Suara desa*** terdengar dimana - mana. Dua orang yang dimabuk asmara sedang menikmati penyatuan mereka.
"Aku suka dengan servis yang kamu berikan. Tak pernah mengecewakkan!" ucap Max.
"Apa kamu kurang puas dengan kekasihmu itu, sehingga kamu mencariku?!" tanya Max disela - sela bercinta nya.
"Heem, dia tak bisa bertahan lama. Terkadang sangat membosankan!"
"Terus beby, sebentar lagi aku mendapatkannya," ucap Max sambil menggerakkan tubuh Viona naik turun.
Viona mempercepat gerakkannya saat dia merasa akan org****.
"Uuuuuggghhh...." terdengar suara lenguhan mereka berdua, tanda mendapatkan *******.
"Kamu sungguh hebat beby!" puji Max sambil menciumi leher Viona.
Mereka terus malkukan adegan dewasa itu hingga pagi. Mereka akhirnya tertidur pukul 04.00.
Suara alarm phonsel Viona berdering. Tanda bahwa saatnya dia harus bangun dan memperisiapkan pemotertan. Namun matanya sangat sulit terbuka. Baru saja dia terlelap malah harus bekerja. Alhasil dia tertidur hingga pukul 12 siang.
Banyak notifikasi dari managernya dan dari Nico saat dia membuka phonselnya.
"Gila, sudah siang!" ucap Viona dan berlari kekamar mandi.
***
Viona terkena marah banyak staff yang sudah menunggunya.
"Apa kamu pikir kita sedang bermain disini hah! Pemotertan jam 08.00, tapi iini sudah jam berapa?!"
"Kalau kamu tidak sanggup melakukannya lebih baik bilang diawal! Biar kita ganti dengan yang lain!" ucap salah satu staff.
"Maafkan aku." hanya itu yang terucap dari mulut Viona.
"Pemotretan kita tunda hingga besok. Kalau kamu tidak bisa, besok langsung aku ganti!"
Seluruh staff akhirnya pergi dengan kekecewaan.
"Sia*!! Umpat Viona.
"Aku sudah mencoba menghubungimu, tapi tak ada jawaban." ucap manager.
"Maafkan aku, aku tertidur. Aku kurang enak badan," ujar Viona.
"Ya sudah, lain kali jangan di ulangi lagi." ucap manager sambil berlalu pergi.
"Sial** Max! Dia tidak membangunkan aku!" Viona dibuat kesal oleh Max. Padahal ulah Viona sendiri.
***
Seperti biasa Sean akan mampir ke Cafe tempat Alena bekerja. Dia hanya ingin melihat Alena. Tapi sayangnya Alena hari ini siff siang, jadi Sean gak bisa bertemu dengannya.
Nico mencoba menghubungi Viona namun tetap tak ada jawaban.
"Kemana sih dia!" kesal Nico.
Mico memutuskan pergi ke apartnya. Dia khawatir Viona kenapa - napa. Berbeda dengan istrinya, Nico bahkan tidak perduli jika Alena sakit. Dia malah asik bermesraan dengan Viona di apart.
"Viona... Vi!" panggil Nico.
Namun tak ada jawaban. Viona kembalo ke hotel tempat Max menginap.
"Kemana dia?!"
Nico mencoba mengirim pesan.
"Kamu dimana sayang?"
Beberapa saat kemudian dia mendapat balasan.
"Aku ada pemotretan hari ini."
Satu pesan itu yang membuat hati Nico tenang. Dia percaya begitu saja setiap kata Viona.
"Ok, semangat kerjanya ❤!" begitulah kiranya pesan Nico.
Dilain tempat Alena akan pergi ke supermarket untuk membeli kebutuhan pribadinya. Setelah membereskan rumanya, dia berjalan kaki menuju supermarket terdekat. Nico tidak menempatkan pembantu di rumahnya. Hanya ada penjaga saja disana. Nico mau Alena yang membersihkan sendiri rumahnya.
"Alena," panggil Sean yang melihat Alena di depan pintu masuk supermarket.
"Hai, ngapain disini?" balas Alena.
"Ada sesuatu yang harus aku beli ucap Sean.
"O sama, aku juga. Barengan saja yuk!"
Mereka berdua akhirnya bersama - sama mebeli kebutuhan rumah. Dengan satu troli untuk mereka bersua. Sean tak pernah melepaskan pandangannya dari Alena.
"Cantik walau tanpa riasan," batin Sean. Sean dibuat terpesona oleh kecantikan Alena.
"Kamu mau belanja apa? Masak aku terus yang ambil dari tadi!" ucap Alena.
"Nanti juga penuh dengan sendirinya," balas Sean.
Gara - gara malam itu Alena dan Sean menjadi semakin dekat. Meski begitu Alena tetap menjaga jarak dengan Sean. Dia tidak mau suaminya memarahinya lagi.
"Aku sudah selesai, ayo kita pulang!" ajak Alena.
"Ok!" Sean mengajak Alena bersama, tapi Alena menolaknya. Alasanya dia ingin sekalian olah raga. Sean pun menuruti kata - katanya.
Setiba dia di rumah, Alena dikejutkan dengan kedatangan Nico.
"Kenapa pulang Mas? Ada yang tertinggal?" tanya Alena.
"Dari mana kamu! Keluyuran enggak jelas!" tanya balik Nico.
"Habis dari supermarket Mas," jawab Alena lirih.
"Alasan saja!" ucap Nico sambil pergi meninggalkan Alena di depan.
Hari ini Nico malas ke kantor. Karena Viona sedang pemotretan, jadi tidak bisa menemaninya bekerja.
"Heh, perempuan sialan! Pijit kaki ku! Perintah Nico saat sudah mengganti bajunya dengan baju santai.
"Iya Mas," jawab Al.
"Salah ku ini apa sih mas? Sebegitu bencinya kamu sama aku! Jika suatu hari aku meninggalkan mu, apa kamu akan mencariku? Apa kamu akan menanyakan kabarku? Sepertinya tidak mungkin." batin Alena.
Alena yang menggunakan kaos pres body dan celana jeans pendek, memperlihatkan kaki jenjangnya. Selain itu bagian dada yang terlihat pas di tangan membuat Nico tidak fokus melihat berita di televisi.
Matanya hanya tertuju pada dada Alena.
"Sial, gara - gara Viona tidak ada. Hasrat ku tidak tersalurkan. Dan sekarang Al kenapa harus menggunakan baju seperti ini!" Nico berusaha menaha nafsunya agar tidak menyerang Alena. Bisa turun harga dirinya jika dia yang meminta.
Setelah memijat kaki suaminya, Alena pergi membersihkan kamar mandi Nico. Dengan keringat bercampur cipratan air membuat kulit putih Alena terlihat menggoda. Nico yang memperhtikannya dari tempat tidur king size nya hanya bisa menelan ludah dengan kasar.
Kringat yang membasahi leher Alena semakin menambah pikiran liar Nico.
"Seandainya keringat itu mengalir di atasku mungkin akan terlihat lebih sexy. Atau berkeringat di bawah kungkunganku sepertinya tidak buruk juga," gumamnya.
Pikiran nakal Nico terus saja mengahntui nya. Tapi tetap dia tahan sambil menunggu Viona datang.
***
Malam hari Nico kembali ke apart nya, menunggu Viona. Namun sayang sepertinya Viona tidak pulang. Terlihat dari pesan yang dia kirim untuk Nico.
"Sayang, aku mungkin tidak pulang hari ini. Aku harus lembur dan terpaksa tidur dilokasi. Maafkan aku ya 😘," isi pesan Viona.
Nico tidak membalasnya dia sudah marah menunggu Viona tak kunjung kembali.
Akhirnya Nico pergi ke Bar tempat biasa dia bermain. Banyak gadis - gadis yang melayaninya. Nico terus minum dan mencumbui gadis - gadis itu. Hingga sesaat dia sadar kalau harus pulang.
Dia menyewa sopir pengganti untuk membawanya pulang. Dengan keadaan mabuk dia memasuki rumah. Keadaan rumah sudah sepi, karena waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Nico langsung naik ke atas dan memasuki kamar Alena. Dia sudah menahan sejak pagi tapi tak bisa menyalurkan hasratnya akibat Viona tak kunjung pulang.
"Aku akan meminta hak ku sebagai suaminya! Bukankah itu adalah kewajiban soerang istri kepada suami! Persetan dengan keperawanannya, yang terpenting aku bisa meredakan junior ini." ucap Nico sambil berjalan menuju ranjang Alena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Sukliang
semoga gagal
2023-08-09
0
Suyadi Yadi
cerita di awal udah bikin geregetan kelakuan Niko, Thor tolong jangan buat menderita Alena trs seperti cerita2 yang lain 🙏🙏
2023-07-08
1