"Hahaha...coba buktinya, besok kamu bawa foto ciuman sama pria yang katanya mengantri untukmu itu," tantang salah satu temannya itu.
"Eh, apa apaan sih Jul—"
"OKEY! ku terima tantangan!"
Beatrice menatap tak percaya ke arah sahabatnya yang langsung menyetujui begitu saja tantangan tak masuk akal dari teman mereka itu.
"Em, kenapa di- Em! Emerald! Mau kemana?!"
Beatrice memekik dan beteriak memanggil sahabatnya itu yang kini sudah berjalan secepat kilat meninggalkan mereka semua yang mana teman temannya malah tertawa tawa saat ini. Beatrice menatap tidak suka kepada yang lain.
"Kalian itu apa apaan sih! Itu keterlaluan tahu! Masalah pasangan itu bukan hal yang bisa kalian ikut campur. Gue nyesel ikut kalian ke sini!"
Beatrice langsung menarik kekasihnya menjauh dari kedua temannya yang lain yang malah tak merasa berdosa sama sekali malah meneruskan aksi makan es krim mereka.
Hari sudah malam dan Em masih duduk di bangku taman sambil memegang sebuah es krim yang kini meleleh. Tak hanya es krimnya yang meleleh tapi air matanya juga terus saja menetes.
Gadis cantik bernama lengkap Emerald Stephany Emersson itu meratapi nasibnya yang terus saja jomblo di usianya yang hampir menginjak umur dua puluh tahun itu. Tidak ada yang menembak ya seumur hidupnya ini dan dia enjoy saja, tapi itu malah membuatnya di bully oleh teman temannya.
"Memang apa salahnya tidak punya kekasih? Toh tidak wajib juga," ucap gadis itu di sela sela tangisnya.
Kalimat itu sudah diucapkannya hampir seratus kali sejak tadi pagi duduk di sana. Di sampingnya banyak sekali sampai snack yang diwadahi menjadi satu di dalam kantong kertas. Tumpukan tisu juga nampak berserakan bahkan hampir satu kotak penuh Em habiskan untuk menghapus air matanya.
"Okey, aku nggak boleh nangis terus. Akan aku buktikan kalau banyak yang mau denganku, dia bilang foto ciuman kan?! Akan aku tabok wajahnya dengan foto ciumanku!"
Setelah membulatlan tepatnya, Emerald lantas membersihkan semua sampahnya dan setelah selesai dirinya lantas menghentikan sebuah taksi untuk menuju tempat dimana dirinha akan mendapatkan seorang pria yang pastinya bakal mau menjadi kekasihnya.
Mobil berwarna kuning itu malaju menembus padatnya lalu lintas California dan tak lama setelahnya mobil berhenti di depan sebuah gedung dengan plakat besar bertuliskan V.I.P. Emerald memberikan ongkos untuk taksi yang dan menarik nafas panjang sebelum melangkahkah kakinya masuk ke dalam gedung yang mulai ramai ketika matahari benar benar sudah hilang dan digantikan sinar rembulan itu menghentikan sebuah taksi untuk menuju tempat dimana dirinya akan mendapatkan seorang pria yang pastinya bakal mau menjadi kekasihnya.
Mobil berwarna kuning itu malaju menembus padatnya lalu lintas California dan tak lama setelahnya mobil berhenti di depan sebuah gedung dengan plakat besar bertuliskan V.I.P. Emerald memberikan ongkos untuk taksi yang dan menarik nafas panjang sebelum melangkahkah kakinya masuk ke dalam gedung yang mulai ramai ketika matahari benar benar sudah hilang dan digantikan sinar rembulan itu.
Emerald mulai masuk dan langsung disambut dengan dentuman musik yang keras dan memekakkan telinga, seketika Em langsung menutup telinganya karena musiknya sangat keras.
"Kalau sampai kakak tahu, bisa bisa diseretnya aku pulang sambil menjewer telingaku," gumamnya dengan mata yang terus melihat ke lantai dansa yang mulai ramai diisi oleh orang orang yang sibuk menari seperti cacing kepanasan itu.
Emerald akhirnya mendekat ke arah bertender yang kini sibuk menyajikan minuman untuk orang tamunya itu. Emerald duduk dan memperhatikan seorang pria tampan yang kini sedang mengocok berbagai campuran alkohol dalam gelas khusus itu sebelum menuangkannya di dalam sebuah gelas berkaki tinggi.
Setelah menyajikan cocktail untuk tamu eksklusifnya itu pria itu menghampiri Emerald yang terpaku dengan ketampanan pria itu.
"Anda mau memesan apa nona cantik?" tanya pria itu dengan tatapan yang mengerling genit, membuat Emeradl salah tingkah.
"Em...y-yang tidak terlalu keras saja," ucap Emerald dengan senyum malu malu.
Dalam hati dia juga berfikir bagaimana caranya menggaet pria tampan itu agar mau menjadi kekasihnya hanya dengan satu malam saja.
"Baiklah, tunggu sebentar okey?"
Pria tampan dengan rambut berwarna pirang dan kulit yang berwarna tan itu kini sibuk meracik minuman untuk disajikan pada Emerald dan kini setelah selesai pria itu langsung menyajikan sebuah minuman berwarna sedikit merah muda di dalam gelas berkaki tinggi ke Emerald.
"Raspberry soft Vodka untuk nona yang cantik ini."
Klaim
Emerald mulai meraih gelas berkaki tinggi itu dan nampak menimbang nimbang sebelum menegakkan minuman itu. 'Aku belum pernah minum alkohol sebelumnya. Ah tapi ya sudahlah, sekali saja tak masalah ya ucapnya dalam hati. kan?'
Dengan perlahan namun pasti Emerald menegakkan minuman itu dan dirinya langsung mengernyit merasakan rasa pahit bercampur rasa serupa rasberry mengenai indra pengecapnya. Namun lama kelamaan rasa panas langsung menjalar ditenggorokannya begitu dia menelan minuman itu.
"Ini enak," ucapnya dengan mata berbinar.
Bagai ketagihan, Emerald langsung meneguk satu gelas vodka itu dalam sekali teguk. Dan dirinya meminta untuk diberikan segelas lagi dan segelas lagi bahkan sampai gadis cantik itu mulai meracau tidak jelas.
Emerald bahkan hendak meminum satu gelas lagi sampai Tiba Tiba,
Tap!
"Berhenti minum alkohol. Apa kau tak sadar kalau kau bahkan sudah mulai mabuk?" ucap seorang pria yang merebut gelas milik Emerrald tadi.
"Hai pria tampan, kau mau menjadi pacarku tidak. Hik... aku jomblo dan dibilang teman temanku jadi mau tidak menjadi pacarku dan kita ciuman sebagai bukti kepada teman temanku nanti," ucap Em dengan sesekali cegukan dan bau alkohol langsing menguar dari mulutnya begitu dia membuka mulut.
"Berhentilah meracau tak jelas seperti itu. Kau sudah mabuk, sadarlah! Ayo aku antar kau pulang," ucap pria itu seraya menurunkan Emerald dari atas kursi bar dan seketika Emerald langsung menyambar bibir pria yang tidak dapat dilihatnya dengan jelas itu.
Cup!
Pria itu amat terkejut saat tiba tiba gadis itu menyambar bibirnya dan tanpa pria itu sadari Em menyalakan ponselnya lalu...
Cekrek!
Emerald memotret aksi ciumannya itu dengan posisi gadis itu menatap kamera dan dirinya membelakangi kamera.
"Bibirmu sangat manis tuan," ucap Em sambil mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu dan menataonya dengan wajah yang sayu dan mata yang menatap genit.
"Dasar tidak waras, kau sudah kelewat mabuk," ucap pria itu seraya berusaha menjauhkan wajah Emerald yang kini mulai mengendus endus lehernya.
"Hei gadis nakal, kenapa kau malah mengendus leherku."
Emerald tak memperdulikan pria itu dan kini malah semakin nakal saja menjilat leher sang pria yang entah bagaimana terasa sangat manis dalam indra pengecap Emerald. Em serasa menjilat es krim.
"Kau begitu manis tuan es krim, kau sangat manis seperti es krim," racau Emerald dengan suara yang mulai tidak jelas.
__&&&
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments