Anomali Yang Terjadi

“Ahh, kenyang sekali! Padahal sehabis basket tadi, aku yakin bisa menghabiskan semuanya sekaligus.” Nine sekarang bermalas-malasan tidur di sofa yang empuk.

Aku tidak menimpalinya, fokus untuk mencuci peralatan makan.

Nine tampak membuka televisi, mulai bosan tiduran di sofa. Hujan tampak sudah beganti menjadi gerimis. Nine, kami sudah bersahabat dari kecil. Hampir setiap hari, kami ada kegiatan. Nonton bioskop, bulu tangkis, membaca buku,dan masih banyak lagi. Tubuhnya yang atletis, sering di dekat-dekatin oleh cewek. Terkadang kami terdesak oleh para fansnya, yang berkumpulan di lorong sekolah. Hanya untuk meminta tanda tangannya. Tidak heran sih, dia anak basket ‘populer’. Jangan bertanya tentang aku, aku hanya murid biasa di sekolah. Hampir tidak ada yang mencolok dariku, kecuali satu hal. Anak dari utara, sungguh julukan yang aneh. Nine sempat menjelaskannya padaku.

“Anak dari utara, kau tidak tahu maksud mereka? Kau singkat dan cuek, dalam artian kamu itu utara.” Demikian penjelasan dari Nine, jujur saja tidak membantu sama sekali.

Kembali pada masa sekarang. Aku telah menyelesaikan tugas mencuci piringku. Aku menaruhnya ke dalam lemari dan menutup keran airnya. Menuju ke sofa, tempat Nine berada. Menonton berita, itu membosankan.

“Kau belum mandi?” Tanyaku dengan heran.

“Selesai aku mandi, ayo kita ke mall. Aku bosan sekarang. Aku juga ingin membeli novel, seri kelanjutan novel horor itu belum lengkap.” Nine nyengir lebar, sembari menuju kamar mandi.

“Ohh ya, aku pinjam handukmu.”

Aku ingin protes kepadanya, tetapi dia segera menutup pintu kamar mandi. Tanpa menunggu jawaban dariku, kebiasaan. Aku memalingkan wajahku dari kamar mandi menuju televisi itu, mengamati berita terkini. Tiga menit berlalu dengan sangat lama, yang membuat aku menyenderkan punggungku di sofa. Akhirnya aku memutuskan untuk mematikan televisi itu, dan mengambil salah satu novel yang belum kuselesaikan sedari kemarin. Aku mulai tenggelam di dalam cerita novel itu. Sejenak kupandang si Olet, burung hantuku. Nampaknya cuaca dingin membuatnya tetap terlelap. Aku bercanda, dia nokturnal.

“Kau belum bersiap-siap?” Nine bertanya, sembari mengeringkan rambutnya menggunakan handukku.

Jangan khawatir, pasti akan kulaundry handuk tersebut. Oh ya, Nine bodoh itu membuatku kaget. Aku sedang memandang Olet, dan enak saja dia tiba-tiba muncul di sampingku.

Aku menatapnya dengan wajah yang kesal, lalu berkata”Sopankah begitu?”

NIne memasang wajah tidak bermasalah. Ok, akan kukerjai dia di lain waktu. Singkat cerita saja ya. Aku malas menceritakan apa yang Nine lakukan saja di apartmenku, nanti ceritanya panjang x lebar. Kami tiba di mall pukul 11. Hal pertama yang kami kunjungi, ialah toko buku. Di sana lengkap bukunya, hampir semua yang kalian ingin cari ada di sana. Termasuk buku yang Nine cari, lihatlah sekarang dia akan berpikir panjang lebar, untuk memutuskan buku apa yang akan dibeli.

“Van, aku harus membeli yang mana dulu ya? Dua-duanya direkomendasikan oleh google.” NIne bertanya kepadaku, berharap aku memberikannya solusi untuk keluar dari permasalahan ini.

“Yang ini saja.” Jawabku dengan singkat, toh cover dan tulisan yang ada di belakang buku itu lebih menarik.

“Tapi yang ini juga menarik.” Timpal Nine

Aku menunjuk kedua buku itu dan menunjuknya ke arah kasir.

Maksudku ’Kenapa tidak kau membeli kedua buku itu saja?!’

Nine mengerti isyaratku dan akhirnya dia sudah memutuskannya. Dia memang payah dalam hal ini, selalu meminta pendapatku. Bahkan disaat dia lomba basket, dia meminta pendapat dan menyuruhku mendesainkan seragam basket timnya. Menyebalkan, namun tidak masalah. Dia tidak seburuk itu, dalam hal pelajaran kau boleh beradu dengannya. Hampir setiap mata pelajaran dia berhasil mencapai 75 ke atas, kecuali IPA.Sedangkan, aku jagonya hanya di IPA. Nine sering kali menanyakanku jawabannya ketika ada pr, yang diberikan oleh sekolah. Selepas membayar buku milik Nine, kami keluar dari toko itu. Melanjutkan jalan-jalan kami di berbagai toko, yang kami ingin kunjungi. Seharian berjalan dengannya aku letih.

“Ayolah Van, sebentar lagi. Ini yang terakhir janji!” Nine berusaha meyakinkanku dengan wajah memelasnya.

“Lelah, ya lelah.” Aku tidak memedulikan omongan dan janji palsu tersebut, toh dari tadi juga dia sudah berkata ’Ini toko terakhir’ ‘Ini terakhir’

Nine diam sejenak, mungkin sedang memikirkan strategi yang ampuh untukku.”Ya sudah, aku akan membelikanmu gelato matcha. Jika kau menemaniku ke toko terakhir ini.”

Aku sebenarnya hendak menolak dengan bersusah payah, namun.

Nine kembali membuka mulutnya”Ukuran besar.”Aku mengangguk, baiklah aku tidak tahan.

Berteman dengan orang yang licik. Memanfaatkan teman dengan kelemahan mereka. Nine tahu aku suka matcha, dia memanfaatkannya dengan bijak dan licik. Aku tidak bisa menolak matcha, itu terlalu enak untuk disimpulkan rasa dan kenikmatannya.

“Enak bukan?” Tanya Nine, sembari melihatku memakan gelatoku.

“Apanya yang enak? Kau licik.” Aku menjawab NIne dengan muka ketus. Nine tertawa.

Dari sinilah keanehan itu muncul. Tiang berukuran gede itu patah, yang berada di samping Nine. Aku kaget, tidak mengira akan jatuh persis ke arah Nine. Ini terjadi secara tiba-tiba(mendadak)

Aku memperingati“Nine awas!”

Tashhh, tukk…tak…tuk…tak

Terdengar suara seperti, suara jam. Tiba-tiba semuanya berhenti. Ruangan terasa legang, sekarang tidak terdengar suara satupun. Benar-benar sirna, tidak ada keributan sama sekali. Tiang di samping Nine juga berhenti, begitu juga dengan Nine. Aku tercengang melihat kejadian ini, waktu berhenti dengan sempurna. Kekuatanku telekinesis, namun ini bukan perbuatanku. Hampir mustahil aku bisa melakukan ini, ini dilakukan oleh orang lain. Aku menoleh kesana kemari, nihil tidak ada orang di sekitarku, semua nya diam mematung. Mereka tidak bergerak dan berbicara, mematung dan membisu. Baiklah aku menaruh gelatoku di lantai.

“Rghh!” Aku mencoba memindahkan Nine dengan mendorongnya.

Nihil. Nine bahkan tidak bergerak 1 cm pun. Masih tidak putus asa, aku memberanikan diri untuk menggunakan telekinesisku di tempat terbuka. Seperti yang kubilang, telekinesis tidak bisa memanipulasi waktu. Berbeda logika dan hukum. Di saat aku kembali memikirkan cara untuk memindahkan Nine dan keluar dari anomali ini, terdengar sebuah langkah kaki.

Tak…tak…tak

Musuh? Kurasa tidak. Dia berdiri persis di depanku, hanya terpisah 5 langkah kaki. Aku menatapnya dengan penuh keheranan. Seorang remaja seumuran denganku, kini kami berpapas-papasan satu sama lain. Aku seperti mengenalnya.

“Aku tidak punya waktu yang banyak Vandra, jadi dengarkan aku baik baik. Pertama-tama, selamatkan kawanmu ketika waktu sudah kembali normal. Kedua bahaya besar kini sedang menuju kearahmu sekarang. Aku harus mengorbankan satu jalur waktu demi memperingatkanmu akan bahaya besar ini, jangan anggap remeh. Yang terakhir jaga kawan-kawanmu, karena kaulah sosok yang diramalkan oleh buku itu.”

Sehabis penjelasan orang itu, sosok itu menghilang. Tanpa memberiku kesempatan dan bernapas sejenak. Waktu kembali normal. Aku melompat ke arah Nine, mendorongnya ke sisi lain.

BAMM!

Teriakkan dan jeritan terdengar dimana-mana. Aku tidak perduli hal itu, yang penting Nine selamat.

“Vandra, kau tidak apa-apa?!” Nine tampak mengkhawatirkan diriku

Otakku masih mencerna semuanya. Orang itu mirip seseorang yang aku kenal, tapi bagaimana bisa dia menghentikan waktu? Sekarang otakku dipenuhi berbagai macam pertanyaan.

“Vandra, kau oke?” Nine memastikan sekali lagi kondisiku

“Y-ya.” Aku menjawab dengan patah-patah

Mall segera ramai oleh petugas-petugas dan orang-orang. Aku dengan buru-buru membawa Nine pergi menjauh dari sana.

‘Apa yang terjadi?’

‘Ada apa ini?’

‘Kenapa tiang ini tiba-tiba saja roboh? Mengerikan.’

Samar-samar suara petugas dan orang-orang mengecil dan hilang. Otakku masih dipenuhi kebingungan. Nine melihatku, segera mengambil keputusan. Dia bijak dalam beberapa kasus, contohnya seperti sekarang.

“Kau terlihat capek, besok sekolah. Ayo kita pulang dan beristirahat, aku akan menemanimu malam ini.” Nine berkata sembari berjalan keluar.

.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!