Si cantik Caca

Jam dinding masih menunjukkan pukul 7.10 pagi, namun Salma sudah rapi dengan seragam kerjanya, hari ini ia mendapatkan shift pagi bersama Mbak Manda, salah satu seniornya di apotek, sedangkan Maudy mendapatkan shift siang bersama Kak Nadin, jadilah dia harus memesan ojek online untuk mengantarnya ke apotek.

Setelah semua barang yang akan dibawa ia masukkan ke dalam tas, Salma pun keluar dan mengunci pintu kamarnya. 

"Eh, Salma udah rapih aja. Masuk pagi?" Salma memutar tubuhnya saat mendengar suara lembut Bu Rima, ia pun tersenyum dan berjalan menghampiri Bu Rima yang sedang sarapan di meja makan untuk berpamitan. 

"Iya bu, aku pamit dulu ya" ucap Salma sambil mencium tangan Bu Rima. 

"Kamu berangkat sama Maudy?" Tanya Bu Rima, beliau memang sudah mengenal Maudy, karena Maudy sering main kesini. 

"Nggak bu, aku naik ojol, Maudy dapet shift siang soalnya" jawab Salma.

"Nah, kebetulan. Aska!" Tubuh Salma seketika menegang saat Bu Rima meneriakkan nama anaknya.

"Kenapa mah?" Sosok yang dipanggil pun keluar dari arah dapur, sepertinya laki-laki itu habis mencuci tangan, karena tangannya terlihat basah. 

"Kamu jadi syuting di PIM kan hari ini?" tanya Bu Rima pada anak tunggalnya itu.

"Jadi, kenapa?" Tanya Askara yang belum menyadari kehadiran Salma karena sibuk mengeringkan tangannya dengan tisu. 

"Sekalian anterin Salma ya, apotek tempat kerjanya searah kok sama kamu" setelah mendengar ucapan Bu Rima barulah Aska mengangkat wajahnya, dan tanpa sengaja tatapannya langsung bertemu dengan Salma, Salma yang menyadari nya pun langsung mengalihkan pandangannya pada Bu Rima. 

"Eh, nggak usah bu, aku udah pesen ojol kok" seru Salma dengan cepat, dalam hati ia meminta maaf karena telah berbohong, tapi ia tidak mungkin menyetujui usulan Bu Rima, efek karena interaksi nya semalam dengan Askara saja belum hilang, masa mau ditambah lagi.

"Cancel aja, naik ojol ke tempat kamu lumayan loh, mending uangnya buat jajan" ucap Bu Rima tak ingin dibantah.

"Tapi bu-"

"Udah nggak papa, Aska nggak gigit kok. Aska buruan panasin mobilnya, nanti Salma nya keburu telat" sela Bu Rima.

Dan ya, disinilah akhirnya Salma berada, di dalam mobil mewah milik Aska. Dengan pria itu yang duduk di bagian supir, dan Salma di sampingnya. Sebenarnya tadi Salma sempat bingung harus duduk dimana, kalau duduk di belakang takut dikira nggak sopan karena Askara terkesan menjadi supirnya, tapi kalau di duduk di depan, Salma juga tidak nyaman. Namun pada akhirnya ia pun harus pasrah untuk duduk di depan karena paksaan dari Bu Rima yang tak mungkin ia tolak.

Salma mengalihkan pandangannya pada jendela mobil, kalau boleh jujur sebenarnya saat ini Salma merasa sangat gugup, bagaimana tidak? Seumur hidupnya ia tidak pernah sedekat ini dengan laki-laki yang bukan mahramnya, tanpa ada orang lain diantara mereka, benar-benar hanya berdua. Apalagi ini dengan Askara, seorang aktor terkenal yang sering ia lihat di televisi, membayangkan nya saja ia tidak pernah.

"Tempat kerja kamu yang mana?" Tanya Askara memecah keheningan, laki-laki yang saat ini tengah mengenakan kacamata hitam itu menoleh ke arah Salma yang sejak tadi tidak bersuara. 

"Di depan, sebentar lagi kok, yang pagernya warna biru" jawab Salma gugup. 

Askara pun mengangguk, dan melambatkan laju kendaraannya. 

"Yang itu?" Askara menunjuk sebuah bangunan dengan gerbang berwarna biru muda, Salma pun mengangguk membenarkan. 

Mobil mewah berwarna hitam metalik itu pun berhenti tepat di depan apotek tempat Salma bekerja, Salma yang sudah sangat gugup pun langsung melepaskan seatbelt yang melingkari tubuhnya. 

"Makasih ya mas buat tumpangannya, maaf jadi ngerepotin" ucap Salma sebelum turun dari mobil.

"Santai aja, lagian searah juga kan. Harusnya gue yang bilang makasih, makasih ya buat mie nya semalem"

***

"Yeay… aku menang!" 

Salma tersenyum mendengar seruan bocah perempuan di depannya, dengan gemas ia pun mencubit pipi cabi bocah itu dengan kedua tangannya. 

"Iya, iya Caca menang"

Dengan semangat bocah perempuan yang dipanggil Caca itu pun mengulurkan tangannya di depan Salma. 

"Mana hadiah aku?"

Sesuai perjanjian mereka di awal, Salma pun memberikan sebungkus vitamin gummy pada Caca karena telah memenangkan permainan flip bottle yang baru saja mereka lakukan. Dengan senyum lima jari Caca pun langsung membuka vitamin yang diberikan oleh Salma dan memakannya. 

Salsabilla Myesha, atau biasa di panggil Caca, gadis kecil berusia 5 tahun itu merupakan anak dari dokter gigi yang praktek di apotek tempat Salma bekerja, sejak pertama mereka bertemu entah kenapa Caca sudah langsung lengket dengan Salma, padahal dari informasi yang Salma dapatkan dari teman-temannya di apotek, sebelumnya gadis kecil itu tidak mau didekati oleh siapapun, oleh karena itu Caca sering dititipkan kepadanya saat sang ayah sedang praktek di apotek. Salma juga tidak keberatan, karena Caca merupakan anak yang menyenangkan. 

"Jangan banyak-banyak makan nya Ca, itu vitamin, bukan permen" tegur Salma saat Caca tidak mau berhenti memakan vitamin yang tadi ia berikan. 

"Iya, ini satu lagi kok" setelah memakan vitamin berbentuk strawberry di tangannya, Caca pun langsung memasukkan bungkusan sisanya ke dalam kantung bonekanya. 

"Pinter" puji Salma sambil mengelus kepala Caca. 

"Aduh, aduh, melting deh gue tiap ngeliat interaksi kalian. Cocok banget, kaya ibu sama anak" seru Maudy dari meja kasir.

Mendengar hal itu Salma pun langsung mendelikkan matanya pada Maudy. Saat ini memang sedang jam peralihan shift jadi semua karyawan berkumpul untuk menghitung pemasukan shift pagi agar saat closing nanti malam tidak ada yang salah. 

"Loh, emang bener kok. Iya kan Ca? Kamu mau nggak punya mamah kaya Kak Salma?" Tanya Maudy mengompori Caca.

"Mau… Mau… " Caca menganggukkan kepalanya dengan semangat. 

"Mod, jangan ngomong sembarangan ah, nggak enak kalo sampe kedengaran orang" ucap Salma pelan, ia heran, entah kenapa teman-temannya ini selalu saja meledek nya dengan hal-hal seperti itu, Salma kan tidak enak jika sampai terdengar oleh dokter Damar, yang merupakan ayah Caca. 

"Lagi ngobrolin apa nih, asik banget kayaknya" seru Mbak Manda yang baru selesai melayani pasien. 

"Salma mau jadi mamah nya Caca katanya," ucap Maudy sambil tertawa. 

"Eh enak aja, nggak ada ya aku ngomong gitu" bantah Salma cepat.

"Kalo iya juga nggak papa kali Sal, lumayan dapet duda ganteng"

Salma mencebikkan bibirnya karena Mbak Manda malah ikut-ikutan meledeknya. 

"Aku nggak ngomong gitu mbak, udah ah malah pada ngawur ngomong nya"

"Ka Salma nggak mau jadi mamah aku?" Tanya Caca dengan raut sendunya. 

Salma yang mendapatkan pertanyaan seperti itu pun langsung melayang kan tatapan tajamnya pada Maudy dan Mbak Manda, sedangkan yang ditatap malah semakin menahan tawa. 

"Bukan gitu Ca, maksud kakak-"

"Jadi Kak Salma mau jadi mamahnya Caca?" Seru Caca dengan raut wajah yang sudah berganti cerah.

Salma yang mendapatkan pertanyaan beruntun dari Caca itu pun kewalahan untuk menjawabnya, pasalnya Caca adalah anak yang sangat touchy, kalau ia salah menjawab, bisa-bisa dia malah menangis. 

"Siapa yang mau jadi mamahnya Caca?"

Episodes
1 Interaksi pertama
2 Si cantik Caca
3 Jadi mamahnya Caca?
4 Interaksi kedua
5 Rumor
6 Overthinking
7 Jebakan Maudy
8 Pacar Askara
9 Meet and greet Askara
10 Khawatir
11 Perhatian
12 Perhatian (2)
13 Berita mengejutkan di pagi hari
14 Huru Hara
15 Diserbu wartawan
16 Pelukan
17 Apartemen Askara
18 Menikah?
19 Setuju?
20 Hari-H
21 Malam pertama
22 Press conference
23 Bianca
24 Resign
25 Gengsi Maudy
26 Istri yang menggemaskan
27 Bukan waktu yang tepat
28 Ciuman Askara
29 Kejadian memalukan
30 Ulang tahun Caca
31 Cemburu
32 First kiss
33 Tamu tak diundang
34 Kedatangan Bianca
35 Konfirmasi
36 Masa lalu Askara
37 Second kiss
38 Rumah baru
39 Delayed first night
40 Mandi bersama
41 Perjodohan?
42 Bertemu Bianca
43 Lingerie
44 Girls time
45 Duda tua nyebelin
46 Kucing pintar
47 Kecelakaan
48 Sweet seventeen
49 Jogging
50 Berkunjung ke rumah mamah
51 Kesedihan Caca
52 Bentakan Damar
53 Tangisan Maudy
54 Maaf
55 Malam penghargaan
56 Rencana Bianca
57 Pendaftaran
58 Campus tour
59 Jadi mamahnya Caca part 2
60 Permintaan maaf Maudy
61 Field trip?
62 Perawan tua
63 Dua wanita asing
64 Tak direstui?
65 Cemburu
66 Jalan-jalan ke Mall
67 Semakin dekat
68 Istri Damar
69 Berbohong
70 Merajuk
71 Lampu hijau
72 Minta izin
73 Murka Maudy
74 Mamah Caca
75 Saya juga mau dong
76 Berbohong
77 Berbohong lagi
78 Bertemu Bella
79 Kisah Bella dan Askara
80 Tiga berandal
81 Fakta yang mengejutkan
82 Cinta
83 Pacar Hanum
84 Terpesona
85 Surat ancaman
86 Asing
87 Berubah
88 Terluka
89 Pingsan
90 Hamil
91 Menjenguk Caca
92 Caca kangen mamah
93 Doakan saja
94 Campur aduk
95 Tangisan Salma
96 Sudah move on
97 Aku suka kamu
98 Keluarga bahagia
99 Kebohongan baru
100 Drop
101 Pemandangan yang menyakitkan
102 Hancur
103 Keguguran
104 Koma
105 Menyesal
106 Prescon, lagi?
107 Menolak
108 Emosi Agam
109 Berlian yang disia-siakan
110 Berakhir
111 Mengembalikan
112 Cerai
113 Perempuan misterius
114 Curiga
115 Siapa dia
116 Apakah dia?
117 PENGUMUMAN
118 Konsekuensi
119 Kebenaran
120 Emosi Maudy
121 Keputusan
122 Gadis yang menggemaskan
123 Tertangkap
124 Bukan pelaku utama
125 Pelaku sebenarnya
126 Penangkapan
127 Kesempatan
128 Berjalan lancar
129 Berhasil
130 NEW STORY
131 Dilarang jatuh cinta
132 Surat cerai
133 Perpisahan
134 Time flies
135 Keluarga bahagia
136 Berhasil
137 S. Farm
138 Andai
139 Terimakasih
140 Semoga tercapai
Episodes

Updated 140 Episodes

1
Interaksi pertama
2
Si cantik Caca
3
Jadi mamahnya Caca?
4
Interaksi kedua
5
Rumor
6
Overthinking
7
Jebakan Maudy
8
Pacar Askara
9
Meet and greet Askara
10
Khawatir
11
Perhatian
12
Perhatian (2)
13
Berita mengejutkan di pagi hari
14
Huru Hara
15
Diserbu wartawan
16
Pelukan
17
Apartemen Askara
18
Menikah?
19
Setuju?
20
Hari-H
21
Malam pertama
22
Press conference
23
Bianca
24
Resign
25
Gengsi Maudy
26
Istri yang menggemaskan
27
Bukan waktu yang tepat
28
Ciuman Askara
29
Kejadian memalukan
30
Ulang tahun Caca
31
Cemburu
32
First kiss
33
Tamu tak diundang
34
Kedatangan Bianca
35
Konfirmasi
36
Masa lalu Askara
37
Second kiss
38
Rumah baru
39
Delayed first night
40
Mandi bersama
41
Perjodohan?
42
Bertemu Bianca
43
Lingerie
44
Girls time
45
Duda tua nyebelin
46
Kucing pintar
47
Kecelakaan
48
Sweet seventeen
49
Jogging
50
Berkunjung ke rumah mamah
51
Kesedihan Caca
52
Bentakan Damar
53
Tangisan Maudy
54
Maaf
55
Malam penghargaan
56
Rencana Bianca
57
Pendaftaran
58
Campus tour
59
Jadi mamahnya Caca part 2
60
Permintaan maaf Maudy
61
Field trip?
62
Perawan tua
63
Dua wanita asing
64
Tak direstui?
65
Cemburu
66
Jalan-jalan ke Mall
67
Semakin dekat
68
Istri Damar
69
Berbohong
70
Merajuk
71
Lampu hijau
72
Minta izin
73
Murka Maudy
74
Mamah Caca
75
Saya juga mau dong
76
Berbohong
77
Berbohong lagi
78
Bertemu Bella
79
Kisah Bella dan Askara
80
Tiga berandal
81
Fakta yang mengejutkan
82
Cinta
83
Pacar Hanum
84
Terpesona
85
Surat ancaman
86
Asing
87
Berubah
88
Terluka
89
Pingsan
90
Hamil
91
Menjenguk Caca
92
Caca kangen mamah
93
Doakan saja
94
Campur aduk
95
Tangisan Salma
96
Sudah move on
97
Aku suka kamu
98
Keluarga bahagia
99
Kebohongan baru
100
Drop
101
Pemandangan yang menyakitkan
102
Hancur
103
Keguguran
104
Koma
105
Menyesal
106
Prescon, lagi?
107
Menolak
108
Emosi Agam
109
Berlian yang disia-siakan
110
Berakhir
111
Mengembalikan
112
Cerai
113
Perempuan misterius
114
Curiga
115
Siapa dia
116
Apakah dia?
117
PENGUMUMAN
118
Konsekuensi
119
Kebenaran
120
Emosi Maudy
121
Keputusan
122
Gadis yang menggemaskan
123
Tertangkap
124
Bukan pelaku utama
125
Pelaku sebenarnya
126
Penangkapan
127
Kesempatan
128
Berjalan lancar
129
Berhasil
130
NEW STORY
131
Dilarang jatuh cinta
132
Surat cerai
133
Perpisahan
134
Time flies
135
Keluarga bahagia
136
Berhasil
137
S. Farm
138
Andai
139
Terimakasih
140
Semoga tercapai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!