Kehadiran Kevin mampu membuat semua orang di dalam kamar inap langsung tersenyum bahagia, karena pemeran utama dalam pernikahan telah tiba. Tapi berbeda dengan Andini, justru kehadiran Kevin membuatnya tidak suka, Andini justru berharap jika Kevin tidak usah hadir dan lebih baik berkeliaran di luar sana untuk malam ini, agar pernikahan tidak berlangsung.
“Kau datang Nak.” Ucap Farah sambil tersenyum menatap Kevin yang baru saja tiba. Kevin berjalan menghampiri Farah dan langsung duduk di samping brankar tanpa memperdulikan semua orang yang berada di sana, namun! Mata Kevin tertuju pada satu tamu yang berada di dalam kamar inap sang ibu. Tamu tersebut adalah Andini, mahasiswa yang jelas satu kampus dengan dirinya tapi berbeda jurusan.
Andini yang merasa ditatap tajam oleh Kevin, langsung menundukkan kepalanya. Entah kenapa tatapan Kevin membuat dirinya merasa takut.
“Bagaimana kabar ibu? Siapa mereka? Kenapa banyak sekali orang disini?” Tanya Kevin yang tidak suka. “Ibu sedang sakit. Seharusnya ibu istirahat bukan melayani tamu yang tidak jelas seperti ini.” Ucapnya membuat sang ayah murkah. Karena yang berada di kamar inap itu adalah keluarga, calon mertua Kevin, dan seorang penghulu.
“Kevin, jangan ucapanmu.” Bentak Mahendra. “Pak penghulu, sekarang nikahkan mereka berdua.” Pinta Mahendra membuat Kevin menaikkan satu alisnya.
Menikah? Siapa yang akan menikah di dalam kamar inap rumah sakit. Apakah tidak ada tempat yang layak dan bagus di luar sana. Lagian jika harus menikah, maka menikahlah saja. Jangan mengganggu ibunya yang saat ini sedang terbaring. Itulah yang ada di dalam benak Kevin saat ini. Sang ibu pun langsung menggenggam tangan Kevin, jelas Farah tahu apa yang saat ini Kevin pikirkan, karena raut wajah datar Kevin masih bisa di baca oleh Farah.
“Ini permintaan terakhir ibu Nak. Ibu mau melihatmu menikah dengan Adinda”
“Menikah? Ibu ingin Kevin menikah? Dengan Andini? Siapa Andini? Kevin sama sekali tidak mengenalnya Bu. Dan juga, kenapa ibu harus bilang jika ini permintaan terakhir? Memang ibu mau ke mana? Mati? Tidak mungkinkan. Pokoknya Kevin tidak terima dengan semua ini, Kevin tidak mau menikah!” Tolak Kevin yang membuat Andini bersorak dalam hati. Tentu Andini pun tidak setuju dengan pernikahan ini, hanya saja Andini merasa apa yang membuat kedua orang tuanya bahagia, maka Andini akan melakukan itu, termasuk mengiyakan permintaan pernikahan yang telah diatur ini.
Dan juga, mengenai nama. Memang Kevin tidak tahu siapa itu Andini. Kevin hanya sesekali melihat wajah gadis itu di kampus, tapi tidak tahu pasti siapa nama gadis itu.
“Kevin! Jika kau tidak mau menikah. Maka seluruh aset yang kamu pegang ayah tarik. Motor, kartu Atm., handphone, dan masih banyak lagi.” Ancam Mahendra.
“Kev sayang. Sekarang kondisi ibu sedang tidak baik-baik saja. Serangan jantung bisa saja datang dan membuat ibu meninggal. Sebelum itu terjadi, maka ibu mau melihatmu menikah dengan Andini, gadis yang ibu pilih untukmu sayang.”
Kevin terdiam sejenak..
“Baiklah, dengan satu syarat.”
“Apa itu?” Tanya Farah dan Mahendra serentak.
“Setelah menikah, izinkan Kevin untuk tinggal di rumah kita yang satunya. Kevin tidak ingin tinggal dengan ibu dan ayah lagi.” Syarat dari Kevin. Setidaknya jika Kevin menikah, dirinya bisa keluar keluyuran tanpa harus mendapat telpon dari ibunya yang selalu membuatnya pusing. Ada bagusnya juga Kevin menikah. Karena, bisa terbebas dari kedua orang tuanya. Syarat dari Kevin pun, di iyakan oleh kedua orang tuanya. Tapi tidak bagi kedua orang tua Andini, jelas ia tidak terima dengan syarat dari Kevin, karena kedua orang tua Andini takut, jika Kevin melakukan kdrt pada putri semata wayangnya.
Setelah cukup lama berunding, antara kedua orang tua Kevin dan Andini. Kini, sudah diputuskan mereka akan tinggal bersama tapi, tidak boleh ada kdrt. Jika sampai itu terjadi, maka Ardi akan langsung menjemput Andini.
“Baiklah kalau begitu mari kita mulai ijab kabul ini.” Kata pak penghulu. Baik Andini dan Kevin, keduanya duduk tepat di depan penghulu. “Saya, nikah dan kawinkah Kevin Mahendra dengan Andini Ardiansyah dengan mahar satu buah helm dan alat Sholat dibayar tunai.”
“Saya terima nikah dan kawinnya Andini Ardiansyah dengan mahar tersebut dibayar tunai.”
“Sah....”
Ucap semuanya serentak.
Dan kini, Andini dan Kevin resmi menjadi pasangan suami dan istri. Dan tentang mahar. Kevin sendiri yang mengatakan akan memberikan mahar tersebut, karena Mahar harus diberikan dengan uang penghasilan sendiri, dan helm itu adalah helm yang dibeli oleh Kevin dengan uangnya sendiri sewaktu menang taruhan balap liar.
Sedangkan Andini tidak mempermasalahkan tentang mahar yang diberikan oleh Kevin. Andini hanya berharap, Kevin bisa menuntunnya mencari jalan menuju surga. Karena ibadah terpanjang, adalah menjalani rumah tangga yang sakinah mawadah dan Warahmah.
“Berikan cincin ini pada istrimu.” Kata Farah sambil memberikan cincin pada Kevin. Lalu Kevin mengambil cincin tersebut dan benar saja langsung diberikan pada Andini, tanpa dipasang ke jari. Hanya diberi.
“Sayang, tidak begitu. Tapi di pasangkan.” Kata Farah menegur lembut Kevin.
“Sama saja, mau di pasang atau tidak. Kan judulnya diberi.” Gumam Kevin yang masih dapat didengar oleh Andini.
“Tidak usah tante, biar aku yang pasang sendiri.”
•••••
Di taman rumah sakit. Kini Andini dan Kevin sedang duduk di kursi taman, keduanya sama-sama terdiam, hingga Kevin memulai percakapan.
“Berapa yang ibuku bayar, agar kau mau menikah denganku?” Tanya Kevin dengan ketus dan dingin.
Tentu saja saat ini Kevin masih berpikir jika Andini adalah istri sekaligus mata-mata, yang akan siap melaporkan apa saja yang Kevin lakukan pada ibunya. Mendengar pertanyaan Kevin membuat Andini, mengusap dada.
“Astagfirullah. Apa maksudmu?”
“Ha. Tidak usah sok polos. Aku tahu, ibuku pasti membayarmu. Katakan berapa jumlah uang itu. Aku bisa memberimu dua kali lipat.”
“Kevin!” Tegur Andini. Karena tidak suka dengan tuduhan Kevin padanya. “Harusnya kamu tidak usah datang tadi, biar pernikahan ini tidak terjadi.”
Kevin membakar rokok, menghisap dan menghembuskan asap ke udara. “Jangan bilang sama siapa pun jika kita adalah pasangan suami istri. Cukup hanya kamu dan aku saja yang tahu.” Kata Kevin dan meninggalkan Andini dengan perasaan yang berkecamuk di dalam dada.
“Ya, Rabb. Tabahkan hatiku, semoga hamba-Mu ini bisa melewati ujian ini. Semoga hamba bisa sabar menghadapi Kevin.”
Kevin menarik gas motornya tanpa mempedulikan jalan raya yang sedang ramai. Kevin merutuki sendiri dirinya yang kenapa tadi harus mau menikah dengan seorang gadis yang belum ia kenal. Dalam beberapa jam, dirinya kini sudah resmi menjadi seorang suami. Dan dalam pikirannya, apakah dirinya bisa menjadi seorang imam, yang mampu menuntun istrinya.
“Hahahahah.” Kevin tertawa.
Pikiran itu seakan menggelitik dirinya. Tentu saja jawaban dari pikirannya itu adalah tidak. Karena dirinya adalah seorang mahasiswa dan geng motor yang hobi nya hanya membolos, merokok, balapan dan bahkan kadang melakukan tawuran. Mana mungkin pria seperti dirinya bisa menjadi imam untuk gadis yang sudah memakai hijab, yang telah menjadi istrinya.
Penampilannya Kevin saja masih sangat kacau. Lihat saja, saat melakukan ijab kabul. Dirinya hanya memakai baju kaos yang dipadu padankan dengan celana model botol dan menggantung lalu memakai jaket jeans.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
t
next ka
2023-07-05
0
💜Balqish H😻
lanjut
2023-07-04
1