Jonathan berdiri di ujung ruangan rapat yang luas. Ruangan tersebut dilengkapi dengan layar besar di dinding depan dan meja bundar yang dikelilingi oleh kursi kulit empuk untuk para anggota tim eksekutif. Pemandangan kota dari jendela tinggi menambah kesan elegan ruangan tersebut. Suasana di dalam ruangan terasa serius namun santai, mencerminkan atmosfer profesional yang diinginkan oleh Jonathan.
"Selamat pagi, semuanya. Terima kasih telah hadir di rapat hari ini. Pertama-tama, saya ingin mengucapkan selamat kepada tim penjualan atas pencapaian luar biasa kita bulan lalu. Kinerja yang kuat tersebut telah membantu perusahaan mencapai target pendapatan tahunan kita lebih awal dari yang diharapkan."
Plok ..plok.. plok...
"Terima kasih, Pak Jonathan. Kami berusaha untuk terus meningkatkan dan memberikan hasil yang lebih baik lagi ke depannya."
"Bagus sekali. Mari kita terus pertahankan semangat ini. Sekarang, saya ingin membahas proyek baru yang tengah berjalan. Apakah ada yang ingin berbagi perkembangan terbaru?"
"Tentu, Pak. Kami sudah selesai dengan tahap penelitian pasar dan sekarang berfokus pada perencanaan pemasaran." kata seseorang yang namanya tidak disebutkan
"Suarakan jika ada tantangan atau bantuan yang diperlukan. Kami ada di sini untuk saling mendukung."
"Pak Jonathan, saya memiliki pertanyaan tentang anggaran untuk proyek ini. Apakah ada kemungkinan untuk mengalokasikan lebih banyak dana agar kami bisa memperluas strategi pemasaran?" tanya pria itu lagi.
"Itu adalah pertanyaan yang bagus. Mari kita pelajari lebih lanjut dan pertimbangkan opsi-opsi yang memungkinkan. Anggaran tetap menjadi hal yang krusial, tetapi kami akan mencari cara untuk mendukung upaya pemasaran dengan bijaksana."
Jonathan: "Kami selalu terbuka untuk ide-ide baru yang dapat meningkatkan efisiensi dan menghemat biaya. Silakan ajukan ide Anda lebih lanjut dan mari diskusikan bersama."
Rapat berlanjut dengan presentasi, diskusi, dan pertukaran ide di antara anggota tim. Jonathan memimpin dengan bijaksana, mendengarkan masukan dari semua pihak, dan memberikan arahan yang jelas untuk mencapai tujuan perusahaan. Suasana rapat berlangsung penuh semangat dan kolaboratif, mencerminkan budaya perusahaan yang inklusif dan berorientasi pada hasil.
Beberapa waktu kemudian...
Ruang rapat yang elegan dan penuh semangat mulai terlihat kosong ketika rapat telah berakhir. Para anggota tim eksekutif meninggalkan ruangan dengan senyuman di wajah mereka, menunjukkan kepuasan dengan hasil yang dicapai. Jonathan tetap berada di ujung meja, mengambil napas dalam-dalam sambil menatap layar besar yang menampilkan ringkasan hasil rapat.
"Terima kasih atas kontribusi dan kerja keras kalian semua. Saya sangat bangga dengan kemajuan yang kita buat hari ini. Proyek baru ini semakin terarah dan kami telah mengidentifikasi solusi untuk berbagai tantangan yang dihadapi.
" Jika ada pertanyaan lebih lanjut atau masukan tambahan, jangan ragu untuk menghubungi saya atau tim manajemen. Kami ingin memastikan bahwa kita semua bergerak maju dalam arah yang tepat."Kata Jhonatan lagi.
"Pak Jonathan, saya ingin mengucapkan terima kasih atas kesempatan untuk berbagi ide-ide saya. Saya merasa didengarkan dan dihargai."
Segera semua orang membubarkan diri dan ruang rapat mulai terasa sepi ketika semua anggota tim telah meninggalkan ruangan, kecuali Sari yang menunggu di pintu. Jonathan menyadari kehadirannya dan membalikkan tubuhnya ke arahnya.
"Terima kasih telah menunggu, Sari. Kita bisa melanjutkan pembicaraan di kantorku."
"Tentu, Pak Jonathan. Saya senang melihat hasil yang memuaskan dari rapat tadi."Kata sari, asisten pribadi nya yang sudah akan pensiun ini.
Jonathan berjalan keluar dari ruangan rapat dengan Sari mengikutinya. Mereka berjalan bersama melalui koridor yang tenang, diskusi mereka meliputi rencana tindak lanjut setelah rapat.
Jonathan dan Sari tiba di ruangan kantor Jonathan setelah meninggalkan ruang rapat. Udara kantor terasa tenang dan suasana kerja yang fokus terasa hadir di sekitar mereka. Sari dengan cepat memperhatikan piring makan siang yang hanya tersentuh sedikit oleh Jonathan. Dia memilih untuk tidak bertanya tentang hal itu dan melanjutkan dengan topik lain.
"Apakah ada lagi yang bisa saya bantu, Pak Jonathan?"
Jonathan mengangkat kepalanya , dia terkadang merasa sari memang sudah layak untuk pensiun tapi mau Bahau lagi kan.
"Ah, terima kasih, Sari. Saya hanya perlu beberapa menit untuk menyelesaikan beberapa tugas yang tertunda. Tapi sebenarnya, ada sesuatu yang ingin saya diskusikan denganmu."
"Tentu, Pak Jonathan. Saya siap mendengarkan."
Jonathan memperhatikan sikap profesional Sari,ini yang sulit di cari untuk talenta muda.
"Sari, saya ingin berbicara tentang rencana strategis jangka panjang perusahaan ini. Kami perlu merumuskan langkah-langkah berikutnya dan saya ingin melibatkanmu dalam proses tersebut. Kamu telah menunjukkan dedikasi dan keahlian yang luar biasa dalam pekerjaanmu."
Sari: (tersenyum) "Terima kasih, Pak Jonathan. Saya merasa terhormat dapat ikut berkontribusi dalam merumuskan rencana strategis perusahaan ini. Saya akan meluangkan waktu dan energi untuk memastikan hasil yang maksimal."
Jonathan: "Sangat baik, Sari. Saya yakin kontribusimu akan memberikan dampak positif bagi perusahaan ini. Kita akan mengatur waktu untuk pertemuan lanjutan dalam beberapa hari ke depan untuk membahas detail lebih lanjut."
Sari: "Baik, Pak Jonathan. Saya akan menyesuaikan jadwal saya dan siap untuk pertemuan tersebut. Apakah ada hal lain yang ingin Anda diskusikan?"
Jonathan: (tersenyum singkat) "Hmm, tidak ada yang mendesak saat ini. Terima kasih atas kerjamu dan dedikasimu, Sari. Aku benar-benar menghargainya."
Sari: "Sama-sama, Pak Jonathan. Saya selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan ini."
Jonathan: (terdiam sejenak) "Sari, jika boleh aku bertanya, mengapa kamu tadi bertanya tentang kapan aku akan menikah lagi?"
Sari: (terkejut dengan pertanyaan tersebut) "Maaf, Pak Jonathan. Itu adalah pertanyaan yang kurang pantas untuk saya ajukan. Saya tidak bermaksud untuk menyentuh hal pribadi Anda."
Jonathan: (tersenyum lembut) "Tidak apa-apa, Sari. Saya menghargai kejujuranmu. Sejujurnya, aku belum berpikir tentang menikah lagi. Saat ini fokus utama saya adalah mengelola perusahaan ini dengan baik. Tetapi siapa tahu apa yang masa depan bawa, bukan?"
Sari mengangguk "Saya mengerti, Pak Jonathan. semua orang memiliki masalah masing-masing seperti saya saat ini. usia saya sudah hampir kepala lima tapi lihatlah anak saya baru saja tamat SMA, hahaha baru sekarang menyesal tidak menurut pada perintah orang tua untuk menikah lebih awal kan"
"Kita semua punya kehidupan pribadi yang berbeda, bukan?" kata Jhonatan.
di dalam perusahaan ini hanya ada sehari yang mengerti dia dan apa yang terjadi dengan urusan pribadinya. Dia menghabiskan waktu lebih dari 12 jam sehari bersama sehari bagaimana mungkin sehari tidak mengetahui dirinya secara pribadi dan tentu saja hal yang sama berlaku untuk Jhonatan.
Dia tahu apa yang terjadi di dalam kehidupan sari.
Mereka saling bertukar pandangan yang penuh pengertian dan kembali ke tugas masing-masing dengan semangat yang tinggi. Jonathan menghargai profesionalisme dan penghargaan Sari terhadap privasi pribadinya, sementara Sari tetap fokus pada pekerjaannya dengan mengedepankan kesetiaan dan dedikasinya terhadap perusahaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments