tugas sendiri pasti buat kepala Anna makin pusing apalagi fisika.
"Baiklah".
"Makasih".sahut Syeila dan saat itu pula sambungannya langsung terputus membuat Anna mendesah kesal.
"Aduh, kenapa langsung dimatiin sih? Dasar Syeila". Gerutunya.
Anna beranjak dari ranjang dengan malas, ia mengganti pakaian seragamnya lalu meminta izin kepada ibunya untuk pergi kerumah Syeila.
********
Tiitdidd..tiitdidd.... terdengar bunyi klakson memanggil. Anna yang sedang berjalan sedikit menoleh,mengikuti laju sebuah motor sport hitam yang melambat dan kemudian berhenti tidak jauh di depannya. Si pengendara lantas membuka kaca helm full face-nya. Mata Anna membulat saat melihat tatapan mata lelaki itu.
" Mau kemana?"tanyanya datar.
"Apa urusanmu aku mau kemana!" Anna mendelik kesal.
" Baiklah, Aku minta maaf" kata Alvin, suaranya memang pelan mengatakan itu bahkan mungkin jika telinga anna lengah ia tidak akan mendengarnya. Mata Anna melebar apa ia tidak salah dengar Alvin meminta maaf kepadanya, ia pikir dia akan bersikap ketus seperti tadi tapi Alvin terlihat bersikap datar, walaupun ia meminta maaf suaranya pelan tidak seperti biasanya, ini benar benar aneh bagi Anna.
" Aku Tanya mau kemana?" Tanya Alvin lagi.
" Kerumah Syeila!" jawab Anna ketus. Anna belum berani menatap Alvin, karena dia takut Alvin berubah Monster seperti di kantin tadi tiba tiba dia marah.
"Baiklah, Ayo aku antar!"Ajaknya
Apa? Sejak kapan laki-laki ini berubah jadi baik seperti ini? Tanya Anna dalam hati. Ini diluar dugaan Anna.
"Tidak usah kak aku bisa sendiri."Tolak Anna pelan.
"Ayo cepat!". Dia memberikan helm satunya lagi.
Sebenarnya Anna tidak dengan hati menolaknya, ia juga butuh tumpangan untuk pergi ke rumah sahabatnya itu. Jadi dengan senang hati Anna menerimanya tapi masih jual mahal kok, di depan Alvin nerimanya dengan terpaksa.
"kita berangkat!" sahut Alvin ketika Anna sudah menaiki motornya.
Tidak lama Motor Alvin pun akhirnya laju. Anna menunjukan kemana arah jalan rumah Syeila.Lama Anna menatap punggung cowok ini dia sendiri bukannya tak tertarik. Cowok yang sekarang tingkat tiga ini memang tampan dan bertumbuh tinggi ideal. Terlihat keren dengan tatanannya yang modern. Aduh apa yang dia pikirkan berusahalah setia Anna, ia menegaskan dalam hatinya.
Lima belas menit sudah berlalu, Alvin memberhentikan motornya dengan gerakan halus di depan rumah Syeila dan Anna lekas turun dari motor Alvin.
"Terima kasih kak!" ucapnya, sembari tersenyum. Tetapi Alvin tidak menjawabnya malah langsung memacu motornya lagi.
"Benar-benar aneh!." Gumam Anna. Tidak ada angin tidak ada hujan lelaki ini tiba tiba baik.
Yah, memang wajahnya selalu datar tak pernah ada senyuman terulas diwajahnya. Kalaupun ada pasti cuma tersenyum sinis. Tapi hari ini agak aneh, kenapa sikap dia berbeda pada Anna, memang Anna tak pernah dekat dengannya kalau sesekali dia bertanya jawabnya pun singkat tak pernah banyak ngomong, jutek juga itu yang Syeila bilang.
"Permisi.." Anna mengetuk pintu rumah syeila.
Syeila menatap temannya lalu tersenyum lebar melihat kedatangan Anna.
"Oh, kau sudah datang yah,"Gumam Syeila lalu melangkah ke samping membiarkan Anna masuk.
"Yah."Jawab Anna ringkas. Anna masuk kesebuah ruang tamu dan duduk di sofa yang empuk berwarna agak kecoklatan itu.
''kamu mau minum apa?'' Tanya syeila. '' Teh, jus, kopi, softdrink, susu, panas atau dingin?" lanjutnya. Dengan mengangkat satu persatu jarinya. Seperti menghitung beberapa minuman yang diucapkannya.
"Air putih saja, dingin". Jawab Anna singkat.
Syeila mengkerutkan keningnya.''Yah, padahal aku tidak menawarkan air putih, tapi tidak apa-apa''.
Sahut syeila kecewa. Dia melenggang menuju dapur sambil bersiul pelan.
Mereka mengerjakan beberapa tugas dan sedikit berbincang bincang tentang apa yang telah Anna
alami.
*****
"Sluuurpp"
Anna meminum segelas Coffie mocacinno hangat, ditemani dengan alunan music klasik lembut yang membuat hatinya tenang sambil melihat bintang-bintang di malam hari yang begitu indah, dia memikirkan pendapat Syeila tadi tentang perubahan kakak kelas aneh itu, Syeila bilang 'mungkin dia suka sama kamu'
"Ohh..tidak tidak tidak kenapa memikirkan ini?" Anna menepuk nepuk kepalanya berusaha mengenyahkan pikiran itu.
Dreettt..."1 pesan baru". Terdengar suara getar ponselnya, setelah dia membuka pesan itu.
'' sayang besok kita ketemu ya!!! Maaf kalau akhir akhir ini aku sibuk, aku janji besok akan menepati janjiku.''
Ternyata pesan ini dari Revan, memang Revan sering mengajak Anna ketemu tapi dia sendiri yang selalu membatalkan pertemuan itu. Mungkin tidak salah jika Anna menyetujui pertemuannya, nanti ia akan meminta penjelasan dari Revan.
"Tapi janji yah, jangan dibatalin lagi..." balas Anna
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments