Beberapa bulan berlalu, Jia mendapatkan pencapaian yang luar biasa menurutnya. Ia berhasil memiliki lencana gold di aplikasi novel onlinenya. Itu berarti Jia sudah mendapatkan penghasilan sendiri. Ia berhasil menarik uangnya dan ia gunakan untuk membeli keperluan Valle. Tidak lupa ia juga membeli beberapa skincare untuk perawatan wajahnya yang sudah lama tidak tersentuh skincare sama sekali.
Pagi ini selesai mandi, Jia duduk di meja riasnya. Ia mulai mengaplikasikan cream siang di wajahnya. Alex yang baru saja keluar dari kamar mandi, menatapnya dengan intens.
" Uang darimana kamu bisa membeli skincare itu?" Tanya Alex.
" Kemarin aku menarik uang hasil novel ku Mas." Sahut Jia tanpa menoleh.
" Menarik uang bukannya untuk membantu membeli kebutuhan malah kamu gunakan untuk membeli barang tidak berguna. Kamu kan tahu, aku tidak suka kamu berdandan. Lalu untuk apa kamu membeli semua itu?"
Ya... Alex memiliki sifat yang sangat unik, yaitu ia tidak suka jika Jia berdandan. Entah apa alasannya, Jia sendiri tidak tahu. Alex berkata kalau Jia akan terlihat jelek dan tua kalau berdandan. Itu sebabnya Jia hanya berpenampilan biasa saja selama ini.
" Mas aku tidak berdandan, aku hanya pakai cream saja untuk perawatan. Aku juga ingin terlihat cantik di mata kamu Mas." Ujar Jia.
" Cantik di mataku apa di mata pria lain hah? Apa kamu pikir aku tidak tahu alasanmu yang sebenarnya? Kau ingin membuat para lelaki tergoda denganmu kan? Kalau kamu sudah tidak bisa di atur, terserah saja. Aku sudah tidak peduli." Ucap Alex.
Jia menghela nafasnya pelan, selama ini seperti inilah yang selalu ia rasakan. Jia menatap Alex yang sedang berdiri di depan cermin memakai bajunya dengan perasaan sedih.
" Tidak perlu menatapku seperti itu, sekarang siapkan sarapan untukku." Ucap Alex.
" Iya Mas." Sahut Jia.
Jia segera berlalu dari kamarnya menuju meja makan. Ia menata makanan yang tadi sudah di masaknya di atas meja. Valle yang sudah berseragam sekolah berjalan menghampirinya.
" Pagi Ma." Ucap Valle.
" Pagi sayang." Sahut Jia.
Alex berjalan dengan gagahnya lalu duduk di kursinya. Jia segera mengambilkan makanan untuk sang suami tercinta. Mereka makan dengan khidmat.
" Mas." Ucap Jia membuka suara.
Hening, Alex tidak menyahutnya sama sekali.
" Hari ini aku mau jalan jalan sama teman teman ke pantai. Aku..
" Tidak usah, di rumah saja. Selesaikan pekerjaan rumahmu, rumput halaman belakang sudah tumbuh banyak lebih baik waktumu kamu gunakan untuk mencabutnya. Jadi rumah terlihat bersih." Sahut Alex memotong ucapan Jia.
" Tapi Mas aku sudah janji dengan mereka, aku..
" Kalau aku bilang tidak boleh ya tidak boleh Jia. Tidak usah membantah lagi. Selesaikan makan dan antar putri kesayanganmu itu ke sekolah." Ucap Alex.
Jia memilih bungkam daripada terjadi masalah. Ia meneruskan makan dengan hati dongkol. Selama ini Alex tidak membiarkannya pergi bebas bersama teman temannya. Itu sebabnya terkadang Jia pergi tidak meminta ijin dulu kepada Alex, apalagi kalau Valle mengajaknya ke pantai untuk sekedar refreshing.
" Oh ya, aku di tugaskan ke luar kota menemani Bos untuk beberapa hari."
Senyuman Valle dan Jia mengembang sempurna di sudut bibirnya. Mereka merasa senang jika Alex pergi ke luar kota. Setidaknya mereka berdua bisa bernafas dengan bebas sebebas bebasnya.
" Kapan kamu pergi Mas?" Tanya Jia.
" Sepulang dari kantor aku langsung pergi, aku tidak pulang dulu. Sekarang packing keperluan ku, aku akan menunggu." Ujar Alex.
" Baik Mas."
Jia segera kembali ke kamarnya untuk melakukan perintah Alex.
Di meja makan Alex menatap Valle yang hanya menundukkan kepala karena tidak berminat untuk sekedar mengobrol dengan ayahnya.
" Papa mau pergi, kamu jangan nakal di rumah. Belajar dengan baik supaya kamu bisa mendapat peringkat yang baik. Bantu mama kamu menyelesaikan pekerjaan rumah. Kasihan kalau mama kamu melakukannya sendirian. Kamu kan tahu kalau mama kamu kecapekan migrain nya bisa kambuh, siapa yang akan mengurus mama kamu kalau Papa tidak ada di rumah." Ujar Alex menasehati Valle.
" Iya Pa." Sahut Valle.
Terkadang Valle merasa bingung dengan sikap papanya. Kalau di rumah papanya terkesan dingin dan cuek, tapi kalau sedang di luar kota, papanya memberikan perhatian pada mamanya layaknya seorang suami yang baik. Entah apa yang ada di pikiran ayahnya, Valle sendiri tidak tahu.
Selesai berkemas, Alex segera berangkat ke kantor. Dan Jia mengantar Valle ke sekolah dengan menaiki motor matic pemberian ayahnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jam dua belas siang, Jia menjemput Valle sekolah. Sampai di depan sekolah, rupanya bel kepulangan siswa belum berbunyi. Jia memilih berteduh di depan ruko yang ada di depan sekolah. Ia duduk di sana sambil memainkan ponselnya.
" Jian Prisillya."
Jia menoleh ke asal suara yang memanggil namanya.
Deg....
Jantungnya berdetak sangat kencang saat menatap pria tampan di depannya, Jia ingat betul siapa dia. Seorang teman masa putih biru yang pernah menyatakan cinta kepadanya.
" Wahyu." Ucap Jia.
Wahyu tersenyum ketika Jia masih mengenalinya.
" Rupanya kau masih mengenaliku." Ujarnya duduk di sebelah Jia.
Wahyu memang terlihat sangat berbeda. Yang dulu dekil, item sekarang menjadi tinggi, berkulit putih dan jangan tanyakan wajahnya. Wajahnya berubah seratus persen yang semula jelek kini menjadi tampan, namun hal itu tidak membuat Jia melupakannya.
Jia menanggapi ucapan Wahyu dengan senyuman.
" Lama tidak bertemu, bagaimana kabarmu?" Tanya Wahyu.
" Alhamdulillah baik." Sahut Jia.
" Ngapain kamu di sini?" Wahyu bertanya lagi.
" Aku sedang menjemput anakku." Sahut Jia menunjuk ke sekolahan Valle.
" Owh. Sudah besar ya anakmu." Gumam Wahyu. Jia menganggukkan kepalanya.
" Andai saja dulu kamu tidak menolakku, pasti anak kita juga sudah besar sekarang." Ujar Wahyu.
" Apaan sih Yu." Ujar Jia enggan membicarakan tentang masa lalu mereka.
" Kalau kamu?" Tanya Jia.
" Pasti kamu sudah berkeluarga kan?" Sambung Jia.
" Anakku masih dua tahun." Sahut Wahyu.
" Owh." Gumam Jia.
Mereka lanjut mengobrol layaknya teman yang telah lama tidak bertemu pada umumnya. Wahyu terus menatap Jia dengan perasaan tidak menentu di dalam hatinya. Ada kebahagiaan tersendiri saat Jia tidak berusaha menghindarinya seperti beberapa tahun silam.
" Aku bahagia melihatmu bahagia Jia, tapi akan lebih bahagia jika aku bisa kembali dekat denganmu." Ujar Wahyu dalam hati.
Ingin sekali Wahyu menghabiskan waktu dengan duduk bersama Jia. Namun saat ini ia sedang terburu buru karena ada urusan penting yang harus ia selesaikan. Tidak lupa Wahyu meminta nomer Jia, dan tanpa di duga Jia pun memberikannya.
" Aku pergi dulu ya, kamu hati hati pulangnya. Jangan sampai lecet! Kalau ada apa apa segera hubungi aku, aku sudah mengirimkan nomerku ke ponselmu." Selalu seperti itu, Wahyu selalu memberikan perhatian yang lebih pada Jia.
" Iya." Sahut Jia.
Jia menatap punggung Wahyu yang mulai menjauh darinya. Ia menggelengkan kepala saat teringat dengan masa lalu mereka. Jia menolak Wahyu karena Alex, Alex lebih mendominasi hatinya daripada Wahyu.
Tak lama Valle keluar dari gerbang sekolahnya. Jia segera melajukan motornya menuju rumahnya.
...----------------...
Jam sembilan malam Jia masih terjaga, ia sedang mengetik naskah novelnya melanjutkan cerita yang ia buat kemarin.
Ting..
Ponselnya berdering tanda pesan masuk. Jia membukanya lalu membaca pesan yang ternyata di kirimkan oleh Wahyu.
Malam Jia apa kamu sudah tidur ~Wahyu
Belum ~ Jia
Pasti lagi ngetik novel ~ Wahyu
Hmm ~Jia
Aku ganggu nggak? Atau malah butuh teman buat begadang ~Wahyu
Butuh teman nih kaya'nya 😁~Jia
Baiklah kalau gitu, aku temenin ~Wahyu
Salah... Ya Jia memang salah karena Jia mau menanggapi pesan dari pria lain. Tapi Jia berpikir mereka hanya berteman saja, tidak lebih.
Mereka bertukar pesan sampai larut malam, bahkan sampai Jia berhasil menyerahkan naskah dua bab sekaligus. Entah mengapa malam ini imajinasinya begitu lancar tidak seperti biasanya yang pergi timbul. Mungkin karena ada teman yang membuat semangatnya membara.
Dari sinilah kedekatan Wahyu dan Jia terjalin. Walaupun hanya lewat media saja namun semua itu membuat Jia merasa nyaman. Jia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, apakah rasa nyaman itu akan berubah menjadi perasaan cinta? Atau hanya sekedar rasa nyaman saja?
Mau tahu jawabannya? Tunggu di bab selanjutnya ya...
Eits.. Jangan menghujat Jia sebagai pelakor ya.. Pantengin terus biar tahu endingnya...
Jangan lupa tekan like koment vote dan hadiahnya...
Terima kasih....
Miss U All...
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
sella surya amanda
next
2023-07-04
1