"Andini." Panggil Ardi saat mereka bertiga telah sampai di rumah.
"Ayah aku lelah, ingin istirahat." Jawab Andini dengan malas sambil membawa helm full face. Helm yang menjadi mahar pernikahannya.
Saat Andini masuk ke dalam kamar, Andini langsung menutup pintu dan menguncinya, lalu helm yang menjadi maharnya itu di letakkan di atas meja. Andini terus menatap helm tersebut.
"Ya Allah, aku sudah resmi menjadi istri dari Kevin." Gumamnya, sambil menghela nafas.
Sungguh miris bukan, biasanya malam pertama bagi sepasang pengantin, akan dihabiskan dengan malam yang penuh dengan romantis dan tentunya dengan penuh keringat karena olahraga. Namun, jelas berbeda sekali dengan Andini. Di malam pengantin, justru mempelai pria pergi tanpa membawa dirinya. Andini justru melewati malam seorang diri sambil terus menatap helm.
"Apa yang aku harapkan? Hahahah, memang harus berjalan seperti ini kan?" Gumamnya, lalu Andini merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
Beberapa saat kemudian Andini tersadar, jika ia belum melakukan shalat isya.
"Ya Rabb, ampuni aku." Buru-buru Andini bangun dan berlari ke kamar mandi.
🥀🥀🥀🥀🥀
Kevin menghembuskan asap rokoknya ke udara. Berulang kali Kevin lakukan hingga rokok yang bertengger di antara jarinya, habis. Lalu Kevin pun kembali mengambil sebatang rokok di dalam bungkusnya. Berulang kali Kevin lakukan, untuk menghilangkan pikirannya tentang statusnya saat ini yang sudah resmi menjadi seorang suami, menjadi seorang imam untuk gadis yang memakai hijab.
"Hahahahha." Kevin tertawa.. Imam? Bagaimana bisa dirinya menjadi imam, sedangkan saat ini dirinya sadar betul jika tidak tahu apa apa mengenai ajaran agamanya. Ya, terakhir kali Kevin melakukan sholat seorang diri, saat sedang duduk di bangku SMP itupun karena melakukan praktek. Jadi saat ini hafalan pun dirinya sama sekali tidak tahu menahu.
"Kevin, kamu ada masalah? Sudah hentikan, dari tadi aku perhatikan kau terus saja merokok tanpa henti." Stop Yuda sambil meraih bungkusan rokok di hadapan Kevin.
"Bagaimana? Apa malam ini lawan belum juga datang?" Jawab Kevin dengan sebuah pertanyaan. Kevin tidak mungkin cerita pada sahabatnya jika barusan dia telah melakukan ijab kabul dan resmi menjadi suami dari teman kampus mereka.
"Malam ini nggak ada lawan Kev. Besok baru ada. Oh ya, tapi nilai taruhannya luar bisa." Jawab Farel yang selalu antusias dengan balapan.
"Berapapun nilainya kita harus ikut. Ingat! Kita dikenal dengan singa jalanan, dan julukan itu akan bertahan untuk selamanya." Ucap Kevin. "Yuda, malam ini aku akan menginap di rumah mu."
Kevin menyalakan motornya dan menarik gas motor meninggalkan Yuda dan Farel.
Farel terus mengumpat melihat tingkah sahabat yang selalu seenak jidat dalam bertingka. Tadi saja, tiba-tiba Kevin menghubungi dan meminta mereka untuk berkumpul di markas. Tapi, saat mereka berkumpul, tidak ada sama sekali pembahasan yang penting,, hanya ingin mengatakan jika mau menginap di rumah Yuda. Harusnya seperti itu bisa dibicarakan lewat obrolan grup mereka.
"Kalau begitu, aku ikut menginap di rumahmu juga." Ikut Farel, dia tidak mungkin meninggalkan malam seru dengan kedua sahabatnya..
🥀🥀🥀🥀🥀
Andini berlari sambil melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam yang kini menunjuk pada pukul sembilan pagi.
"Astaga, aku terlambat." Gumamnya sambil terus berlari menuju kelas pelajaran. Saat berada di depan kelas, Andini mengatur nafas yang saling memburu akibat terlelah berlari dari arah parkiran ke kelas yang jaraknya lumayan jauh. Dan beruntungnya dosen yang mengajar belum juga terlihat batang hidungnya.
"Andini." Teriak Sifa memanggil. "Untung dosen belum datang, kalau nggak udah tamat riwayat mu." Ucap Sifa saat Andini sudah duduk di depannya. "Kenapa terlambat An? Nggak seperti biasanya? Kamu kan mahasiswi teladan." Puji Sifa sekaligus meledek Andini.
"Aku telat bangun Faa." Jawab Andini dengan jujur, karena semalam Andini bangun melakukan sholat malam,. Dan terjaga hingga pagi.
"Sholat malam lagi? Minta pacar? Ayolah Andini, nggak usah minta pacar. Itu banyak mahasiswa yang ngantri buat jadi pacar kamu. Tinggal kamunya saja mau pilih yang mana."
"Boro-boro minta pacar Faa, aku udah jadi istri,. Istri, titik." Kata Andini tapi hanya dalam hatinya saja. Toh, Sifa tidak boleh tahu tentang statusnya saat ini. Apalagi Kevin meminta padanya untuk merahasiakan hubungan mereka berdua.
Sifa menarik bangkunya, dan duduk di samping Andini.
"Udah dengar gosip baru. Katanya Salsa berhasil deketin Kevin. Kemarin semua orang lihat kalau Salsa di bonceng sama Kevin." Sifa selalu saja menjadi mahasiswi di dalam kelas yang selalu heboh soal gosip tentang pangeran kampus yang begitu sangat di idolakan. Entah apa yang membuat para mahasiswi begitu mengidolakan Kevin, suaminya. "Ahhhhh, andai saja yang di boncengin itu aku...Ahhhh betapa bahagianya."
"Istighfar Faa, nggak boleh mikir yang aneh-aneh." Kata Andini. "Ya, kamu harus istighfar Faa, jangan membayangkan suami orang. Kevin itu suami aku Faa. Dia sudah menjadi milikku." Batin Andini.
Seketika Sifa terdiam, dengan mulut yang menganga sambil melihat kearah pintu. Mata Sifa berbinar, melihat tiga singa penguasa kampus yang kini berdiri di hadapan pintu, sambil menatap tajam ke arah dalam kelas.
Andini, mengikuti lirikan mata Sifa. Seketika Andini juga terdiam, Andini dapat melihat jelas raut wajah Kevin, dan mata Kevin yang menatap ke arah Andini dengan tatapan tajam.
"Cakep sekali." Gumam Sifa.
Sedangkan di luar sana, Yuda tersenyum manis melihat Andini, gadis yang sudah sejak lama ia perhatikan, dari jarak jauh.
"Kev, ngapain sih? Ayo ke kantin." Ajak Farel sambil dahulu melangkahkan kakinya, lalu kembali menarik tangan Yuda. "Yud, ngapain sih? Itu kenapa muka kamu senyum-senyum."
"Nggak, nggak apa-apa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
hmm bisa berabe Yudha kalau Kevin tau dia menaruh hati kepada istri Kevin tersebut 🤔🤭🏃🏃🏃
2023-07-10
0
Apriyanti
lanjut thor
2023-07-06
0