Bagai pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah terluka semakin di sayat. Tentu akan semakin perih, itulah yang Yessi rasakan. Batinnya terguncang, manakala calon suaminya dikabarkan meninggal dunia. Alfatih meninggal diakibatkan crash pesawat saat latih tempur. Mengakibatkan pesawat meledak. Nyawa Alfatih tidak dapat diselamatkan.
Malam yang gelap, seolah bintang dan bulan memilih bersembunyi. Daripada menyaksikan beban yang ditanggung Yessi Rossalia. Yessi masih belum menerima keadaan hidupnya, memilih keluar rumah. Berjalan tak tentu arah. Membiarkan ke mana kakinya melangkah.
...****************...
Di tempat lain, seorang pria muda tengah mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Pikirannya sedang kalut. Rasanya ingin melampiaskan beban yang ada dalam batinnya. Pria muda ini bernama Junico Mandala. Dia masih berusia 17 tahun. Putra seorang Bupati di Kota T sebut saja begitu.
Kehidupan Nico, panggilan akrab Junico tak seindah dalam benak semua orang. Keluarganya hancur, Sang ibu menelantarkannya lantaran memilih mengejar karir sebagai seorang Fashion Designer. Ayahnya sibuk bekerja tanpa perduli bagaimana membimbing dan menyayangi putranya. Sungguh keluarga yang jauh dari kata sempurna. Tempo hari kakak kandungnya, satu-satunya keluarga yang paling peduli pada Nico dikabarkan meninggal. Semua hal itu membuat hatinya semakin kosong.
Nico memilih kebut-kebutan di jalanan. Supaya dia hanya fokus pada kecepatan, angin yang menerpa tubuh dan suara nafasnya. Sehingga dia akan lupa dengan masalah yang sedang di hadapi. Lupa dengan kesedihan karena kehilangan kakak tercintanya.
...****************...
Di tempat lain, Yessi yang merasa terguncang. Berjalan tak tentu arah. Berjalan lunglai dengan kendaraan banyak hilir mudik di sekitarnya. Air mata terus membanjiri. Tangannya mengelus perut yang sudah positif mengandung jabang bayi.
Yessi tak sanggup menjalani hari esok. Kehilangan orang yang dicintai, tepat dua hari sebelum pernikahan sekaligus hari ulang tahunnya. Membuat Yessi semakin terpuruk. Jika detik ini nyawanya dicabut. Maka dengan suka rela dia menyambutnya. Tanpa sadar dia merentangkan tangan. Dunia yang dipijak seolah berputar. Tak jauh dari tempatnya berdiri. Suara bel truk menggema berulang kali.
Semakin lama semakin dekat. Yessi tak bergeming. Cahaya lampu truk menyilaukan mata. Dia siap jika harus menyusul Alfatih saat itu juga. Sang sopit truk yang mengetahui ada orang di depannya. Berusaha menginjak rem dengan cepat.
Bunyi pedal rem yang diinjak kuat, berderit dengan keras. Tiba-tiba sekelebat bayangan berlari ke arah Yessi. Menariknya ke pinggir dengan cepat. Hingga keduanya berguling bersama.
Samar-samar Yessi melihat wajah seorang pria yang mirip dengan Alfatih, calon suaminya yang sudah meninggal. Yessi yang masih terguncang mengira itu adalah calon suaminya.
“Ma…mas….Al? Mas Al? benarkah ini kamu mas?” tanya Yessi sambil menggoncangkan tangan pria itu.
Tetapi Yessi yang pikirannya kalut. Terus berbicara.
“Mas! Kenapa kamu tega meninggalkanku? hari ini kita akan menikah. Kenapa ada yang mengatakan kamu meninggal?” isak tangis mulai terdengar dari mulutnya.
“Mas, aku mohon jangan membuatku stress seperti ini. Lihatlah, di perut ini telah tertanam buah cinta kita. Aku sedang mengandung anakmu.” Yessi mulai berlinang air mata.
“Jangan tinggalkan aku mas!” lagi-lagi suara Yessi yang diiringi isak tangis terdengar keras.
Yessi menatap sayu pada pemuda itu. Tangannya menyentuh pipi si pemuda dengan lembut.
“Mas…Mas Al.” tubuh Yessi tak kuasa lagi menahan gejolak di hatinya.
Yessi langsung tak sadarkan diri.
...****************...
Yessi mulai siuman. Seolah dia terbangun dari tidur panjang. Kepalanya terasa pening. Namun dia paksa untuk tetap membuka mata. Sampai terdengar suara lembut memanggilnya.
“Nak, ibu di sini…. bagaimana perasaanmu? Apa masih merasa sakit?”
Yessi mulai menemukan kembali kesadarannya. Di ruangan yang serba putih, sudah berdiri beberapa orang yang menatapnya. Di dekatnya ada ayahnya. Lalu ada pria yang kelihatan masih muda mengenakan masker.
Pak Rauf yang merupakan ayah Yessi, mendekat ke arah putrinya itu.
“Nak, dia adalah Nak Nico. Nak Nico yang menyelamatkanmu saat tadi kamu hampir tertabrak truk. Selain itu maksud kedatangannya kemari karena memaksa…..”
Pak Rauf diam sejenak. Menimbang segala kemungkinan. Jika dia mengatakan ini. Tetapi harus dilakukannya.
“Nak Nico ingin menikahimu.”
Yessi masih berusaha mencerna maksud ayahnya. Sang ayah melanjutkan kalimatnya kembali.
“Nak Nico akan menggantikan kakaknya sebagai pengantin pria.”
Serasa disambar petir di siang bolong. Membuat Yessi terasa ditampar ribuan tangan.
“A…apa???!” teriaknya.
Sang Ibu berusaha menenangkan. Kepala Yessi seketika terasa berat. Bagaimana bisa dia menikahi adik calon suaminya sendiri. Apa kata orang nantinya.
“Tidak…aku tidak akan menikah dengan siapapun.” tolak Yessi tegas.
Pak Rauf membuka suara. Meski harus menahan gejolak di dada.
“Nak, bapak tahu betul. Ini sangat berat untukmu. Kehilangan Nak Al di hari pernikahan kalian. Kamu pun sedang mengandung anaknya.” suara Pak Rauf terasa serak. Ikut menahan kesedihan yang Yessi rasakan.
Yessi yang teringat itu, berurai air mata. Dadanya terasa sakit. Dia hampir sulit bernafas
“Ta…tapi pak, aku tidak akan melakukannya.” Yessi lagi-lagi menolak.
Lanjutnya diantara isak tangis.
“Bagiku, tidak ada yang bisa menggantikan Mas Al.”
“Nak, bapak mengerti perasaanmu. Tetapi calon bayimu juga membutuhkan nama seorang ayah. Jangan menolak kebaikan Nak Nico. Dia rela melakukan ini demi almarhum kakaknya. Sekaligus melindungi calon keponakannya.”
Junico hanya diam saja dan memilih bersandar di dinding sembari melipat tangan. Entah apa yang ada dalam pikirannya.
“Ta…tapi..pak?!” Yessi berusaha menolak.
Dia menatap kedua orang tuanya. Memohon supaya pernikahan ini jangan dilaksanakan. Tetapi orang tuanya hanya menggeleng. Pikirannya sungguh kalut. Memang benar adanya, bayi dalam kadungannya membutuhkan nama seorang ayah. Nama yang akan tertulis di akta kelahirannya kelak.
Jangan sampai dia lahir ke dunia, merasakan olok-olokan orang yang dianggap sebagai anak di luar nikah. Yessi hanya bisa menangis sejadi-jadinya sembari mengelus perutnya. Tidak ada pilihan untuknya. Selain terpaksa menikahi adik calon suaminya.
Keadaan yang memaksa Yessi membuat pilihan ini. Demi masa depan buah hatinya. Dia rela menanggung beban berat. Yessi hanya menginginkan kehidupan sempurna untuk buah hatinya kelak.
...****************...
Dunia Yessi seolah-olah sedang kiamat. Tidak ada jalan lain selain terpaksa menikah dengan Nico. Malam itu, di rumah sakit. Diadakan akad nikah antara Nico dan Yessi. Pernikahan yang tidak lagi diiringi tawa. Melainkan isakan tangis bernada duka.
Janji suci telah terucap. Mereka kini saah menjadi suami istri. Hanya derai air mata membanjiri wajah Yessi. Pernikahan terpaksa ini, sangat dirahasiakan. Hanya orang tua, adik dan sepupu Yessi yang mengetahui.
Kemalangan Yessi semakin bertambah. Entah takdir apa yang sedang dia tanggung. Hingga harus menikahi pemuda yang usianya terpaut cukup jauh. Ditambah pemuda itu adalah adik calon suaminya. Mendung menggelayut di atas kepala Yessi. Goresan pena sastranya kini bukan berkisah tentang cinta dan asmara. Melainkan petaka yang entah kapan ada ujungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Defi
Yessi yuk kuat yuk, demi calon bayi yang dalam kandunganmu..
2023-08-29
0
hitari yura
hamil di luar nikah
2023-07-04
0