Seorang wanita berparas cantik natural tanpa polesan apapun di wajahnya, menginjakan kembali kakinya di halaman rumah yang beberapa bulan ini dia tinggal. Matanya melihat rumah mewah berlantai tiga lengkap dengan pilar pilarnya yang kokoh.
Dua hari lalu dia tiba di Indonesia berkat bantuan Bagas kakaknya. Hari ini dia nekat pergi sendiri untuk menemui Davin suaminya tanpa sepengetahuan kakaknya. Vey memastikan Bagas pergi ke kantornya sebelum dia pergi ke rumah tempat suaminya dan adik tirinya berada.
Dengan langkah penuh semangat, dia sudah tidak sabar berjumpa dengan suaminya. Rasa rindu yang dia tahan berhari hari ingin dia lupakan hari itu juga.
Vey membuka pintu utama rumah mewahnya yang tidak tertutup rapat. Menandakan ada seseorang di dalam sana. Dia masuk begitu saja karena ini adalah rumahnya dan bukan rumah orang lain. Matanya melihat setiap sudut ruangan dan dia melihat dekorasi di dalam rumahnya telah berubah. Bukan hanya itu saja, foto pernikahan yang terpajang di ruang tamu rumahnya pun telah tiada.
Rasanya ingin sekali dia mencakar-cakar wajah saudara tiri serta ibu tirinya. Mereka telah lancang menguasai serta merubah semua miliknya.
"Mas. Mas Davin! Mas Davin. Kamu di mana, Mas?" Teriakan Vey menggema, memanggil-manggil suaminya.
Vey memanggil manggil nama suaminya, berharap suaminya saat ini berada di rumah. Seorang asisten rumah tangga menegurnya karena Vey masuk ke rumah orang tanpa permisi. Asisten rumah tangga yang menegurnya itu tampak asing, berbeda dengan asisten rumah tangga sebelumnya.
"Hey, siapa kamu? Lancang sekali nyelonong ke rumah orang tanpa permisi."
Suara asisten rumah tangga yang menegur Vey terdengar cukup keras hingga ke telinga Renata, Retno dan juga Davin. Vey hanya melirik dengan ekor matanya.
"Hey, apakah kamu tuli?" tegurnya sekali lagi. Namun Vey tidak menanggapi. Vey tetap fokus memanggil-manggil nama suaminya.
Renata yang berada di dalam kamar ibunya pun bertanya kepada Retno ibunya, ada keributan apa di bawah sana. Retno pun juga tidak tahu, mereka pun turun ke lantai bawah untuk memastikannya. Davin yang baru keluar dari ruang kerjanya pun ikut turun karena penasaran.
Renata dan Retno berjalan menuruni anak tangga. Keduanya terkejut setelah melihat siapa orang yang berdiri tegak memandang ke arah mereka. Lebih tepatnya Vey memandang ke arah seorang pria yang berdiri di belakang saudara tiri dan ibu tirinya.
"Dasar rubah betina! Kalian berdua apakan suamiku?" Teriak Vey.
Renata dan Retno nampak gugup. Mereka mengira Vey telah mati setelah kecelakaan itu terjadi. Nyatanya dia masih hidup dan saat ini berada di hadapan mereka.
Davin menuruni anak tangga. Matanya memandang ke arah Vey dan membuat Vey merasa senang. Melihat arah pandangan Vey tertuju bukan kepadanya, Renata langsung menoleh ke belakang. Dia juga melihat Davin berdiri di belakangnya menatap ke arah Vey.
"Mas Davin!!" Sapa Vey tersenyum manis pada suaminya. Davin mengernyitkan alisnya, dia sama sekali tidak mengenal wanita yang saat ini tersenyum kepadanya.
"Siapa kamu?" Tanya Davin. Dia benar-benar tidak mengingat Vey sama sekali, hal itu yang membuat jantung Vey serasa diremas cukup kuat. Sehingga rasa sakitnya membuat dadanya terasa sesak.
Vey mencoba mengontrol dirinya, dia teringat ucapan Bagas, bahwa suaminya saat ini sedang amnesia. Wajar jika Davin tidak mengingat siapapun, yang tidak wajar adalah dua perempuan yang memanfaatkan kondisi suaminya saat ini.
Melihat keberadaan Davin di belakangnya, membuat Renata tersenyum. Renata berbisik di telinga ibunya, apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Retno memerankan peranya menjadi sosok nenek sihir yang sebenarnya.
"Siapa kamu? Kamu gak punya sopan santun nyelonong masuk ke rumah orang, ya?" Dengan angkuh, Retno bertanya pada Vey. Dia berpura-pura seolah tidak mengenal Vey.
Vey berdecak setelah melihat sandiwara ibu tirinya. Vey hanya diam tidak menanggapi sandiwara ibu tirinya. Karena melihatnya saja Vey sudah merasa muak.
"Mas Davin. Wanita itu punya niatan yang tidak baik. Dia ingin merebutmu dariku dan dia ingin menyakitiku, mas!!" Rengek Renata.
Renata tidak mau kalah dari ibunya, dia juga bersandiwara, menuduh Vey sebagai seseorang yang akan merebut Davin darinya. Tangannya memeluk lengan Davin cukup erat seolah dia tidak rela jika Vey mengambil Davin darinya. Ditambah air mata palsu sebagai pelengkap sandiwaranya demi menarik simpati Davin. Davin semakin bingung, dia merasa simpati kepada Renata dan membuatnya lebih percaya ucapan Renata.
"Bohong! Aku ini istri sahmu, mas. Dua rubah betina ini yang sebenarnya ingin memisahkan kita."
Vey tidak terima, lalu dia mengatakan kepada Davin bahwa dia adalah istri sahnya. Davin semakin bingung, karena dia tidak merasa pernah menikahi seseorang. Renata dan Retno lagi lagi menyela ucapan Vey, seolah semua ucapan Vey adalah tipuan belaka.
"Bohong! Jangan percaya ucapan wanita itu, karena semua ucapanya adalah kebohongan, Mas.Pasti kamu lebih percaya denganku, karena akulah yang selalu berada di sisimu selama ini, bukan?" Timpal Renata tidak ingin memberi celah pada Vey.
Renata memang pandai bersilat lidah, membuat Vey semakin muak karenanya. Dia adalah penyihir sebenarnya yang menyamar menjadi peri.
"Lihatlah, mas! Ini cincin pernikahan kita dan masih melingkar di jariku. Kamu juga punya cincin seperti cincin ini, mas," ucap Vey. Sayangnya cincin di jari manis Davin sudah tidak ada dan entah kemana.
Vey terus meyakinkan Davin bahwa dia benar-benar istri sahnya. Vey berjalan mencari bukti bukti pernikahan seperti album foto dan poto poto yang terpajang lainya. Dia ingin memperlihatkan kepada suaminya, agar suaminya percaya ucapannya.
Melihat Vey yang tidak menemukan bukti sama sekali, membuat Renata dan Retno menahan tawanya. Bagi mereka Vey terlalu bodoh, untuk apa Retno dan Renata menyimpan foto poto Vey bersama Davi. Tentu saja mereka lebih memilih membuang semua hal tentang Vey dan Davin. Karena poto poto itu hanya akan menghambat semua rencana mereka berdua.
"Di mana kalian membuang foto pernikahan kami?" Teriak Vey kepada dua rubah betina yang menghancurkan hidupnya.
Like daughter like mom, anak dan ibu sama saja, sama sama liciknya. Davin sudah seperti ayah kandung Vey, yang dihasut oleh saudara dan ibu tirinya. Vey tidak akan tinggal diam, cukup ayahnya yang dikuasai mereka, tidak untuk suaminya.
Semakin lama Davin muak pada tiga wanita di hadapannya. Davin berbalik badan hendak kembali ke ruang kerjanya. Teriakan Vey membuat Davin mengurungkan niatnya.
"Demi Tuhan percayalah aku adalah istrimu, Mas. Mereka pasti membuang semua poto poto kita. Aku mohon percayalah dengan ucapanku, Mas. Aku adalah istrimu, satu satunya wanita yang kamu nikahi secara sah."
"Bohong, dia bohong, mas!!" Timpal Renata dengan air mata buayanya.
Renata terus saja memotong ucapan Vey. Dia tidak mau kalah begitu saja, dia tidak akan membiarkan Davin lebih mempercayai Vey dibanding dirinya. Renata mengeluarkan air mata palsu agar Davin terus bersimpati padanya.
Vey tetap saja meyakinkan Davin bahwa dia adalah istri sahnya. Renata dan Vey seperti beradu argumen, saling memperebutkan Davin. Membuat kepala Davin semakin pusing karena dua wanita di hadapanya yang membuatnya semakin bingung.
"Diam!!"
Davin berteriak, dia ingin menyudahi perdebatan antara Renata dan Vey. Davin memanggil security yang entah di mana ketika Vey dengan mudah masuk ke dalam rumahnya. Mendengar suara Davin yang menggelegar membuat security itu segera datang ke hadapan majikannya.
"Kemana saja kamu? Bagaimana bisa orang ini masuk ke rumahku begitu saja? Usir dia dari rumahku!!" Teriak Davin memerintah. Renata dan Retno menunjukan Dominance smilenya, seolah mencibir Vey.
Seorang security yang di perintah Davin pun segera melaksanakan tugasnya. Dia mencoba menyeret Vey keluar dari rumahnya.
"Lepaskan. Aku bisa berjalan sendiri!!" Vey memberontak minta dilepaskan dan dia bisa berjalan sendiri.
"Hey, rubah betina. Nikmati sisa tawa kalian saat ini, sebelum kedok kalian terbongkar nantinya," ucap Vey sebelum melangkahkan kakinya keluar meninggalkan suami dan rumah mereka dulu.
Dengan berat hati serta membawa luka yang menganga di hatinya, akhirnya Veypun pergi. Dia begitu hancur melihat perubahan sikap suaminya kepadanya. Tetapi Vey bisa memaklumi karena sikap Davin yang seperti itu karena kondisinya yang sedang amnesia. Di tambah lagi karena hasutan dari Renata dan ibu tirinya.
Kejadian yang baru saja terjadi padanya tidak membuatnya menyerah. Vey tetap bertekad merebut kembali suami serta semua yang dimilikinya.
Dia berjalan keluar dari pintu gerbang rumahnya. Dia terus berjalan sepanjang trotoar jalan dengan membawa luka serta tangisan. Mungkin saat ini dia hanya bisa menangis, tetapi setelahnya dia berjanji akan lebih kuat dari hari ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Vey hrs nya tahan dlu jgn gegabah , kumpulin aja dlu bukti² nya.. Skrg mh kondisi suamiku lg amnesia, km mau ngmong apa jg ga bkal prcya, krna slma sakit kn yg pura² ngerawat si ulet keket tuh
2024-01-02
0
Dani Dapin
seharusnya vey & bagas yg datang tor
klau vey doang ya kalah lah
2023-07-19
1
Martis Joe gart
pingin nyantet mreka ber2
2023-07-18
2