Vey berjalan dengan penuh percaya diri, di temani salah satu karyawan menuju ruangan di mana Davin berada. Dia memakai dress sexy berwarna merah. Dengan potongan dada rendah yang terlihat elegan, namun tidak berkesan murahan. Dibalut dengan blazer berwarna hitam seperti sekretaris pada umumnya.
Make up natural yang begitu pas di wajahnya menambah kecantikan serta kepercayaan dirinya. Penampilanya kali ini sangat berbeda dari dari dirinya di masa lalu yang selalu tampil sederhana.
"Ini ruangan pak.Davin, mbak!!" Seorang karyawan wanita membukakan pintu ruangan Davin dengan menundukan badanya penuh hormat.
"Terimakasih!!" Vey tersenyum seperlunya.
Vey langsung menyapa suaminya yang saat ini menjadi bosnya. Vey berdiri di depan Davin dan menyapanya. Davin masih sibuk dengan berkas berkas di hadapannya. Dia belum melihat wajah sekretaris barunya yang tidak lain adalah istrinya sendiri.
Vey masih berdiri, menunggu Davin meresponya atau sekedar mempersilahkan untuk duduk. Tetapi Davin masih fokus pada berkas-berkas di di mejanya.
"Apakah ada yang bisa saya bantu, pak. Davin. Kelihatanya pak Davin kesulitan dengan tumpukan berkas-berkas ini."
Setelah mendengar tawaran Vey, Davin mendongakan wajahnya menatap Vey. Pandangan mereka bertemu secara langsung. Vey tersenyum sangat manis, Davin mengernyitkan alisnya.
"Kau. Bukankah kau wanita yang tempo hari datang ke rumahku?" Ucap Davin terkejut.
"Benar, pak. Saat ini sayalah yang menjadi sekretaris anda dan berkewajiban membantu semua pekerjaan anda," ucap Vey penuh keramahan.
"Siapa yang menerimamu kerja di sini?" Davin sudah terlihat murka. Segera dia memanggil bagian HRD untuk ke ruangannya. Sementara Vey masih berdiri dan mengulum senyumnya. Dia yakin, suaminya akan memarahi bagian HRD karena telah menerimanya bekerja di sini tanpa sepengetahuan bosnya.
Tak lama kemudian Rizal bagian HRD tiba di hadapan Davin. Kepalanya menunduk tetapi matanya melirik ke arah Vey yang berdiri di sampingnya. Davin menegur Rizal karena lancang menerima Vey begitu saja.
"Maaf pak. Davin. Bukankah pak. Davin sendiri yang bilang, memasrahkan semua kepada saya? Maaf jika saya salah, pak."
Davin membentak Rizal, tidak peduli siapa yang salah. Dia terlalu egois, padahal dia sendiri yang memasrahkan kepada Rizal tentang pencarian secretaris untuknya. Di hari itu juga Davin akan memecat Vey. Vey tidak terima karena Davin belum melihat kinerjanya seperti apa.
"Anda tidak bisa seenaknya sendiri, pak. Anda belum melihat kinerja saya, bagaimana bisa anda asal memecat saya. Jangan membawa urusan pribadi dengan pekerjaan, pak," protes Vey.
"Saya bosnya, terserah saya jika saya ingin memecat siapa saja. Termasuk kamu, saya tidak ingin mempekerjakan wanita sepertimu."
Vey tahu, pasti suaminya bersikap demikian karena termakan hasutan Renata. Karena Davin yang dia kenal selama ini bukanlah Davin seperti di hadapanya saat ini. Vey hendak melayangkan protes lagi, namun dia urungkan.
Rizal memberikan berkas-berkas biodata milik Vey. Di berkas itu sangat jelas menjelaskan bahwa Vey adalah wanita yang sangat cerdas. Dia adalah lulusan Harvard University dengan nilai terbaik.
Rizal tidak asal-asalan merekrutnya menjadi sekretaris Davin. Selain good looking, Vey juga sangat pintar. Orang seperti Vey di yakininya bisa membuat perusahaan Wings corporation semakin maju. Entah kenapa Rizal begitu yakin, feelingnya mengatakan demikian.
Davin tidak tertarik meskipun Vey adalah lulusan terbaik Harvard University sekalipun. Mengingat rengekan Renata tempo hari, Davin meyakini wanita yang berdiri di depannya itu bukanlah wanita yang baik.
Davin hendak menyerahkan kembali berkas-berkas milik Vey dan memecatnya saat itu juga. Bertepatan dengan salah satu karyawan memberi tahu bahwa sebentar lagi ada meeting dadakan dengan perusahaan Angkasa Group. Davin kelabakan, di saat-saat seperti ini, Angkasa group mengadakan meeting dadakan. Davin belum memiliki persiapan, hanya bermodal tumpukan berkas-berkas di atas meja kerjanya.
Vey tersenyum smirk. Semua ini sudah direncanakan olehnya dan juga kakaknya. Bagas adalah Ceo Angkasa Group. Davin tidak akan bisa menolak meeting dadakan dengan Angkasa group.
Pria itu mengumpat. Dia langsung melangkah meninggalkan Rizal dan Vey. Vey tetap mengikutinya karena itulah tugasnya menjadi sekretaris. Merasa ada yang mengikuti, Davin pun menoleh dan meminta Vey untuk jangan mengikutinya. Vey tidak mendengarkan ucapan Davin, dia tetap mengikuti Davin.
Sampai di ruang meeting pun, Vey tetap mengikuti Davin. Dia duduk di samping Davin, berseberangan dengan Bagas kakaknya yang baru saja tiba. Mata mereka saling pandang, seolah mereka saling memuji.
Bagas datang untuk marah-marah, karena kerjasamanya dengan Davin membuatnya rugi besar. Bagas juga mengancam akan membatalkan kerjasamanya dengan Wing Corporation. Tentu saja Davin terkejut, bisa-bisa Davin rugi puluhan miliar jika sampai Angkasa group membatalkan kerjasamanya.
Terlihat wajah penuh kebingungan dari raut wajah Davin. Tidak ada yang bisa membantunya saat ini. Vey melirik kakaknya, Bagas memberinya kode agar membantu Davin. Vey tersenyum lalu mengangguk dan selanjutnya dia langsung berbisik di telinga Davin.
"Anda perlu bantuan, pak? Saya bisa membantu anda!!" Tawar Vey tersenyum.
Davin tetap acuh tak acuh. Bahkan dia meragukan kinerja wanita seperti Vey. Tanpa izin terlebih dahulu, Vey mengambil tumpukan berkas-berkas yang berada di depan Davin. Dia langsung menyalakan monitor dan memulai memecahkan masalah antara Wing Corporation dengan Angkasa group.
Vey sangat santai dalam menjalankannya, karena sebelumnya dia sudah mempelajarinya dari Bagas kakaknya. Semua yang ada di dalam ruangan menatap kagum pada Vey. Dari cara Vey menjelaskan saja, orang-orang di ruangan itu sudah bisa menilai Vey adalah wanita pintar. Davin pun sampai tidak berkedip memperhatikan Vey.
Davin juga heran, hanya dengan bermodal berkas berkas yang belum dipelajarinya, Vey mampu berpresentasi dengan sangat lancar. Dan yang lebih membuat Davin heran, Bagas memberikan tepuk tangan kepada Vey. Dia saja yang sebagai seorang Ceo di perusahaan itu belum pernah mendapat tepuk tangan dari Bagas.
Setelah selesai berpresentasi, Vey menatap Davin lalu berbisik. "Apakah kinerja saya cukup bagus, pak? Apakah anda masih meragukan kinerja saya? Anda pasti menyesal jika memecat saya.
Tepuk tangan yang gemuruh di berikan kepada semua orang yang hadir di meeting itu. Kecuali Davin, dia masih terheran-heran dengan kelebihan sosok sekretaris barunya. Bahkan berkat persentase Vey barusan, dengan mudahnya Bagas berkata akan tetap bekerja sama dengan Wins corporation.
Mereka semua memuji kemampuan Vey yang membuat mereka semua kagum. Bagas memuji Davin, karena dia mempekerjakan sekretaris sepintar Vey. Vey tersenyum penuh kemenangan. Dia yakin setelah ini pasti Davin akan menerimanya menjadi sekretarisnya walaupun terpaksa.
Kerja sama antara Angkasa group dan Wing corporation di perpanjang. Meeting pun selesai dengan sangat lancar berkat bantuan Vey. Vey berjalan mengikuti Davin ke ruang kerjanya. Davin duduk di kursi kebesaran nya sambil memandang penampilan Vey dari atas hingga ke bawah.
"Baiklah. Karena kinerjamu cukup bagus, kamu boleh kerja di sini!!" Ucap Davin setelah memikirkan matang-matang keputusan.
Vey tersenyum senang, senang dalam arti bisa selalu dekat dengan suaminya. Dia bisa leluasa melancarkan misinya. Menaklukan Davin terlebih dahulu sebelum melumpuhkan saudara tirinya dan ibu tirinya.
"Terimakasih suamiku! Rencana yang cukup baik," gumamnya dalam hati sambil tersenyum memandang suaminya.
Bohong jika Davin tidak terpesona dengan nya. Tatapan pria itu sangat jelas terlihat terpesona dengan kecantikan serta kagum dengan sosok sekretaris barunya. Dalam hatinya mengakui, Vey adalah wanita yang cerdas. Semua bisa terlihat dari caranya berpresentasi saat meeting tadi. Selain good looking, smart, dia juga good speaking. Public speakingnya sangat bagus, sehingga semua orang yang berada di ruang meeting bisa ditaklukan dengan mudah.
Tentu saja Vey sangat lancar dalam berpresentasi. Selain bantuan dari Bagas, selama ini memang dialah yang berada di belakang suaminya. Dialah yang yang bekerja mengelola perusahaan meskipun dari rumah. Dia sudah hafal semua hal tentang Wing Corporation. Jadi bukan tidak mungkin, Wing Corporation berada di genggamannya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
💦Mak Phi-khun
Seandainya aku wanita seperti Pey
2023-07-21
0
Dani Dapin
karja sama kakak bradik yg kompak hhh
2023-07-19
1
Kadita Kaslan
kayak sabun colek tor🤣🤣
wings sabun colek
2023-07-14
5