Hanya Untuk Orang Yang Mencintaiku

Nico langsung melepas semua bajunya, dan menaiki ranjang Alena. Alena yang terbangun akibat pergerakan Nico langsung duduk. Dia kaget tiba - tiba Nico berada di tempat tidurnya.

"Mas mau ngapain?" tanya Al.

"Aku ingin meminta hak ku sebagai suami mu!"ucap Nico dengan setengah sadar.

"Mas kamu mabuk, aku gak mau melakukannya tanpa dasar cinta. Setidaknya kamu tidak mabuk mas!" balas Alena. Dia mulai ketakutan karena ulah Nico. Jika Nico mabuk, maka dia tidak benar - benar menjalankan tugasnya sebagai seorang suami. Tapi hanya nafsu sesaat. Alena tidak mau itu terjadi, dia takut kalau dia hamil dan Nico tidak mau mengakuinya.

Alena memberontak sekuat tenaganya. Dia menendang junior Nico dengan kedua kakinya.

"Aaaarrrgghhhh...!!" teriak Nico sambil memegang adik kecilnya.

"Heh! Wanita kurang ajar! Berani nya kamu melawan suami mu hah!" bentak Nico sambil menjambak rambut Alena.

"Mas lepasin! Sakit mas!" teriak Alena.

"Aku tidak akan pernah melepaskan mu!" ucap Nico sambil menampar Alena.

Malam itu Alena di hajar habis - habisan oleh Nico. Dia hanya bisa menangis. Menangis bukan karena sakit, melainkan bagaimana dia pergi bekerja jika wajahnya penuh luka dan tangannya terkilir. Teman - temannya pasti akan mengintrogasinya.

Karena gagal Nico meninggalkan kamar Alena. Dia pergi ke kamarnya sendiri dan tertidur disana. Rasa kantuk yang menyerangnya membuat dia terlelap tanpa mengenakan baju hanya bawahan saja.

Alena turun ke dapur untuk mengambil air hangat. Dia mengompres pipinya yang bengkak dan mengobati luka lecet di tangnnya. Dia bingung haris bagaimana setelah ini.

"Aku sudah tidak sanggup hidup bersama mu Mas. Aku mencintai mu tapi aku juga membencimu. Aku ingin pergi tapi kaki ku enggan untuk melangkah," Alena bergelut dengan perasaannya sendiri.

Pagi hari Alena tertidur di kursi ruang tengah. Dia terbangun ketika bunyi alarm di phonselnya menyala.

"Seperti nya aku harus tetap bekerja hari ini," ucap nya sambil berjalan menuju kamar mandi. Dia melihat dicermin wajahnya sudah lumayan membaik. Tidak bengkak seperti kemarin, hanya sedikit membiru di sudut bibir dan pipi kanannya.

Alena segera pergi dari rumah itu, dia enggan bertemu dengan Nico. Mungkin hari ini Alena tidak pulang, dia akan menginap di rumah temannya. Alena sedikit trauma jika berdua dengan Nico.

"Hai Al," sapa Lusi Alena.

"Heem,"

"Apa kamu baik - baik saja?" tanya temannya yang belum mengetahui luka di bibir Alena.

"Ya, aku baik - baik saja. Kerjakan saja tugasmu!" balas Alena.

"Tunggu Al!" ucapnya sambil mengangkat wajah Alena.

"Wajahmu kenapa Al? Kamu habis jatuh?!" tanya Lusi panik.

"Aku tidak apa - apa Lusi," ucap Alena mencoba menenangkan temannya.

"Sini aku obati dulu," ajak Lusi sambil menggiring Alena ke dapur tempat penyimpanan obat.

"Siapa yang melakukannya Al, coba jujur dengan ku. Kita sudah lama berteman bahkan aku menganggapmu seperti adik ku sendiri. Aku berjanji tidak akan memberitahukan siapa pun."

Tiba - tiba Alena meneteskan air matanya. Dia terharu, masih ada orang yang menyayanginya.

"Untuk saat ini aku belum bisa menceritakannya, mungkin lain kali aku memberitahu mu," balas Alena.

"Janji ya?"

Alena menganggukkan kepalanya.

Setelah selesai mengobati Alena, mereka kembali bekerja. Alena membersihkan meja bekas makan pelanggan.

"Capucino 1," ucap Sean kepada pelayan.

Alena hanya fokus dengan pekerjaa nya sambil bergelut dengan pikirannya. Dia tidak menyadari bahwa ada Sean di depannya.

"Al," panggil Sean.

"Heem," balasnya.

"Kamu masuk pagi?" tanya Sean.

"Oh kamu, maaf tadi aku tidak begitu memperhatikan. Iya aku masuk pagi, apa kamu akan berangkat kerja?"

"Iya. Al," panggil Sean lagi.

"Ya, ada apa?" ucap Alena tapi masih sedikit menundukkan kepalanya. Dia tidak mau Sean melihat itu.

"Bibir kamu kenapa Al?" Sean langsung memegang sudut bibir Al.

"Gakpapa kok, hanya terjatuh kemarin."

Sean tau itu bukan luka terjatuh. Melaikan itu luka pukulan. Dan Sean sekilah melihat ada luka lebam di bagian pipi kanannya. Dia menduga pasti Nico pelakunya.

"Aku obati ya?"

"Tadi sudah di obati sama Lusi. Sudah cepet pergi kerja nanti terlambat!" ujar Al agar Sean segera pergi.

Sean tahu Al tidak nyaman dengan pertanyaannya. Dia akhirnya memilih untuk pergi bekerja. Mungkin nanti sepulang kerja dia akan menjemput Alena.

"Alenaaaa!!" teriak Reno.

"Berisik!" balas Al. Setelah kepergian Sean, Reno sahabat Alena datang. Dia sudah lama tak mengunjungi Alena. Semenjak orang tua Reni pindah rumah, dia jadi jarang berkunjung ke tempat Alena bekerja.

Reno belum mengetahui pernikaha nya dengan Nico. Tidak semua orang tau Alena sudah menikah. Dia mendapat ancaman dari Nico agar merahasiakannya. Tapi mungkin hari ini Alena akan memberitahunya.

"Al, mama nyariin kamu!" ucap Reno.

"Nanti pulang kerja, aku akan ke rumah mu."

"Beneran Al?"

"Iya, aku mau kerja dulu. Nanti kalau kamu pulang dari kampus jemput aku ya?" ucap Alena.

"Ok bos!" Reno pun pergi dari sana. Alena melanjutkan pekerjaannya lagi.

***

"Sial, juniorku masih terasa sakit!" umpat Nico. Hari ini dia tidak bekerja karena masih terasa sakit. Dia sedikit mengingat kejadian semalam dengan Alena. Alena menolak melayaninya harena dia mabuk. Nico sendiri tidak tau kenapa di bisa berpikir untuk masuk ke kamar Alena.

Sedetik kemudian, dia berubah pikiran. Dia harus kembali ke apartnya untuk menemui Viona.

Nico sudah selesai dengan setelan jas nya.

Nico dengan semangatnya menuju ke apart. Sesampainya disana dia langsung menuju kamarnya. Terlihat Viona tertidur dengan baju kurang bahannya. Nico langsung menerkamnya tanpa aba - aba.

"Nico!" seru Viona.

"Sayang, kamu kemana saja? Aku merindukan mu."

"Aku ada pemotretan kemarin dan pagi tadi baru sampai," balasnya sambil membelai rambut Nico di pangkuannya.

Nico meraba paha mulus Viona. Dia sudah menunggu sejak kemarin. Nico bangun dan mencumbu Viona. Viona pun merespon dengan baik perlakuan Nico. Mereka sama - sama menginginkannya. Padahal Vikna seharian kemarin sudah mendapatkan dari selingkuhannya, tapi masih saja kurang.

Merek berdua sedang dimabuk asmara. Hingga sore hari Nico baru menyelesaikannya.

"Sayang aku mau membeli sepatu keluaran terbaru."

"Kemarin kan sudah banyak yang kamu beli, dan masih belum kamu gunakan."

"Kamu perhitungan dengan ku ya?!" ucap Viona.

"Ya sudah, setelah ini kita pergi!" balas Nico. Dia paling tidak bisa menolak Viona.

Setelah membersihkan diri, mereka menuju ke mall langganan Viona. Dia sudah memesan sepatu keluaran terbaru. Viona juga menambah beberapa koleksi bajunya. Nico mengeluarkan black cardnya untuk membayar semua tagihan Viona.

Setelah membayar mereka keluar untuk makan di restoran. Saat ditengah perjalanan dia melihat Alena berjalan dengan seorang laki - laki yang pernah bertemu dengannya sebelumnya.

"Dengan siapa dia! Berani - berani nya dia berjalan dengan laki - laki! Tunggu saja nanti!"

Alena tak mengetahui kalau suaminya berada di mall tempat nya saat ini. Alena pergi kesini untuk mengantar Reno membeli buku. Setelah ini dia akan pulang ke rumah Rena untuk bertemu dengan ibunya.

Terpopuler

Comments

Fatma Kodja

Fatma Kodja

bodohnya Niko demi perempuan murahan dia rela menyakiti Alena yang jelas" istri sahnya dan masih suci, tunggu aja saat Sean berhasil merebut Alena di situlah baru kamu menyesal tapi sudah terlambat

2023-09-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!