Dosen Killer

Emerald merasa pusing seketika menyerangnya, dia akan dijodohkan dengan seorang pria dan soalnya lagi semalam dirinya baru saja menjebol pertahanannya dengan pria asing.

'Bagaimana kalau kami jadi menikah dan dia langsung menceraikanku karena aku tidak perawan lagi,' gumam Em dalam hati.

Dia tahu Amerika itu bebas tapi dirinya tak tahu apakah pria itu begitu fanatik dengan keperawanan atau tidak karena jujur saja Em juga menjaga keperawanannya selama ini untuk suaminya kelak.

"Mereka keluarga baik Em, putra mereka juga sudah mapan jadi kau tak perlu khawatirkan apapun. Dia juga bisa membimbingmu," ucap sang Ibu seraya meraih tangan Em serta menatap manik mata sang putri dengan tatapan penuh permohonan agar Em mau menerima perjodohan ini.

Emerald menghela nafas panjang sebelum memberikan jawabannya yang pasti harus iya karena dia sudah berjanji tadi, tahu begitu tidak usah berjanji dulu.

"Baiklah, aku setuju."

Dan di sini lah Emerald berada. Di sebuah restoran ternama dengan menu menu mahal tersaji diatas meja yang ada di hadapannya. Gadis itu nampak anggun dan sangat cantik dengan dress berwarna hitamnya dan rambut yang digerai apalagi ditambah riasan yang flawless membuatnya kian menawan, membuat dua orang yang berada dihadapannya terus tersenyum menatapnya.

"Putri kalian cantik sekali," puji seorang wanita paruh baya yang masih sangat cantik walau usianya tak lagi muda membuat Emerald malu dipuji seperti itu oleh orang lain.

"Iya benar sekali, Emerald sangat cantik. Padahal dulu terakhir kali bertemu Em masih minum susu dan memainkan kerincingan ya."

"Hahahaha...benar sekali. Rupanya sudah lama sekali ya," jawab ayah Em yang duduk di samping gadis itu dengan gelak tawa yang menggelegar.

"Kami tak sabar membawa putri kalian yang cantik jelita ini untuk menjadi menantu kami."

Blush!

Wajah Emerald langsung merona seketika mendengar ucapan wanita yang mungkin saja sebentar lagi harus panggil dengan panggilan mama mertua.

"Aunty Maria terlalu berlebihan," jawab Emerald dengan muka merona membuat kedua orang dihadapannya itu semakin gemas saja.

"Oh iya dimana putra kalian?" tanya ibu Em seraya mengusap paha sang putri dibawah meja yang terus bergerak gerak, itu biasa dilakukan putrinya jika sedang gugup.

"Maafkan kami ya, Jonathan tadi bilang ada keperluan memeriksa tugas tugas anak anaknya."

UHUK! UHUK! UHUK!

Emerald yang sedang meminum jus jeruknya itu langsung tersedak mendengar ucapan ibu dari pria yang akan dijodohkan dengannya itu.

"Pelan pelan Em, kamu ini gimana sih," ucap ibu Emerald seraya mengusap punggung putri bungsunya itu.

"Maafkan aku. Aku hanya terkejut...apakah putra aunty... seorang dada?"

"НАНАНАНАНА."

Semua orang langsung tertawa terbahak bahak mendengarnya bahkan ibunda pria bernama Jonathan itu sampai tertawa terpingkal pingkal memegangi perutnya.

"Itulah kau sayang, Em sampai mengatai putra kita dada karena kau salah bicara. Em, Jonathan itu masih single bukan single parent," jawab ayah Jonathan.

"Tapi tadi-"

"Begini Em. Jonathan itu seorang dosen dan kami biasa menyebut semua siswanya sebagai anak anak Jo karena Jonathan selalu memberikan pelajaran dan dia juga menyayangi mereka semua" jawab ibu Jonathan seraya tersenyum manis.

"Ooo...dosen, hehe maaf ya," ucap Emerald seraya menggaruk tengkuk lehernya karena merasa malu sekali sudah mengatai pria itu sebagai seorang duda

"Tidak apa apa," jawab ayah

Jo.

"Tapi aku Familiar dengan nama Jonathan," gumam Emerald pelan namun nyatanya mampu di dengar oleh semua orang termasuk kedua orang tua Jo.

"Kau mengenal Jo?" tanya ibu Jonathan setengah tidak percaya.

"Ah tidak tidak! Maksudku di kampus aku juga punya dosen namanya juga Jonathan, tapi...dia itu jahat dan kejam sekali. Anak anak menyebut dia sebagai malaikat maut karena pria itu sangat killer, pelit nilai dan suka menghukum orang. Oh dan juga dia suka sekali mengomel."

Emerald menceritakan keburukan sosok Jonathan lain yang merupakan dosennya di kampus tempat dirinya menempuh pendidikan itu debgan semangat membara, membuat seorang pria yang sedang memegangi pintu ruangan VIP dimana keluarganya melakukan pertemuan itu langsung menghela nafas kesal.

"Mana mungkin pria itu anak aunty, Jonathannya aunty itu kan baik sedangkan Jonathan dosenku itu dosen killer," ucap Emerald seraya tersenyum manis.

Dia jadi bergidik ngeri membayangkan kalau misal jodohnya adalah pria seperti dosennya, untung saja calon jodoh ya itu pria yang baik kepada semua orang walau namanya sama sama Jonathan. Dia merasa bersyukur kepada tuhan atas nasibnya itu sampai...

"Selamat malam semuanya, maafkan saya terlambat datang karena tadi harus memeriksa tugas murid murid saya dulu. Selamat malam paman Anthony, bibi Julia dan......mahasiswaku tersayang."

***

keesokan harinya dikampus...

"Saya akhiri kelas hari ini. Kerjakan jurnal yang saya berikan dan bawa besok pagi, selamat siang!"

Semua mahasiswa yang ada di dalam kelas langsung mendesah pasrah dengan apa yang ditugaskan oleh dosen mereka itu.

"Pak Jo jahat banget deh, baru juga dijelaskan tadi udah di suruh bikin jurnal aja," ucap salah satu mahasiswa yang merasa kesal sekali dengan dosen mereka itu.

"Iya ih, memang benar sekali kalau dia itu malaikat maut! Masak baru dijelaskan sekali sudah disuruh bikin jurnal. Dia mau kita mati muda deh kayaknya ," sahut mahasiswa yang lain.

Dan masih banyak keluhan keluhan yang terdengar oleh seorang dosen killer yang belum terlalu jauh berjalan dari kelas dimana baru saja dia mengajar.

"Selamat siang pak Jo," sapa salah satu mahasiswi yang memakai pakaian begitu terbuka.

Pria bernama Jo itu hanya saja untuk membalas sapaan gadis genit itu. Pria itu langsung berlalu menjauh membuat gadis cantik tang memakai pakaian kurang bahan yang memperlihatkan pusarnya itu kesal bukan main.

"Hahaha..lagian sih ngapain ngefans sama dia. Kan kita kita udah tahu kalau dia itu malaikat maut, si dosen Killer itu nggak akan mau sama bocah kayak kita kita."

Gadis cantik itu semakin kesal bukan main saat mendengar ejekan yang dilontarkan oleh teman temannya sebab dia gagal menggaet dosen yang paling tampan di universitasnya.

Sepanjang perjalanan Jo memasang muka dingin dan datar, membuat auranya kian menyeramkan saja. Mahasiswa baru yang tidak tahu seperti apa dosen tampan berwarna campuran Jerman dan Turki itu dengan tatapan mendamba bahkan ada yang terang terangan melongo menatap betapa macho nya Jo dengan rambut hitam legam dan brewok yang membuat mereka meleleh dibuatnya.

"Ah, pak Jo tampan banget ya

."

"Iya, pak Jo vibesnya mafia mafia gitu loh. Keren banget."

Dan masih banyak lagi ocehan mahasiswa baru lainnya yang tidak akan ditanggapi oleh Jo. Pria itu berbelok memasuki ruangannya.

____&&&

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!