LS bab 5

Dua hari berlalu. Dan hingga sampai saat ini Kevin belum juga datang menjemput Andini di rumah orang tuanya. Andini sendiri merasa tidak masalah, semakin lama semakin bagus. Tapi tidak bagi kedua orang tua mereka. Justru mereka mendiskusikan hal tersebut kepada kedua orang tua Kevin.

"Andini, bagaimana? Apa yang Kevin katakan, apa dia sudah menelponmu? Kapan dia akan menjemputmu?" Tanya Ardiansyah ayah Andini.

Pertanyaan ayahnya sungguh membuat Andini tersenyum tapi hanya dalam hati saja. Bagaimana bisa Kevin mau menelpon dan mengatakan jika mau menjemput sedangkan nomor ponsel Andini saja tidak pernah diberikan pada Kevin.

"Andini!"

"Ayah, tidak ada pesan maupun telepon dari Kevin. Biarkan seperti ini ayah. Kalau dia ingat dengan istrinya, pasti dia akan datang menjemput." Jawab Andini. "Jangan. Jangan sampai Kevin ingat. Aku masih betah, dan ingin tinggal lebih lama di rumah ini. Bersama ibu dan ayah." Batin Andini.

"Tunggu, jadi sampai sekarang, belum ada komunikasi antara kamu dan Kevin, begitu?" Tanya Ardi, dan Andini menganggukkan kepala sebagai tanda ia.

"Pernikahan yang luar biasa." Gumam Ardi lalu bergegas mengambil ponselnya dan menghubungi orang tua Kevin.

"Ibu, aku pamit. Mau pergi ke kampus."

••••

Di kampus, para mahasiswa terlihat heboh menggosipkan tentang Kevin yang lagi-lagi juara dalam balapan liar. Dan bukan hanya gosip tentang balapan, tapi tentang mahasiswi yang selalu berada di samping Kevin yang sudah seperti perangko yang terus menempel kemanapun Kevin pergi.

Andini kaget, kala Sifa langsung menarik lengannya.

"Sudah dengar gosip baru?" Tanya Sifa sambil berjalan di ikuti oleh Andini.

"Faa, tanganku sakit, lepasin."

"Sorry. Oh yah, sudah tahu tentang Kevin? Dia kembali juara mengalahkan anak geng hitam. Dan juga, wahhh daebak. Ternyata Salsa beneran pacaran sama Kevin." Ucapan Sifa membuat langkah kaki Andini terhenti.

Pacaran? Benarkah Kevin pacaran dengan Salsa? Kalau memang iya, kenapa Kevin mau menikah dengan dirinya. Dan juga, apakah ini alasan, Kevin tidak mau menjemputnya, padahal sudah dua malam mereka resmi menjadi pasangan suami istri.

Sifa menoleh, melihat Andini yang jauh tertinggal di belakangnya.

"Andini? Kenapa sih? Kenapa kamu tinggal diam? Apa ada masalah?" Tanya Sifa dengan bertubi-tubi.

"Nggak Syifa." Andini kembali berjalan, namun langkahnya kembali terhenti kala melihat Kevin dan juga gengnya sedang melajukan motor. Mata Andini terus melihat Kevin yang sedang berboncengan dengan Salsa. Dan kini pikiran Andini pun, tertuju pada ucapan Sifa yang mengatakan jika Kevin dan Salsa pacaran. Dan terbukti, Salsa pun memeluk tubuh Kevin.

"Daebak." Ucap Sifa sambil melihat ke arah Kevin. Namun berbeda dengan Andini, setelah melihat Kevin. Andini langsung berlari tanpa menghiraukan sama sekali teriakan Sifa yang terus memanggil namanya.

"Ada apa dengan diriku? Kenapa hatiku merasa sakit saat melihat Salsa memeluk Kevin, tidak-tidak mungkin aku semudah itu jatuh cinta pada Kevin." Gumam Andini sambil duduk di taman belakang kampus yang jarang dikunjungi oleh mahasiswa.

Andini menatap jari manisnya yang terdapat cincin, tanda pernikahan dirinya dengan Kevin.

"Hmmm." Suara pria berhadem membuat Andini menoleh, dan melihat Yuda, sahabat Kevin sudah berdiri di sampingnya. "Apa aku boleh duduk di sini?" Tanya Yuda sambil menunjuk ke samping Andini.

Andini menoleh ke kiri dan ke kanan. Ia memastikan apakah benar Yuda, sahabat Kevin yang dikenal sebagai singa yang baik hati ini berbicara dengan dirinya.

Melihat Andini yang terlihat bingung, Yuda pun tersenyum, dan tanpa mendengar jawaban dari Andini, Yuda pun langsung duduk di samping Andini. "Sudah menikah?" Tanya Yuda yang melihat cincin di jari manis Andini.

Andini masih diam, tentu dirinya sama sekali tidak menyangka Yuda berada di sampingnya. Yuda yang baik hati ini, jarang sekali berbicara dengan mahasiswi, tapi sekarang?

"Hahahahah, mana mungkin sudah menikah. Kamu kan masih muda." Jawab Yuda dengan sendirinya sambil tertawa.

"Manis sekali." Gumam Andini melihat tawa Yuda.

"Apa? Manis? Wao terima kasih." Ucap Yuda.

"T-tidak! Minuman ku yang manis, bukan kamu." Andini terbata, ia malu karena gumamnya terdengar ditelinga Yuda. "Apa sih? Bikin malu saja, ingat Andini kamu sudah menjadi istri dari Kevin, singa yang nakal dan kejam itu." Batin Andini menyadarkan dirinya jika dia sudah berstatus sebagai seorang istri.

"Kau lucu. Oh ya, kenalkan aku Yuda." Yuda mengulurkan tangannya, ingin mencoba bersalaman dengan Andini.

"Andini." Ucap Andini dengan mengatup kedua tangannya di depan da*danya, tanpa mau bersentuhan dengan Yuda.

"Oh maaf." Kata Yuda, yang sadar jika Andini itu wanita yang spesial, memakai hijab dan tentunya tidak bisa di sentuh oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

Ternyata apa yang orang-orang bilang tentang Yuda benar adanya. Yuda mamang sangat baik, terbukti baru kenalan dengan Andini tapi mereka sudah nyambung berbagi cerita tentang pelajaran dan yang lain-lainnya.

Dan tanpa mereka sadari ternyata sejak tadi sepasang mata telah melihat dan mengawasi mereka. Bahkan sang pemilik mata, tersenyum devil sambil mengepalkan kedua tangannya.

Farel melihat Kevin, yang berdiri seperti patung.

"Lihat apa sih? Kok betah amat?" Tanya Farel lalu mata Farel melihat ke arah pandangan Kevin. " Akhirnya Yuda berani juga yah, nggak nyangka dia akhirnya bisa bicara dengan gadis yang sudah lama dia kagumi." Kata Farel, namun tidak di tanggapi oleh Kevin. Kevin justru berlalu dari sana tanpa sepatah katapun, membuat Farel keheranan sendiri.

"Andini, apa boleh aku meminta nomor ponselmu? Tanya Yuda dengan perlahan, ia takut jika di tolak dari Andini.

"Berikan nomormu. Biar aku save." Kata Andini sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Lalu dengan semangat Yuda menyebutkan satu persatu nomor ponselnya. "Sudah aku save,."

"Terus nomor kamu mana?" Tanya Yuda, karena Andini belum memberikan nomor ponselnya.

"Yuda, aku masuk dulu yah, udah jam pelajaran, takut kalau sudah ada dosen." Pamit Andini dengan sopan tanpa memberikan nomor ponselnya.

"Tapi Andini, nomor kamu?"

"Nanti aku miscall." Jawab Andini.

••••

Kevin tersenyum devil, pikiran tentang Andini yang dekat dengan sahabatnya membuat dirinya berpikir jika Andini tidak ada bedanya dengan mahasiswi yang lain. Yang rela melakukan apa saja demi dekat dengan mereka.

"Ternyata dia hanya bersembunyi dibalik hijabnya saja." Gumam Kevin.

Yah, Kevin mengambil kesimpulan sendiri, jika Andini hanya pura-pura alim. Tapi nyatanya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!