Tak Sengaja

Semester baru telah dimulai. Kegiatan MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah telah usai. Pelajaran dimulai seperti biasanya. Pukul 06.55 tepat, terdengar suara lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang. Semua warga sekolah baik guru, siswa-siswi, tukang kebun yang masih berjalan atau melakukan aktifitas berhenti sejenak. Mendengarkan alunan lagu Indonesia Raya yang diputar dari speaker ruang data.

Pak Mujaka yang merupakan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan terdengar berteriak-teriak. Meminta siswa maupun siswi yang masih bandel dan berjalan santai untuk berhenti sejenak. Hal ini dilakukan untuk menanamkan kebiasaan baik. Menghormati lagu kebangsaan tanah air Indonesia.

Setelah pukul 07.00, bel tanda masuk jam pertama berbunyi nyaring. Beberapa siswa dan siswi terlihat berlarian masuk. Sedangkan yang terlambat segera dihadang tim Tatib dan Waka Kesiswaan.

Yessi yang memang guru teladan. Patuh aturan, bergegas keluar dari ruang guru. Beberapa murid masih datang terlambat. Mereka diminta berdoa bersama serta menghafal Pancasila satu persatu. Dilanjut dengan menjelaskan makna Pancasila di tiap sila berdasarkan pandangan masing-masing siswa. Jadi di era Pendidikan sekarang ini, hukuman fisik sudah tidak berlaku lagi. Jadi sekolah menghukum dengan cara lain. Melatih *public speaking* dan mengeluarkan pendapat dengan berani. Salah satunya menjeskan makna dibalik sila-sila yang ada dalam Pancasila.

Yessi yang sudah mengenakan pakaian rapi. Masuk ke kelas XI IPA 1. Sebelum pelajaran di mulai mereka berdoa sejenak dan melantunkan lagu daerah.

“Beri salam pada bu guru” komando Cakra sebagai ketua kelas.

Semua murid memberi hormat serempak

“selamat pagi bu Yessi.”

“Selamat pagi anak-anak semua.” balas Yessi dengan nada riang.

Seolah beban semalam yang ditanggung, disimpannya untuk sementara.

“Bu, Bu Yessi tau tidak. Hujan, hujan apa yang bikin seneng?” tanya salah satu murid yang kelihatan tengil sambil senyum-senyum.

Yessi mengulas senyum tipis, “hujan yang bikin seneng? Hemm Hadiah Undian Jadi bertebaraN.”

Semua murid bertepuk riuh. Mendengar jawaban Yessi.

“Salah bu…mau tau tidak jawabannya apa?”

“Mau!!!” seluruh siswa di kelas yang menjawab.

Si murid tengil tersenyum, “jawabannya…hujani aku dengan senyumanmu Bu Yessi.”

“Bajay!!! Senggol dong!” sorak-sorai terdengar riuh pagi itu.

Yessi ikut tersenyum mendengar senda gurau murid-muridnya. Melupakan sejenak beban yang ada di hati. Kemudian membuka pelajaran. Yessi merupakan salah satu guru yang paling difavoritkan karena memiliki kesabaran. Ketika mengajar murid-muridnya. Cukup cantik dengan parasnya yang alami. Sesekali ikut menimpali candaan muridnya. Supaya pelajarannya tidak terlalu tegang atau membosankan. Tetapi jika ada murid yang ramai, Yessi tak segan menegur.

Selama pelajaran berlangsung Junico belum muncul sedari tadi. Yessi teringat, semalam Nico tidak pulang ke rumahnya. Bagi Yessi itu hal yang bagus. Tidak akan membuatnya tersiksa. Hingga jam pelajaran Bahasa Indonesia selesai. Nico tetap belum muncul di kelas. Yessi tidak mau ambil pusing atau perduli.

Sesaat setelah jam pelajaran usai. Ponsel Yessi berdering. Ada chat masuk di *Whatsapp*nya.

*Selamat* *pagi Bu Yessi. Ini bu, saya ingin* *memberitahu. Tadi pagi Nico datang terlambat* *dan sekarang masih di ruang BK*. isi pesan yang tertera.

Mengingat Yessi adalah wali kelas Nico. Terpaksa dia memenuhi tanggungjawabnya dan pergi ke ruang BK. Di sana, Nico terlihat duduk dengan santai. Seragamnya terlihat acak-acakan dan tidak rapi. Di sampingnya bersandar manis sepasang krek. Kaki kanannya terlihat diperban. Yessi mengambil nafas dalam.

“Bu Yessi, silahkan duduk.” sapa salah satu guru BK yang bernama Bu Maya.

Wajahnya terlihat judes. Mengenakan kacamata tebal. Usianya menginjak kepala 50. Murid-murid sering mengganti namanya menjadi Bu Mala alias Bu Malapetaka.

“Iya bu, ada apa dengan Ju…Junico?” tanya Yessi.

Saat memanggil nama Junico membuatnya sedikit tergagap karena merasa canggung.

“Ini lho bu, Nico sudah beberapa kali terlambat. Kemarin juga kepergok membolos dan merokok di belakang sekolah.” cerocos Bu Mala eh Bu Maya. \*author jadi ikut-ikutan murid.

“Bu Yessi, anda harus lebih mengawasi Nico. Jangan sampai nama sekolah kita yang sudah bagus. Jadi tercoreng karena kelakuannya.” gerutu Bu Maya dengan wajah garang.

“Baik Bu Maya. Setelah ini, saya akan mengawasi N..Nico.” jawab Yessi.

Rasanya masih canggung memanggil nama Nico. Entah kenapa seperti ada yang mengganjal di mulutnya.

Mata Bu Maya menatap Nico yang sedari tadi hanya diam.

“Eh Nico, jangan mentang-mentang kamu putra seorang Bupati terus bisa seenaknya sendiri. Jadilah contoh yang baik buat teman-temanmu.” ucap Bu Maya dengan nada sopran bercampur falsetto.

“Ehmmm…” hanya itu yang keluar dari mulut Nico, terkesan meremehkan.

Melihat sikap Nico, membuat Bu Maya seketika naik pitam. Suaranya menggelegar menjadi tujuh oktaf. Penyanyi Adelle pun tak sanggup menyaingi.

“Nico!!! Mana tatakramamu? Dasar anak tidak tau sopan – santun. Apa kamu tidak diajari?!”

Bu Maya marah-marah sembari menunjuk-nunjuk Nico. Yessi ikut berdiri dan menenangkan Bu Maya.

“Bu…tenang bu… saya akan bicara dengan Ni…Nico.”

Bukannya minta maaf. Nico dengan santainya keluar ruang BK. Di belakangnya Bu Maya masih mengaum memberikan sumpah serapah.

Tak terasa bel tanda akhir pelajaran berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar. Yessi yang masih di kelas, membereskan buku-buku yang dia bawa. Saat beranjak, kepalanya sedikit pening. Disertai rasa mual yang menyergap. Dia hanya bisa menahan, supaya tidak muntah di kelas.

Masalah yang satu belum selesai. Ditambah masalah Nico yang berlebel ‘Badboy’ membuat Yessi hanya bisa menghela nafas. Ruangan kelas di lantai dua sudah terlihat kosong. Hanya suara langkah kaki Yessi terdengar nyaring. Langkahnya sedikit gontai.

Tidak jauh dari tempatnya. Dia melihat Nico melangkah menggunakan krek. Sepertinya dia hendak menuruni anak tangga. Tepat saat kakinya hendak melangkah. Krek yang dipegangnya terlepas dari tangan. Membuat Nico kaget, dia mulai hilang keseimbangan.

Melihat Nico yang hilang keseimbangan. Tanpa berpikir panjang, Yessi berlari ke arah Nico dengan cepat. Menarik tangan pemuda itu dengan kencang. Supaya tidak jatuh ke bawah. Akibat saking kencang tarikannya. Membuat tubuh keduanya berputar-putar di udara dan….

Bruk!

Keduanya terjatuh bersamaan. Yessi memejamkan mata. Merasakan bibirnya menyentuh sesuatu yang terasa dingin. Hingga dalam hitungan detik Yessi membuka mata.

Tanpa sengaja, tubuh Nico menindihnya, posisi bibir Nico tepat berada di bibir Yessi. Seketika keduanya membelalakkan mata. Terkejut dengan adegan yang tanpa sengaja mereka lakukan.

Tanpa banyak berkata, Yessi langsung mendorong Nico dengan kasar. Yessi memalingkan wajah. Mengusap bibirnya dengan sangat kasar. Sungguh, ini bukan keinginannya. Menyentuh bibir Nico dengan bibirnya.

“Sudah aku katakan! Jangan bersekolah di sini! Kamu membuatku selalu dalam masalah. Lebih baik kita bercerai saja!” ucap Yessi dengan nada penuh amarah.

Nico hanya duduk diam. Wajahnya sedikit merona merah.

“Aku tidak mau bercerai.” ucapnya datar.

Apa yang dikatan Nico membuat Yessi semakin jengkel.

“Aku membencimu!” teriak Yessi.

Lantas berlari menuruni tangga. Rasa mualnya kembali tak tertahan. Yessi mencari toilet terdekat dan memuntahkan cairan bening. Membuat tubuhnya terasa lemas. Beberapa kali dia membasuh bibirnya dengan air. Mencucinya dengan sabun.

*Mas*…*Mas* *Al*…*maafkan* *aku*. *Aku* *tidak sengaja* *melakukan* *itu*. *Aku* *janji* *tidak akan mengkhianati* *Mas*. kata Yessi dalam hatinya.

Beberapa kali dia terus mengusap bibirnya. Sungguh hal yang tidak ingin dia lakukan bersama pria lain. Meskipun tidak sengaja. Suara kran air yang mengalir terdengar tanpa henti.

Tanpa disadari Yessi dan Nico. Pembicaraan mereka di dengar oleh seseorang yang masih berada di kelas. Tak jauh dari tempat keduanya mengobrol.

Terpopuler

Comments

Light

Light

ngakak di bab ini
semangka author update nyo

2023-07-05

2

Light

Light

aroma-aroma manis

2023-07-05

1

Light

Light

adelle? sampe klh lho. di luar nurul😄

2023-07-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!