Cafe

Pagi - pagi Alena sudah siap dengan setelan rok nya. Dia harus berangkat bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia berjalan menuju halte bus yang jaraknya cukup jauh dari rumah yang dia tempati saat ini. Karena rumah yang dia tempati dengan Nico jauh dari jalan raya.

Alena tidak pernah diantar Nico kemanapun Alena pergi. Dia selalu berusaha sendiri. Bahkan untuk hidupnya dia juga berjuang sendiri. Meski rumah mewah dan bergelimang harta Alena tidak pernah menerima nafkah lahir maupun batin dari Nico.

Sesampainya di Cafe Alena segera membantu teman - temannya menata meja kursi. Sudah 3 tahun Alena bekerja disini. jauh sebelum dia menikah dengan Nico.

"Al, nanti kirimkan pesanan ini ke Apartemen Puri," ucap kepala Cafe.

"Baik pak."

"O ya Al, sekalian ini juga. Kamu kirim ke alamat yang tertulis di atasnya."

"Baik pak, saya bereskan ini dulu."

Selain jadi pelayan Cafe, Alena juga menjadi kurir pengantar makanan. Karena hari ini temannya libur Al harus menggantikannya.

Setelah selesai membereskan meja, Al langsung berangkat menuju alamat yang sudah tertera. Dia mengendarai motor operasional milik Cafe.

"Apartemen Puri no.234. Nah, ini ketemu!" seru nya dalam hati.

Alena menekan tombol belnya. Hingga keluarlah seorang laki - laki dengan handuk sepinggang memperlihatkan otot kekarnya.

"Ini pesananya tu," Alena menggantung kata - katanya setelah melihat siapa orang didepannya.

Begitu juga dengan Nico yang kaget, karena yang mengantar pesanan ternyata adalah istrinya sendiri.

"Mas Nico," ucap Alena.

Bersamaan dengan itu keluarlah wanita dengan baju dinasnya yang memperlihatkan area pedalamannya.

"Siapa honey?" tanya Viona dengan mesranya sambil memeluk Nico dari belakang.

Alena yang melihat adegan itu sedikit bergetar tangannya. Namun beberapa detik kemudian dia menetralkan suaranya agar tak terlihat gugup.

"Terima kasih tuan, semoga anda puas dengan pelayanan kami," ucap Alena yang ingin segera pergi dari sana, namun suara wanita itu membuatnya berhenti ditempat.

"Tunggu," ucap Viona sambil mengambil dompet kedalam dan memberika beberapa tips untuk Alena.

"Ini untuk mu!" ujar Viona.

"Terima kasih nona," Alena pun segera pergi dari sana. Dia sudah tidak sanggup menahan tangisnya.

Setelah pergi dari apart Nico, Alena berhenti sejenak di sebuah taman kecil didekat apart. Dia menangis sesenggukkan.

"Kenapa hati ku sakit mas, melihat kamu dengan wanita lain? Bahkan kamu tidak mengenakan pakaian. Kenapa kita harus bertemu dengan situasi seperti ini!" lirihnya.

Setelah puas menangis, dia segera mengantar lesanan ke alamat selanjutnya.

"Bener ini kan alamatnya?" gumamnya.

Dia bertanya pada scurity yang berjaga di depan.

"Pak ini benar alamatnya disini kan?" tanya Alena.

"Iya neng, ada yang bisa saya bantu?" tanya balik scurity.

"Mau antar pesanan ini pak!" ucapnya sambil menunjukkan barangnya.

"Di tunggu sebentar," balas Scurity. Dia memanggil majikannya. Karena sebelumnya mendapat pesan, jika pesanannya datang dia disuruh memanggilkan majikannya.

Setelah beberapa saat majikannya keluar.

"Kok bukan mas yang biasanya?"

"Iya tuan, saya menggantikannya. Dia sedang ada keperluan jadi hari ini tidak masuk."

"Ya sudah, ini buat kamu." sambil memberikan beberapa lembar uang tips.

"Terima kasih tuan." Alena segera pergi.

Dia melajukan motornya menuju Cafe. Disepanjang jalan dia masih teringat suaminya. Mungkin sebelumnya dia tidak memiliki rasa apa - apa, tetapi saat sudah menikah dengannya perlahan rasa cinta itu tumbuh dengan sendirinya. Sayangnya cinta itu bertepuk sebelah tangan. Setelah sampai dia langsung membantu teman - temannya menyajikan pesanan pelanggan.

(ini saat Alena menunggu pelanggan datang ya)

"Selamat datang tuan," ucap Alena kepada pelanggan yang baru datang.

"Americano 1," pesan pelanggan.

"Baik tuan," ucap pelayan lain.

Alena yang mengantar pesanannya.

"Silahkan tuan," ujar Al.

"Bisa temani saya minum kopi?"

"Mohon maaf tuan, tapi saya masih bekerja."

"Berarti jika jam kerja kamu habis, bisa menemaniku minum kopi?"

"Hah, it itu saya tidak bisa tuan."

"Panggilakan bos mu!"!

"Mohon maaf atas kelancangan karyawan saya tuan. Biarkan dia menemani anda." ucap pemilik Cafe.

"Kamu temani pelanggan kita!" perintah Bos Alena.

"Baik pak," Alena pun menemani Sean.

Sean adalah pelanggan tetap di Cafe ini. Sebelumnya yang Alena bukan bagian pelayan, dia dibagian dapur. Jadi maklum kalau dia tidak tau wajah pelanggan tetapnya.

Sean adalah CEO disalah satu perusahaan yang terkenal saat ini. Sean adalah pemilik perusahaan Property dan Garment. Setiap hari, pada jam istirahan dia pergi ke Cafe tempat Alena bekerja.

"Apa kamu baru disini?" tanya Sean.

"Tidak tuan, saya biasanya di belakang."

"Siapa nama kamu?"

"Alena."

"Sepulang kerja nanti tunggu aku di depan halte bus sana, ada hal yang ingin aku bicarakan!" ucap Sean.

"Baik tuan," balas Alena. Dia tidak mungkin membantah, bisa di pecat nanti oleh bosnya.

Setelah percakapan itu Sean langsung pergi dan meninggalkan tips di meja untuk Alena.

"Hari ini cukup banyak uang yang aku dapat," gumamnya.

Malan hari tiba jam pulang Alena. Sesuai janjinya dia menunggu di halte bus dekat Cafe.

(ini muka lelahnya Alena setelah pulang kerja)

"Masuk!" perintah Sean dari dalam mobil.

Alena hanya mengikuti interuksinya saja.

"Ada apa ya tuan? Saya harus segera pulang," ucap Alena memulai lembicaraan.

"Temani aku ke pesta ulang tahun sahabatku." ujar Sean.

"Maksud tuan?"

"Aku akan mengantarmu ke butik langgananku." sambil melajukan mobilnya, sesekali Sean melirik Alena.

"Dia sangat cantik," batinya Sean.

 ****

Beberapa saat setelah Alena berdandan cantik, dia keluar untuk menemui Sean.

"Apakah terlihat memalukan?" tanya Alena.

Sean tertegun dengan kecantikan Alena. Bahkan, wanita yang selama ini di temui tak ada satu pun yang secantik Alena.

"Tidak, itu cukup baik." balas Sean. Dia tidak ingin memuji Alena. Nanti dia besar kepala pikir Sean.

Alena dan Sean memasuki gedung tempat acara digelar. Terlihat banyak tamu dari kalangan artis dan bos besar yang datang.

"Aku pikir kamu tidak datang bro," ujar Jo teman Sean.

"Sebenar nya aku malas datang!" balas Sean.

Terdengar tawa dari teman - temannya.

"Siapa dia, apa mainan baru mu?" tanya Jo.

"Jaga mulut mu!" sarkas Sean.

"Ayo kita cari minum dulu," ajak Sean pada Alena.

Saat Alena berjalan, tak sengaja menabrak seseorang.

"Maafkan saya, saya tidak sengaja." ucap Alena.

"Lain kali hati - hati kalau jalan!"

Deg...

Alena mengenali suara ini. Dia lalu mendongakkan kepala nya, dan betapa kagetnya melihat suaminya juga hadir di acara ini.

Nico membelalakkan matanya melihat Alena bergandengan dengan laki - laki lain.

Alena yang ditatap suaminya langsung menundukkan kepalanya. Dia takut akan dikurung lagi oleh Nico.

"Saya permisi ke toilet dulu tuan," ucap Alena.

"Baiklah, aku tunggu disini."

Alena segera pergi dari sana. Untuk menghindari Nico.

"kenapa harus bertemu disini?" batinnya. Dia mencoba mentralisir kegugupannya.

Terpopuler

Comments

Elisa Nursanti Nursanti

Elisa Nursanti Nursanti

mampiiirr

2023-09-27

1

mas bri

mas bri

silahkan, terima kasih sudah mau mendukung krya saya🥰

2023-09-05

1

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Ijin mampir ya thor

2023-09-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!