Oh ayolah, Em tahu ini kakaknya itu hanya terlampau menyayanginya namun ini Amerika Serikat. Semua bisa hidup bebas di sini bahkan teman temannya juga ada yg tinggal bersama kekasihnya.
[Em! Dengar tidak sih? Pulang cepat!] omel kakaknya lagi karen Emerald tak kunjung menjawab ucapannya.
"Iya iya...Em langsung pulang ," jawab Emerald sebelum mematikan ponselnya.
Gadis cantik itu lantas mencoba menggerakkan kakinya dan turun dari ranjang empuk itu dengan melilitkan bed cover kebagian tubuhnya dan berusaha melangkahkan kakinya yang terasa begitu sakit terutama dibagian selangkangannya terasa begitu nyeri, entah seberapa liar mereka bergulat semalam yang jelas kaki kaki nya terasa lemas dan tidak bertenaga.
Emerald lalu berpegangan pada tembok dan berusaha berjalan menuju kamar mandi tak memperdulikan bagian sekitar area intimnya yang begitu sakit.
"Aku butuh mandi air hangat supaya bisa segar lagi," ucap Emerald ketika akhirnya bisa meraih gagang pintu.
Ketika sampai di dalam Emerald langsung menurunkan selimutnya dan ada satu buah tanda merah samar di atas buah dadanya, tidak terlalu mencolok tapi dia yakin itu adalah bekas yang ditinggalkan pria itu.
Apalagi dirinya melihat puncak buah dadanya yang memerah dan terasa perih sekali.
"Pria sialan! Dia menggunakan ini seperti apa sampai perih seperti ini?" gerutu Emerald seraya memandang puncak dadanya yang memerah.
"Dasar sialan! pria sialan itu meninggalkanku sendirian di sini," ucap Emerald seraya melangkahkan kakinya menuju shower dan akan membasuh tubuhnya di bawah pancuran shower yang mengalirkan air hangat itu.
Setelah mandi gadis itu bergegas mencari semua pakaiannya yang untung saja tidak ada yang disobek sama sekali oleh pria sialan itu.
Ketika akan keluar dari kamar hotel Emerald menemukan sebuah sticker notes yang terletak di atas nakas dekat pintu.
"Kamar sudah kubayar, aku tak akan meminta maaf karena kau yang memulai duluan nona. Oh iya, tagihan minumanmu di club juga sudah aku bayarkan. Jadi anggap kita hanya berwenang senang okey?"
Emerald menggeram menatap tulisan yang tertera di sana, "senang senang dia bilang? Kau yang senang dasar pria sialan! Bagaimana kau bisa anggap aku senang ingat wujudmu saja aku tidak!"
Gadis cantik itu langsung meremas sticky notes itu dan memasukkan ke dalam tasnya dengan kesal. Apalagi bunyi telepon dari kakaknya kembali masuk ke dalam ponselnya.
Wanita itu langsung melangkah keluar dari kamar hotel dan langsung memesan taksi begitu sampai di depan. Dirinya baru sadar ternyata semalam menginap di dalam hotel bintang lima yang biaya menginap semalam saja bisa ribuan dolar.
"Pria itu pasti orang kaya. Makanya suka seenaknya saja, setidaknya menungguku bangun kek. Dasar tidak gentleman," gerutunya seraya masuk ke dalam taksi yang sudah dia pesan.
Setelah menempuh perjalanan selama seperempat jam lamanya akhirnya mobil sampai di depan rumah Emerald. Gadis itu keluar dari taksi dengan perasaan berdebar, dirinya menduga kalau setelah ini kakaknya akan memerahinya seperti ketika dia telat pulang sekolah dan malah main di mall.
Ceklek!
"Kemana saya kamu hah?"
Klaim
Deg!
Emerald merasa jiwanya akan keluar dari ruh-nya ketika mendengar suara sang kakak yang langsung terdengar begitu dirinya membuka pintu. Gadis itu menoleh kesamping dimana kakaknya berdiri bersandar di tembok seraya melihat kedua tangannya di atas dada.
"Menginap di rumah Bee," cicit Emerald dengan kepala menunduk tak berani menatap kakaknya yang tengah mode banteng itu.
"Sekarang masuklah, mommy dan Daddy menunggumu sejak semalam untuk membicarakan sesuatu." ucap kakaknya yang kini berjalan mendekat ke arahnya dan mengacak rambutnya. "Sudah, jangan mewek seperti itu. Kakak marah karena sayang padamu."
Em terharu dengan kakaknya yang memang selalu menyayanginya walau dalam praktiknya dia kelewatan posesif sekali.
"Membicarakan apa kak?" tanya Em disaat mereka mulai melangkah masuk ke dalam.
"Ada yang penting, dan ini sudah mendesak karena waktunya sudah mepet sekali."
Emerald terus bertanya tanya dalam hati apa yang ingin dibicarakan oleh kedua orangtuanya itu karena sepertinya sangat penting sekali jika melihat raut muka sang kakak yang sangat serius.
Ketika sampai diruang keluar mereka langsung disambut dengan wajah ibunya yang harap harap cemas, "Em! Akhirnya kau pulang juga. Darimana saja kau ini hah, membuat orang cemas saja!"
Ibunya itu langsung bangkit dan berjalan menghampirinya lalu menggandeng tangannya supaya duduk di sampingnya di atas sofa empuk berwarna abu abu itu.
"Maaf Em semalam tidak pulang, Em janji akan melakukan apapun agar kalian mau memaafkan Em" gumam Em dengan suara lirih dan kepala menunduk takut kena amuk kedua orang tuanya.
Kedua orang tuanya nampak saling berpandangan beberapa saat melihat ada yang aneh dari sang putri bungsu, namun mendengar ucapan tentang akan melakukan apapun itu membuat keduanya memiliki ide untuk hal ini.
"Kau janji akan melakukan apapun yang kami inginkan?" tanya sang ibu berpura-pura marah kali ini.
"Iyaa," jawab Em dengan suara yang lirih.
"Baiklah, Daddy dan Mommy akan memaafkanmu tapi ada syaratnya."
Emerald menghembuskan nafas pasrah karena memang sudah terlanjur berjanji akan melakukan apapun jadi sekarang dia harus menepati janjinya sekalipun harus mengikat gigi kuda nil.
Tapi bukannya langsung menjawab kedua orang tuanya itu malah diam dan saling menatap satu sama lain.
"Mom, Dad apa syaratnya,?" tanya Emerela kebingungan dengan kedua orang tuanya yang terus saja melemparkan kode dengan mimik muka mereka yang aneh.
Mereka seolah ingin mengatakan sesuatu padanya namun bingung mau memulai darimana sehingga saling lempar seperti itu sampai membuat Steve yang sejak tadi melihat tingkah mereka itupun sampai menggelengkan kepalanya.
"Dad, jelaskanlah kepada Em," ucap Steve menghentikan aksi ayah dan ibunya itu.
Mendengar ucapan kakaknya Emerald langsung merasa ada yang salah di sini apalagi kakaknya seolah tahu apa yang akan di katakan oleh kedua orangtuanya itu.
"Ekhem."
Ayah Em berdehen sebentar lalu menarik nafas panjang sebelum akhirnya membuka mulut untuk menjelaskan apa yang terjadi kepada Em.
"Em, kami akan menjodohkanmu dengan seorang pria."
"WHATTT?!"
Emerald langsung memekik terkejut mendengat ucapan sang ayah yang mengatakan akan menjodohkannya dengan seorang pria.
"No, no, no. Kalian pasti bercanda kan? Mana mungkin kalian tiba tuba menjodohkanku padahal sebelumnya biasa saja tak mengatakan apapun," ucap Em seraya terkekeh karena menganggap kedua orangtuanya hanya bercanda.
Tapi kekehannya itu langsung melemah begitu melihat raut wajah semua orang termasuk kakaknya nampak serius dan tidak ada satupun yang tertawa sepertinya. "K-kalian b-benar benar menjodohkanku," tanya Em dnegan muka tak percaya.
"Iya Em, mereka sahabat daddy dulu. Semalam mereka sudah kemari tapi kau tidak ada tapi karena anak mereka juga tak bisa datang mereka memakluminya jadi nanti malam kita akan bertemu dengan mereka lagi."
__&&&
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments