Dari sinilah awal perubahan hidup Jia. Ia bertekad untuk mencari penghasilan sendiri walaupun tidak seberapa yang penting bisa memenuhi keinginan anaknya tanpa harus meminta uang dari suaminya yang terkesan pelit itu. Ia tidak mau terus terusan merasakan hinaan suami yang malah akan membuatnya sakit hati.
Namun yang jadi masalah saat ini adalah Jia sedang di landa kebingungan, ia ingin bekerja namun ia tidak di perbolehkan bekerja oleh Alex. Lalu pekerjaan apa yang bisa ia lakukan di dalam rumah saja tanpa pergi kemanapun?
Jia berjalan mondar mandir di dalam kamarnya. Kamar berukuran tiga kali empat dan di isi dengan ranjang yang hanya cukup di tempati berdua saja. Di sertai meja kerja sang suami yang terletak di pojokan sebelah almari pakaiannya.
Jia duduk di tepi ranjang, ia membuka ponselnya. Ia mencoba membuka aplikasi Pl@ystore mencari aplikasi yang membuka peluang penghasilan untuknya, barangkali ia bisa menemukannya. Ia terus menscroll sambil membaca kegunaan aplikasi yang sedang di pasarkan di pl@ystore tersebut.
Tiba tiba tangannya berhenti pada sebuah aplikasi novel online yang berwarna biru. Ia membaca setiap ulasan orang yang mengunduh aplikasi tersebut. Aplikasi yang banyak di minati oleh para pecinta novel karena gratis membacanya. Tanpa pikir panjang, ia segera mengunduh aplikasi tersebut.
Selesai mengunduh, Jia membuka aplikasinya lalu log in dengan menggunakan akun facebooknya. Ia mulai membaca satu novel milik penulis superstar di aplikasi tersebut. Sekitar lima belas menit ia membaca, ia membuka profilenya sendiri lalu mempelajari apa saja isi yang ada di profile tersebut.
" Mengetik naskah." Gumam Jia.
" Ya, aku bisa memulai dari sini. Tapi apakah aku bisa sehebat penulis senior itu? Bagaimana jika di tengah jalan aku kehilangan inspirasi?" Jia ragu untuk memulainya.
Maklum saja, ia hanya lulusan SMP yang tidak punya pengetahuan luas seperti para penulis lainnya. Jangankan pengetahuan luas tentang umum, tentang setiap daerah sekitarnya saja ia tidak tahu. Seumur hidupnya hanya ia habiskan di rumah saja. Ia tidak tahu bagaimana rasanya merantau ataupun bekerja. Selesai sekolah SMP, ia langsung di pinang oleh Alex saat itu.
Selain karena cinta, faktor ekonomi pun menjadi pemicu pernikahan muda keduanya. Orang tua Jia tidak mampu membayar sekolah SMA waktu itu, apalagi dulu sama sekali belum ada bantuan dari pemerintah sehingga membutuhkan banyak biaya. Di tambah lagi, Alex memang pacar Jia sejak kelas dua SMP. Saat saat itu, adalah saat saat takutnya kehilangan, merasa ada kesempatan untuk memiliki Alex, Jia langsung menerima pinangannya tanpa berpikir panjang kedepannya.
" Bismillah, aku berniat menulis novel untuk diriku sendiri. Rejeki pasti akan mengikuti, jika Tuhan menjadikan ini sebagai ladang penghasilanku, maka aku yakin akan ada pembaca yang mau mampir ke novelku meskipun tidak sebanyak pembaca penulis lainnya. Rezeki tidak ada yang tahu, siapa tahu dari sini aku bisa mendapatkan hasil yang lumayan untuk memenuhi kebutuhan Valle."
" Berkahi keputusanku ini Ya Robbi. Demi anakku, demi kebahagiaan anakku semoga Kau memberikan rezeki yang mengalir deras di sini. Amin." Monolog Jia.
Jia mulai menulis novel pertamanya yang berjudul pria cacat itu suamiku. Terinspirasi dari pertemanan putrinya dengan seorang cowok yang mengalami cacat tangan. Ia menulis kata demi kata hingga menjadi rangkaian paragraf yang sempurna. Walaupun ia hanya lulusan SMP tapi dari kecil ia memang suka mengarang cerita. Di sinilah Jia mulai menuangkan hobi yang sudah lama terpendam.
...****************...
Malam hari selesai makan malam, Alex dan Jia kembali ke kamarnya. Alex duduk di ranjang bersandar pada head board sambil memainkan game onlinenya. Jia segera mendekatinya, ia duduk di samping Alex.
" Mas." Panggil Jia.
Alex tidak bergeming, ia fokus pada game yang sedang berjalan seperti biasanya.
" Mas." Ucap Jia dengan masa lebih keras.
" Hmm." Gumam Alex.
" Aku mencoba menjadi penulis novel online. Aku minta doamu agar kelak novel yang aku buat bisa sukses seperti novel novel lainnya." Ucap Jia.
Awalnya Jia tidak ingin memberitahu Alex, namun ia berpikir bagaimana pun Alex adalah suaminya. Alex harus tahu apa yang Jia lakukan. Dan ridho suami penting bagi usahanya saat ini. Ia diam menunggu jawaban dari Alex, kalaupun Alex melarangnya, ia tetap akan membangkang. Cukup sudah baginya telah menurut apa kata Alex.
" Gimana menurutmu Mas?" Tanya Jia.
" Untuk apa kamu membuang buang waktumu. Kau tidak akan mendapat banyak uang dari sana. Mengurus pekerjaan rumah saja kamu keteteran, apalagi di tambah menulis novel. Yang ada seharian kamu hanya bermain ponsel tanpa melakukan pekerjaan apapun. Rumah pasti akan berantakan kalau kau jadi orang sibuk. Belum lagi kalau migrain kamu kambuh, sudah tahu tidak bisa berpikir keras malah mau menulis novel. Kau akan merasa lelah nantinya." Ucap Alex.
Jia sudah menduga sebelumnya, jawaban Alex pasti selalu seperti ini jika dia menyinggung tentang keinginannya untuk bekerja. Entah apa alasan Alex sebenarnya, entah karena saking cintanya dengan Jia hingga ia tidak mau Jia sampai kecapekan atau karena Alex takut Jia tidak akan menghormatinya lagi jika Jia punya penghasilan sendiri.
Apalagi selama ini Alex selalu membiarkan Jia bersikap mandiri. Pekerjaan apapun selalu Jia lakukan sendiri, seperti mengangkat galon, memasang tabung gas. Bahkan membeli beras beberapa karung saja Jia lakukan sendiri karena Alex akan berkata Jia manja jika berani meminta bantuannya.
Jia nampak menghela nafasnya pelan.
" Selalu begini, melarangku bekerja tapi tidak mau mencukupi kebutuhan kami. Terus aku harus bagaimana? Semakin ke sini aku merasa semakin terhimpit oleh keadaan. Di sisi lain aku ingin membahagiakan anakku tapi di sisi lain aku selalu terkekang oleh suamiku. Ya Tuhan... Berikan aku kesabaran untuk menghadapi sikapnya yang sulit di mengerti ini." Jia hanya bisa menggerutu dalam hatinya. Bisa bisa terjadi perang dunia kedua kalau ia berani mengeluarkannya langsung pada Alex.
" Aku akan membagi waktuku Mas, aku janji tidak akan mengesampingkan pekerjaan rumahku." Ujar Jia.
" Terserah kau saja, aku tidak mau tahu itu. Dan ya.. Ajari Valle untuk mengerjakan pekerjaan rumah agar dia tahu pekerjaan. Tidak bisanya hanya mengurung diri di dalam kamar saja. Sudah masuk SMP masih tidak tahu pekerjaan rumah. Mau jadi apa dia." Ucap Alex menohok hati Jia.
Lagi lagi Jia hanya bisa menghela nafasnya pelan. Padahal selama ini Valle selalu membantu Jia melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci piring, bahkan memasak nasi pun sudah Valle lakukan sejak kelas empat SD meskipun menggunakan magic com.
Namun Alex tidak bisa melihat semua itu. Ia selalu merendahkan Valle sesuka hatinya. Yang di bilang pemalas lah, bodoh lah tidak seperti teman temannya. Hal itu membuat Valle semakin jauh dengan papanya. Ia selalu mengurung diri di dalam kamar jika papanya ada di rumah. Ia terlalu malas berhadapan dengan papa yang tidak pernah menghargai mamanya. Valle bukan anak kecil lagi, ia tahu apa yang sebenarnya ibunya rasakan selama hidup bersama papanya.
Jia berbaring miring membelakangi Alex. Tak terasa air mata menetes begitu saja di pipinya. Tahu jika istrinya sedang menangis, tidak membuat Alex ingin menenangkannya. Ia lebih asyik memencet layar pada ponselnya untuk memenangkan permainanya.
Bagi Jia ini sudah biasa. Selama ini apapun yang ia lakukan tidak pernah mendapat dukungan dari Alex. Hanya Valle lah anak sekaligus sahabat yang selalu menemani dan mendukungnya.
Begitupun sebaliknya, Jia selalu mendukung Valle sendirian. Demi kebaikan Valle apapun ia lakukan. Ia bahkan sebisa mungkin membuat Valle merasa nyaman dalam hal apapun. Bagi Jia, selama ia masih hidup Valle tidak akan kekurangan satu apapun.
Sudah puas mengeluarkan banyak air mata, Jia beranjak dari ranjang. Ia mengambil ponselnya, ia kembali membuat bab baru pada novelnya.
" Akan aku tunjukkan padamu Mas, jika suatu saat nanti aku akan sukses. Dan aku bisa membelikan apapun yang anakku mau tanpa harus meminta uang dari kamu." Batin Jia.
Valle nih... Cantik nggak?
Sedih nggak sih? Pastinya sedih kan..
Terima kasih atas dukungan kalian semua..
Miss U All...
TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
S
Yang dialami Jia atau pun Valle itu sangat banyak terjadi di dunia nyata.Laki laki yg merasa di butuhkan menjadikan lupa bahwa itu mmg tanggung jawabnya.Tidak tahu sikapnya akan jdi bemerang buat dia sendiri.
2023-08-06
1
Nofita Sari
sedih bgt thor bner2 nyentuh hati bgt dn bkim baper ketekad'an jia buat nyenengin velle bsa jga buat inspirasi dn contoh serta semangat buat kita
2023-07-05
1